Dosen Pembimbing :
Ns. Nurullya Rachma, S.Kp.,M.Kep,Sp.Kep.Kom
Konsep Precede Proceed pada Penderita Hipertensi
dalam Keperawatan Komunitas
Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Noor Dhyana Muftiani 22020114120017
2. Esti Aryani 22020114120057
3. Eko Arsetyanto 22020114120022
4. Irma Nimatus Sholikhah 22020114120044
5. Himatul Hikmah 22020114120050
6. Aryani Wahyuningsih 22020114120013
7. Murti Agustin 22020114130096
8. Rizka Berliana Saputri 22020114140080
9. Nurul Izah 22020114120059
10. Ana Sholihah 22020114130108
11. Khirza Maulida Fitri 22020114130134
12. Anisa Nur Ardillah 22020114130103
13. Septi Indriani 22020114120036
i
1
BAB I
Konsep Precede-Proceed
A. Model Preecede-proceed
Model precede proceed adalah program promosi kesehatan yang sudah dibangun selama 40
tahun oleh dr. Lawrance Green dan koleganya. Program precede -proceed ini terbukti sebagai
model dengan kegunaan paljng tinggi dibandingkan model lainnya dalam hal penelitian dan
kegunaan dalam praktik. Hal ini dapat dibuktikan dengan survei yang telah dilakukan oleh Laura
A linnan ScD dan koleganya pada 253 mahasiswa graduate dan undergraduate yg memiliki
spesialissasi pada edukasi kesehatan di tahun 2001 yang memperlihatkan bahwa Preced proceed
model yang digunakan oleh 88% responden digunakan 85,7% dalam mengajar, dan digunakan
74,6% dalam praktek, dibandingkan dengan 10 model plan lainnya.. Model Preecede- proceed
merupakan salah satu program promosi kesehatan yang paling cocok diterapkan dalam
perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter.
Precede adalah perencanaan guna untuk menganalisis / mengenal masalah. Precede digunakan
untuk diagnosis masalah, evaluasi, prioritas dan tujuan (Maulana, 2009). Sehingga masalah
dapat mudah dipecahkan dan intervensi yang diberikan dapat tepat dan sesuai dengan masalah
yang ada. Selain itu, prioritas dan tujuan yang ditentukan dapat langsung mengenai pokok dari
masalah.Precede sendiri terdiri dari 5 fase yaitu diagnosis sosial, diagnosis epidemiologi,
diagnosis perilaku dan lingkungan, diagnosis pendidikan dan organisasi, diagnosis administrasi
dan kebijakan. Sedangkan, proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan,
pelaksanaan dan evaluasi. Proceed terdiri dari 4 fase antara lain fase implementasi dan program,
proses evaluasi, evaluasi dampak, evaluasi outcome (Maulana, 2009). Dapat disimpulkan bahwa
precede- proceed saling melengkapi dalam menyediakan suatu susunan dalam promosi kesehatan
mulai dari perencanaan , implementasi dan evaluasi.
Berikut adalah kerangka precede proceed green dan Kreuter 1991
2
mengidentifikasi seluruh peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program tersebut serta
mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan dengan pengembangan
lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa fase yang ke-5 ini merupakan fase dimana dapat
memfasilitasi program promosi kesehatan dengan cara menganalisa kebijakan, sumberdaya, dan
peraturan.
Pada fase ini, PRECEDE digunakan untuk memastikan serta meyakinkan bahwa program ini
benar-benar bermanfaat dan untuk masyarakat sasaran. Sedangkan PROCEDE digunakan untuk
meyakinkan bahwa program dapat diterima serta dapat dijangkau oleh masyarakat sasaran
dengan dilakukan penilaian sumber daya (Maulana, 2009).
Data dalam perencanaan promosi kesehatan dapat diperoleh dari dokumen yang ada,
langsung dari masyarakat (untuk mengetahui status kesehatan dan perilaku masyarakat), petugas
kesehatan di lapangan, tokoh masyarakat. Sedangkan cara pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara :
Pengumpulan data dengan cara ini cukup sederhana dan relative murah serta dapat
membantu mengimplementasikan promosi kesehatan. Informasi diperoleh dapat melalui
Focus Groups Discussion karena dengan FGD dapat membantu untuk memahami
permasalahan yang ada.
Pengumpulan data ini dikumpulkan dengan cara diskusi antara promoter kesehatan
bersama masyarakat. Promoter kesehatan dan masyarakat mendiskusikan permasalahan
yang ada jalan keluarnya, dengan begitu promoter kesehatan dapat memahami
permasalahan dari berbagai sudut pandang.
Metode ini dapat dikatakan metode yang berbeda dari metode yang sebelumnya, karena
metode ini merupakan metode yang mahal.Wawancara dan observasi dilakukan untuk
pengumpulan data dalam metode ini, oleh karena itu metode ini merupakan metode yang
valid dan akurat.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah antara
lain beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan politis, dan sumber daya
yang ada di masyarakat(Maulana, 2009).
Evaluasi ini juga bertujuan untuk meyakinan bahwa program yang dibuat dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai prosedur.
