Anda di halaman 1dari 10

Telah

disetujui/diterima

Pembimbing
Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM PROFESI NERS

PROPOSAL
MATERNITAS
SOSIAL
Oleh :
1. Ika oktavia pratiwi, S.Kep
2. Indra pranajaya Kk, S.Kep
3. Miftahussaadah, S.Kep
4. Putri pratiwi, S.Kep
5. Ratih nabila putri, S.Kep
6. Miswanto, S.Kep
7. Ayu cahya budi, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
T.A. 2015
LAPORAN KASUS LENGKAP
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Maternitas
DAFTAR ISI
A. TEMA PROPOSAL

.............................................................

B. LATAR BELAKANG DAN

..
.............................................................

PENDAHULUAN
C. ANALISA SITUASI

..
.............................................................

D. PERMASALAHAN DALAM

..
.............................................................

MATERNITAS SOSIAL
E. SOLUSI YANG

..
.............................................................

DISARANKAN
F. TARGET OUTPUT

..
.............................................................

KEGIATAN
G. METODE PELAKSANAAN

..
.............................................................

H. STANDAR OPERASIONAL

..
.............................................................

PROSEDUR (SOP)
I. JADWAL KEGIATAN

..
.............................................................

..
DAFTAR PUSTAKA

A. TEMA PROPOSAL
Mengetahui deteksi dini kanker serviks
B. LATAR BELAKANG DAN PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan kanker yang terbanyak diderita perempuan di negara
berkembang seperti Indonesia. Di negara maju, kanker serviks menduduki urutan ke10 dan bila digabung, menduduki urutan ke-5. Insiden dan mortalitas kanker serviks di
dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu, di negara
berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat
kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Di

Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Sesungguhnya


penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan
diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru
diseluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Seperti penyakit kanker pada umumnya, kanker serviks akan menimbulkan
masalah pada kesakitan, penderitaan, kematian finansial dan ekonomi, masalah pada
lingkungan

kehidupan

dan

masalah

pada

pemerintah.

Dengan

demikian,

penanggulangan kanker serviks harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi.


Insiden kanker serviks, menurut perkiraan Departemen Kesehatan, 100 per
100.000 penduduk per tahun, sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi
seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi diantara kanker yang
ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (RSCM).
Berdasarkan distribusi umur, Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of
Gynecology and Obstetrics) tahun 1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok
umur 60-69 tahun terlihat sama banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering
ditemukan pada kelompok umur 30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II
sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering
ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta tahun 1997-1998
ditmukan bahwa stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun,
sedangkan stadium IIIB sering didapatkan pada kelompok umur 45-54 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Litaay, dkk dibeberapa Rumah Sakit di Ujung Pandang
(1994-1999) ditemukan bahwa penderita kanker rahim yang terbanyak berada pada
kelompok umur 46-50 tahun yaitu 17,4%.
Menurut distribusi tempat, Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada
negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam
dan Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga

merupakan penyakit keganasan terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada
lainnya.
Dinegara-negara maju jumlah penderita kanker mulut rahim tidaklah sebanyak di
negara berkembang, hal ini disebabkan tingginya kesadaran masyarakat untuk
mengikuti program pendeteksian dini dan pencegahan. Kematian pada kasus kanker
serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam
stadium lanjut. Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini,
kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%. Malahan
sebenarnya kanker serviks ini sangat bisa dicegah. Menurut ahli obgyn dari New York
University Medical Centre , dr. Steven R. Goldstein, kuncinya adalah deteksi dini .
Pemeriksaaan keadaan serviks seorang wanita bisa ditempuh dengan berbagai macam
cara. Misalnya saja dengan pemeriksaan pap smear, biopsi, test schiller, kolposkopi.
C. ANALISA SITUASI
Kanker serviks adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi pada wanita
diseluruh dunia, dan masih merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada
wanita di negara-negara berkembang. Di Amerika Serikat, kanker servik merupakan
neoplasma ganas nomor 4 yang sering terjadi pada wanita, setelah Ca mammae,
kolorektal, dan endometrium. Insidensi dari kanker servik yang invasif telah menurun
secara terus menerus di Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir, namun
terus meningkat di negara- negara berkembang. Perubahan epidemiologis ini di
Amerika Serikat erat kaitannya dengan skrining besar-besaran dengan Papanicolaou
tests (Pap smears).
Semua wanita berisiko untuk terserang kanker serviks. Namun beberapa faktor
risiko yang dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker serviks antara lain umur,
wanita yang berumur 35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual rawan
terserang kanker serviks. Umur pertama kali Faktor Resiko Terjadinya Lesi Prakanker
Serviks Melalui Deteksi dengan Metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
berhubungan seksual juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks, sekitar

