Anda di halaman 1dari 21

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016

UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

2016
INSTALASI POMPA
IRIGRASI (Irrigation
Pipeline)

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

TIM I KKN UNDIP


2016
DESA BUMIHARJO

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air adalah kebutuhan dasar kehidupan

manusia yaitu untuk minum,

kesehatan dan produksi pangan, juga sebagai bahan baku bagi keperluan ekonomi
modern, seperti tenaga, sanitasi, transportasi, dan pabrik. Air tidak saja memberikan
kehidupan, tetapi setiap yang hidup akan selalu mengandung air (Amin dan Susanti.
2005). Air adalah komponen utama penyusun jasad hidup baik hewan,
tumbuhan maupun manusia.

Peranan air bagi tanaman pada proses fisiologis

sangat menonjol, yaitu sebagai bahan utama fotosintesis, melarutkan dan mengang'kut
hara dari dalam tanah ke tanaman, serta menjaga tekanan turgor (Irianto et al.
1997). Pasandaran (1996) melaporkan bahwa dalam 'International

Conference on

Water and the Environment' di Dublin 1992, ada em pat hal yang diperhatikan
dalam pembangunan pengairan: a) Air tawar merupakan sumberdaya yang terbatas
dan rawan, b) Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air (SDA) hendaknya
bersifat partsipatif yang melibatkan pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di
berbagai tingkat, c) Adanya peranan wanita yang sentral dalam penyediaan,
pengelolaan dan penyelamatan

SDA, dan d) Air mempunyai nilai ekonomi dalam

berbagai penggunaan dan harus dilihat sebagai komoditi ekonomi.


Peranan air di lahan kering sangat penting, pengaruh langsung bagi tanaman
antara lain jaminan keberhasilan

produktivitas tanaman atau mengurangi

resiko

gagal panen. Pengaruh tidak langsung bagi tanaman antara lain, air akan
menurunkan suhu tanah, meningkatkan kelembaban, mendorong gerakan

panas

lebih merata sehingga memberikan kondisi iklim yang lebih nyaman bagi tanaman
(Rozari, 1985). Dalam pertanian airtidak hanya menentukan produktivitas tanaman,
tetapi juga intensitas dan luas areal tanam potensial setiap lahan. Potensi pasokan atau
ketersediaan air di suatu wilayah dapat diperkirakan dari besarnya curah hujan. Curah
hujan yang jatuh di permukaan bumi akan terbagi menjadi air permukaan dan airbumi,
setelah dikurangi deplesi akibatevaporasi

langsung. Air permukaan diduga berasal

dari hubungan regresi antara hujan dengan limpasan yang diperoleh dari jeluk
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
aliran atau debit sungai

masing-masing

wilayah,

sedangkan

air bumi diduga

menggunakan peta hidrogeologi yang memperhitungkan nilai imbuhannya terhadap


curah hujan. Sekitar 65,9% air hujan terimbas menjadi air permukaan (Pawitan,
1998). Sentuk air permukaan terdistribusi sebagai debit aliran kumulatif sungai,
tertampung di waduk, danau, em bung dan sebagainya.
Solusi teknis yang operasional dalam pendayagunaan SDA, menurut Irianto
(2005) adalah peningkatan

efisiensi,

nilai tambah

dan daya saing air untuk

mendukung sistem produksi pertanian. Teknologi iriqasi modern, seperti irigasi tetes
(drip and sprinkle irrigation) dan irigasi pipa yang berbasis komponen lokal perlu
diadaptasikan, agar kontribusi SDA terhadap sistem produksi pertanian dan
derivatnya dapat dioptimalkan. Teknologi bendung saluran adalah salah satu bentuk
modifikasi fungsi produksi air di mikro DAS dengan cara membendung

parit,

sekaligus menampung (reservoir) dan mendistribusikannya. Hal ini akan mengurangi


dampak negatif akibat kelebihan air pada musim hujan dan kekurangan air pada musim
kemarau.
Teknik irigasi pipa untuk memanfaatkan air permukaan merupakan suatu
inovasi rekayasa jaringan irigasi di lahan kering untuk mengoptimalkan fungsi air
permukaan, tampungan air sementara seperti embung, cekungan sungai maupun dari
sumur ladang. Teknologi ini merupakan

inovasi yang melibatkan efisiensi'air dan

kebutuhan tanaman, manusia, perikanan maupun peternakan.


1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari instalasi pompa irigasi ini yaitu:
a. Mengetahui prinsip kerja pompa pada irigasi
b. Mengetahui gaya-gaya yang bekerja dalam sistem
c. Mengetahui rumus atau perhitungan dasar dari installasi pompa irigasi

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Irigrasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan
irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan
tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak
sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek). Proses-proses utama yang
menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi tanah hanya
dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air.

Oleh karena itu, tepat kalau

dikatakan air merupakan sumber kehidupan.


Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan
irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat
persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain
dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai
kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
2.2. Jenis-jenis Irigrasi
Ada 4 jenis irigasi yang banyak ditemui saat ini yaitu:
1. Irigasi permukaan (surface irrigation)
Irigasi permukaan merupakan jenis irigasi paling kuno dan pertama di dunia.
Irigasi ini dilakukan dengan cara mengambil air langsung dari sumber air terdekat
kemudian

disalurkan

ke

area

permukaan

lahan

pertanian

mengggunakan

pipa/saluran/pompa sehingga air akan meresap sendiri ke pori-pori tanah. Sistem irigasi
ini masih banyak dijumpai di sebagian besar masyarakat Indonesia karena tekniknya
yang praktis.

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 2.1 Irigasi Permukaan


2. Irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation)
Irigasi bawah permukaan adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meresapkan
air ke dalam tanah dibawah zona perakaran tanaman melalui sistem saluran terbuka
maupun dengan pipa bawah tanah.

Gambar 2.2 Irigasi Bawah Permukaan


3. Irigasi pancaran (sprinkle irrigation)
Irigasi pancaran adalah adalah irigasi modern yang menyalurkan air dengan
tekanan sehingga menimbulkan tetesan air seperti hujan ke permukaan lahan pertanian.
Pancaran air tersebut diatur melalui mesin pengatur baik manual maupun otomatis.
Sistem ini banyak digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, New
Zealand dan Australia. Selain untuk pengairan, sistem ini juga dapat digunakan untuk
proses pemupukan.

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 2.3 Irigasi Pancaran


4. Irigasi tetes (drip irrigation)
Irigasi tetes adalah sistem irigasi dengan menggunakan pipa atau selang
berlubang dengan menggunakan tekanan tertentu yang nantinya air akan keluar dalam
bentuk tetesan langsung pada zona perkaran tanaman.

Gambar 2.4 Irigasi Tetes


2.3. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang dapat merubah energi mekanis motor
penggerakmenjadi energi gerak air untuk dialirkan ke suatu tempat tertentu.

Di

bidang pertanian pompa diperlukan untuk mengangkat air dari sumbernya ke lahan
yang disebut dengan irigasi, dan membuang kelebihan air dari lahan pertanian
yang dikenal dengan istilah drainasi.
2.4. Komponen utama sistem pemompaan
Agar sistem irigasi dan drainase dapat berfungsi dengan baik, diperlukan
komponen- komponen berupa (1) pompa, (2) motor atau mesin penggerak, (3)
pipa dan keleng- kapannya, (4) katup dan kelengkapannya.
1. Pompa
Pompa merupakan bagian utama dari suatu sistem irigasi dan drainasi
yang berfungsi merubah energi mekanis motor penggerak menjadi energi gerak
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
untuk

memindahkan

air dari suatu tempat ke tempat lain sesuai dengan yang

diperlukan.
2. Motor atau mesin penggerak
Motor atau mesin penggerak adalah alat yang berfungsi memberikan tenaga
kepada pompa untuk memindahkan air. Ada beberapa jenis motor penggerak pompa,
yaitu;
a. Motor listrik yaitu motor penggerak yang membutuhkan energi listrik
sebagai sumber tenaga,
b. Motor bensin yaitu motor penggerak yang membutuhkan bensin
sebagai sumber tenaga,
c. Motor disel yaitu motor penggerak yang membutuhkan
minyak disel sebagai sumber tenaga.
Selain itu ada pompa yang digerakkan

solar atau

oleh angin, yaitu pompa yang

menggunakan energi angin untuk menggerakkan

pompa, dan pompa hidram

yaitu jenis pompa yang membutuhkan energi kinetik air untuk menaikkan air.
3. Pipa
Pipa berfungsi untuk mengalirkan air, yang terdiri dari pipa hisap untuk
memasukkan air kedalam
keluar

dari pompa.