BAB II
Perilaku Penyebab Pola makan 1) Kapan pemeriksaan tekanan darah 29 Wawancara, Penderita
dan Kepatuhan,
hipertensi Gaya hidup dilakukan? angket hipertensi
lingkungan
Konsumsi,
(perilaku) Olahraga 2) Apakah anda merokok? 30
Upaya
Lingkungan Psikologi 3) Apakah anda mengonsumsi daging 31
pencegahan
Istirahat kambing atau daging berlemak?
kesehatan,
Pengobatan 4) Berapa frekuensi anda makan makanan 32
Upaya
Fasilitas berlemak (makanan bersantan, mentega,
Pemeliharaa
kesehatan gorengan) dalam seminggu?
n kesehatan,
5) Apakah anda mengatur penggunaan garam 33
Pemanfaata
sesuai tekanan darah?
n pelayanan
6) Apakah anda makan makanan yang 34
kesehatan
diawetkan (sarden, mi instan)?
7) Berapa gelas anda mengkonsumsi air putih 35
11
dalam sehari?
8) Apakah anda minum kopi? 36
9) Apakah anda minum minuman 37
beralkohol?
10) Apakah anda minum minuman bersoda? 38
11) Berapa kali anda berolahraga dalam 1 39
minggu?
12) Berapa menit setiap kali anda berolahraga? 40
13) Apakah anda marah-marah saat stress? 41
14) Berapa jam anda tidur dalam sehari? 42
15) Bagaimana anda minum obat tekanan 43
darah tinggi? Jika tidak teratur atau tidak
pernah apakah alasan anda?
16) Berapa jarak fasilitas kesehatan terdekat 44
dari rumah anda?
17) Apakah akses mudah untuk menuju 45
fasilitas kesehatan?
Edukasi Faktor Pengetahua 1) Penuaan meningkatkan resiko tekanan 46 Wawancara, Kader,
dan Pengetahua
presdiposisi n tentang darah tinggi Angket penderita
organisasi n, sikap,
hipertensi, 2) Faktor keturunan meningkatkan resiko 47 hipertensi
nilai,
kepercayaan terjadinya tekanan darah tinggi
motivasi
terhadap 3) Kegemukan meningkatkan resiko 48
12
Edukasi Persepsi 1) Jika seorang saat muda mempunyai 69 Angket Klien dan
dan tekanan darah rendah maka saat tua tidak keluarga
(enabling)
organisasi akan mengalami tekanan darah tinggi
Usia resiko 2) Tekanan darah tinggi tidak akan terjadi
70
hipertensi, pada usia muda
Persepsi 3) Penderita tekanan darah tinggi yang
mengenai senang beraktivitas maka tidak perlu 71
konsumsi
minum obat tekanan darah tinggi
obat,
Kepercayaa 4) Lebih baik minum obat tradisional
daripada minum obat teknan darah tinggi 72
n,
Kontrol 5) Apabila tensi normal maka tidak perlu
hipertensi, minum obat 73
Kesembuha 6) Tekanan darah tinggi merupakan takdir
n mengenai dari Tuhan 74
hipertensi,
Pola makan, 7) Tekanan darah tinggi dapat dikontrol
8) Tekanan darah tinggi tidak dapat 75
Pola tidur.
disembuhkan 76
Pola
olahraga, 9) Apakah pola makan mempengaruhi
tekanan darah klien 77
10) Apakah pola tidur mempengaruhi tekanan
darah klien 78
11) Apakah pola olahraga mempengaruhi
tekanan darah klien
79
15
Edukasi Dukungan Keterampila 1) Apakah keluarga menanyakan kondisi 80 Angket dan Kelurga dan
dan n kesehatan
dan Sarana kesehatan anda? Wawancara penderita
organisasi dan sumber
(Reinforcin 2) Apakah keluarga menanyakan kebiasaan 81 hipertnsi
g) anda memeriksakan tekanan darah?
3) Apakah keluarga membantu biaya 82
pengobatan anda?
4) Apakah keluarga mengantar anda ke 83
fasilitas kesehatan untuk periksa atau
kontrol ?
5) Apakah keluarga mengingatkan hal-hal 84
yang dihindari dan dianjurkan untuk
menjaga kestabilan tekanan darah?
Kebijakan Akses ketersediaan Tempat 1) Kemana anda memeriksakan tekanan 85 Angket Klien dan
dan sumber- pemeriksaan darah anda? keluarga
pelayanan
Administra sumber , 2) Apa jenis asuransi kesehatan yang anda 86
si kesehatan kesehatan, Jenis gunakan?
aksesibilitas asuransi, 3) Apakah mudah untuk ke pelayanan 87
Kemudahan kesahatan?
akses lokasi, 4) Apakah anda puas dengan pelayanan 88
Tingat kesehatan yang diberikan?
kepuasan 5) Apakah pelayanan kesehatan yang dipilih 89
pasien, memudahkan kelancaran klien dalam
Keefektifan memelakukan pemeriksaan?
pelayanan 6) Apakah anda rutin pergi ke pelayanan 90
kesehatan kesehatan?
yang dipilih,
16
Frekuensi
akses
pelayanan
kesehatan
17
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Green LW & Kreuter M . 2005. Health Program Planning: An Educational and Ecological
Approach. Edisi ke 4. New York: Mc Graw Hill