Anda di halaman 1dari 19

Penugasan ini ditujukan untuk memenuhi Keperawatan Komunitas dan Keluarga II

Dosen Pembimbing :
Ns. Nurullya Rachma, S.Kp.,M.Kep,Sp.Kep.Kom
Konsep Precede Proceed pada Penderita Hipertensi
dalam Keperawatan Komunitas
Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Noor Dhyana Muftiani 22020114120017
2. Esti Aryani 22020114120057
3. Eko Arsetyanto 22020114120022
4. Irma Nimatus Sholikhah 22020114120044
5. Himatul Hikmah 22020114120050
6. Aryani Wahyuningsih 22020114120013
7. Murti Agustin 22020114130096
8. Rizka Berliana Saputri 22020114140080
9. Nurul Izah 22020114120059
10. Ana Sholihah 22020114130108
11. Khirza Maulida Fitri 22020114130134
12. Anisa Nur Ardillah 22020114130103
13. Septi Indriani 22020114120036

Departemen Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Diponegoro
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i


BAB I
Konsep Precede-Proceed ................................................................................................................. 1
A. Model Preecede-proceed ................................................................................................... 1
B. Fase I Diagnosis Sosial ..................................................................................................... 2
C. Fase 2 Diagnosis Epidemiologi ........................................................................................ 2
D. Fase 3 Edukasi dan Organisasi ........................................................................................ 2
E. Fase 4 Diagnosis Perilaku dan Lingkungan ...................................................................... 3
F. Fase 5 Diagnosis administrasi dan kebiiakan ....................................................................... 3
G. Fase 6 Tahap Implementasi .............................................................................................. 5
H. Fase 7 Proses Evaluasi ...................................................................................................... 6
I. Fase 8 Evaluasi Dampak...................................................................................................... 7
J. Fase 9 Evaluasi Outcome ..................................................................................................... 7
BAB II
Kisi-Kisi Instrument Pertanyaan Precede-Proceed.......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17

i
1

BAB I
Konsep Precede-Proceed

A. Model Preecede-proceed
Model precede proceed adalah program promosi kesehatan yang sudah dibangun selama 40
tahun oleh dr. Lawrance Green dan koleganya. Program precede -proceed ini terbukti sebagai
model dengan kegunaan paljng tinggi dibandingkan model lainnya dalam hal penelitian dan
kegunaan dalam praktik. Hal ini dapat dibuktikan dengan survei yang telah dilakukan oleh Laura
A linnan ScD dan koleganya pada 253 mahasiswa graduate dan undergraduate yg memiliki
spesialissasi pada edukasi kesehatan di tahun 2001 yang memperlihatkan bahwa Preced proceed
model yang digunakan oleh 88% responden digunakan 85,7% dalam mengajar, dan digunakan
74,6% dalam praktek, dibandingkan dengan 10 model plan lainnya.. Model Preecede- proceed
merupakan salah satu program promosi kesehatan yang paling cocok diterapkan dalam
perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter.
Precede adalah perencanaan guna untuk menganalisis / mengenal masalah. Precede digunakan
untuk diagnosis masalah, evaluasi, prioritas dan tujuan (Maulana, 2009). Sehingga masalah
dapat mudah dipecahkan dan intervensi yang diberikan dapat tepat dan sesuai dengan masalah
yang ada. Selain itu, prioritas dan tujuan yang ditentukan dapat langsung mengenai pokok dari
masalah.Precede sendiri terdiri dari 5 fase yaitu diagnosis sosial, diagnosis epidemiologi,
diagnosis perilaku dan lingkungan, diagnosis pendidikan dan organisasi, diagnosis administrasi
dan kebijakan. Sedangkan, proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan,
pelaksanaan dan evaluasi. Proceed terdiri dari 4 fase antara lain fase implementasi dan program,
proses evaluasi, evaluasi dampak, evaluasi outcome (Maulana, 2009). Dapat disimpulkan bahwa
precede- proceed saling melengkapi dalam menyediakan suatu susunan dalam promosi kesehatan
mulai dari perencanaan , implementasi dan evaluasi.
Berikut adalah kerangka precede proceed green dan Kreuter 1991
2

