UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESA BUMIHARJO KECAMATAN BOROBUDUR
KABUPATEN MAGELANG
2016
INSTALASI POMPA
IRIGRASI (Irrigation
Pipeline)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air adalah kebutuhan dasar kehidupan
kesehatan dan produksi pangan, juga sebagai bahan baku bagi keperluan ekonomi
modern, seperti tenaga, sanitasi, transportasi, dan pabrik. Air tidak saja memberikan
kehidupan, tetapi setiap yang hidup akan selalu mengandung air (Amin dan Susanti.
2005). Air adalah komponen utama penyusun jasad hidup baik hewan,
tumbuhan maupun manusia.
sangat menonjol, yaitu sebagai bahan utama fotosintesis, melarutkan dan mengang'kut
hara dari dalam tanah ke tanaman, serta menjaga tekanan turgor (Irianto et al.
1997). Pasandaran (1996) melaporkan bahwa dalam 'International
Conference on
Water and the Environment' di Dublin 1992, ada em pat hal yang diperhatikan
dalam pembangunan pengairan: a) Air tawar merupakan sumberdaya yang terbatas
dan rawan, b) Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air (SDA) hendaknya
bersifat partsipatif yang melibatkan pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di
berbagai tingkat, c) Adanya peranan wanita yang sentral dalam penyediaan,
pengelolaan dan penyelamatan
resiko
gagal panen. Pengaruh tidak langsung bagi tanaman antara lain, air akan
menurunkan suhu tanah, meningkatkan kelembaban, mendorong gerakan
panas
lebih merata sehingga memberikan kondisi iklim yang lebih nyaman bagi tanaman
(Rozari, 1985). Dalam pertanian airtidak hanya menentukan produktivitas tanaman,
tetapi juga intensitas dan luas areal tanam potensial setiap lahan. Potensi pasokan atau
ketersediaan air di suatu wilayah dapat diperkirakan dari besarnya curah hujan. Curah
hujan yang jatuh di permukaan bumi akan terbagi menjadi air permukaan dan airbumi,
setelah dikurangi deplesi akibatevaporasi
dari hubungan regresi antara hujan dengan limpasan yang diperoleh dari jeluk
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016
masing-masing
wilayah,
sedangkan
efisiensi,
nilai tambah
mendukung sistem produksi pertanian. Teknologi iriqasi modern, seperti irigasi tetes
(drip and sprinkle irrigation) dan irigasi pipa yang berbasis komponen lokal perlu
diadaptasikan, agar kontribusi SDA terhadap sistem produksi pertanian dan
derivatnya dapat dioptimalkan. Teknologi bendung saluran adalah salah satu bentuk
modifikasi fungsi produksi air di mikro DAS dengan cara membendung
parit,
disalurkan
ke
area
permukaan
lahan
pertanian
mengggunakan
pipa/saluran/pompa sehingga air akan meresap sendiri ke pori-pori tanah. Sistem irigasi
ini masih banyak dijumpai di sebagian besar masyarakat Indonesia karena tekniknya
yang praktis.
Di
bidang pertanian pompa diperlukan untuk mengangkat air dari sumbernya ke lahan
yang disebut dengan irigasi, dan membuang kelebihan air dari lahan pertanian
yang dikenal dengan istilah drainasi.
2.4. Komponen utama sistem pemompaan
Agar sistem irigasi dan drainase dapat berfungsi dengan baik, diperlukan
komponen- komponen berupa (1) pompa, (2) motor atau mesin penggerak, (3)
pipa dan keleng- kapannya, (4) katup dan kelengkapannya.
1. Pompa
Pompa merupakan bagian utama dari suatu sistem irigasi dan drainasi
yang berfungsi merubah energi mekanis motor penggerak menjadi energi gerak
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016
memindahkan
diperlukan.
2. Motor atau mesin penggerak
Motor atau mesin penggerak adalah alat yang berfungsi memberikan tenaga
kepada pompa untuk memindahkan air. Ada beberapa jenis motor penggerak pompa,
yaitu;
a. Motor listrik yaitu motor penggerak yang membutuhkan energi listrik
sebagai sumber tenaga,
b. Motor bensin yaitu motor penggerak yang membutuhkan bensin
sebagai sumber tenaga,
c. Motor disel yaitu motor penggerak yang membutuhkan
minyak disel sebagai sumber tenaga.
Selain itu ada pompa yang digerakkan
solar atau
yaitu jenis pompa yang membutuhkan energi kinetik air untuk menaikkan air.
3. Pipa
Pipa berfungsi untuk mengalirkan air, yang terdiri dari pipa hisap untuk
memasukkan air kedalam
keluar
dari pompa.
pompa
untuk
menyalurkan
air
pipa dilengkapi dengan, antara lain sambungan lurus (straight), sambungan lengkung
(knee dan elbow), sambungan cabang tiga (tee), sambungan pengecil (reducer), dan
penyumbat diujung pipa (dop). Jenis
kebutuhan,
beberapa
4. Katup
Dalam sistem pompa irigasi katup berfungsi untuk mengatur debit air
yang keluar dari pompa irigasi.
ada yang
menggunakan
kelebihan
sederhana,
operasional
mempunyai
relatif
jarang
mengalami
kerusakan,
biaya
satu
kelemahan
terbatasnya tinggi hisap, dan harus diisi air sebelum dihidupkan (prime).
Tinggi hisap pompa sentrifugal akan berkurang jika perbedaan
elevasi antara sumber air dan pompa semakin tinggi. Tetapi jika perapat
(seal) pompa dalam kondisi baik, tinggi hisap pompa
menjadi
akan meningkat
dihidupkan, pipa hisap dan rumah pompa diisi air untuk mengeluarkan
udara agar tercipta kondisi vakum dan pompa dapat berfungsi. Konstruksi
pompa sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.9. berikut
Dengan kondisi yang demikian air akan masuk dari pipa hisap ke
dalam
rumah
selanjutnya
pompa (volute)
karena
daya motor
penggerak
dan
digunakan jika elevasi sumber air jauh di bawah elevasi lahan (beda
tinggi antara sumber air dan lahan yang akan diairi tinggi). Pompa turbin
pada sumur dalam digerakkan oleh motor listrik atau sumber tenaga
penggerak lain yang ditempatkan di permukaan tanah dan dihubungkan
dengan poros vertikal yang panjang dan dipasang menjadi satu dengan
pipa hisap. Dengan posisi rumah pompa yang terendam
maka tidak
selam
adalah
BAB III
PEMBUATAN WATER ROCKET
10
h
g
j
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016
11
e
d
b
a
a
b
Gambar 3.2 Rangkaian dudukan
c Potong paralon yang 1/4 inc menjadi 5 potong sepanjang 3 cm (sebagai
penyambung, letaknya di antara sambungan tiang paralon/paralon yang tegak)
d Potong paralon yang 1/4 inc sebanyak 1 potong sepanjang 30 cm
e Potong paralon yang 1/2 inc menjadi 4 potong sepanjang 5 cm
YOGA ADY SAMUDRA
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016
12
Kaki/dasaran
Gambar 3.4 Rangkaian paralon dan dasaran louncher
g Rangkai paralon, water moor dan stop kran seperti pada gambar untuk aliran
tekanan dan lem di antara paralon yang bersinggungan
13
h Bor paralon yang bertutup untuk dimasuki dop ban dalam untuk memasukkan
udara
14
Gambar 3.6 Rangkaian Paralon, Cincin Regulator, Kabel Tis dan Isolasi
Paralon
3.2. Pembuatan Roket
3.2.1 Alat dan Bahan
a Botol plastik bekas air minum mineral (2)
b Malam
15
16
Gambar 3.14 Roket yang sudah di rekatkan dengan lem dan klem karton
d Potonglah kertas karton sebagai fin/sayap
e Rekatkan potongan kertas karton dengan lem
17
Fin/sayap
18
19
dengan
Misal:
F
A
= 2,5 N
= 22/3 x jari-jari lingkaran
= 22/3 x 75 mm
= 550 mm2 = 0,55 x 10-3 m2
Maka besar tekanan yang membuat roket mampu meluncur yaitu:
P = 2,5 x 0,55 x 10-3
P = 1.375 x 10-3 N/m2 atau 0,001375 N/m2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Prinsip kerja roket dapat kita pelajari melalui pembuatan roket air sederhana
b. Roket air yaitu roket yang terbuat dari botol bekas air minum mineral
c. Prinsip kerja roket air yaitu di gerakkan oleh tekanan dan gaya yang angkat yang
bekerja pada roket
5.2. Saran
a. Sebaiknya dalam membuat rangkaian paralon harus di lem dengan kuat agar tidak
mengalami kebocoran
b. Sebaiknya dalam memasang solasi plastik harus rapat agar tekanan air tidak
berkurang dan habis
c. Roket sebaiknya diluncurkan antara tekanan 1-3 bar agar dapat meluncur secara
maksimal dan tekanan tidak bocor/cepat berkurang
20