Anda di halaman 1dari 6

MERPATIVOL : 3 NO.

3 DESEMBER 2015

ISSN: YYYYYY

Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan


Metode Fuzzy Logic dan Certainty Factor Berbasi Web
Komang Arya Sentana Budi, I Ketut Gede Darma Putra, I Nyoman Piarsa
Jurusan Teknologi Informasi,Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia, telp +6285102853533
e-mail: sentanarya@gmail.com, ikgdarmaputra@gmail.com, manpits@gmail.coms
Abstrak
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi dengan
baik. Gangguan kepribadian berawal dari kemunculan distres, dilanjutkan pada penekanan
perasaan-perasaan dan perilaku tertentu seperti orang yang mengalami distres pada
umumnya. Kebanyakan orang awam memberikan sebutan tertentu pada mereka yang
mengalami gannguan kepribadian. Akibatnya, individu tersebut mengisolasi diri dan semakin
enggan untuk berobat, oleh karena itu diciptakan sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan
kepribadian. Sistem ini dapat membantu masyarakat mengetahui berbagai gangguan
kepribadian. Pengguna sistem ini juga harus berkonsultasi lebih lanjut kepada psikiater atau
pun psikolog untuk tindakan lebih lanjutnya. Sistem ini menggunakan dua metode yaitu fuzzy
logic dan certainty factor. Hasil Pengujian sistem memberikan kebenaran diagnose yang dapat
digunakan oleh pakar untuk bahan pembelajaran dari hasil jawaban yang diberikan oleh pasien
pada sistem sehingga mempermudah pakar dalam melakukan pengamatan jika pasien
berkehendak untuk melakukan konsultasi lebih lanjut secara langusng guna mendapatkan hasil
yang maksimal.
Kata kunci : sistem pakar, gangguang kepribadian, certainty factor, fuzzy logic, psikiater
Abstract
Personality Disorders is a general term for a type of mental illness in which the way of
thinking, to understand the situation, and relate to others is not functioning properly. The
emergence of a personality disorder begins with the appearance of distress, which followed the
suppression of these feelings and behave in certain ways such as the distress in general. Most
laymen give the title label or any particular stigma on those who have personality disorders. As
a result, individuals are more reluctant to seek treatment and self-isolation. Therefore created
an expert system for diagnosing personality disorders. This system is expected to help people
find a variety of personality disorders and make it easier to perform the initial consultation.
Users of this system should also consult further to a psychiatrist or psychologist for handling
deeper. The system uses two methods of fuzzy logic and certainty factor. As for the many types
of personality disorders were tested on this system of 10 personality disorder and each disorder
has several symptoms.
Keywords: expert system, personality disorder, certainty factor, fuzzy logic, psychiatrist
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi mempermudahkan pasien untuk mendapatkan informasi
tentang penyakit serta meningkatkan dan mempermudah layanan kesehatan. Salah satu hasil
dari kemajuan teknologi dibidang kesehatan adalah sistem pakar. Sistem pakar adalah salah
satu hasil perkembangan teknologi yang dikembangkan dengan tujuan untuk meniru
kemampuan seorang pakar dibidang tertentu. Sistem pakar memungkinkan proses komunikasi
antara dokter dan pasien dapat dilakukan tanpa harus melakukan tatap muka secara langsung.
Pengguna diarahkan oleh sistem untuk menyampaikan keluhannya secara detail dan bertahap.
Sistem pakar juga mampu memberikan penjelasan mengenai keterkaitan antara gejala-gejala
yang disampaikan oleh pengguna.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental dimana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

MERPATIVOL : 3 NO. 3 DESEMBER 2015

ISSN: YYYYYY

Gangguan kepribadian juga berarti suatu varian dari sifat karakter diluar rentang yang
ditemukan pada sebagian besar orang. Sistem pakar gangguan kepribadian dikembangkan
dengan mengkombinasikan metode Logika Fuzzy dan Certainty Factor. Metode Logika Fuzzy
digunakan untuk menangani ketidakpastian gejala yang dialami oleh pasien dan metode
Certainty Factor digunakan untuk menangani ketidakmampuan seorang pakar dalam
mendefinisikan hubungan antara gejala dengan gangguan secara pasti. Sistem pakar
gangguan kepribadian dikembangkan berbasis web yang bertujuan untuk memudahkan pasien
untuk berkonsultasi, sehingga nantinya dapat diakses oleh pengguna.
2. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian pada sistem pakar melalu beberapa tahapan yang merupakan
acuan dalam pembuatan sistem pakar gangguan kepribadian. Tahapan-tahapan tersebut
adalah melakukan akuisisi pengetahuan, Representasi pengetahuan, inferensi fuzzy, proses
pemograman sistem dan pengujian sistem.
2.1. Gambaran Umum Sistem
Gambaran umum sistem merupakan gambaran dari kesuluruhan bentuk sistem yang
dikembangkan, baik proses dan modul-modul didalamnya selanjtnya diterapkan pada aplikasi.
Gambar 1 memperlihatkan alur dan proses yang terjadi pada sistem pakar.

