Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

Muhamad Ruzandi Sisqin 052.00.13.00.100


Mahasiswa, Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti
dandymrs@yahoo.com
Abstract
Groundwater is one of water resources that can be exploited to supply human being basic need
because of its quality and quantity. Groundwater overexploitation can give negative impact to
environmental equilibrium. Human activities such as groundwater overexploitation, civilization
problems, coast reclamation and industrial area developments can give groundwater problems in
settlement area, specifically coastal settlement. Groundwater problems that can be happened such as
surface flooding, sea water intrusion, land subsidence and groundwater pollution as the impact of
human activities. Mitigations that can be conducted to minimize negative impact of groundwater
overexploitation are by technical and nontechnical programs.
Key word : Coastal Settlement, Groundwater

Abstrak
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia karena kualitas dan kuantitas. Eksploitasi air tanah berlebihan dapat memberikan
dampak negatif terhadap keseimbangan lingkungan. Aktivitas manusia seperti penggunaan berlebihan
air tanah, masalah peradaban, reklamasi pantai dan pengembangan kawasan industri dapat
memberikan masalah tanah di daerah perkotaan. Masalah tanah yang dapat terjadi seperti banjir
permukaan, intrusi air laut, penurunan tanah dan polusi air tanah sebagai dampak dari aktivitas
manusia. Mitigasi yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dari eksploitasi
berlebihan air tanah adalah dengan program teknis dan nonteknis.
Kata kunci : Permukiman Pantai, Air Tanah

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pertambahan penduduk dan aktivitas manusia telah mendorong menurunnya kualitas
lingkungan. Pertambahan penduduk merupakan masalah utama dalam perkembangan
permukiman yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan akan tersedianya air bersih sebagai

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

1|6

sumber kehidupan. Sedangkan perumahan ataupun bangunan sebagai sarana untuk berlindung
atau melakukan kegiatan lain makin bertambah.
Perkembangan permukiman menunjukkan bahwa antara luasan bangunan dan pencakupan
bangunan sebagai permukiman tidak sebanding dengan kemampuan ketersediaan air bersih
dalam mensuplai akan kebutuhan yang diperlukan. Maka dari itu penulis dapat menyimpulkan
bahwa perkembangan permukiman pantai dapat mempengaruhi air tanah pada permukiman
pantai tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

Apa pengaruh perkembangan permukiman pantai pada air tanah?

Apa cara yang digunakan sebagai penanganan masalah dari akibat perkembangan
permukiman pantai?

2. Pembahasan
2.1. Tinjauan Air Tanah
2.1.1.

Pengertian Air Tanah


Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung

membentuk

lapisan

tanah

yang

disebut

akifer.

(http://nanosmartfilter.com/pengertian-air-tanah-dan-jenis-jenis-air-tanah/),

menurut

Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU No. 7/2004)
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. (http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/).
Menurut penulis pengertian air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah
permukaan tanah. Kedalaman air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi
oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah
tersebut.
2.1.2.

Fungsi Air Tanah


Air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia (Toth, 1990) yaitu:
1. Sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
2. Bagian dari hidrologi dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus
hidrologi global.
3. Sebagai anggota/agen dari geologi.

2.1.3.

Klasifikasi Air Tanah

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

2|6

Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisika, kimia, dan sifat
biologi/bakteriologi.
1. Sifat fisika
Sifat fisika antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu (Hadipurwo,
2006).
2. Sifat kimia
Termasuk dalam sifat kimia adalah kesadahan, jumlah garam terlarut (total dissolved
solids atau TDS), daya hantar listrik (electric conductance atau DHL), keasaman,
dan kandungan ion.
3. Sifat biologi/bakteriologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya bakteri e.coli.
Untuk standar air minum ada batas maksimum kandungan e.coli yang
diperbolehkan.
2.2. Tinjauan Permukiman Pantai
2.2.1.

Pengertian Permukiman Pantai


Pada dasarnya permukiman dengan kepadatan penduduk yang tinggi merupakan
sebuah kota (Sandy, 1996). Lebih lanjut menurut Sandy (1999) menyatakan bahwa letak
kota secara morfologis dapat berada di dataran tinggi, dataran rendah, rawa dan pantai.
(http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20179031-026-07-Kualitas%20permukaan.pdf)

2.2.2.

Kriteria Permukiman Pantai


Kriteria pokok permukiman di permukiman pantai adalah :
1. Keselarasan pembangunan untuk kepentingan pribadi (privat) dan umum;
2. Memperhatikan tata air, budaya lokal serta kepentingan umum.
3. Permukiman dapat dibedakan atas kawasan permukiman penduduk asli dan
kawasan permukiman baru.
4. Permukiman/perumahan nelayan harus dilakukan upaya penataan dan perbaikan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kawasan. Penempatan perumahan
nelayan baru hendaknya disesuaikan dengan potensi sumber daya sekitar dan
market hasil budidaya perikanan.
5. Pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan permukiman penduduk
asli (lama) antara lain: revitalisasi/penataan bangunan, penyediaan utilitas,
penanganan sarana air bersih, air limbah dan persampahan, penyediaan dermaga
perahu, serta pemeliharaan drainase.

