Anda di halaman 1dari 23

PAPER MENGENAI KONSEP PERSEPSI, SENSORI, DAN KOGNITIF DAN

KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Oleh :
KELOMPOK 8

Anggita Junayah
Ulfa Amalia Fajrin
Rifqi Rizqya
Shelfi W.
Nurul Hidayati
Diah Septi Utami
Tadea Yasinta
Galuh I.
Ririn P.
Diah Ayu S.
Ira Theresia Panjaitan

(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141
(220201141

Kelas A. 14.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015

Definisi,fisiologi, dan komponen persepsi,sensori,dan kognitif


Fisiologi Sensori
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai

oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla
spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan jaringan,
maka sistem nosiseptif akan bergeser
fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang
rusak.
Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan kerusakan
jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius atau noksius ringan
yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan nyeri. Nyeri inflamasi akan
menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan respon inflamasi.
Alur nyeri dari tangan yang terbakar mengeluarkan zat kimia bradykinin, prostaglandin
kemudian merangsang ujung reseptor saraf yang kemudian membantu transmisi nyeri dari
tangan yang terbakar ke otak.
Impuls disampaikan ke otak melalui nervus ke kornu dorsalis pada spinal cord.
Pesan diterima oleh thalamus sebagai pusat sensori pada otak.
Impuls dikirim ke corteks dimana intensitas dan lokasi nyeri dirasakan.
Penurunan nyeri dimulai sebagai signal dari otak, turun melalui spinal cord.
Pada kornu dorsalis zat kimia seperti endorfin dikeluarkan untuk menurunkan nyeri.
Penurunan fungsi neuromuskular:
fungsi utama dari sistem saraf pusat adalah mengatur relfeks sederhana, menerjemahkan
rangsang serta mengatur respon tubuh, emosi serta tindakan dan juga pergerakan tubuh
(Lueckenotte,2000). Pada umumnya bagian spesifik otak akan menerima rangsang sensori
dari indra peraba, penglihatan, dan sumber vestibular. Rangsangan ini akan di terjemahkan
sebagai input perintah dan pergerakan tubuh sebagai outputnya. Pada individu normal akan
menghasilkan pergerakan yang terkoordinasi dan halus. Namun pada lansia menurunnya
respon sensorik dan motorik menyebabkan pergerakan tubuhpun kurang terkoordinasi
(contoh tremor) dan pergerakan yang lambat sehingga sangat beresiko mengalami jatuh.
Menurunnya fungsi sensori maupun motorik juga terkadang disebabkan karena penyakit.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KOGNITIF
Salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk lain adalah dalam fungsi luhur. Otak
manusia jauh berbeda dengan otak binatang, karena adanya korteks asosiasi yang menduduki
daerah antar berbagai korteks perseptif primer.
Untuk memahami perubahan perilaku yang terjadi pada pasien dengan penyakit, sangat
penting mengetahui anatomi dan fisiologi dari bagian-bagian otak yang menghasilkan dan
memelihara perilaku yang normal. Terdapat empat tingkatan perilaku, yaitu:
Pertama adalah kesadaran atau basic arousal. Fungsi ini diatur oleh Ascending Activating
System yang terdiri dari formasio retikularis batang otak, talamus, sistem limbik dan korteks.
Kedua adalah kebutuhan dasar (basic drives) dan insting hidup (survival instinct), yang terdiri
antara lain makan, tidur, mempertahankan diri, dan prokreasi. Fungsi ini diatur oleh
hipotalamus dan struktur-strutur lain yang berhubungan dengan sistem limbik. Termasuk di
sini adalah emosi dan memori.
Ketiga adalah intelektual, yaitu suatu kompleks dari kualitas manusia tingkat tinggi yang
terdiri dari proses tingkat tinggi dalam kalkulasi, berpikir abstrak, membangun bahasa dan
persepsi. Struktur utama untuk fungsi tersebut terdapat pada korteks serebri.