Gambar 1. Gambaran Umum Sistem


Proses sistem pakar diawali dengan melakukan akuisisi pengetahuan, yaitu mencari gejala dari
masing-masing gangguan. Proses representasi pengetahuan selanjutnya dilakukan dari faktafakta yang telah diperoleh dan menentukan apakah gejala tersebut masuk ke dalam gejala pasti
atau gejala fuzzy. Gejala pasti dimodelkan dalam dua himpunan, sedangkan gejala fuzzy
dibuatkan himpunan fuzzy dengan mencari nilai keanggotaannya. Proses selanjutnya adalah
inferensi fuzzy .
Fuzifikasi dilakukan dengan pembuatan aturan dengan menggunakan metode sistem
produksi berdasarkan gejala yang telah didapat sebelumnya, setelah didapat aturan, dapat
ditarik satu kesimpulan dan diberikan nilai kepercayaan (CF) yang berguna untuk menentukan
tingkat kepercayaan pakar terhadap hubungan antara gejala-gejala yang ada dalam suatu
aturan. Proses selanjutnya yaitu implikasi dan komposisi yang berguna saat dilakukan
konsultasi oleh user. Proses selanjutnya yaitu defuzifikasi untuk mendapatkan kesimpulan akhir
dari sistem. User juga mendapatkan fitur fasilitas informasi sebagai kelanjutan dari kesimpulan
Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

MERPATIVOL : 3 NO. 3 DESEMBER 2015

ISSN: YYYYYY

yang telah ada agar user lebih paham terhadap kesimpulan yang telah diberikan. Selain proses
tersebut terdapat pula proses perbaikan pengetahuan, yaitu untuk memperbaiki basis
pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
2.2. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan dilakukan melalui studi terhadap pustaka-pustaka ilmu gangguan
kepribadian dan wawancara dengan pakar yaitu satu orang psikolog, sehingga menghasilkan
suatu fakta-fakta. Gangguan kepribadian yang dijadikan sebagai objek penelitian memiliki
gejala-gejala yang tidak sadar sering kita lakukan. Gejala biasanya diketahui melalui
pengamatan sifat dan perilaku yang diamati oleh psikolog terhadap pasien dan disertai tanya
jawab dengan pasien.
2.3. Basis Pengetahuan
Pada sistem pakar yang dibangun, basis pengetahuan di lingkungan pengembangan
digunakan untuk menyimpan fakta dan aturan yang telah diperoleh pada proses akusisi
pengetahuan. Basis pengetahuan untuk fakta terdiri dari lima tabel yaitu tb_gangguan,
tb_status, tb_gejala, tb_fuzzy, tb_hub_gejala_gangguan. Basis pengetahuan untuk aturan terdiri
dari dua tabel yaitu tb_aturan dan tb_det_aturan. Basis pengetahuan digunakan juga di
lingkungan konsultasi untuk memperoleh pengetahuan dari gejala yang dijawab oleh pasien.
2.4 Antarmuka Pemakai
Antarmuka pemakai terbagi menjadi dua, yaitu antarmuka pemakai pada lingkungan
pengembang yaitu oleh pakar untuk menyimpan pengetahuan dalam basis pengetahuan.
Antarmuka pemakai yang kedua adalah dalam lingkungan konsultasi, yaitu sebagai sarana
antara sistem dan pasien untuk melakukan proses tanya jawab yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian. Antarmuka untuk lingkungan konsultasi, pasien memberikan
pertanyaaan-pertanyaan. Pertanyaan tersebut terdapat dua jenis yaitu pertanyaan bernilai pasti
dan pertanyaan dengan jawaban isian yang bernilai fuzzy. Gambar 2 menunjukan contoh dari
tampilan konsultasi.