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

3|6

6. Pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan permukiman baru


antara lain : penataan bangunan dengan memberi ruang untuk public access ke
badan air, pengaturan pengambilan air tanah, reklamasi, pengaturan batas sempadan
dari badan air, program penghijauan sempadan, dll.
2.3. Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah
Pengambilan air tanah terjadi karena adanya pengaruh dari pertumbuhan jumlah penduduk
yang semakin tinggi, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan air semakin besar. Kebutuhan air
yang besar mendorong manusia untuk mencari pengganti air sungai yang merupakan sumber
utama air bersih mulai tercemar oleh berbagai macam limbah. Sebagai pengganti air sungai,
penduduk beralih menggunakan air tanah sebagai air baku untuk kebutuhan hidup. Sebagai
imbas dari peralihan penduduk yang menggunakan air sungai ke air tanah sebagai air bersih,
maka muncul banyak sumur-sumur gali dan dilakukan pemboran sumur untuk kegiatan
industri yang memerlukan banyak air untuk melakukan proses produksi. Kegiatan eksplorasi
airtanah yang berlebihan ini merupakan sumber utama timbulnya masalah air tanah pada
daerah urban. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu kebutuhan domestik, pertanian (irigasi), dan industri. Pada tahun 1990
kebutuhan air domestic adalah sekitar 3.169 x 106 m3, sedangkan angka proyeksi untuk tahun
2000 dan 2015 berturut-turut sebesar 6.114 juta m3 dan 8.903 juta m3. Dengan demikian,
persentase kenaikannya berkisar antara 10 persen/tahun pada tahun 1990-2000 dan 6,67
persen/tahun pada tahun 2000-2015. Kebutuhan air terbesar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra
karena jumlah penduduk dan industri yang besar.
2.4. Penanganan Masalah Akibat Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air
Tanah
Kebijakan penanganan/pengelolaan air tanah disusun dan dirumuskan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penyelenggarakan pengelolaan berdasarkan pada prinsip kelestarian
2. Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah
3. Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air secara terpadu
4. Pemanfaatan air tanah diutamakan untuk memenuhi kehidupan pokok hidup di atas semua
peruntukan lain
Strategi pelaksanaan pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah dalam satu kabupaten/kota
yang disusun berdasarkan kebijakan teknis pengelolaan air tanah kabupaten/kota dan mengacu
pada pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah pantai yang bersangkutan.
Adapun penanganan

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

4|6

KESIMPULAN
Dari hasil uraian permasalahan yang telah dibuat, maka dapat diambil kesimpulkan sebagai
berikut:
1. Air tanah adalah salah satu sumber air yang karena kualitas dan kuantitasnya cukup potensial
untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup. Airtanah merupakan
salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang dikenal sebagai siklus hidrologi.
Dengan demikian airtanah adalah salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, tetapi
hal ini tidak berarti sumberdaya ini dapat dieksploitasi tanpa batas. Eksploitasi airtanah yang
tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu
sendiri.
2. Lingkungan merupakan aspek yang memiliki mempengaruhi cukup besar atas terciptanya
suatu kondisi airtanah pada daerah permukiman. Faktor faktor yang berpengaruh antara lain
: topografi suatu wilayah, hidrogeologi yang ada pada suatu daerah, aktivitas yang
menimbulkan masalah pada daerah permukiman, dan dampak yang ditimbulkan karena
pemanfaatan airtanah yang berlebih pada suatu kondisi daerah.
3. Mitigasi yang dilakukan untuk meminimalkan dampak akibat penggunaan air tanah yang
berlebih dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara teknis. Metode ini dapat
dilakukan secara alami dan buatan. Cara alami dilakukan dengan melakukan penghijauan
pada daerah resapan air (recharge area) agar dapat meresapkan air lebih banyak dan
penghijauan pada daerah sekitar pantai untuk mengurangi atau menahan intrusi oleh air laut.
Konservasi airtanah dilakukan untuk meningkatkan jumlah air yang meresap ke dalam tanah.
Sedang dengan metode buatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pembuatan
sistem drainase dengan sistem yang khusus, pengisian airtanah terlebih pada daerah pengisian
(recharge area), pembuatan daerah resapan airtanah, dan pembuatan sumur resapan untuk
cara yang paling sederhana. Perlunya penegakan hukum enforcement bagi siapa saja yang
telah merusak hutan yang merupakan daerah resapan airtanah yang potensialdan sumbersumber air, sehingga mengganggu ketersediaan airtanah secara lestari.

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

5|6

DAFTAR PUSTAKA
Sudibjo, Bambang. 1996. Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai terhadap Air Tanah (Studi
Kasus Kawasan Pariwisata Pantai Pangandaran di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat). Depok : Program
Pascasarjana Universitas Indonesia. Tersedia : http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-80742.pdf {15
November]
Zain, Dian Purnama. 2007. Kualitas Permukiman Pesisir Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Depok :
FMIPA Univesitas Indonesia. Tersedia : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20179031-026-07Kualitas%20permukaan.pdf [30 November 2014]
Syarifuddin. 2005. Kondisi Fisik Permukiman Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu. Jurnal
SMARTek, 3 (3), Agustus 2005: 190 198.

Pengaruh Perkembangan Permukiman Pantai pada Air Tanah

6|6

Anda mungkin juga menyukai