Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pembangunan

Kesehatan

Pembangunan Nasional.

merupakan

bagian

Tujuan Pembangunan

integral

Kesehatan

dari
adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi


setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
optimal.

Keberhasilan

Pembangunan

masyarakat

yang

Kesehatan berperan penting

dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia


Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di
bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini
berdampak terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini
merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal
tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus
dikembangkan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat
maka visi dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri
Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera tercapai.

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan


dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat
untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus
dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM)
DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur
No. 20 tahun 2014.
Puskesmas Kecamatan Koja sebagai salah satu unit pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan
SK. Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan
kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang
mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Koja diharapkan pencapaian
tersebut dapat dilakukan secara optimal.
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Koja
1.1.1.1.

Keadaan Geografis dan Demografi Kecamatan Koja


Kecamatan Koja Jakarta Utara memiliki luas 1.224,62 Ha, yang
terbagi dalam 6 Kelurahan, 82 RW, 905 RT dengan total jumlah penduduk
323.925 jiwa, dan dengan kepadatan penduduk 27.090 jiwa/km2. Batasan
wilayah Kecamatan Koja adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara:

Laut Jawa / Kecamatan Cilincing dan


Kabupaten Administrasi Pulau Seribu.

b. Sebelah Selatan: Kali Betik / Kecamatan Kelapa Gading.


c. Sebelah Barat:

Jl. Sulawesi/Jl. Yos Sudarso / Kecamatan


Tanjung Priok.

d. Sebelah Timur:

Jl. Kramat Jaya / Kali Cakung Lama,


Kecamatan Cilincing.

Rincian luas wilayah RT, RW dan kepadatan penduduk perkelurahan di


Kecamatan Koja tampak pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1 : Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, RW dan RT di wilayah
Puskesmas Kecamatan Koja tahun 2016.
Jumlah
No

Kelurahan

Luas

RW

RT

Penduduk

Koja

Wilayah
327,50

13

146

(Jiwa)
35.499

Lagoa

157,99

18

222

71.298

Tugu Utara

236,65

19

214

81.736

Tugu Selatan

268,00

95

43.831

Rawa Badak Utara

133,38

14

119

41.833

Rawa Badak Selatan

101,10

11

109

49.728

1.224,62

82

905

323.925

JUMLAH

(sumber: Data Laporan Kependudukan Kelurahan Se-kecamatan Koja Kota


Administrasi Jakarta Utara Januari 2016
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1.

Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.


Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan
mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
3

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan


terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah
ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas
dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang
akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi: kewenangan merencanakan kegiatan sesuai
masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang
termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan
target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat
dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan
nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif.Tidak terbatas pada aspek kuratif
dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan
otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam
sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan
kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
4

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah


(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah,

berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak

dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula
fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran

pemahaman

tentang

kesehatan

dari

pandangan

konsumtifmenjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan

kesehatan

yang

semula

bersifat

terpusat

(centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization).


8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
1.1.2.2.

Tujuan Pembangunan Kesehatan Oleh Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
Nasional yakni meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2025.

1.1.2.3.

Fungsi Puskesmas
Fungsi dari Puskesmas antara lain :

1.

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


Puskesmas

selalu

berupaya

menggerakkan

dan

memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat


dan

dunia

usaha

di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas juga aktif


memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari

penyelenggaraan

setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.


2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas
pemuka masyarakat,

selalu

berupaya

keluarga

supaya

dan

perorangan

masyarakat

terutama

dunia

usaha

memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan


masyarakat untuk hidup sehat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelayanan

kesehatan

tingkat

pertama

yang

menjadi

tanggung jawab puskesmas, meliputi :


a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utamanya menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan ini bersifat publik (public goods)yang bertujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
3.1.1.1.

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh dan Terpadu


6

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :


1.
2.
3.
4.

Promotif (peningkatan kesehatan).