B. Fase I Diagnosis Sosial


Fase pertama dalam precede proceed merupakan fase yang berfokus pada identifikasi dan
evaluasi masalah sosial yang ada di masyarakat yang dapat berdampak pada kualitas hidup
masyarakat dan juga dapat terjadi sebaliknya yaitu kualitas hidup yang buruk akan menyebabkan
masalah pada sosial (Fertman, 2010). Pada fase I penilaian sosial didalamnya terdapat keterkaitan
antara kualitas hidup masyarakat dengan masalah sosial yang terjadi di masyarakat sehingga
diperlukannya perhatian pada keduanya untuk mencapai kesejahteraan di masyarakat.Indikator
utama pada fase penilaian sosial yaitu seperti derajat kemiskinan, nilai kriminalitas, tingkat
pendidikan, pekerjaan, kesejahteraan, gangguan harga diri, pengasingan, diskriminasi, dan
sebagainya (Maulana, 2009). Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan fase penilaian sosial
melalui berdiskusi, melihat secara langsung, wawancara ataupun fokus dengan kelompok-
kelompok khusus.Contoh pada fase ini adalah pekerja industri yang bekerja pada lingkungan
kumuh dan berbahaya justru pelayanan kesehatan yang diberikan sangat minimal atau kurang.Hal
tersebut berdampak pada kualitas hidup para pekerja industri yang merasa tidak nyaman dan
tidak sehat saat bekerja.

C. Fase 2 Diagnosis Epidemiologi


Pada fase ini siapa saja atau kelompok mana saja yang terkena masalah kesehatan seperti
( umur, jenis kelamin, lokasi dan suku ) di identifikasi. Disamping itu dicari pula bagaimana
pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut ( mortalitas, morbiditas, disabilitas, tanda
dan gejala yang timbul ) dan cara menanggulangi masalah tersebut ( imunisasi, perawatan atau
pengobatan, modifikasi lingkungan atau perilaku ). Informasi ini sangat penting untuk
menetapkan prioritas masalah , yang di dasarkan pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang
ditimbulkan, serta kemungkinan untuk diubah ( Maulana, 2009). Misalkan untuk mencari angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit hipertensi di suatu kelurahan, lalu dari angka kematian
tersebut kita mencari tahu umur dan jenis kelamin apa saja yang meninggal dunia akibat penyakit
tersebut serta di RT atau RW mana yang paling banyak terjadi kematian akibat hipertensi.
Kemudian kita juga dapat mencari data tentang morbiditas misalnya angka morbiditas di suatu
kelurahan yang ibunya mempunyai riwayat penyakit hipertensi, sehingga hal tersebut bisa di
masukka dalam upaya promosi kesehatan untuk ibu yang mempunyai riwayat penyakit hieprtensi
yang akan hamil, saat hamil dan setelah melahirkan.

D. Fase 3 Edukasi dan Organisasi


Fase keempat yaitu penilaian edukasi dan organisasi yang mengidentifikasi penyebab
perilaku kesehatan yang dibagi menjadi tiga faktor meliputi faktor predisposisi, faktor pendorong,
dan faktor penguat. Faktor pertama yaitu faktor predisposisi adalah faktor yang dapat mengurangi
maupun mendukung sebuah perubahan perilaku dapat meliputi pengetahuan kesehatan, sikap,
persepsi, dan norma kepercayaan yang diyakini. Faktor kedua yaitu faktor pendorong berupa
lingkungan yang memfasilitasi suatu tindakan misalnya: penyediaan pelayanan atau fasilitas
kesehatan, akses kesehatan, biaya, dan transportasi. Faktor yang terakhir adalah faktor penguat
3

yang didalamnya merupakan karakteristik lingkungan yang mendorong ataupun membantu


dengan memberikan umpan balik atau penghargaan terhadap perilaku seseorang contohnya
pemberian dukungan, penghargaan, hukuman dari tokoh masyarakat, teman sebaya, orangtua,
guru, maupun orang yang berpengaruh pada komunitas tersebut (Green dan Kreuter, 2005).
Dalam menentukan sebuah program diperlukannya pemilihan modifikasi yang paling tepat dari
ketiga faktor tersebut yang dijadikan sebuah dasar program agar dapat berhasil dengan maksimal
untuk mengubah perilaku masyarakat.

E. Fase 4 Diagnosis Perilaku dan Lingkungan


Precede and proceede memiliki beberapa fase, salah satu fasenya yaitu fase diagnosis perilaku
dan lingkungan. Pada fase ini perilaku dan lingkungan ditempatkan sebagai faktor yang
mempengaruhi perilaku status kesehatan dan kualitas hidup seseorang atau masyarakat yang
diidentifikasi. Bagi penyedia layanan kesehatan membedakan masalah perilaku yang dapat
dikontrol secara individu maupun institusi merupakan hal yang penting, contohnya pada kasus
malnutrisi yang disebabkan karena tidak mampunya individu untuk mencukupi kebutuhan
pangan dengan cara memberi bahan makanan maka intervensi pendidikan tidak akan bermanfaat
(Maulana, 2009).
Ada lima indikator perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang yaitu
memanfaatkan pelayanan kesehatan (utilization), upaya pencegahan (preventive action), pola
konsumsi ( consumption pattern), kepatuhan (compliance), dan upaya pemeliharaan kesehatan
mandiri (self care) (Maulana, 2009). Lima indikator ini saling berkaitan, sehingga masyarakat
seharusnya memperhatikan kelima faktor tersebut agar terciptanya status kesehatan yang
baik.Untuk melakukan diagnosis perilaku dan lingkungan dibutuhkan lima langkah yang pertama
yaitu memisahkan faktor perilaku dan non perilaku penyebab timbulnya masalah kesehatan, yang
kedua adalah mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan dan
perilaku yang berhubungan dengan tindakan perawatan pengobatan, yang harus dilakukan
terhadap faktor lingkungan adalah mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah,
seperti: faktor genetik dan demografik. Ketiga yaitu mengurutkan faktor perilaku dan lingkungan
berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah kesehatan.Keempat adalah Mengurutkan faktor
perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah dan yang kelima adalah
menetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Langkah selanjutnya yaitu
menetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program (Maulana,
2009). Dengan adanya pemisahan tersebut diharapkan penyelesaian masalahan dapat dilakukan
dengan tepat.Langkah tersebut harus dilakukan secara berurutan agar diagnosis yang didapat
lebih akurat.

F. Fase 5 Diagnosis administrasi dan kebiiakan


Fase yang ke-5 merupakan fase diagnosis administrasi dan kebijakan.Berdasarkan pada buku
promosi kesehatan yang ditulis oleh Hari D J Maulana pada tahun 2009 di dalam diagnosis
administrasi terdapat tiga penilaian yang harus dilakukan yaitu sumber daya yang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang terdapat di organisasi dan
masyarakat, serta mengetahui hambatan dalam pelaksanaan program. Dalam diagnosis kebijakan,
4

mengidentifikasi seluruh peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program tersebut serta
mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan dengan pengembangan
lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa fase yang ke-5 ini merupakan fase dimana dapat
memfasilitasi program promosi kesehatan dengan cara menganalisa kebijakan, sumberdaya, dan
peraturan.
Pada fase ini, PRECEDE digunakan untuk memastikan serta meyakinkan bahwa program ini
benar-benar bermanfaat dan untuk masyarakat sasaran. Sedangkan PROCEDE digunakan untuk
meyakinkan bahwa program dapat diterima serta dapat dijangkau oleh masyarakat sasaran
dengan dilakukan penilaian sumber daya (Maulana, 2009).
Data dalam perencanaan promosi kesehatan dapat diperoleh dari dokumen yang ada,
langsung dari masyarakat (untuk mengetahui status kesehatan dan perilaku masyarakat), petugas
kesehatan di lapangan, tokoh masyarakat. Sedangkan cara pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara :

1. Key informant approach

Pengumpulan data dengan cara ini cukup sederhana dan relative murah serta dapat
membantu mengimplementasikan promosi kesehatan. Informasi diperoleh dapat melalui
Focus Groups Discussion karena dengan FGD dapat membantu untuk memahami
permasalahan yang ada.

2. Communicy forum approach

Pengumpulan data ini dikumpulkan dengan cara diskusi antara promoter kesehatan
bersama masyarakat. Promoter kesehatan dan masyarakat mendiskusikan permasalahan
yang ada jalan keluarnya, dengan begitu promoter kesehatan dapat memahami
permasalahan dari berbagai sudut pandang.

3. Sample Survey Approach

Metode ini dapat dikatakan metode yang berbeda dari metode yang sebelumnya, karena
metode ini merupakan metode yang mahal.Wawancara dan observasi dilakukan untuk
pengumpulan data dalam metode ini, oleh karena itu metode ini merupakan metode yang
valid dan akurat.

Langkah-langkah untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan meliputi hal-hal berikut.

1. Menentukan status kesehatan masyarakat.


2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada.
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat.
5

4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat pendidikan,


umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan atau perilaku dan kepercayaan yang
dianut).

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah antara
lain beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan politis, dan sumber daya
yang ada di masyarakat(Maulana, 2009).

G. Fase 6 Tahap Implementasi


Pada tahap implementasi dilakukan tindakan mengubah tujuan program ke dalam tindakan
melalui perubahan kebijakan, regulasi dan organisasi. Pada tahap ini, pemilihan metode dan
strategi intervensi, misalnya, pendidikan atau sumber daya lainnya(Maulana, 2009)..
Implementasi termasuk dalam salah satu fase proceed yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa
program akan tersedia, dapat dijangkau dan diterima serta dapat dipertanggungjawabkan
Menentukan tujuan promosi kesehatann
Sebelum melakukan kegiatan kita harus menentukan tujuan apa yang ingin kita capai,
tujuan tersebut harus memenuhi syarat SMART ( specific, measurable, achievable, , realistic,
timely ), dan terdiri dari 3 tingkatan yaitu tujuan program, tujuan pendidikan, dan tujuan perilaku
(Maulana, 2009).Contoh tujuan dari kegiatan ini seperti peningkatan pengetahuan, sikap
masyarakat, peningkatan perilaku, dan peningkatan status kesehatan.
Menentukan sasaran promosi kesehatan
Sasaran promosi kesehatan dapat berupa sasaran lansung (primer) dan sasaran tidak
langsung (sekunder dan tersier). Sasaran promosi kesehatan adalah individu dan kelompok, atau
keduanya(Maulana, 2009).
Menentukan isi promosi kesehatan
Isi promosi kesehatan berisi bahan yang akan disampaikan kepada sasaran untuk
meningkatkan pencapaian tujuan(Maulana, 2009).. Isi pesan dapat dibuat dengan semenarik
mungkin menggunakan gambar dan bahasa yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami
oleh sasaran sehingga sasaran dapat merasa pesan tersebut benar-benar ditujukan untuk mereka
Menentukan metode yang akan digunakan
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode promosi kesehatan
adalah sebagai berikut.
1. Aspek yang akan dicapai
Aspek pengetahuan. Dalam aspek ini, metode yang dapat digunakan, misalnya
penyuluhan secara langsung,poster, spanduk, dan leaflet.
Aspek sikap. Metode yang dapat digunakan berupacontoh konkret yang dapat
menggugah emosi, perasaan, dan sikap sasaran, misalnya memperlihatkan foto,
slide, film, atau video.
Aspek keterampilan. Metode yang dapat digunakan berupa memberi kesempatan
kepada sasaran untuk mencoba keterampilan tersebut, misalnya individu
mempraktikan materi yang telah diajarkan.
6