pompa

dan pipa dorong

untuk

menyalurkan

air

Untuk mengalirkan air masuk ke lahan atau keluar dari lahan

pipa dilengkapi dengan, antara lain sambungan lurus (straight), sambungan lengkung
(knee dan elbow), sambungan cabang tiga (tee), sambungan pengecil (reducer), dan
penyumbat diujung pipa (dop). Jenis
kebutuhan,

beberapa

pipa dan kelengkapannya tergantung pada

jenis pipa diantaranya

polyetilen (PE), pipa besi (galvanis),

adalah pipa paralon (PPC), pipa

pipa tanah liat, selang karet atau plastik.

Pemilihan jenis pipa dan ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan.

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 2.5. Pipa Paralon

Gambar 2.6. Kelengkapan Pipa

4. Katup
Dalam sistem pompa irigasi katup berfungsi untuk mengatur debit air
yang keluar dari pompa irigasi.

Gambar 2.7. Katup (valve)


YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

Gambar 2.8. Katup kaki (foot valve)

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
2.5. Jenis-jenis Pompa
Pompa yang digunakan untuk irigasi sangat bervariasi dalam jenis, produk
dan ukuran. Secara umum pompa untuk irigasi bervariasi dari pompa dengan debit
kecil dan tekanan tinggi sampai pompa dengan debit besar dan tekanan rendah.
Pompa yang memiliki debit kecil dengan tekanan tinggi umumnya adalah
pompa jenis sentrifugal yang cocok digunakan untuk sistem irigasi, khususnya irigasi
curah, dimana air biasa dinaikkan dari sumber air ke pipa pengeluaran pompa dengan
perbedaan elevasi yang cukup besar, sedangkan pompa dengan debit besar dan tekanan
rendah umumnya cocok untuk digunakan sebagai pompa drainasi. Tetapi pada
kenyataan di lapangan, banyak petani menggunakan jenis pompa ini untuk irigasi,
terutama jika elevasi sawah tidak jauh berbeda dengan elevasi sumber air. Ada
beberapa jenis pompa yang biasa digunakan untuk irigasi dan drainasi antara lain :
a. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang menggunakan prinsip
kerja gaya sentrifugal untuk mengalirkan air. Jenis konstruksi pompa
sentrifugal

ada yang

menggunakan

poros horizontal dan ada pula

menggunakan poros vertikal.


Pompa sentrifugal
poros horizontal
dibandingkan
konstruksi

kelebihan

pompa sentrifugal poros vertikal, yaitu lebih efisien,

sederhana,

operasional

mempunyai

relatif

jarang

mengalami

kerusakan,

biaya

rendah, mudah dipasang dan dapat dioperasikan pada

putaran tinggi, serta dapat langsung dihubungkan dengan motor listrik.


Salah

satu

kelemahan

pompa sentrifugal poros horizontal adalah

terbatasnya tinggi hisap, dan harus diisi air sebelum dihidupkan (prime).
Tinggi hisap pompa sentrifugal akan berkurang jika perbedaan
elevasi antara sumber air dan pompa semakin tinggi. Tetapi jika perapat
(seal) pompa dalam kondisi baik, tinggi hisap pompa
menjadi

akan meningkat

lebih besar. Sebelum pompa sentrifugal poros horizontal

dihidupkan, pipa hisap dan rumah pompa diisi air untuk mengeluarkan
udara agar tercipta kondisi vakum dan pompa dapat berfungsi. Konstruksi
pompa sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.9. berikut

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 2.9. Pompa sentrifugal poros horizontal dengan penggerak


motor listrik
Prinsip kerja pompa adalah sebagai berikut : Putaran motor
penggerak, akan memutar poros pompa yang tersambung dengan sudusudu pompa (impeller). Putaran yang tinggi menyebabkan tekanan
dalam pipa pemasukan (intake) yang menghubungkan sumber air dan
pompa menjadi hampa udara (vacum).

Gambar 2.10 Prinsip kerja pompa sentrifugal

Gambar 2.11 Pompa sentrifugal poros vertikal

Dengan kondisi yang demikian air akan masuk dari pipa hisap ke
dalam

rumah

selanjutnya

pompa (volute)

karena

daya motor

penggerak

dan

air masuk ke dalam celah sudu- sudu pompa. Putaran

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
sudu-sudu dengan kecepatan tinggi karena putaran motor peng- gerak,
mendorong
(discharge),

air masuk ke pengeluaran

pompa berupa debit aliran

yang selanjutnya disalurkan melalui pipa-pipa untuk

mengalirkan air keluar.


b. Pompa turbin pada sumur dalam
Pompa turbin untuk sumur dalam termasuk dalam kelompok
pompa sentrifugal poros vertikal. Pompa dimasukkan ke dalam sumur dan
pompa digantung

dengan menggunakan pipa hisap. Pompa turbin

digunakan jika elevasi sumber air jauh di bawah elevasi lahan (beda
tinggi antara sumber air dan lahan yang akan diairi tinggi). Pompa turbin
pada sumur dalam digerakkan oleh motor listrik atau sumber tenaga
penggerak lain yang ditempatkan di permukaan tanah dan dihubungkan
dengan poros vertikal yang panjang dan dipasang menjadi satu dengan
pipa hisap. Dengan posisi rumah pompa yang terendam

maka tidak

diperlukan pengisian air sebelum pompa dioperasikan.


c. Pompa selam
Pompa selam adalah jenis pompa sentrifugal yang dirangkai dengan
motor listrik kedap air dan dimasukkan ke dalam sumber air. Kelebihan
pompa

selam

adalah

bahwa pompa tersebut dapat digunakan untuk

sumber air yang dalam dan tidak memerlukan sistem pendinginan.


d. Pompa aliran aksial dan pompa aliran campuran
Pompa aliran aksial atau pompa baling-baling (propeller pump, axial
flow pump) dan pompa aliran campuran (mixed flow pump) digunakan
untuk pemompaan dengan tinggi tekan yang rendah dan debit tinggi.
Pompa aliran aksial pada umumnya digunakan dalam kondisi terendam,
sehingga terjadinya kavitasi dapat dikurangi.

BAB III
PEMBUATAN WATER ROCKET

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

10

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
3.1. Pembuatan Louncher
Untuk meluncurkan water rocket sederhana, kita membutuhkan sebuah peluncur
sederhana (louncher). Cara pembuatan sebuah louncher sederhana yaitu:
3.1.1 Alat
a. Gergaji
b. Bor
3.1.2 Bahan
a Paralon inc dan inc
b Paralon T ukuran inc (4)
c Lem plastik
d Dop ban dalam (1)
e Stop kran (2)
f Ban dalam
g Kabel tis
h Solasi plastik
i Water moor (agar batang roket bisa di lepas dan di arahkan)
j Cincin regulator
k Lak ban

h
g
j
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

11

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
k

e
d

b
a

Gambar 3.1 Bahan Louncher yang sudah terpasang


3.1.3 Cara Pembuatan
a Potong paralon yang 1/4 inc menjadi 4 potong sepanjang 15 cm (sebagai
dudukan bawah bagian yang sejajar)
b Potong paralon yang 1/4 inc menjadi 2 potong sepanjang 10 cm (sebagai
dudukan bawah bagian yang melintang)

a
b
Gambar 3.2 Rangkaian dudukan
c Potong paralon yang 1/4 inc menjadi 5 potong sepanjang 3 cm (sebagai
penyambung, letaknya di antara sambungan tiang paralon/paralon yang tegak)
d Potong paralon yang 1/4 inc sebanyak 1 potong sepanjang 30 cm
e Potong paralon yang 1/2 inc menjadi 4 potong sepanjang 5 cm
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

12

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 3.3 Rangkaian Batang Louncher


f Rangkai paralon seperti pada gambar untuk dasaran louncher dan lem di antara
paralon yang bersinggungan

Kaki/dasaran
Gambar 3.4 Rangkaian paralon dan dasaran louncher
g Rangkai paralon, water moor dan stop kran seperti pada gambar untuk aliran
tekanan dan lem di antara paralon yang bersinggungan

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

13

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Water moor Kran bawah Kran atas


Gambar 3.5 Rangkaian Paralon, water moor dan stop kran

h Bor paralon yang bertutup untuk dimasuki dop ban dalam untuk memasukkan
udara

Gambar 3.6 Proses Pelubangan


i Rangkai paralon, cincin regulator, kabel tis dan ban dalam yang dililiti isolasi
plastik

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

14

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 3.6 Rangkaian Paralon, Cincin Regulator, Kabel Tis dan Isolasi
Paralon
3.2. Pembuatan Roket
3.2.1 Alat dan Bahan
a Botol plastik bekas air minum mineral (2)
b Malam

Gambar 3.7 Malam


c Bola bekel

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

15

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 3.8 Bola Bekel


d Kertas karton

Gambar 3.9 Kertas Karton


e Lem

Gambar 3.10 Lem


f Gunting/cutter

Gambar 3.11 Cutter/Gunting


3.2.2 Cara Pembuatan
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

16

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
a Gunting botol menjadi 2 bagian

Gambar 3.12 Potongan Botol


b Tutup dengan bola bekel pada ujung potongan dan beri malam sebagai
pemberat

Gambar 3.13 Rangkaian Botol, Malam dan Bola Bekel


c Rekatkan ujung potongan botol ke pangkal botol yang satu menggunakan lem

Gambar 3.14 Roket yang sudah di rekatkan dengan lem dan klem karton
d Potonglah kertas karton sebagai fin/sayap
e Rekatkan potongan kertas karton dengan lem

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

17

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Fin/sayap

Gambar 3.15 Roket Sudah dipasang fin dan siap diluncurkan


Selain itu, bisa juga botol bekas minuman mineral tersebut langsung digunakan
tanpa ada variasi apapun.
3.3. Cara Peluncuran
Dalam peluncuran roket sendiri membutuhkan sebuah pompa atau kompresor. Adapun
cara pemasangan dan peluncuran adalah sebagai berikut:
a Pasang roket pada louncher dengan air di dalamnya 2/3 botol
b Pasang pompa dan buka kran atas kemudian tutup kran bawah
c Isi angin untuk memberi tekanan pada roket
d Tutup kran atas dan lepaskan pompa
e Lepaskan pengunci roket dan roket meluncur

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

18

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG

Gambar 3.16 Pemasangan Posisi Louncher dan Roket


BAB IV
RUMUS DAN PERHITUNGAN SEDERHANA
4.1. Variabel-variabel yang Bekerja Pada Sistem
a Gaya
Gaya yaitu segala sesuatu yang dapat menimbulkan suatu benda berpindah tempat
atau mempunyai kekuatan untuk melakukan gerak.
b Tekanan
Tekanan yaitu gaya per satuan luas
4.2. Perhitungan
a. Gaya
Adapun lambang dari gaya yaitu F dari kata Force, rumus dari gaya yaitu
dengan

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

19

KULIAH KERJA NYATA TIM I 2016


UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
Misal:
Massa/berat botol
= 500 gr = 0,5 kg
Percepatan botol meluncur = 5 m/s2
Maka besar gaya yang bekerja pada roket/botol yaitu:
s2 = 2,5 Newton
b. Tekanan
Adapun lambang dari tekanan yaitu P dari kata pressure, rumus dari tekanan
yaitu:

dengan

Misal:
F
A

= 2,5 N
= 22/3 x jari-jari lingkaran
= 22/3 x 75 mm
= 550 mm2 = 0,55 x 10-3 m2
Maka besar tekanan yang membuat roket mampu meluncur yaitu:
P = 2,5 x 0,55 x 10-3
P = 1.375 x 10-3 N/m2 atau 0,001375 N/m2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Prinsip kerja roket dapat kita pelajari melalui pembuatan roket air sederhana
b. Roket air yaitu roket yang terbuat dari botol bekas air minum mineral
c. Prinsip kerja roket air yaitu di gerakkan oleh tekanan dan gaya yang angkat yang
bekerja pada roket
5.2. Saran
a. Sebaiknya dalam membuat rangkaian paralon harus di lem dengan kuat agar tidak
mengalami kebocoran
b. Sebaiknya dalam memasang solasi plastik harus rapat agar tekanan air tidak
berkurang dan habis
c. Roket sebaiknya diluncurkan antara tekanan 1-3 bar agar dapat meluncur secara
maksimal dan tekanan tidak bocor/cepat berkurang

YOGA ADY SAMUDRA


TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016

20

Anda mungkin juga menyukai