Preventif (upaya pencegahan).
Kuratif (pengobatan).
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai meninggal.
Pelayanan kesehatan pada puskesmas juga bersifat terpadu, yaitu
adanya berbagai jenis kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan
bersama berdasarkan atas team work (kerja tim) dan team approach
(pendekatan tim) di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

3.1.1.2.

Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat.

3.1.1.3.

Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Promosi kesehatan masyarakat.


Kesehatan lingkungan.
KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).
KB (Keluarga Berencana).
Perbaikan gizi masyarakat.
P2M (Pengendalian Penyakit Menular).
Pengobatan dasar.

Tabel 1.2 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas


No

Upaya

Kesehatan Kegiatan

Wajib
Promosi Kesehatan

Indikator

Penyuluhan di dalam Tatanan sehat


Perbaikan
dan luar Gedung,
8

perilaku

Kesehatan

PHBS
Penyehatan

Lingkungan

pemukiman

Kesejahteraan ibu
dan anak

Keluarga Berencana

Pemberantasan
penyakit menular

ANC
Pertolongan persalinan
MTBS
Imunisasi
Pelayanan KB

keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Cakupan K1, K4
Cakupan linakes
Cakupan MTBS
Cakupan imunisasi
Cakupan MKET

Diare
ISPA
Tuberkulosis

Cakupan kasus diare


Cakupan kasus ISPA
Cakupan
penemuan

kasus
Angka penyembuhan
Distribusi vit A / Fe / Cakupan vit A / Fe /

Gizi

sehat
Cakupan air bersih
Cakupan
jamban

Pengobatan dasar

cap yodium
PSG
Medik dasar
USG

cap yodium
% gizi kurang / buruk
Cakupan pelayanan
Jumlah kasus yang

Laboratorium

ditangani
Jumlah pemeriksaan

sederhana

3.1.1.4.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
9

6. Upaya Kesehatan Jiwa.


7. Upaya Kesehatan Mata.
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat
upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas

bersama

dinas

kesehatan

kabupaten/kota

dengan

mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan


pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu
pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan pengembangan
pilihan

puskesmas

ini

dilakukan

oleh

dinas

kesehatan

kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan


puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas
kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat,
maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan

upaya

kesehatan

dasar

dan

upaya

kesehatan

pengembangan di Puskesmas Kecamatan Koja adalah sebagai berikut:


1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.
c. Upaya Keluarga Berencana.
10

d.
e.
f.
g.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.


Upaya Kesehatan Lingkungan.
Upaya Pengendalian Penyakit Menular.
Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

3.1.1.5.

Upaya Kesehatan Sekolah.


Upaya Kesehatan Olah Raga.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
Upaya Kesehatan Jiwa.
Upaya Kesehatan Mata.

Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas.
Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari
setiap

fungsi

puskesmas

dalam

menyelenggarakan

setiap

upaya

puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan


pengembangan.
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
11

Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai


berikut:
a. Menggerakkan

pembangunan

berbagai

sektor

tingkat

kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.


b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat, antara lain:
1. KIA: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD).
3. Perbaikan Gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi).
4. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
5. UKS: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren).
6. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda.
7. Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
8. Kesehatan Jiwa: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM).
12

9. Pembinaan

Pengobatan

Tradisional:

Tanaman

Obat

Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional


(Battra).

3. Azas Keterpaduan
Untuk

mengatasi

keterbatasan

sumber

daya

serta

diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program


puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan
KIA dengan P2M, gizi,
pengobatan.
2) UKS: keterpaduan
promosi

kesehatan,

promosi

kesehatan

kesehatan

lingkungan

pengobatan,

kesehatan

&

dengan
gigi,

kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.


3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
kesehatan jiwa, dan promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor

13

Upaya

memadukan

penyelenggaraan

program

puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat


kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral antara lain :
1) UKS: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,
agama dan pertanian.
3) KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala

desa,

organisasi

profesi,

organisasi

kemasyarakatan, PKK dan PLKB.