20% kaner serviks dijumpai pada wanita yang aktif berhubungan seksual sebelum
umur 16 tahun. Jumlah pasangan seksual turut berkontribusi dalam penyebaran
kanker serviks, semakin banyak jumlah pasangan seksual maka semakin meningkat
pula risiko terjadinya kanker serviks pada wanita tersebut. Frekuensi kehamilan juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks karena memiliki riwayat infeksi
didaerah kelamin.
Wanita yang sibuk dan sering mengkonsumsi makanan cepat saji juga menjadi
risiko kanker serviks. Selain itu penggunaan pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang
lama juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, oleh karena itu memilih
responden wanita pada kelompok ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah di SLB
Karya Ibu. Pada tanggal 12 Oktober 2015 didapatkan bahwa masih banyaknya ibuibu yang belum terpapar dengan informasi kesehatan khususnya yang berkaitan
dengan kanker serviks.
D. PERMASALAHAN DALAM MATERNITAS SOSIAL
Hasil survei awal didapatkan bahwa banyak jumlah ibu-ibu yang mengantar anaknya
dan dari wawancara didapatkan bahwa banyak ibu yang tidak tahu secara detai
mengenai kanker serviks,kebanyakan ibu-ibu hanya menjawab bahwa kanker serviks
adalah kanker rahim. Melalui wawancara mendalam didapatkan bahwa ibu tidak tahu
bagaimana cara mendeteksi dini kanker serviks, sedangkan deteksi dini sangat
penting untuk mencegah keganasan kanker, dan juga semakin cepat terdeteksi maka
semakin cepat ditangani dan kemungkinan untuk sembuh sangat tinggi.
E. SOLUSI YANG DISARANKAN
Deteksi dini kanker serviks konsep IVA test
a. Pengertian
IVA test adalah salah satu test untuk mengidentifikasi lesi pre kanker.
Dengan cara memberikan usapan pada leher rahim dengan asam asetat 3-5 % lalu
hasilnya diamati dengan mata telanjang selama 20-30 detik (Ikrob Didik Irawan,
2010). IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi
visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (Ayurai, 2010) Lesi pra kanker di

leher rahim akan terlihat secara temporer berwarna lebih putih dari sekitarnya
setelah diusap dengan asam asetat yang disebut aceto white epitelium (WE)
b. Kelebihan Metode IVA
a) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
b) Bahan dan alat yang sederhana dan murah.
c) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi.
d) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan
oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua
tenaga medis terlatih.

e) Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.


f) Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana.
c. Syarat IVA Test
a) Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b) Tidak sedang datang bulan/haid
c) Tidak sedang hamil
d) 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
d. Pelaksanaan Pemeriksaan IVA
a) Pasien berbaring diatas meja periksa dalam posisi lithotomi
b) Dipasang spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas
c) Sumber cahaya dari belakang berupa lampu sorot 100 watt diarahkan kedalam
d)
e)
f)
g)

lubang vagina sehingga serviks tampak jelas terlihat


Asam asetat (3-5%)
Swab-lidi berkapas
Sarung tangan
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%.
Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto
white epithelum . Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat dilihat
perubahan yang terjadi pada serviks, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan

biopsi untuk IVA test positif.


h) Hasil temuan IVA dicatat pada status pasien.