Gambar 2. Tampilan Halaman Konsultasi


2.5 Mesin Penalaran
Penalaran pada sistem pakar yang dibangun dilakukan selama proses konsultasi terjadi
antara sistem dan pasien. Proses penalaran menggunakan metode pelacakan kedepan
(forward chaining) dan sistem produksi. Metode pelacakan kedepan digunakan untuk
mengarahkan setiap pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem kepada pasien sampai
menghasilkan diagnosa berupa persentase nilai dari kesepuluh gangguan. Metode sistem
Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

MERPATIVOL : 3 NO. 3 DESEMBER 2015

ISSN: YYYYYY

produksi digunakan untuk memperoleh aturan-aturan yang memenuhi nilai dari seluruh gejala
yang ditanyakan oleh sistem kepada pasien.
2.6 Workplace
Workplace pada sistem pakar yang dibangun digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan proses konsultasi yang dilakukan oleh sistem dan pasien. Mulai dari daftar gejala
yang ditanyakan kepada pasien, derajat keanggotaan dan implikasi sebagai nilai sementara,
sampai dengan hasil diagnosa dari pasien. Workplace diimplementasikan dalam bentuk basis
penalaran yang terdiri dari lima tabel yaitu tb_user, tb_diagnosa, tb_konsultasi,
tb_detil_konsultasi, dan tb_implikasi.
3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas teori yang mendukung pengerjaan dari sistem pakar
diagnosa gangguan kepribadian. Kajian pustaka dijabarkan sebagai berikut:
3.1. Certainty Factor
Menurut Kusrini, ada dua macam faktor kepastian yang dapat digunakan, yaitu faktor
kepastian yang diisikan oleh pakar bersama aturan dan faktor kepastian yang diberikan oleh
pengguna [2]. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar
terhadap hubungan antara antecedent dan consequent pada aturan kaidah produksi. Faktor
kepastian dari pengguna menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masingmasing elemen dalam antecedent.
Faktor kepastian didefinisikan sebagai berikut.
CF ( H , E )=MB ( H , E )MD( H , E) .
(1)
dimana:
CF(H,E)

faktor kepastian dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh premis (evidence) E.

MB(H,E)

ukuran kepercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh premis


(evidence) E

MD(H,E)

ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh premis


(evidence) E.

3.2. Inferensi Fuzzy


Inferensi fuzzy memiliki empat proses, yaitu fuzifikasi, implikasi dan komposisi,
defuzifikasi dan perhitungan faktor kepastian. Proses inferensi fuzzy dilakukan guna
mendapatkan hasil akhir berupa prosentase gangguan yang diderita pasien. Masing-masing
proses yang terjadi dalam inferensi fuzzy dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Fuzifikasi
Proses fuzifikasi dilakukan dengan pembuatan aturan menggunakan metode sistem
produksi berdasarkan gejala klinis yang diperoleh pada proses representasi pengetahuan.
Aturan dibentuk dengan menggabungkan beberapa gejala berdasarkan fase dari setiap
gangguan yang dihubungkan dengan operator AND. Setiap aturan terdapat gejala yang bernilai
pasti atau gejala yang bernilai fuzzy atau gabungan dari kedua gejala tersebut. Kesimpulan
yang diperoleh pada setiap aturan mempunyai nilai kepercayaan yang diperoleh dari pakar (CF
pakar). Nilai ini digunakan untuk menentukan tingkat kepercayaan pakar terhadap hubungan
antara gejala-gejala yang ada dalam suatu aturan.
3.2.2 Implikasi dan Komposisi
Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

MERPATIVOL : 3 NO. 3 DESEMBER 2015

ISSN: YYYYYY

Proses implikasi dan komposisi digunakan pada saat konsultasi dilakukan antara
sistem dan pasien. Sistem akan menampilkan pertanyaan kepada pasien secara berurutan
berdasarkan urutan fase yang direpresentasikan pada basis pengetahuan. Pasien memberikan
jawaban kepada sistem dengan cara memilih nilai untuk gejala yang bernilai pasti atau
memasukkan data numerik untuk gejala yang bernilai fuzzy. Sistem melakukan perhitungan
derajat keanggotaan dari jawaban yang diberikan oleh pasien.Derajat keanggotaan untuk gejala
bernilai pasti dinyatakan dengan nilai dari pilihan yang diberikan oleh pasien.Derajat
keanggotaan untuk gejala bernilai fuzzy dihitung berdasarkan fungsi keanggotaannya.
3.2.3 Defusifikasi
Proses defuzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode defuzzy weighted average
yaitu dengan menghitung nilai rata-rata dari zi.
N