4) Perbaikan Gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian,
koperasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan
dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai

sarana

pelayanan

kesehatan

tingkat

pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal


puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
14

maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan


kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :


a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun
horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan
tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga
puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan
bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
15

3) Rujukan

operasional,

yakni

menyerahkan

sepenuhnya

kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah


kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan
masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak
mampu.

Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas


Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan
berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan
fungsi puskesmas:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran nonkesehatan

memperhatikan

kesehatan

bagi

institusi

dan

warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks


Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa
diukur:
1. Tatanan sekolah.
2. Tatanan tempat kerja.
3. Tatanan tempat-tempat umum.
16

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat. Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa
indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM).
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan
kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat)

atau

BPP

(Badan

Penyantun

Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan
ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang
terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas.IPMS
minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan
wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
3.1.2. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kecamatan Koja yang berlokasi di Jln. Bhayangkara
No. 12 RT 001/017 Kelurahan Tugu Utara adalah Puskesmas tingkat
Kecamatan di wilayah Kecamatan Koja yang membawahi 7 Puskesmas
Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Koja dan memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah Kecamatan
Koja.
17

Nama dan alamat Puskesmas-Puskesmas di wilayah Kecamatan


Koja terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.3 : Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Koja.


No
1
2

Nama Puskesmas
Alamat
No. Telp
Puskesmas Kelurahan Koja
Jl. Deli Gg 28 No. 2
021-43908462
Puskesmas Kelurahan Tugu Jl. Kramat Jaya Gg 8 021-4403913

Utara
RT 001/018
Puskesmas Kelurahan Tugu Jl. Bendungan Melayu 021-43908519

Selatan
Selatan RT 001/05
Puskesmas Kelurahan Rawa Jl. Rawa Badak Barat 021-43933827

Badak Utara I
No. 37
Puskesmas Kelurahan Rawa Jl. Rawabinangun I

Badak Utara II
Puskesmas Kelurahan Rawa Plumpang B Jl. K II 021-43936751

Badak Selatan
Puskesmas Kelurahan Lagoa

No. 7 RT.009/005
Jl. Menteng No. I

021-43908520

021-4302114

Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja.


1. Koordinator Penunjang dan Kesmas.
Penunjang dan Kesmas yang dilaksanakan di Puskesmas
Kecamatan Koja meliputi kegiatan :
a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Menular (PM)
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Tidak Menular
(PTM)
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyehatan Lingkungan
dan Kesehatan Kerja
d. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Gizi Komunitas &
Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM)
e. Promosi Kesehatan (Promkes)
f. Pelayanan Laboratorium
g. Pelayanan Gizi
18

h. Pelayanan Farmasi

2. Koordinator Yankes.
Pelayanan kesehatan dalam gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Kecamatan Koja meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli MTBS
4. Layanan 24 Jam
b. Pelayanan Kesehatan Penunjang Medik
1. Laboratorium
2. USG (Ultra Sono Grafi)
3. ECG (Electro Cardio Gram)
4. Ambulance
5. Klinik Gizi
6. Apotek / Depo Obat
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu dan
Anak
1. Klinik KI dan KA
2. Klinik KB
3. Klinik Imunisasi
d. Pelayanan Kesehatan Rumah Bersalin (RB)
e. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap (Ranap)
f. Pelayanan Kesehatan Lain Lain
1. Pelayanan Kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin)
19

2. Klinik Jiwa dan Napza


3. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
g. Pelayanan Kesehatan Gadar Bencana
1. Gadar Banjir
2. Gadar Kebakaran dan Bencana Lain
3. Gadar Hari Besar
3.1.2.1.

Visi Puskesmas Kecamatan Koja


Terwujudnya puskesmas kecamatan koja yang memberikan
pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju
masyarakat sehat dan mandiri

3.1.2.2.

Misi Puskesmas Kecamatan Koja


a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Prima dan Merata.
b. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kesehatan Medis dan Non
Medis Puskesmas.
c. Menggalang Kemitraan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas.
d. Mengembangkan Upaya Kemandirian Masyarakat Dalam Bidang
Kesehatan.