Keempat adalah perilaku sosial dan kepribadian, suatu kompleks perilaku yang merupakan
interaksi dari semua tingkatan perilaku dan integrasi dari semua sistem di otak.
Fungsi kognitif mempunyai empat item utama yang dapat dianalogkan dengan kerja dari
komputer, yaitu:
Fungsi reseptif, yang melibatkan kemampuan untuk menseleksi, memproses,
mengklasifikasikan dan mengintegrasikan informasi.
Fungsi memori dan belajar, yang maksudnya adalah mengumpulkan informasi dan
memanggil kembali.
Fungsi berpikir adalah mengenai organisasi dan reorganisasi informasi.
Fungsi ekspresif, yaitu informasi-informasi yang didapat dikomunikasikan dan dilakukan.
Otak manusia terdiri dari batang otak, dua belahan otak besar (hemisfer kanan dan kiri) dan
serebelum atau otak kecil. Masing-masing bagian atau struktur terbagi lagi dalam bagianbagian yang lebih rinci dan mempunyai fungsi khusus. Proses mental manusia merupakan
sistem fungsional kompleks dan tidak dapat dilokalisasi secara sempit menurut bagian otak
terbatas, tetapi berlangsung melalui partisipasi semua struktur otak, dan setiap struktur
mempunyai peranan tertentu sendiri untuk organisasi sistem fungsional itu. Untuk
meningkatkan kualitas otak diperlukan stimulasi khusus pula dari bagian-bagian tersebut.
Stimulasi otak pada hakikatnya adalah proses pembelajaran (learning process) dan pada
gilirannya mempengaruhi kemampuan intelektual dan kemampuan beradaptasi manusia
terhadap lingkungannya.
Otak bekerja secara keseluruhannya dengan menggunakan fungsi dari seluruh bagian. Namun
demikian, ada bagian-bagian tertentu yang mempunyai peranan menonjol dalam proses
berpikir dan bertindak tertentu. Pembagian komponen intelek/fungsi luhur menjadi 5
komponen yakni bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi didasarkan pada teori
lokalisasi dan spesialisasi bagian/fungsi otak.
MANIFESTASI GANGGUAN KOGNITIF
Manifestasi gangguan fungsi kognitif dapat meliputi gangguan pada aspek bahasa, memori,
emosi, visuospasial dan kognisi.
Gangguan Bahasa
Gangguan bahasa yang terjadi pada demensia terutama tampak pada kemiskinan kosa kata.
Pasien tak dapat menyebut nama benda atau gambar yang ditunjukkan padanya
(confrontation naming), tetapi lebih sulit lagi untuk menyebutkan nama benda dalam satu
kategori (categorical naming), misalnya disuruh menyebut nama buah atau hewan dalam satu
kategori. Sering adanya diskrepansi antara penamaan konfrontasi dan penamaan kategori
dipakai untuk mencurigai adanya demensia dini. Misalnya orang dengan cepat dapat
menyebutkan nama benda yang ditunjukkan tetapi mengalami kesulitan kalau diminta
menyebutkan nama benda dalam satu kategori, ini didasarkan karena daya abstraksinya mulai
menurun.
Gangguan Memori

Gangguan mengingat sering merupakan gejala yang pertama timbul pada demensia dini. Pada
tahap awal yang terganggu adalah memori barunya, yakni cepat lupa apa yang baru saja
dikerjakan. Namun lambat laun memori lama juga dapat terganggu. Dalam klinik neurologi
fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan bergantung lamanya rentang waktu antara
stimulus dan recall, yaitu:
Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus dan recall hanya
beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan perhatian untuk mengingat (attention).
Memori baru (recent memory), rentang waktunya lebih lama yaitu beberapa menit, jam,
bulan bahkan tahun.
Memori lama (remote memory), rentang waktumya bertahun-tahun bahkan seumur hidup.
Gangguan Emosi
Sekitar 15% pasien mengalami kesulitan melakukan kontrol terhadap ekspresi dari emosi.
Tanda lain adalah menangis dengan tiba-tiba atau tidak dapat mengendalikan tawa. Efek
langsung yang paling umum dari penyakit pada otak terhadap kepribadian adalah emosi yang
tumpul, disinhibition, kecemasan yang berkurang atau euforia ringan, dan menurunnya
sensitifitas sosial. Dapat juga terjadi kecemasan yang berlebihan, depresi dan hipersensitif.
Gangguan Visuospasial
Gangguan ini juga sering timbul dini pada demensia. Pasien banyak lupa waktu, tidak tahu
kapan siang dan malam, lupa wajah teman dan sering tidak tahu tempat sehingga sering
tersesat (disorientasi waktu, tempat dan orang). Secara obyektif gangguan visuospasial ini
dapat ditentukan dengan meminta pasien mengkopi gambar atau menyusun balok-balok
sesuai bentuk
Gangguan Kognisi
Fungsi ini yang paling sering terganggu pada pasien demensia, terutama gangguan daya
abstraksinya. la selalu berpikir kongkrit, sehingga sukar sekali memberi makna peribahasa.
Juga daya persamaan (similarities) mengalami penurunan.
PUSTAKA
Hartono B. Konsep dan pendekatan masalah kognitif pada usia lanjut: Terfokus pada deteksi
dini. Dalam: Cognitif problem in elderly. Temu Regional Neurologi Jateng-DIY ke XIX,
2002: 1-6.
Purwadi T. Manajemen penderita Mild Cognitive Impairment (MCI). Simposium Demensia.
Pertemuan Ilmiah Nasional Neurogeriatri Pertama. Jakarta. 2002: 7-14.
Lamsudin R. Demensia vaskuler. Tinjauan aspek serebrovaskuler-patologi, kriteria, diagnosis,
epidemiologi, faktor risiko, pencegahan dan pengobatan. Berkala Neuro Sains, 1999; vol 1
(1): 1-10.
Gunawan B. Pendidikan kedokteran berkelanjutan. Up date on neurologi 2002. Surabaya.
2002: 10-1.

1.
Perkembangan Sensori, Persepsi dan kognitif pada remaja
Ekspresi untuk mengenal dunia lain merupakan studi awal tentang persepsi. Hanya dengan
sedikit membutuh indicator sehingga memunculkan pertanyaan. Apa ciri keputusan tentang
dunia baru (lain). Karena kebanyakan yang menarik perhatian manusia adalah manusia itu
sendiri. perkemabangan sensori dan persepsi pada dasarnya dipengaruhi oleh pengalaman
dan pengamalan yang sebelumnya.
Selama perkembangan dalam priode sensori-motor yang berlangsung sejak anak lahir sampai
usia 2 tahun. Inteligensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitive, dalam arti
masih didasarkan pada prilaku terbuka. Meskipun primitive dan terkesan tidak penting,
inteligensi sensori sesungguhnya merupakan inteligensi dasar yang amat berarti karena ia
menjadi pondasi untk tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut kelak.
Inteligensi sensori dipandang sebagai inteligensi praktis yang berpaedah bagi anak umumnya
pada usia 0-2 tahun,untuk belajar berbuat untuk lingkungannya sebelum ia mampu berfikir
mengebai apa yang ia perbuat. Anak pada tahapan ini belajar mengenai dunia kebendaan.
Beberapa studi fisiologi modern mengungkapkan bahwa kepekaan retina mata terhadap
cahaya sangan lemah saat baru lahir. Kemudian, ia berkembang hingga fungsinya mencapai
kesempurnaan, kira-kira sampai pada penghujung tahun pertama umur anak. Segera setelah
kealhiran si anak belumlah dapat merespon cahaya yang tajam. Disebabkan oleh retina si
anak yang kurang terbentuk, gambar-gambar apa pun belum tampak jelas, olehnya hingga
bulan ke enam usianya saat pembentukan retina pada kedua matanya menjadi sempurna
Pada umumnya bayi dibawah umur 18 bulan belum memiliki pengenalan (object
permanence), kemampuan itu baru muncul setelah anak berumur 18 hingga 24 bulan. Setelah
inilah beru perkembangan sensori bertahap secara formal, seperti Praoperasional(2-7
tahun), Konkret-Operasional (7-11 tahun), Formal- Operasional(11-15 tahun).
Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu itu.
sedangkan dalam arti luas pendangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu itu. Pendapat lain; bahwa persepsi adalah proses
ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Pendapat
lain; persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Gulo; mendefinisikan persepsi sebagai
proses seorang manjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra
yang dimilikinya. Sedangkan Pareek; memberikan defenisi lebih luas, dikatakan ia persepsi
dapat didefenisi sebagai proses menerima , menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan,
menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Dalam proses perkembangan anak, Crapps menggarisbawahhi tiga faktor penting dalam
perkembangan anak. Pertama, masa anak-anak merupakan masa yang penuh dengan
perubahan-perubahan yang cepat. Pada masa ini anak berusaha untuk menemukan
keberadaan dirinya, dan menerima keadaan sekitarnya. Pola ini merupakan pola dasar bagi
perkembangan persepsi anak. Kedua, kapasitas yang dimiliki anak-anak untuk belajar
merupakan suatu hal penting dalam perkembangannya. Ketiga, aspek terpenting dalam
perhatian perkembangan persepsi adalah kualitas pengalaman anak dengan orang
disekitarnya.
Perkembangan Perceptual

Perkembangan perceptual anak erat kaitannya dengan perkembangan sel dan jaringan otak
(kartadinata. 1997:57). Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan
individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada
individu melalui alat-alat indra yang diteruskan ke otak.
Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami,yaitu :

1.

Sensasi

Merupakan peristowa penerimaan informasi oleh indra penerima, sensasi biasanya


berlangsung di saat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima.dimana dalam
sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi.

2.

Persepsi

Merupakan interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima dimana
terjadi proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Contohnya : adanya
perbedaan suara mobil, suara binatang, suara music dan sejenisnya

3.

Atens

Lebih mengacu kepada selektifitas persepsi, dengan atensi kesadaran seseorang bisa tertuju
kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.

Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi
merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra
penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi
visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran
yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa
bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin
kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan
dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya
Emang dari dulu gambarnya gitu bu !.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar

Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau
tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam
gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh
gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari
keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini
memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur
dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek
oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap
gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap
gerakan berputar.
b. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima
oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran
mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap
suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1) Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber
suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah
kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan
perhatiannya ke arah sumber suara tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain
yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang
mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.

Pengertian perkembangan kognitif.

Perkembangan kognitif ialah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar,
berpikir, dan bahasa.
Ada beberapa pendapat dalam mendeskripsikan perkembangan kognitif, diantaranya adalah:
Menurut pieget perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap,
lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak
tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan
pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar
secara aktif dilingkungan sekolah.