wi z i

z= i=1N

................................................................................................................... (2)

wi
i=1

3.2.4 Perhitungan Certainty Factor


Proses diagnosa terhadap suatu penyakit memerlukan nilai kepastian yang dirasakan
oleh pasien terhadap suatu gejala. Nilai kepastian ini dikuatkan dengan nilai kepercayaan dari
dokter terhadap hubungan antara gejala yang dirasakan oleh pasien dan diagnosa penyakit
yang dihasilkan.
Nilai kepastian yang dirasakan oleh pasien terhadap suatu gejala yang telah diperoleh
pada proses defuzifikasi akan diproses dengan nilai kepercayaan dari dokter menggunakan
perhitungan CF sekuensial, yaitu sebagai berikut.

CF ( x , y )=CF ( x )CF ( y ) .(3)


4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan membahas pengujian sistem serta hasil yang didapat dengan
penelitian yaitu sebagai berikut :
4.1 Hasil Pengujian Sistem
Pengujian sistem ini berada pada proses konsultasi pasien terhadap sistem dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh sistem. Sistem akan melakukan proses
inferensi setelah semua pertanyaan dijawab.
4.1.1 Proses Implikasi dan komposisi
Proses implikasi dilakukan dengan mencari aturan-aturan yang beririsan. Setiap hasil
implikasi diperoleh, dilakukan proses pemilihan nilai minimal pada aturan yang saling beririsan
atau disebut nilaiwi. Sistem melakukan proses komposisi untuk menentukan CF pakar dari
aturan yang saling beririsan yaitu nilai zi. Proses implikasi dan komposisi ini akan menghasilkan
nilai wi dan zi setiap gejala pada masing-masing gangguan kepribadian.
4.1.2 Proses defuzifikasi
Proses Defuzifikasi dilakukan dengan cara sistem menghitung nilai rata-rata dari zi
umtuk masing-masing gangguan kepribadian. Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

MERPATIVOL : 3 NO. 3 DESEMBER 2015

Z Gangguan =

ISSN: YYYYYY

( w 1z 1 ) +(w 2z 2)++(w z )

z 1+ z 2+ + z

.....(4)
Sistem melakukan proses perhitungan CF sekuensial dengan mengalikan nilai zi setiap
gangguan kepribadian yang diperoleh pada proses komposisi dengan nilai CF pakar setiap
hasil implikasi untuk setiap gangguan untuk aturan dengan nilai wi > 0. Hasil dari perhitungan
CF sekuensial digunakan untuk melakukan perhitungan CF gabungan.
CF Sekuensial = zi * CF Pakar............................(4)
Proses perhitungan CF gabungan dilakukan setelah mendapatkan nilai dari CF
sekuensial. Setelah seluruh nilai CF sekuensial telah diproses melalui CF gabungan hasil akhir
dalam proses tersebut menghasilkan diagnose kepercayaan pasien mengalami gangguan
dalam bentuk persentase.
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari sistem pakar diagnosa ganguan kepribadian
yang telah dikembangankan adalah sistem pakar yang menggabungkan dua metode yaitu
metode logika fuzzy dan faktor kepastian. Hasil akhir pasien mendapatkan persentase dari
kesepuluh gangguan kepribadian, pada masing persentase menunjukan kecenderungan pasien
terhadap suatu gangguan kepribadian. Hasil pengujian sistem memberikan kebenaran diagnosa
yang dapat digunakan oleh ahli untuk bahan pembelajar dari hasil jawaban yang diberikan oleh
pasien pada sistem sehingga mempermudah pakar dalam melakukan pengamatan jika pasien
berkehendak untuk melakukan konsultasi lebih lanjut secara langsung guna mendapatkan hasil
yang maksimal.
Daftar Pustaka
[1] Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta: Andi.
[2] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi Offset
[3] Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika
Aditama.Young-geun Kim and Won-jung Kim. 2014. Implementation of Augmented Reality
System for Smartphone Advertisements. International Journal of Multimedia and Ubiquitous
Engineering.

Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kepribadian Dengan Metode Fuzzy Logic dan Certainty
Factor Berbasis Web
(Komang Arya Sentana Budi)

Anda mungkin juga menyukai