3.1.2.3.

Sumber Daya Manusia


Dalam

melaksanakan

pelayanan

kesehatan

di

Puskesmas

Kecamatan Koja, tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas pelayanan


tersebut merupakan faktor utama yang memegang peranan, karena itu
tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja dituntut memiliki
kemampuan dan keahlian yang Profesional. Berikut adalah komposisi
20

tenaga kesehatan tahun 2016 yang ada di Puskesmas Kecamatan Koja dan
di Puskesmas Kelurahan, yaitu :
Tabel 1.4 : Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Se-Kecamatan Koja tahun 2016.

No

Jenis Tenaga Kesehatan

1
2

Pasca Sarjana
Sarjana Kesehatan
Dokter Umum
Dokter Gigi
SKM
Apoteker
Keperawatan
Sarjana Umum Ekonomi / Hukum /

3
4

Adm
Paramedis
Bidan D3
Bidan D1
Perawat D3
Perawat (SPK)
Perawat Gigi
Analis
Farmasi (D3)
SMF
Sanitarian (D1)
Sarjana Gizi (S1)
Gizi (D3)
Gizi (D1)
Fisioterapis (D 3)
Akademi Komputer (D3)
Akademi Rekam Medik (D3)
SLTA
Lain lain (Tenaga Keamanan, Juru
Masak RB, Juru Cuci RB, Sopir)

TOTAL
1.2

Jumlah
PNS
3

NON PNS
0

11
3
3
1
2

20
6
0
0
0

12
2
14
3
3
2
1
1
1
0
1
1
0
0
0
5

0
23
25
0
0
7
16
0
0
1
1
0
1
8
1
24

51

70 Orang

186 Orang

Program Keluarga Berencana


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program
pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di
Indonesia.
21

Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada


pengaturan kelahiran dalam rangka pengendalian penduduk dan
peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM,
termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan
gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan yang
sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi
pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.
Tujuan
Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan
angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam
keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (KKP). Jumlah pasangan
usia subur yang menjadi sasaran program ditetapkan berdasarkan survei
pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan
pelaksanaannya

dikoordinasikan

oleh

PLKB

(Petugas

Lapangan

Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN


(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).
Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran
diantaranya :
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya

pendidikan

atau

promosi
22

kesehatan.

Sesuai

dengan

permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan


menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak
sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang
dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan
pendidikan

kesehatan

pada

kelompok

ini

diharapkan

untuk

selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan


pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat
para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang
diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh
atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan
dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik
ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan
kesehatan

dengan

kebijakan-kebijakan

atau

keputusan

yang

dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap


perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada
masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang
ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
Program dan Upaya KB
Program dan Upaya KB Nasional antara lain :
1.

Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling


calon pengantin

2.

Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS

3.

Promosi KB pasca persalinan


23

4.

Pelayanan KB pasca persalinan

5. Penerangan dan motivasi


6. Pelembagaan program
7. Pendidikan KB
8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program
9. Pelayanan KB
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
Program dan upaya KB nasional tersebut hampir semua
terlaksana di Puskesmas Kecamatan Koja, namun untuk program
pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon
pengantin belum terlaksana dengan baik pada puskesmas kecamatan
Koja dikarenakan :
1. Kurangnya sosialisasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja di
sekolah dan masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konseling
pra nikah.
3. Kurangnya Kerjasama antara puskesmas dengan KUA.

Ruang Lingkup
Mengadakan konseling KB, baik di Puskesmas maupun di
masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan
kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan
penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
24

1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
6. KB Pasca Bersalin
7.KB IUD Lepas Placenta
Untuk peserta KB yang ingin menggunakan metode MOW,
Puskesmas Kecamatan Koja tetap membantu melayani, namun untuk
pelaksanaannya peserta KB tersebut dirujuk ke RS setempat. Kegiatan
program KB di Puskesmas Kecamatan Koja adalah mengadakan
penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan memberikan
pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan pelayanan KB keliling.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru
adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi
belum tentu berdomisili di Kecamatan Koja. Sedangkan KB aktif adalah
akseptor yang mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di
Kecamatan Koja.