Menurut Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks


social dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu
pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran
dapat terjadi saatsiswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari sekolah
namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik.

Karakteristik Pemikiran Remaja.


Karakteristik pemikiran remaja berupa :
Perkembangan kognitif sosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja
yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.
Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti
bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja :
Abstrak : mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan
penalaran yang benar-benar abstrak.
Idealis : Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain dan dunia, dan
membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standar-standar ideal ini.
Logis : Mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar
suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji
pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.
Tahap dalam Perkembangan Kognitif Remaja
Menurut piaget perkembangan kognitif remaja terbagi dalam empat tahap, yaitu:
1.

Tahap sensorimotor (0-2 tahun)


Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti menyedot,
meraih, mengikuti arah, dll.

2.

Tahap praoperasional (2-7 tahun)


Anak-anak mengekploitasi kemampuan yang baru dicapainya serta mengembangkannya.

3.

Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)


Anak-anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah mencapai
struktur-struktur logikmatematik.

4.

Tahap operasi formal (11 tahun ke atas atau awal remaja hingga dewasa)
Operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit tetapi dapat pula pada
proposisi verbal dan kondisi hipotetik.
Perubahan Perkembangan Kognitif Remaja
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja:
1. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk
mengerti keterbatasannya dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan
dan penalaran yang sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah
berdampak pada perilaku sosial, berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat
keputusan.
2. Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan
dalam proses penalaran dan berfikir logis.
3. Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir.berfikir itu sendiri biasa dikenal
dengan istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas kognitifnya sendiri
selama proses berfikir, menjdkannya instrospektif, terkait dengan adolescence
egocentrism.
4. Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena mampu melihat
dr berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran double
entendres.
5. Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan sering muncul
saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya berargumentasi dengan
orang tua terutama tentang nilai-nilai moral.
1.
Perkembangan Kognitif
Periode remaja merupakan penting dalam perkembangan kognitif sangatlah tepat. Hal ini
disebabkan karena karena sejak usia sembilan tahun hingga akhir usia belasan tahun
perkembangan psiko-sosial seorang membuatnya mampu untuk menerima tanggung jawab
atas tingkah laku mereka sendiri dan secara reflektif menjadi taat kepada system pilihan
mereka sendiri.
Perkembangan kognitif, terdapat hubungan antara cara berfikir seseorang dengan
kemampuannya untuk membangun alasan tentang dilema moral. Esensi dari teori ini adalah;
perubahan seseorang anak-anak akan mempengaruhi kemampuan dalam membuat keputusan
yang berkaitan dengan moral. Kemampuan intelektual remaja dalam satu sisi tententu tampak
bertentangan, dalam satu sisi remaja membutuhkan kemampuan membangun pemikiran
untuk menyelesaikan problem-problem yang sulit. Tetapi pencapaian kemampuan berfikir ini
sering diiringi degnan kekurangan dalam pemahaman dan kesadaran pribadi, sehingga remaja
sering berlebihan dalam menilai opini mereka dan membesar-besarkan masalah yang mereka
hadapi.
Piaget mengatakan perkembangan kognitif pada masa ini merupakan perkembangan dari halhal yang intuitif kepada hal-hal yang konkrit untuk berfikir proporsional. Hal penting dalam
perkembangan pada fase ini adalah kemampuan remaja untuk berfikir abstrak. Kemampuan
intlektualnya remaja meliputi kemampuan untuk :
1) memprediksi pemecahan-pemecahan satu masalah.
2) menguji solusi yang hipotesis.

3) memikirkan hal-hal yang actual dan mungkin terjadi


Secara perlahan para remaja dapat mencapai masa efesiensi, bukan saja dalam
mengksplorasi. Interpretasi hipotesis tetapi juga dalam menghubungkan hal-hal yang
berkaitan dengan kepercayaan yang abstrak dalam pengalaman mereka sendiri. dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa secara kuelitatif permkembangan kognitif pada masa
remaja berbeda dengan masa anak-anak remaja memiliki kemampuan untuk membangun
teori-teori dan mengevaluasi pemikiran yang ada dibaliknya.
Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan Kognitif Menurut Teori Pieget
b. Perkembangan Pengambilan Keputusan
c. Perkembangan Orientasi Masa Depan
d. Perkembangan Kognisi Sosial
e. Perkembangan Penalaran Moral
f. Perkembangan Pemahaman Agama

a. Perkembangan Kognitif Menurut Teori Pieget


Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Pieget, masa remaja sudah mencapai tahap
operasi formal ( operasi = kegiatan kegiatan mental tentang berbagai
gagasan). Remaja secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang
abstrak. Dengan kata lain berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta
sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berfikir kongkrit.