2. Sumber daya yang dimiliki masyarakat.


Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan dapat dioptimalkan dengan
mengetahui sumber daya yang dimiliki masyarakat dan dengan memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki masyarakat.
3. Jenis atau jumlah sasaran.
Metode kegiatan yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau jumlah
sasaran.
Menentukan media yang akan digunakan
Media merupakan suatu perantara yang digunakan untuk memudahkan pemahaman materi
yang akan disampaikan(Maulana, 2009)..Media yang dipilih harus sesuai dengan jenis sasaran,
tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan.dansumber daya
yang ada. Media dapat digunakan di berbagai tempat antara lain sebagai berikut.
1. Rumah tangga(leaflet, buku bergambar, benda nyata seperti buah-buahan, dan sayuran).
2. Tempat kerja dan sekolah(papan tulis,flipchart, poster, leaflet,, buku bergambar, dan
boneka)
3. Masyarakat umum(poster, spunduk, leaflet, flannel graf, dan wayang).
Menyusun rencana evaluasi
Di tahap ini, dijabarkan kapan evaluasi akan dilaksanakan, di mana dilaksanakan, kelompok
sasaran yarg mana yang akan dievaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi(Maulana,
2009).
Menyusun jadwal pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu, tempat dan pelaksanaan, yang biasanya disajikan dalam
bentuk Gantt chart(Maulana, 2009).. Penyusunan jadwal pelaksanaan harus mendapatkan
persetujuan antara kedua belah pihak agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

H. Fase 7 Proses Evaluasi


Proses evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi secara formatif yang dapat dilihat dari apa
yang muncul selama pelaksanaan program. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengumpulkan
data dari hasil program, apakah sudah berjalan sesuai dengan tujuan atau belum ( Green&
Kreuter, 2005 ). Proses evaluasi ini mengacu pada tujuan SMART yaitu :
- Specific : Tujuan yang ingin dicapai jelas.
- Measurable : Tujuan yang ingin dicapai mampu terukur.
- Achievable : Tujuan yang dibuat harus bisa dicapai.
- Realistic : Tujuan yang dibuat harus masuk akal.
- Timely : Kapan tujuan tersebut dapat dicapai.
Dari data dan hasil yang muncul selama program dan menggunakan SMART kita mampu
mengevaluasi apakah program yang sudah kita lakukan sudah sesuai dengan tujuan atau belum.
7

Evaluasi ini juga bertujuan untuk meyakinan bahwa program yang dibuat dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai prosedur.

I. Fase 8 Evaluasi Dampak


Fase ini berfokus pada evaluasi sumatif, dimana evaluasi tersebut dapat diukur setelah
program-program sudah terlaksana. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
intervensi, yang dilihat dari perilaku atau lingkungannya (Green&Kieuter, 2005).Misalnya kita
ingin mengetahui bagaimana cek rutin kesehatan yang dilakukan masyarakat yang terkena
hipertesi.Apakah masyarakat tersebut melakukannya atau tidak. Ketika evaluasi ini dilakukan,
maka pemberdayaan yang dilakukan dalam komunitas juga harus diperhatikan dalam
evaluasi..Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan.Pertama, sumber daya
manusia, dimana didalamnya terdapat kader-kader, pejabat dan tokoh yang mampu
mempengaruhi intervensi yang diberikan.Misalnya pada kader-kader masyarakat. Apakah kader
itu melakukan suatu intervensi atau tidak, kalau memberikan lalu apa dampak bagi masyarakat.
Kedua adalah sarana prasarana.Hal ini sangat berpengaruh terhadap intervesi yang diberikan.
Ketika sarana prasarana tidak ada, maka solusi intervensi juga tidak akan bisa terlaksana, atau
ketika sarana prasarana terdapat kekurangan sehingga solusi intervensi yang diberikan tidak akan
maksimal. Terakhir adalah dana. Bagaimana dana yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah
tercukupi atau tidak. Misalnya, pada masalah malnutrisi atau kurang nutrisi, hal ini dapat
diselesaikan dengan memberikan makanan-makanan yang bergizi. Namun, ketika dipertangahan
terjadi sebuah masalah ekonomi, maka masalah tidak akan bisa diselesaikan.

