Anda di halaman 1dari 9

ASKEP HEMOROID

A.
1.

BIODATA
Identitas Klien
Nama
: Ny. R
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 55 Tahun
TTL
: 15 Oktober 1961
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Indonesia
Pendidikan
: SD
Alamat
: Jl. Kalimantan 1 No 8, Sumbersari, Jember
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah anus
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RS dr. Soebandi tanggal 29 Maret 2016, saat di IGD klien mengeluh berak
darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya seperti ditususk-tusuk dengan skala 6.
Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi
pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
Data Subjektif dan Data Objektif yang dapat dikaji oleh perawat antara lain:
a. Data Obyektif
Pada hemoroid eksterna, umumnya pasien mengeluh
1) Adanya rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah anus
2) Adanya rasa gatal pada daerah anus
3) Adanya pembengkakan pada pinggir anus (penonjolan yang keluar dari anus)
4) Adanya pengeluaran lendir yang berlebihan pada anus.
Pada hemoroid interna, umumnya pasien mengeluh:
a) Adanya darah segar menetes dari anus
b) Adanya feces yang keluar bercampur dengan darah segar
Selain itu, data subyektif lain yang mungkin muncul antara lain :
a) Pasien mengungkapkan pola sexual yang dialami
b) Pasien mengatakan bab yang keras ataupun mengatakan bab encer terus
menerus dalam waktu lama
c)
Pasien mengungkapkan pola dietnya (Makanan yang kurang berserat) dan
kurang minum air.
d) Pasien mengungkapkan tentang aktifitas sehari-hari (apakah pekerjaannya
mengharuskan pasien untuk banyak duduk atau berdiri lama).
e)
Pasien mengungkapkan riwayat penyakit yang pernah dialami seperti
pembesaran prostat bagi laki-laki dan riwayat persalinan pada wanita.
f)
Pasien mengungkapkan ketidaktahuannya tentang penyakit yang sedang
dialaminya.
b. Data obyektif
1) Tampak adanya tonjolan/massa yang keluar pada daerah anus (prolaps)
2) Anus tampak kemerahan/iritasi dan tampak adanya pruritus
3) Adanya darah segar yang keluar menetes dari anus
4) Tampak adanya mukus/lendir bahkan pus yang keluar dari anus.

5)
6)
7)
8)

Adanya strangulasi pada daerah anus


Pasien tampak pucat, conjunctiva pucat
Pasien tampak meringis dan sulit saat berjalan maupun duduk
Pasien tampak gelisah dan cemas

3.

Riwayat kesehatan masa lalu


Klien pernah dirawat di RS sebelumnya, dengan diagnosa KLL, 10 tahun yang lalu. Klien
tidak memiliki alergi dan tidak suka minum kopi.

C.
1.

POLA KEGIATAN SEHARI HARI


Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari.
Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung.
Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas
sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk.
Minum 5-6 gelas sehari
Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras, warn adan bau
khas, ada darahnya. BAK 5 8x/ hari
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras,campur
darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari .
Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 08.00 WIB tanpa ada gangguan.
Selama sakit klien tidur malam tidak ada gangguan, siang juga sama.
Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan suaminya di
sawah.
Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya
karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat.
Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan pola
pokir serta orientasi.
Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan keperawatan dan
pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera pulang ke rumah dan berkumpul
dengan keluarganya kembali

2.

3.

4.
5.

6.
7.

8.

Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya membantu suami di
sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-anaknya karena selama sakit mereka
bergantian untuk menunggu dan menjaganya.
9. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdoa untuk
kesembuhannya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Keadaan umum

b.
c.
1.
2.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k
l.
m.
n.
o.

Kesadaran
Tanda-tanda vital
TD : 130/80
N
: 88x/ menit

3. S : 36C
4. RR : 24x/menit

Pemeriksaan head to toe


Kepala
Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
Mata
Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik,
konjungtiva anemis
Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
Telinga
Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
Mulut
Gigi, gusi, dan lidah bersih
Leher
Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
Thorax dan Paru
Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi
18x/menit
Jantung
Normal, tidak ada keluhan
Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada keluhan
Ginjal
Normal, tidak ada keluhan
Genetalia
Klien mengatakan tidak ada keluhan
Musculoskeletal
Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah
normal, tidak ada nyeri tekan.
Integument
Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang.
Anus
Anus kemerahan

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). Pada pemeriksaan
colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di

dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat
besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis
pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

a. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.


Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop
dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.

b. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan
fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

c. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.


Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan, imunitas
tubuh primer menurun
3. PK: Perdarahan
4. Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan berhubungan dengan
kurang paparan sumber informasi
5. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya, nyeri
6. Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
1

Tujuan

Nyeri Akut b/d agen Setelah dilakukan


injuri

fisik

(insisi askep . jam

Intervensi
Manajemen nyeri :

pembedahan)

tingkat
kenyamanan klien
meningkat, nyeri
terkontrol dengan
KH:
1. klien
melaporkan
nyeri
berkurang,
skala nyeri 2-3
2. Ekspresi wajah

a. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk


lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak
nyamanan.
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
klien sebelumnya.
d. Berikan lingkungan yang tenang
e. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
f. Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi

nyeri.
g.
Berikan analgetik untuk mengurangi
tenang & dapat
nyeri.
istirahat, tidur.
h.
Evaluasi
tindakan
pengurang
3. v/s dbn (TD
nyeri/kontrol nyeri.
120/80 mmHg,
i. Kolaborasi dengan dokter bila ada
N:
60-100
komplain tentang pemberian analgetik
x/mnt, RR: 16tidak berhasil.
20x/mnt).
j. Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :.
a. Cek program pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
b. Cek riwayat alergi.
c. Tentukan analgetik pilihan,

rute

pemberian dan dosis optimal.


d. Monitor V/S
e. Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
f. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.

Risiko infeksi b/d

Setelah dilakukan

Konrol infeksi :

adanya luka operasi,

askep . jam tidak

a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai

imunitas tubuh

terdapat faktor

menurun, prosedur

risiko infeksi dg

pasien lain.
b. Batasi pengunjung bila perlu.
c. Anjurkan keluarga untuk cuci tangan

invasive

KH:
1. bebas

sebelum dan setelah kontak dengan


dari

gejala infeksi,
2. angka
lekosit
normal
11.000)
3. V/S dbn

(4-

klien.
d. Gunakan sabun anti microba untuk
mencuci tangan.
e. Lakukan cuci tangan

sebelum

dan

sesudah tindakan keperawatan.


f. Gunakan baju dan sarung tangan sebagai
alat pelindung.
g. Pertahankan lingkungan yang aseptik
selama pemasangan alat.
h. Lakukan perawatan luka dan dresing
infus,DC setiap hari.
i. Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan
yang adekuat
j. berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
a. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal.
b. Monitor hitung granulosit dan WBC.
c. Monitor kerentanan terhadap infeksi.
d. Pertahankan teknik aseptik untuk setiap
tindakan.
e. Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
f. Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
g. Ambil kultur jika perlu
h. Dorong klien untuk intake nutrisi dan
cairan yang adekuat.
i. Dorong istirahat yang cukup.
j. Monitor perubahan tingkat energi.
k. Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan.
l. Instruksikan
klien

untuk

minum

antibiotik sesuai program.


m. Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan

gejala infeksi.
n. Laporkan kecurigaan infeksi.
3

Kurang pengetahuan

Setelah dilakukan

ttng penyakit,

askep .... jam,

perawata,pengobata

pengetahuan klien

Teaching : Dissease Process


a. Kaji

tingkat pengetahuan klien dan

keluarga tentang proses penyakit


meningkat. Dg KH: b. Jelaskan tentang patofisiologi penyakit,

Nya b/d kurang

1. Klien/klg

paparan terhadap

mampu

informasi,

menjelaskan

keterbatasan kognitif

kembali apa
yang dijelaskan
2. Klien /klg
kooperative saat
dilakukan
tindakan

tanda dan gejala serta penyebabnya


c. Sediakan informasi tentang kondisi klien
d. Berikan informasi tentang perkembangan
klien
e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau kontrol proses penyakit
f. Diskusikan tentang pilihan tentang terapi
atau pengobatan
g. Jelaskan
alasan

dilaksanakannya

tindakan atau terapi


h. Dorong klien untuk menggali pilihanpilihan

atau

memperoleh

alternatif

pilihan
i. Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
j. Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
k. Gali sumber-sumber atau dukungan yang
ada
l. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda
dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan

Sindrom defisit self

Setelah dilakukan

care b/d kelemahan,

asuhan

nyeri, penyakitnya

keperawatan .
jam klien mampu
Perawatan diri

Bantuan perawatan diri


a. Monitor kemampuan pasien terhadap
perawatan diri
b. Monitor kebutuhan

akan

personal

dengan indicator
1.

Pasien

dapat

melakukan
aktivitas seharihari

(makan,

berpakaian,

kemapuan untuk merawat diri


d. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
e. Anjurkan klien
aktivitas

untuk

melakukan

sehari-hari

sesuai

kemampuannya
f. Pertahankan aktivitas perawatan diri

kebersihan,
toileting,
2.

hygiene, berpakaian, toileting dan makan


c. Beri bantuan sampai klien mempunyai

ambulasi)
Kebersihan diri
pasien

secara rutin
g. Evaluasi kemampuan

dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari.


h. Berikan reinforcement positip atas usaha
yang

terpenuhi

klien

dilakukan

dalam

melakukan

perawatan sehari hari.

PK: Perdarahan

Setelah dilakukan

a. Pantau tanda dan gejala perdarahan post

askep . jam

operasi
b. Monitor V/S
c. Pantau laborat Hb, HMT. AT
d. kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi

perawat akan
menangani atau
mengurangi

perdarahan (hb < 10 gr%)


e. Kolaborasi dengan dokter untuk

komplikasi dari
pada perdarahan

terapinya
f. Pantau daerah yang dilakukan operasi

dan klien
mengalami
peningkatan Hb/>
10 gr %
6

Resiko konstipasi

Setelah

dilakukan Konstipation atau impaction management

berhubungan dengan

perawatan

obstruksi post

selama

pembedahan

pasien

....

mengalami
konstipasi
Dg KH::

jam

Aktifitas:

tidak a. Monitor tanda dan gejala konstipasi


b. Monitor pergerakan usus, frekuensi,
konsistensi
c. Anjurkan pada pasien untuk makan
buah-buahan yang mengandung serat

Pasien mampu:
1. B.A.B lembek
2. Ps menyatakan
B.A.B

lembek

tinggi
d. Anjurkan an ajarkan mobilisasi bertahap
e. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan
intake nutrisi dan cairan dan berikan
education pentingnya nutrisi u/

kesembuhan lukanya
mampu f. Evaluasi intake makanan dan minuman
g. Kolaborasi medis untuk terapinya
mengontrol
dan

B.A.B
3.Mempertahanka
n pola eliminasi
usus tanpa ilius

Anda mungkin juga menyukai