b. Perkembangan Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (decision making)merupakan salah satu bentuk perbuatan berfikir
dan hasil dari perbuatan tersebut keputusan.ini berarti bahwa dengan melihat bagaimana
seorang remaja mengambil suatu keputusan, maka dapat diketahui perkembangan
pemikirannya.
c. Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi
pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa
kanak kanak mencapai kedewasaan, remaja memiliki tugas tugas perkembangan yang
mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang Dewasa.

d. Perkembangan Kognisi Sosiail

Menurut Dacey & Kenny (1997) yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah kemampuan
untuk berfikir secara kritis mengenai isu isu dalam hubungan
interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk
memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.

e. Perkembangan Penalaran Moral


Moral Merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman
menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang
harmonis, dan menghindari konflik konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.
Perkembangan moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.

f. Perkembangan Pemahaman Agama


Agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu
membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilakan tingkah laku dan bias
memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Agama
memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi
dirinya.

Proses Berfikir
Psikologi kognitif adalah ilmu yang memproses fikir manusia. Dengan berfikir
manusia dapat memperoleh informasi, memproses informasi, mengingat, menggunakan dan
imaje. Berfikir ini bisa menjadi sebuah proses untuk kepekaan dan otak akan semakin baik
karena jika otak tidak digunakan maka terjadi sel-sel yang berkerut karena jika otak dipakai
maka otak akan semakin bagus namun sebaliknya jika otak itu tidak digunakan maka sel-sel
otak itu akan bisa mati. Psikologi kognitif berasal dari kognisi yang artinya proses berfikir.
Dalam proses berfikir otak manusia akan semakin baik bisa berfikir dengan cepat. Psikologi
kognitif membahas persepsi terhadap informasi, membahas pemahaman tentang informasi,

alur fikiran, membahas formulasi dan produksi jawaban karena psikologi kognitif merupakan
ilmu yang menyelidiki pola fikir manusia dan juga psikologi kognitif bisa dipandang dengan
proses-proses mental fikir manusia.
Dalam berfikir akan mendapatkan sebuah informasi baik informasi yang di ambil
dalam memori yang lalu atau sudah informasi yang baru didapatkan, dapat kita contohkan
saat kita belajar psikologi kognitif kita banyak mengingat tentang otak dan otak itu sudah
dipelajari saat sma hingga dapat mengambil informasi-informasi yang lalu saat masih di sma
dahulu. Proses berfikir ini sudah ada pada sejak didalam kandungan contohnya didalam
kandungan bayi dapat mendengar suara-suara ibunya dan informasi itu masuk kedalam
memorinya sehingga terjadi respon dari bayi didalam kandungan tersebut. Psikologi kognitif
merupakan hal yang harus difahami dengan baik karena dengan proses berfikir manusia dapat
belajar dari kesalahan dimasa lalu dan dari ini kesalahan tersebut menjadi bahan informasi di
masa depan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan .Dari
berfikir juga dapat mengembangkan ide-ide yang cemerlang dan manusia juga dapat belajar
suatu hal yang baru tentang cara-cara manusia berfikir ketika mempelajari bagaimana
manusia memikirkan tentang berfikir. Banyak sekali pengertian-pengertian tentang kognisi
(berfikir) diantaranya adalah:
a. Neiser : kegiatan manusia untuk mengetahui , memperoleh, mengorganisasikan dan
menggunakan pengetahuan.
b. Anderson : memahami mekanisme dalam berfikir manusia.
Dari definisi ini berfikir manusia dapat mengetahui dan bahkan bisa menggunakan
pengetahuan. Contohnya saat ada orang yang belajar sepeda motor , dia berfikir bagaimana
caranya untuk bisa menjalankan sepeda motor ini dengan baik, sehingga dia belajar ke
pamannya untuk mengetahui cara menjalankan motornya saat sudah tau dia dapat
mengorganisasikan motornya dan menggunakan motornya dengan baik tanpa melanggar lalu
lintas karna sudah tau pengetahuannya tentang cara mempelajari sepeda motor.

2.
Perkembangan Sensori Dan Persepsi
Ekspresi untuk mengenal dunia lain merupakan studi awal tentang persepsi. Hanya dengan
sedikit membutuh indicator sehingga memunculkan pertanyaan. Apa ciri keputusan tentang
dunia baru (lain). Karena kebanyakan yang menarik perhatian manusia adalah manusia itu
sendiri. perkemabangan sensori dan persepsi pada dasarnya dipengaruhi oleh pengalaman
dan pengamalan yang sebelumnya.
Selama perkembangan dalam priode sensori-motor yang berlangsung sejak anak lahir sampai
usia 2 tahun. Inteligensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitive, dalam arti
masih didasarkan pada prilaku terbuka. Meskipun primitive dan terkesan tidak penting,
inteligensi sensori sesungguhnya merupakan inteligensi dasar yang amat berarti karena ia
menjadi pondasi untk tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut kelak.
Inteligensi sensori dipandang sebagai inteligensi praktis yang berpaedah bagi anak umumnya
pada usia 0-2 tahun,untuk belajar berbuat untuk lingkungannya sebelum ia mampu berfikir
mengebai apa yang ia perbuat. Anak pada tahapan ini belajar mengenai dunia kebendaan.
Beberapa studi fisiologi modern mengungkapkan bahwa kepekaan retina mata terhadap
cahaya sangan lemah saat baru lahir. Kemudian, ia berkembang hingga fungsinya mencapai
kesempurnaan, kira-kira sampai pada penghujung tahun pertama umur anak. Segera setelah
kealhiran si anak belumlah dapat merespon cahaya yang tajam. Disebabkan oleh retina si
anak yang kurang terbentuk, gambar-gambar apa pun belum tampak jelas, olehnya hingga
bulan ke enam usianya saat pembentukan retina pada kedua matanya menjadi sempurna
Pada umumnya bayi dibawah umur 18 bulan belum memiliki pengenalan (object
permanence), kemampuan itu baru muncul setelah anak berumur 18 hingga 24 bulan. Setelah

inilah beru perkembangan sensori bertahap secara formal, seperti Praoperasional(2-7


tahun), Konkret-Operasional (7-11 tahun), Formal- Operasional(11-15 tahun).
Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu itu.
sedangkan dalam arti luas pendangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu itu. Pendapat lain; bahwa persepsi adalah proses
ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Pendapat
lain; persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Gulo; mendefinisikan persepsi sebagai
proses seorang manjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra
yang dimilikinya. Sedangkan Pareek; memberikan defenisi lebih luas, dikatakan ia persepsi
dapat didefenisi sebagai proses menerima , menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan,
menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Dalam proses perkembangan anak, Crapps menggarisbawahhi tiga faktor penting dalam
perkembangan anak. Pertama, masa anak-anak merupakan masa yang penuh dengan
perubahan-perubahan yang cepat. Pada masa ini anak berusaha untuk menemukan
keberadaan dirinya, dan menerima keadaan sekitarnya. Pola ini merupakan pola dasar bagi
perkembangan persepsi anak. Kedua, kapasitas yang dimiliki anak-anak untuk belajar
merupakan suatu hal penting dalam perkembangannya. Ketiga, aspek terpenting dalam
perhatian perkembangan persepsi adalah kualitas pengalaman anak dengan orang
disekitarnya.
Perkembangan Perceptual
Perkembangan perceptual anak erat kaitannya dengan perkembangan sel dan jaringan otak
(kartadinata. 1997:57). Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan
individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada
individu melalui alat-alat indra yang diteruskan ke otak.
Secara garis besar ada tiga proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami,yaitu :

1.

Sensasi

Merupakan peristowa penerimaan informasi oleh indra penerima, sensasi biasanya


berlangsung di saat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima.dimana dalam
sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi.

2.

Persepsi

Merupakan interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima dimana
terjadi proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. Contohnya : adanya
perbedaan suara mobil, suara binatang, suara music dan sejenisnya
3.

Atens

Lebih mengacu kepada selektifitas persepsi, dengan atensi kesadaran seseorang bisa tertuju
kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.

Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi
merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra
penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi
visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran
yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa
bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin
kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan
dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya
Emang dari dulu gambarnya gitu bu !.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau
tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam
gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh
gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari
keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini
memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur
dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek
oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap
gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap
gerakan berputar.
7) Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima
oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran
mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap
suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.

1) Persepsi Lokasi Pendengaran


Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber
suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah
kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan
perhatiannya ke arah sumber suara tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain
yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang
mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.
Tumbuh Kembang Bayi Terkait Persepsi, Sensori, dan Kognitif
Perkembangan Persepsi
Keterangan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada seluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat komponen
penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan dan jari, yang terkoordinir
dengan baik. Meskipun demikian, pada saat baru dilahirkan, bayi masih mengalami kesulitan
dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya.
Keterampilam-keterampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam
muncul pada saat usia bayi mencapai 4-5 bulan, dan selama 2 tahun pertama kehidupan bayi
ketermpilan tersebut semakin baik.
Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian
rupa untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat inilah yang dinamakan dengan indra (sense)
atau system sensorik. Tanpa penglihatan,pendengaran, sentuhan, kecapan, penciuman, dan
indera lain otak bayi akan terkucil dari dunia, bayi akan hidup dalam kebisuan, kegelapan,
tanpa rasa, tanpa warna, dan kehampaan yang kekal.
Dengan demikian, indra-indra berfungsi mendeteksi,mentranssduksi dan meneruskaan
informasi yang datang padanya.sensasi (pengindraan) terjadi ketika sekumpulan informasi
mengadakan kontak dengan penerima sensor, seperti mata, telinga, hidung, dan kulit. Sensasi
ini kemudian disertai dengan pemberian makna, dan inilah yang disebut dengan presepsi.
(Schneirla,1957).
Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa. Hal ini terbukti
dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan mreka akan menghisap putting susu
tiruan (dot) lebih kuat dan cepat ketika mengeluarkan air gula disbanding ketika dot
mengeluarkan air tawar (Mistretta & Bradley,1985). Menurut hasil penelitian lain, bayi yang
baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum, setelah diberi larutan manis, tetapi
akan mengerutkan lidahnya setelah diberi larutan asam (Stainer,1979 dalam Santrock,1995).
Penciuman
Bayi yang baru lahir juga memiliki reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum
maupun busuk. Bau cuka atau almuniak membuat wajah bayi yang berusia 1 minggu
meringis dan mengalihkan kepalanya. Dalam suatu penelitian, bayi yang minum ASI
memperlihatkan suatu keinginan yang jelas atas bau kain pelapis ibu mereka ketika mereka
berusia 6 hari tetapi, ketika berusia 2 hari mereka tidak memperlihatkan keinginan ini. Hal ini