J. Fase 9 Evaluasi Outcome


Evaluasi terhadap masalah pokok yang pada awal perencanaan akan diperbaiki status
kesehatan dan quality of life (Green & Kreuter, 1991). Pada evaluasi outcome ini akan diketahui
hasil dari intervensi yang telah diberikan sebelumnya. Hasil ini berupa perubahan status
kesehatan dan kualitas hidup dari suatu populasi.
8

BAB II

Kisi-Kisi Instrument Pertanyaan Precede-Proceed


No.
Sub Sub Item Sumber
Topik Sub Topik Pertanyaan Pertan Metode
Topik Pengkajian Data
yaan
Aspek fisik Identitas 1) Siapa nama Anda? 1
Antopometr 2) Berapa usia Anda? 2
i 3) Berapa BB Anda ? 3 Masyarakat,
Kualitas Wawancara,
Sosial kader
Hidup Vital Sign 4) Berapa TB Anda ? 4 angket
(Tekanan 5) Berapa TD Anda terakhir melakukan 5
Darah) pengecekan ?
Aspek 1) Apakah Anda puas dengan kehidupan 6
psikologis Anda sekarang ?
2) Apa Anda sering mengalami stress ? 7
Kenyamana
3) Apa yang membuat Anda stress ? 8
n
4) Kepada siapa Anda bercerita ketika 9
Koping
mempunyai masalah ?
stress
5) Apa yang Anda lakukan ketika ada 10
Harga diri
masalah ?
6) Apakah semua masalah Anda harus 11
mempunyai jalan keluar ?
9

7) Apakah semua masalah Anda dapat 12


terselesaikan dengan baik ?
Aspek sosial 1) Apakah Anda bergabung dalam kelompok 13
penderita hipertensi ?
Aktivitas
2) Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam 14
kelompok hipertensi ?
Aspek 1) Apakah Anda sering memeriksakan TD ? 15
budaya Budaya 2) Bagaimana interaksi Anda dengan
16
tetangga dan lingkungan sekitar?

Aspek 1) Apakah jenis pekerjaan Anda? 17


Ekonomi 2) Apakah hipertensi mempengaruhi
Prestasi 18
pekerjaan Anda?
3) Berapa total penghasilan keluarga Anda?
19
Epidemiolo Riwayat Statistic 1) Sejak kapan anda menderita hipertensi ? 20 Interview , Klien dan
gi Kesehatan
Vital 2) Apakah anda mempunyai keluhan selama 21 Kuesioner keluarga
1 bulan terakhir? (Angket)
Distribusi
3) Kapan keluhan tersebut muncul? 22
Demografi
Riwayat 4) Apakah anda memiliki penyakit lain? 23
Prevalensi
Kesehatan 5) Sejak kapan anda mengetahui bahwa anda 24
memiliki tekanan darah tinggi?
6) Apakah ada keluarga anda yang terkena 25
10

tekanan darah tinggi ?


7) Apakah ada anggota keluarga yang pernah 26
dibawa ke pelayanan kesehatan karena
keluhan tekanan darah tinggi ?
Mortalitas 1) Berapa jumlah orang yang meninggal 27 Interview Kader
pertahun karena hipertensi?
Insiden 2) Berapa jumlah orang yang menderita 28
hipertensi per tahun?

Perilaku Penyebab Pola makan 1) Kapan pemeriksaan tekanan darah 29 Wawancara, Penderita
dan Kepatuhan,
hipertensi Gaya hidup dilakukan? angket hipertensi
lingkungan
Konsumsi,
(perilaku) Olahraga 2) Apakah anda merokok? 30
Upaya
Lingkungan Psikologi 3) Apakah anda mengonsumsi daging 31
pencegahan
Istirahat kambing atau daging berlemak?
kesehatan,
Pengobatan 4) Berapa frekuensi anda makan makanan 32
Upaya
Fasilitas berlemak (makanan bersantan, mentega,
Pemeliharaa
kesehatan gorengan) dalam seminggu?
n kesehatan,
5) Apakah anda mengatur penggunaan garam 33
Pemanfaata
sesuai tekanan darah?
n pelayanan
6) Apakah anda makan makanan yang 34
kesehatan
diawetkan (sarden, mi instan)?
7) Berapa gelas anda mengkonsumsi air putih 35
11

dalam sehari?
8) Apakah anda minum kopi? 36
9) Apakah anda minum minuman 37
beralkohol?
10) Apakah anda minum minuman bersoda? 38
11) Berapa kali anda berolahraga dalam 1 39
minggu?
12) Berapa menit setiap kali anda berolahraga? 40
13) Apakah anda marah-marah saat stress? 41
14) Berapa jam anda tidur dalam sehari? 42
15) Bagaimana anda minum obat tekanan 43
darah tinggi? Jika tidak teratur atau tidak
pernah apakah alasan anda?
16) Berapa jarak fasilitas kesehatan terdekat 44
dari rumah anda?
17) Apakah akses mudah untuk menuju 45
fasilitas kesehatan?
Edukasi Faktor Pengetahua 1) Penuaan meningkatkan resiko tekanan 46 Wawancara, Kader,
dan Pengetahua
presdiposisi n tentang darah tinggi Angket penderita
organisasi n, sikap,
hipertensi, 2) Faktor keturunan meningkatkan resiko 47 hipertensi
nilai,
kepercayaan terjadinya tekanan darah tinggi
motivasi
terhadap 3) Kegemukan meningkatkan resiko 48
12

upaya terjadinya tekanan darah tinggi


pengobatan, 4) Tidak minum obat tekanan darah tinggi 49
kesembuhan teratur sesuai aturan memicu terjadinya
dan tekanan darah tinggi
rehabilitasi 5) Sering stres meningkatkan resiko 50
hipertensi, terjadinya tekanan darah tinggi
serta sikap 6) Kurang olah raga meningkatkan resiko 51
adanya terjadinya tekanan darah tinggi
hipertensi 7) Mengkonsumsi daun singkong dapat 52
dan meningkatkan terjadinya tekanan darah
penatalaksa tinggi
naan 8) Kurang minum air putih menyebabkan 53
meningkatkan tekanan darah tinggi
9) Mengkonsumsi makanan berlemak ( 54
daging, santan, mentega, gorengan ) dapat
meningkatkan resiko tekanan darah tinggi
10) Kurang tidur dapat meningkatkan tekanan 55
darah tinggi
11) Mengkonsumsi pisang dapat 56
meningkatkan tekanan darah
12) Mengkonsumsi seledri dapat menngkatkan 57
tekanan darah
13