The American Cancer Society menyarankan pemeriksaan ini dilakukan rutin


pada wanita yang tidak menunjukkan gejala, sejak usia 20 tahun atau lebih,
atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual sudah aktif. Pemeriksaan
dilakukan 2 kali berturut-turut dan bila negatif, pemeriksaan berikutnya paling
sedikit setiap 3 tahun sampai berusia 65 tahun. Pada wanita risiko tinggi atau
pernah mendapat hasil abnormal harus diperiksa setiap tahun. Frekuensi yang
lebih sering tidak menambah faedah.
e. Kategori Pemeriksaan IVA
a) IVA negatif . Serviks dalam keadaan normal, tidak ada perubahan warna atau tidak
muncul plak putih. Serviks berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur.
b) IVA radang. Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip
serviks).
c) IVA positif. Ditemukan bercak putih dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak
mengilap yang terhubung (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi
sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini
mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau
kanker serviks in situ). Pada tahap ini, akan dilakukan krioterapi. Tindakan
pengobatan memakai alat krioterapi dengan cara pendinginan agar terjadi pembekuan
untuk menghancurkan sel yang tidak normal.

d) IVA- Kanker serviks dengan kriteria klinis pertumbuhan massa seperti kembang kol,
yang mudah berdarah atau luka bernanah. Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan
temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

F. TARGET OUTPUT KEGIATAN


1. Evaluasi Struktur
a. Jumlah peserta lebih dari 80%
b. Perlengkapan memadai
c. Mahasiswa yang hadir 100% dan anggota kelompok menjalankan tugas sesuai
dengan job description
2. Evaluasi Proses
a. Peserta aktif dalam pertemuan

b. Alat atau media berfungsi memadai


c. Waktu sesuai dengan alokasi
d. Mahasiswa terlibat aktif sesuai dengan perannya masing-masing.
e. Peserta aktif dalam diskusi
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan:
a. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kanker serviks
b. Memahami pengertian, mengenai deteksi dini kanker serviks
G. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang dilakukan dengan cara ceramah, pembagian leaflet dan
pemberian informasi langsung kepada ibu tetang deteksi dini kanker serviks.
H. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Adapun Standar Operasional Prosedur yaitu:
1. Alat dan Bahan
a. Leaflet, flipchart
b. Alat tulis

2. Persiapan Mahasiswa
Mahasiswa melakukan SAP
3. Persiapan Kerja
a. Mempersiapkan tempat dan sarana dalam melakukan penyuluhan tentang
deteksi dini kanker serviks
b. Melakukan identifikasi pada ibu-ibu
c. Mempersiapkan materi dan alat bantu penyuluhan serta mempelajari materi
yang akan disampaikan.
4. Cara Pelaksanaan
a. Pembukaan, penjelasan tujuan penyuluhan dan materi pokok yang akan
disampaikan selama 5 menit
b. Pre test, penyampaian materi dan metode deteksi dini kanker serviks selama
kurang lebih 30 menit.
c. Melakukan evaluasi dari hasil penyuluhan
d. Melakukan evaluasi kepada ibu
e. Mencatat hasil evaluasi pada laporan hasil kegiatan kelompok.
I. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan
Survey lokasi
Pengambilan data

sekunder
Pembuatan proposal, izin

Hari dan Tanggal kegiatan (12-18 Oktober 2015)


2
3
4
5
6
7

akademik & izin lokasi


kegiatan
Pembuatan Undangan
Membagikan undangan
Persiapan alat dan bahan

intervensi kegiatan
Intervensi kegiatan
Evaluasi kegiatan
Pembuatan Laporan

Hasil

DAFTAR PUSTAKA
1. Evennett, Karen. 2004. Pap Smear : Apa Yang Perlu Anda Ketahui?. Jakarta :
Arcan
2. Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor
3. Dwikarya, Maria. 2004. Menjaga Organ Intim. Jakarta : Kawan Pustaka
4. American Cancer Society. 2012. Cervical Cancer. At lanta. American Cancer
Society.
5. Sogukopinar, N., et all. 2003, Cervical Cancer Prevention and Early Detection,
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Vol 4;15-21.
6. Martaadisoebrata, D. Carcinoma cervix. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.
1981; 127 140.
7. Wiknjosastro, H.,et all. (editor). Serviks Uterus. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2009;380-387.

8. Cunningham FG. Mcdonald PC. Karsinoma serviks. Obstetric Williams. Edisi 21.
Vol 2. Jakarta. EGC. 2007;1622-1625.
9. Norwitz, E., Schorge, J. Kanker Serviks. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Edisi
kedua. Jakarta : Erlangga 2008; 62-63.

Anda mungkin juga menyukai