menunjukkan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk menyadari bau tersebut
( Santrock,1995).
Pedengarann
Bayi dapat mendengar, sekalipun tidak sebaik orang dewasa, namun akan
berkembang sampai dapat melokalisasi sumber suara dan membedakan keras atau lunaknya
serta durasi suara melalui respons yang berbeda. Bayi juga merespon secara selektif terhadap
ucapan orang dewasa (Zelazo dan Chaika ,1984). Hasil penelitian Muir dan Field.1979
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya sekitar 90 derajat kearah
sumber datangnya suara.
Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis bayi yang baru lahir telah memiliki kesiapan untuk
merespon secara diferensial sebagai aspek penglihatanya (Reese & Lipsitt,1979). Meskipun
telah memiliki kemampuan merespons lingkungan visual, namun sampai sekarang sedikit
orang memahami seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington & parke,
1970).
Penelitian mengenai penglihatan bayi dilakukan secara luas dipelopori oleh
(Fantz,1963), yang menarik beberapa kesimpulan bahwa : pertama, bayi yang baru lahir
mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, bayi merespon secara selektif
berbagai stimulus visual. Misalnya, bayi lebih senang melihat pola atau bentuk dari pada
warna atau kecerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada hakikatnya adalah perkembangan penalaran
logis (development of ability to reason logocally). Baginya, makna berpikir dalam proses
mental jauh lebih penting daripada sekedar mengerti. Pengaruh perkembangan bahasa pada
kognitif cukup signifikan. Terlebih lagi dengan bertambahnya usia, kegiatan menulis dan
membaca merupakan bagian penting dari perkembangan kognitif. Dengan kata lain, bahasa
merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.
Selain itu, Piaget juga berpendapat bahwa individu mengalami empat tahap
perkembangan, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit, dan operasional
formal. Anak usia 1-4 tahun termasuk dalam tahap sensori motor dan tahap praoperasional.
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:

Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks,
mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian
yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna
mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai
menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.

Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan
yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola
pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak,
persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap praoperasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.

Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional
dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti
menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi
sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 711 tahun.

Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai
seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu
penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai
masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan
prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang
bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Sensoris
Tahap sensoris motorik Piaget berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun.
Selama masa ini perkembangan mental dipengaruhi oleh kemajuan yang besar pada
kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakangerakan dan tindakan-tindakan fisik oleh karena itu, namanya sensorik-motorik (Piaget,
1952)
Tahapan-tahapan Piaget, perkembangan subtahap sensoris motorik adalah: (1) reflek
sederhana
(2) kebiasaan-kebiasaan sederhana dan reaksi sirkuler primer
(3) reaksi sirkuler sekunder.
(4) koordinasi reaksi sirkuler.
(5) reaksi sirkuler tersier, pencarian dan keingin tahuan.
(6) internalisasi skema. Reflek sederhana (simple reflexe) ialah subtahap sensoris
motorik pertama Piaget, yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada subtahap ini,
alat dasar Reaksi sirkuler sekunder (secondary sircular reaction) ialai subtahap sensorikmotorik ketiga Piaget, yang berkembang antara usia 4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi
semakin berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak dengan keasyikan
dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-motorik.
Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination of secondery sirculer reaction) ialah
subtahap sensorik-motorik keempat Piaget, yang berkembang antara usia 8 dan 12 bulan.
Pada subtahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi
skema dan kesengajaan.
Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas suatu yang baru, dan keingin tahuan (tertiary
circular reaction, novelty and curiosity) ialah subtahap sensoris-motorik kelima Piaget yang
berkembang antara usia 12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini bayi semakin tergugah minatnya
oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyak hal yang dapat mereka
lakukan pada benda-benda itu.
1) Internalisasi skema yaitu (internalization of sehemes) ialah subtahap sensorismotorik keenam dan terakhir Piaget, yang berkembang antara usia 18 dan 24 bulan. Pada
subtahap ini fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris motorik murni menjadi
suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif.koordinasi sensasi dan aksi ialah
melalui perilaku reflektif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak kelahiran.
2) Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (first habit dan primary
circual reaktion) ialah subtahap sensorik-motorik kedua Piaget 1-4 bulan. Pada subtahap ini,
pada subtahap ini bayi belajar mengkoordinasikan sensasi tipe skema atau struktur-yaitu,
kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer.
3) Reaksi sirkuler primer (primary circular reaction) ialah suatu skema yang
didasarkan pada usaha bayi untuk memproduksi suatu peristiwa yang menarik atau
menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan.