13) Mengkonsumsi rokok dapat meningkatkan 58


tekanan darah
14) Mengkonsumsi kopi dapat meningkatkan 59
tekanan darah
15) Kaku leher merupakan tanda terjadinya 60
penyakit tekanan darah tinggi
16) Mata berkunang-kunang merupakan tanda 61
terjadinya penyakit tekana darah tinggi
17) Tekanna darah tinggi dapat mengakibatkan 62
stroke/ kelumpuhan
18) Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan 63
gagal ginjal
19) Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan 64
serangan jantung
20) Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan 65
gangguan penglihatan
21) Penderita tekanan darah tinggi dapat 66
mengkonsumsi makanan asin sesuai
keinginan selama minum obat dara tinggi
secara teratur
22) Penderita tekanann datah tinggi kategori 67
sedang boleh memasak menggunakan
14

garam maksimal 1 sendok makan per hari


23) Penderita tekanan darah tinggi harus 68
mengurangi makanan berlemak

Edukasi Persepsi 1) Jika seorang saat muda mempunyai 69 Angket Klien dan
dan tekanan darah rendah maka saat tua tidak keluarga
(enabling)
organisasi akan mengalami tekanan darah tinggi
Usia resiko 2) Tekanan darah tinggi tidak akan terjadi
70
hipertensi, pada usia muda
Persepsi 3) Penderita tekanan darah tinggi yang
mengenai senang beraktivitas maka tidak perlu 71
konsumsi
minum obat tekanan darah tinggi
obat,
Kepercayaa 4) Lebih baik minum obat tradisional
daripada minum obat teknan darah tinggi 72
n,
Kontrol 5) Apabila tensi normal maka tidak perlu
hipertensi, minum obat 73
Kesembuha 6) Tekanan darah tinggi merupakan takdir
n mengenai dari Tuhan 74
hipertensi,
Pola makan, 7) Tekanan darah tinggi dapat dikontrol
8) Tekanan darah tinggi tidak dapat 75
Pola tidur.
disembuhkan 76
Pola
olahraga, 9) Apakah pola makan mempengaruhi
tekanan darah klien 77
10) Apakah pola tidur mempengaruhi tekanan
darah klien 78
11) Apakah pola olahraga mempengaruhi
tekanan darah klien
79
15

Edukasi Dukungan Keterampila 1) Apakah keluarga menanyakan kondisi 80 Angket dan Kelurga dan
dan n kesehatan
dan Sarana kesehatan anda? Wawancara penderita
organisasi dan sumber
(Reinforcin 2) Apakah keluarga menanyakan kebiasaan 81 hipertnsi
g) anda memeriksakan tekanan darah?
3) Apakah keluarga membantu biaya 82
pengobatan anda?
4) Apakah keluarga mengantar anda ke 83
fasilitas kesehatan untuk periksa atau
kontrol ?
5) Apakah keluarga mengingatkan hal-hal 84
yang dihindari dan dianjurkan untuk
menjaga kestabilan tekanan darah?
Kebijakan Akses ketersediaan Tempat 1) Kemana anda memeriksakan tekanan 85 Angket Klien dan
dan sumber- pemeriksaan darah anda? keluarga
pelayanan
Administra sumber , 2) Apa jenis asuransi kesehatan yang anda 86
si kesehatan kesehatan, Jenis gunakan?
aksesibilitas asuransi, 3) Apakah mudah untuk ke pelayanan 87
Kemudahan kesahatan?
akses lokasi, 4) Apakah anda puas dengan pelayanan 88
Tingat kesehatan yang diberikan?
kepuasan 5) Apakah pelayanan kesehatan yang dipilih 89
pasien, memudahkan kelancaran klien dalam
Keefektifan memelakukan pemeriksaan?
pelayanan 6) Apakah anda rutin pergi ke pelayanan 90
kesehatan kesehatan?
yang dipilih,
16

Frekuensi
akses
pelayanan
kesehatan
17

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta:
EGC.

Green LW & Kreuter M . 2005. Health Program Planning: An Educational and Ecological
Approach. Edisi ke 4. New York: Mc Graw Hill

Kreuter W M, & Green W L. 1991. Health Promotion Planning An Aducational and


Environmental Approach. Edisi ke 2. London: Mayfield publishing company.

Maulana H D J. 2009. Promosi Kesehatan. Edisi ke 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai