Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi yang dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar X, cetakan gigi serta rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya. Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang berbeda, bahkan kembar identik sekalipun. Pada kasus jenasah yang sulit dikenali, identifikasi dengan sarana gigi dilakukan dengan cara membandingkan antara data gigi yang diperoleh dari pemeriksaan yang diperoleh dari pemeriksaan gigi orang/jenasah tak dikenal (data postmortem) dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya dari orang yang diperkirakan (data antemortem). Identifikasi dengan cara membandingkan data ini akan memberi hasil identifikasi sampai pada tingkat individual, yaitu dapat menunjukkan siapa orang yang diidentifikasi tersebut. Data gigi yang pernah dibuat sebelumnya (data antemortem) merupakan syarat utama yang harus ada apabila identifikasi dengan cara membandingkan akan diterapkan. Data-data antemortem tersebut antara lain : 1. Dental record, yaitu keterangan tertulis berupa odontogram atau catatan keadaan gigi pada pemeriksaan, pengobatan atau perawatan gigi. 2. Foto rontgen gigi 3. Cetakan gigi 4. Prosthesis gigi atau alat orthodonsi 5. Foto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi 6. Keterangan atau pernyataan dari orang-orang terdekat. Data-data postmortem yang perlu dicatat pada pemeriksaan antara lain : 1. Gigi yang ada dan yang tidak ada. Bekas gigi yang tidak ada apakah baru atau lama 2. Gigi yang ditambal, jenis bahan dan klasifikasi tambalannya 3. Anomali bentuk dan posisi gigi 4. Karies atau kerusakan gigi yang ada 5. Gigi molar ketiga sudah tumbuh atau belum. Restorasi gigi merupakan bagian perawatan gigi yang tidak mudah hancur, tahan terhadap trauma mekanis, kimia serta tahan terhadap panas. Restorasi gigi memiliki bentuk ciri khas tersendiri dan tidak memiliki kesamaan pada setiap individu, sehingga dapat membantu mempercepat proses identifikasi meskipun data gigi tidak lengkap atau akurat. Kendala yang sering terjadi dalam proses identifikasi melalui sarana gigi, yaitu minimnya data antemortem. Keadaan ini
kemungkinan disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
perawatan gigi, sehingga dampaknya pada jumlah pembuatan rekam medis sedikit sekali di Indonesia.
Pemeriksaan lubang pada tubuh jenasah
Pemeriksaan ini meliputi apa yang keluar dari lubang-lubang tubuh, pada hidung, mulut, telinga, lubang kemaluan dan anus. Pada pemeriksaan hidung dilihat apakah ada darah yang keluar dari kedua lubang hidung, penilaian dilakukan setelah menekan dinding dada dan melihat adanya benda lain yang keluar atau tidak. Identifikasi bentuk maupun kelainan yang didapat serta adakah tanda-tanda kekerasan yang ditemukan Pada pemeriksaan mulut dilihat apakah ada darah, cairan, muntahan atau kemungkinan adanya benda asing (kasus penyumbatan) pada rongga mulut. Identifikasi bentuk maupun kelainan yang didapat serta adakah tanda-tanda kekerasan yang ditemukan. Pada pemeriksaan telinga dilihat apakan ada darah, cairan atau benda asing pada kedua lubang telinga. Identifikasi bentuk maupun kelainan yang didapat serta adakah tanda-tanda kekerasan yang ditemukan. Pada pemeriksaan lubang kemaluan identifikasi bentuk maupun kelainan yang didapat serta adakah tanda-tanda kekerasan yang ditemukan baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada jenasah laki-laki periksa : 1. Penis sudah disirkumsisi atau belum 2. Adakah kelainan bawaan (epispadia, hipospodia, phimosis, dll). Pada jenasah perempuan periksa : 1. Selaput dara dan komisura posterior 2. Pemeriksaan laboratorium terhadap cairan vagina/sekret liang senggama. Pemeriksaan anus identifikasi bentuk maupun kelainan yang didapat serta adakah tanda-tanda kekerasan yang ditemukan, bila merupakan korban sodomi anus berbentuk corong, selaput lendir lapisan epitel gepeng.