PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan seni adalah upaya mengantarkan peserta didik dengan
kompetensi terkait dengan kesenimanan, maka dalam makna khusus
kompetensi itu terkait dengan upaya pendewasaan potensi individu,
(Soehardjo, 2005:xiv). Pendidikan seni bukan berarti pendidikan dalam
seni, bukan pendidikan tentang seni, melainkan pendidikan seni itu adalah
pendidikan melalui seni. Dalam hal ini berarti seni digunakan sebagai
media pendidikan agar bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat
berkembang dengan baik melalui pendidikan seni.
Pendidikan seni memiliki konsep yang disebut Konsep Pendidikan Seni.
Konsep tersebut yaitu konsep penularan seni dan konsep pemfungsian
seni. Konsep penularan seni yaitu pendidikan dilakukan bertujuan untuk
menuarkan
seni
oleh
pihak
penular
kepada
pihak
tertular.
sistem-sistem
jenjangnya,
pendidikan
seni,
perkembangan
konsep
pendidikan
pendidikan
seni
di
seni
disetiap
Indonesia
dan
1.2.Tujuan
- Untuk membanding sistem pendidikan seni yang berkonsep
penularan
seni
yaitu
dengan
sistem
Pewarisan,
Sistem
di
negara
India,
Nigeria,
serta
di
Indonesia
tentang
mengembangkan
potensi
1.3.Rumusan Masalah
- Bagaimanakah perbandingan sistem pendidikan seni yang
berkonsep penularan seni yaitu dengan sistem Pewarisan, Sistem
Aprentiship, Sistem Akademik, Sistem
Sanggar,dan
Sistem
Otodidak?
- Bagaimanakah perbandingan sistem pendidikan seni antar
lembaga pendidikan seni yang berkonsep berbeda yaitu SMA
dengan SMK?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Perbandingan
Sistem
Pendidikan
Seni
Yang
Berkonsep
Penularan Seni
Ada 5 sistem pendidikan seni yang berkonsep penularan seni yang
berkembang di Indonesia. Sistem pendidikan tersebut antara lain;
sistem Pewarisan, Sistem Aprentiship, Sistem Akademik, Sistem
Sanggar, dan Sistem Otodidak. Setiap sistem tersebut memiliki
komponen yang berbeda-beda dalam menyusun setiap sistem
tersebut. Komponen penyusun tersebut adalah Guru, Siswa,
Materi, Fasilitas dan Tujuan. Berikut adalah perbandingan antara
sistem pendidikan seni yang berkonsep penularan seni:
2.1.1. Sistem Pewarisan
Sistem
pewarisan
adalah
Sistem
Aprentiship
Khusus.
Aprentiship
dalam
pendidikan
seni
adalah
seorang
siswa
yang
benar-benar
memiliki
potensi
kesenimanan.
Materi: materi yang diajarkan berdasarkan kurikulum yang telah
diatur oleh pemerintah.
Fasilitas:
tempat
pembelajaran
seni
berlangsung
adalah
tempat
berkumpul
untuk
saling
tukar-menukar
pengalaman. Karena di tempat dimana berlangsung kegiatankegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang secara bersama,
maka
kepada
sanggar
diberikan
sebutan
kelompok
kerja.
materi
yang
diajarkan
berdasarkan
keinginan
dan
2.2.
Perbandingan
Sistem
Pendidikan
Seni
antar
Lembaga
sesuai
dengan
kurikulum
yang
telah
pemerintah.
Siswa: semua siswa bisa mengikuti pelajaran seni.
diatur
oleh
pelajaran
pendidikan
seni
sebagai
media
memfungsikan
pembelajaran
dan
seni
menularkan
untuk
seni
memaksimalkan
bagi
yang
hasil
berbakat.
memfungsikan
pembelajaran
dan
seni
menularkan
untuk
seni
memaksimalkan
bagi
yang
hasil
berbakat.
memfungsikan
pembelajaran
dan
seni
menularkan
untuk
seni
memaksimalkan
bagi
yang
hasil
berbakat.
KejuruanFasilitas:
fasilitas
yang
dipakai
adalah
memfungsikan
pembelajaran
dan
seni
menularkan
untuk
seni
memaksimalkan
bagi
yang
hasil
berbakat.
memfungsikan
pembelajaran
dan
seni
menularkan
untuk
seni
memaksimalkan
bagi
yang
hasil
berbakat.
mempersiapkan
calon
seniman,
sedangkan
untuk
mempersiapkan
calon
seniman,
sedangkan
untuk
baru
unuk
menggantikan
kurikulum
1994
yang
2.5.
L.
WICKISER
- R.L.WICKISER mengelompokkan hasil belajar menjadi 3 ke
lompok kemampuan :
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Perbandingan sistem pendidikan seni yang berkonsep penularan seni
yaitu dengan sistem Pewarisan, Sistem Aprentiship, Sistem Akademik,
Sistem Sanggar, dan Sistem Otodidak, berbeda setiap komponennya
yang sama hanyalah tujuan yaitu untuk menularkan kemampuan seni.
Perbandingan sistem pendidikan seni antar lembaga pendidikan seni yang
berkonsep berbeda yaitu SMA SMK sama hanya yang berbeda adalah
tujuan yaitu pada SMA untuk memfungsi didikkan seni menghasilkan
pembenaran kontekstual dan essensial bagi yang berbakat, sedangkan
SMK untuk menularkan kemampuan seni, menghasilkan pembenaran
essensial..
Perbandingan pelakasanaan pendidikan seni yang bersistem akademik di
jenjang pendidikan yang berbeda SD, SMP, SMA, SLB setiap komponen
sama hanya pada guru dan materi sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Pendidikan Seni yang berkonsep Kejatidirian di negara India, Nigeria,
serta di Indonesia berdasarkan Kurikulum 1994 dan 2006
Mengembangkan potensi peserta didik menurut RALPH L. WICKISER
meliputi kemampuan essensial dan kontekstual yang dilakuan secara
berimbang.
3.2.Saran
Sebagai calon pendidik kita haus mengetahui konsep tentang pendidikan
seni dan harus menerapkannya dengan baik apabila sudah menjadi
seorang pendidik nanti