Data Akseptor KB baru, Akseptor KB aktif Puskesmas Kecamatan Koja


periode Januari 2016 Februari 2016
Tabel 1.5 Akseptor KB Baru dan Akseptor KB Aktif di Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari Februari 2016
Jumlah PUS: 52506
Akseptor

KB Akseptor

baru
Jumlah

KB

aktif
%

Jumlah

%
25

Keterangan:

IUD

56

5,12

2621

Akseptor KB Baru:

6,65

Akseptor KB Baru Januari 2016 +


MOW

0,09

43

0,11

Akseptor KB Baru Februari 2016


Akseptor KB Aktif:

MOP

21

0,05

Akseptor KB Baru Periode JanuariFebruari 2016 + Akseptor KB Lama

Implan

125

11,44

2471

6,27

Suntik

756

69,17

26431

67,1

Kondom 56

5,12

2839

7,21

Pil

99

9,06

4964

12,6

Total

1093

100%

39390

100%

(Sumber: Status pasien KB, buku kohort KB, LB 3 Kesga Februari 2016
Puskesmas Kecamatan Koja)

Tabel 1.5 Indikator dan Target Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Koja

Program Indikator
KB

Target 12 Bulan Target 2 Bulan


(%)

(%)

70

11,67

b. MOP

70

11,67

c. MOW

70

11,67

d. Implant

70

11,67

e. Suntik

70

11,67

Cakupan Peserta KB Aktif


Peserta

KB

Aktif

Menurut

Metode Kontrasepsi :
a.
IUD

26

f. Kondom

70

11,67

g. Pil

70

11,67

Tabel 1.6 Cakupan Peserta KB Aktif Puskesmas Kecamatan Koja Januari Februari
2016

No.

KELURAHAN

PESERTA

Jumlah

KB AKTIF

PUS

CAKUPAN
PESERTA KB
AKTIF
%

TARGET 2
BULAN
(%)

KOJA

4.807

3.722

77,43

11,67

RAWA BADAK UTARA 1

2.967

2.256

76,04

11,67

RAWA BADAK UTARA 2

3.531

2.654

75,16

11,67

RAWA BADAK SELATAN

8.439

6.323

74,93

11,67

LAGOA

11.572

8.658

74,82

11,67

TUGU UTARA

12.966

9.654

74,46

11,67

TUGU SELATAN

8.224

6.123

74,45

11,67

52.506

39.390

75,02

11,67

JUMLAH

Tabel 1.7 Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Koja Periode Januari - Februari 2016
CAKUPAN
JUMLAH
No.

KELURAHAN

PESERTA

IUD

KB AKTIF

TARGET

PESERTA KB

2 BULAN

AKTIF

(%)

DENGAN IUD
(%)

KOJA

3.722

388

11,67

10,43

RAWA BADAK UTARA 1

2.256

242

11,67

10,73

RAWA BADAK UTARA 2

2.654

457

11,67

17,22

RAWA BADAK SELATAN

6.323

346

11,67

5,47

LAGOA

8.658

561

11,67

6,48

27

TUGU UTARA

9.654

472

11,67

4,89

TUGU SELATAN

6.123

155

11,67

2,53

39.390

2621

11,67

6,65

JUMLAH

Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Koja Periode Januari - Februari 2016
CAKUPAN

No.

KELURAHAN

TARGET 2

JUMLAH PESERTA

MOW

KB AKTIF

BULAN
(%)

PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
MOW
(%)

KOJA

3.722

11,67

0,13

RAWA BADAK UTARA 1

2.256

11,67

0,36

RAWA BADAK UTARA 2

2.654

11,67

0,34

RAWA BADAK SELATAN

6.323

11,67

0,11

LAGOA

8.658

11,67

0,05

TUGU UTARA

9.654

11,67

0,06

TUGU SELATAN

6.123

11,67

0,07

39.390

43

11,67

0.11

JUMLAH

Tabel 1.9 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implant di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari - Februari 2016
CAKUPAN
JUMLAH
No.

DESA

PESERTA

IMPLANT

KB AKTIF

TARGET

PESERTA KB

AKTIF

BULAN

DENGAN

(%)

IMPLANT
(%)

KOJA

3.722

573

11,67

15,4

RAWA BADAK UTARA 1

2.256

184

11,67

8,16

RAWA BADAK UTARA 2

2.654

262

11,67

9,87

RAWA BADAK SELATAN

6.323

224

11,67

3,54

LAGOA

8.658

264

11,67

3,05

28

TUGU UTARA

9.654

690

11,67

7,15

TUGU SELATAN

6.123

274

11,67

4,47

39.390

2.471

11,67

6,27

JUMLAH

Tabel 1.10 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari - Februari 2016
CAKUPAN
JUMLAH
No.

DESA

PESERTA

TARGET
KONDOM

KB AKTIF

2 BULAN
(%)

PESERTA KB
AKTIF
DENGAN
KONDOM
(%)

KOJA

3.722

323

11,67

8,68

RAWA BADAK UTARA 1

2.256

192

11,67

8,51

RAWA BADAK UTARA 2

2.654

156

11,67

5,88

RAWA BADAK SELATAN

6.323

744

11,67

11,77

LAGOA

8.658

494

11,67

5,71

TUGU UTARA

9.654

261

11,67

2,70

TUGU SELATAN

6.123

669

11,67

10,92

39.390

2.839

11,67

7,21

JUMLAH

Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja
Periode Januari - Februari 2016
CAKUPAN
JUMLAH
No.

DESA

PESERTA KB

PIL

AKTIF

TARGET 2

PESERTA KB

BULAN

AKTIF DENGAN

(%)

PIL
(%)

KOJA

3.722

853

11,67

22,92

RAWA BADAK UTARA 1

2.256

591

11,67

26,2

RAWA BADAK UTARA 2

2.654

470

11,67

17,71

RAWA BADAK SELATAN

6.323

1.259

11,67

19,91

LAGOA

8.658

1.137

11,67

13,13

TUGU UTARA

9.654

383

11,67

3,967

29

TUGU SELATAN
JUMLAH

1.3.

6.123

271

11,67

4,426

39.390

4.964

11,67

12,6

Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven)
di Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2016, terdapat satu program
yang dipilih dalam identifikasi masalah, yaitu Program Keluarga Berencana.
Program ini dipilih karena merupakan salah satu program dengan karakteristik
khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi
perencana dan pengawas adalah PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat
Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok
masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Koja dan secara khusus adalah
kelompok-kelompok pasangan usia subur. Program ini dilaksanakan secara
30

terpadu bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya


termasuk di dalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat
sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 75,02%.
2. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 6,65%.
3. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 0,11%.
4. Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 6,27%.
5. Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 7,21%.
6. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 12,6%.

1.4.

Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib puskesmas
di Kecamatan Koja maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan
cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed). Selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari
Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :
1.

Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja


pada periode Januari Februari 2016 adalah sebesar 75,02% berada
di atas target yaitu 11,67%.
31

2.

Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas


Kecamatan Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah
sebesar 6,65% berada di bawah target yaitu 11,67%.

3.

Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas


Kecamatan Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah
sebesar 0,11% berada di bawah target yaitu 11,67%.

4.

Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas


Kecamatan Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah
sebesar 6,27% berada di bawah target yaitu 11,67%.

5.

Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas


Kecamatan Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah
sebesar 7,21% berada di bawah target yaitu 11,67%.

6.

Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas


Kecamatan Koja pada periode Januari Februari 2016 adalah
sebesar 12,6% berada di atas target yaitu 11,67%.

32

Anda mungkin juga menyukai