Dewasa
1. Persepsi
Pada orang dewasa sebelum mereka mengemukakan persepsi, mereka akan
belajar lebih baik melalui pendekatan yang lebih konkret. Pada usia dewasa juga telah
adanya tahap-tahap penalaran tingkat tinggi yang melampaui tahap formal operation.
Sebagai contoh, ada kemungkinan bahwa setelah berusia setengah baya, orang dewasa
mampu mengatasi kontradiksi, mengumpulkan informasi, dan mengintegrasikan apa
yang mereka pelajari dengan lebih efektif.
2. Sensori
Seiring berjalannya waktu proses penuaan akan terjadi karena adanya
keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf
padahal kita memerlukan sistem saraf yang baik untuk menerima dan menanggapi
pesan oleh suatu rangsang dari apa yang panca indra ketahui. Hormon dalam tubuh
berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dam
menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Pengeluaran
hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat hormon
tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamus kehilangan
kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi hormon
individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu, pada lansia banyak hormon yang
tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan. Penerunan
kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari
kelenjar adrenal (terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres. Hal

ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat dengan usia. Jika
kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu hipotalamus akan mengalami
kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon
sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk mengendalikan sistem.
3. Kognitif
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada
masadewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa usia lanjut juga kesulitan
untukmengulangi informasi yang telah disimpan dalam memori ingatannya.
Kecepatanmemproses informasi secara pelan-pelan akan mengalami penurunan,
namunfaktor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney
(1986)menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan
memecahkanmasalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut usia
melakukanaktivitas yang abstrak atau sederhana. Ketika kita memikirkan perubahan
kognitifdi masa dewasa, kita perlu mempertimbangkan bahwa kognisi merupakan
suatukonsep yang bersifat multidimensional (Margrett &DeshpandeKamat,2009).Multidimensional adalah perkembangan terdiri atas dimensi
biologis,kognitif, dan sosial.Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap
periode perkembangan manusia. Pendidikan, pekerjaan dan kesehatan merupakan tiga
komponen penting yang berpengaruh pada fungsi kognitif orang-orang dewasalanjut
usia. Dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengankemampuan
intelektual individu (Hultsch, Hammer 7 Small, 1993).Semakin tua,semakin banyak
masalah kesehatan yang dihadapi (Siegler & Costa, 1985).Dimensia adalah
berkurangnya kognisi pada tingkat kesadaran yangstabil.Fungsi kognisi yang
terserang demensia meliputi intelegensiumum, pengetahuan dan memori, bahasa,
pemecahan masalah, orientasi, persepsi,atensi dan konsentrasi, daya nilai, serta
kemampuan sosial.(Kaplan & Sadock,2010).Ketakutan Menjadi Korban, Kejahatan
dan Perlakuan yang SalahTerhadap Orang Lanjut Usia: Hampir seperempat dari orang
lanjut usiamenyatakan bahwa mereka memiliki ketakutan dasar akan menjadi korban
darikejahatan. Dibanding para laki-laki lanjut usia, para perempuan lanjut usia
lebihsering menjadi korban atau mengalami kekerasan.

Jendela Dunia Psikologi. (2012). Perkembangan Kognitif Remaja from


http://www.psychologymania.com/2012/11/perkembangan-kognitif-remaja.html
https://www.academia.edu/10094343/MAKALAH_PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN_Fakt
orfaktor_yang_Mempengaruhi_Perkembangan_Fisik_Kognitif_dan_Sosioemosi_Pada_Masa_
Dewasa_Akhir_dan_Kematian_
Hartono B. Konsep dan pendekatan masalah kognitif pada usia lanjut: Terfokus pada deteksi
dini. Dalam: Cognitif problem in elderly. Temu Regional Neurologi Jateng-DIY ke XIX,
2002: 1-6.
Purwadi T. Manajemen penderita Mild Cognitive Impairment (MCI). Simposium Demensia.
Pertemuan Ilmiah Nasional Neurogeriatri Pertama. Jakarta. 2002: 7-14.
Lamsudin R. Demensia vaskuler. Tinjauan aspek serebrovaskuler-patologi, kriteria, diagnosis,
epidemiologi, faktor risiko, pencegahan dan pengobatan. Berkala Neuro Sains, 1999; vol 1
(1): 1-10.
Gunawan B. Pendidikan kedokteran berkelanjutan. Up date on neurologi 2002. Surabaya.
2002: 10-1.

Anda mungkin juga menyukai