Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut

Undang-undang

Nomor

13

tahun

1998

tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah


penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Penduduk lansia (usia
lebih dari 60 tahun) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding
kelompok usia lainnya. Mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah
penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia persentasenya mencapai 9,77
persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada
tahun 2020 (BPS, 2009). Perkembangan Penduduk Lanjut usia (lansia) di
Indonesia menarik untuk diamati. Diperkirakan Tahun 2020-2025 Indonesia
akan menduduki peringkat keempat dunia setelah China, India, dan Amerika
Serikat (Nugroho, 2008). Peningkatan itu disebabkan oleh semakin majunya
perkembangan teknologi di bidang kesehatan yang berdampak pada
panjangnya usia harapan hidup (Farida, 2008).
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan
yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya
berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan
menimbulkan masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan psikologis (Depkes,
2008). Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelompok lansia adalah:
gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke), gangguan
metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok dan
terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa
tidak efektif lagi).
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut
usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui
bahwa penyakit terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi
(52,3%), dan hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%).
Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada
lansia

(komnas

lansia

2010).

Angka

kejadian

gangguan

hipertensi

menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu pertanyaan yang


berujung pada gaya hidup lansia itu sendiri (Darmojo 2006).
Pada study penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat
mempengaruhi kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya
hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja

lagi, kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi,


pengaturan diet yang tidak sesuai, manejemen terapi obat yang kurang
efektif dan stress, merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak
terkontrol pada lansia (Erda Fitriani, 2005).
Pola-pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam
situasi atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak
ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola
prilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan
selanjutnya pada kesehatan orang lain.
Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik 90 mmHg (Joint National Commitee on
Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High pressure VII, 2003).
Hipertensi menjadi sebuah tantangan global yang luar biasa dan menempati
peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setiap tahunnya. Diperkirakan di
dunia, prevalensi hipertensi akan meningkat dari 26,4% tahun 2000 menjadi
29,2% tahun 2025 (Kearney et al., 2005).
Diet dan modifikasi gaya hidup sangat diperlukan untuk mencegah
komplikasi hipertensi. Selain itu, tujuan dari penatalaksanaan diet adalah
untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan
darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan
faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah (Harie dkk.,2010). Sehingga perlu
diberikan pengetahuan yang lebih kepada lansia dengan hipertensi untuk
menjaga kualitas kesehatan para lansia di kelurahan Kedungkandang.
1.2 Tujuan
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
secara komprehensif.
b. Mampu meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian lansia dengan
hipertensi, melakukan aktivitas sesuai toleransi, dan mencegah
komplikasi hipertensi.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dalam bentuk
tindakan kepada pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Asuhan keperawatan yang dimaksud disini adalah asuhan
keperawatan yang sesuai standar mulai dari pengkajian hingga evaluasi.

Intervensi yang diberikan kepada klien juga intervensi yang berdasarkan


pada evidence based sehingga asuhan yang diberikan adalah asuhan
keperawatan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai