Anda di halaman 1dari 4

I Gusti Ngurah Bayu Aditya Pidada

25415036

Topik : Morfologi Kota, Kearifan Lokal


PENGARUH KONSEP TRI HITA KARANA TERHADAP
MORFOLOGI KOTA (STUDI KASUS KOTA DENPASAR)
LATAR BELAKANG
Tri Hita Karana untuk masyarakat di Bali adalah suatu konsep dan falsafah hidup
yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Tri Hita Karana adalah salah satu
konsep kearifan lokal yang memuat tiga unsur yang membangun keharmonisan dan
keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya
dan manusia dengan lingkungan. Falsafah ini sudah menjadi satu kesatuan dengan
masyarakat Bali dan menjadi tradisi turun temurun dalam masyarakat di Bali.
Penerapan filosofi ini terlihat pada keseharian masyarakatnya, baik dari tata cara
kehidupan tradisionalnya maupun penataan dan pembangunan wilayahnya.
Dalam penataan dan pembangunan wilayah, ada suatu istilah yang dikenal dengan
morfologi. Morfologi adalah studi yang mempelajari perkembangan bentuk fisik di
kawasan perkotaan yang bidang kajiannya terkait dengan arsitektur bangunan, sistem
sirkulasi, ruang terbuka dan prasarana perkotaan (khususnya jalan sebegai pembentuk
struktur ruang yang utama) (Ernawi, 2010). Dalam pembentukan kota, masyarakat
dengan faktor pola hidup tradisional hingga modern sangat mempengaruhi perubahan
bentuk kota. Faktor kesadaran budaya masyarakatnya dalam mempertahankan
akulturasi dan asimilasi budaya luar sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
pembangunan kota. Adanya pertambahan jumlah penduduk yang sebagian besar
akibat migrasi dari desa ke kota (urbanisasi) dan dari satu daerah ke daerah lain
(transmigrasi) telah menyebabkan pemadatan penduduk perkotaan, pemekaran
kawasan pinggiran dan akulturasi budaya juga mempengaruhi bentuk dan pola ruang
kota secara alami dan non alamiah. Selain itu, Nielsen (2005) mengungkapkan bahwa
terdapat tiga faktor yang memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan kota,
yaitu ekologi, teknologi dan organisasi sosial. Ekologi adalah kawasan tempat tinggal
kita, teknologi yang mempengaruhi kecepatan pembangunan serta modernisasi serta
organisasi sosial yang pasti berbeda di tiap daerah. Bentuk kota yang nanti diperoleh
dari berbagai faktor tadi bukan hanya sekedar produk, namun merupakan proses
akumulasi manfestasi fisik dari kehidupan non fisik, yang diperngaruhi oleh sistem
nilai dan norma-norma yang berlaku pada masa pembentukannya (Danisworo, 1989)
Pertumbuhan kota beberapa tahun belakangan ini meningkat sangat pesat. Salah satu
faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan kota adalah perkembangan penduduk.
Di Indonesia saat ini diperkirakan 41% penduduk tinggal di perkotaan. Khusus
wilayah Jawa-Bali 55% penduduk tinggal di perkotaan (Tallo dkk, 2014).
Pertumbuhan kota ini tidak selalu mengikuti rencana yang telah disusun. Pertambahan
penduduk yang semakin pesat menyebabkan pertumbuhan semakin tidak terkontrol,
terutama di daerah pinggiran dan dapat menyebabkan urban sprawl. Dalam
pembangunannya kota di Indonesia mempunyai kecenderungan menghilangkan ciri
karakter historis peninggalan zaman Hindu-Budha dan memunculkan ketunggalrupaan arsitektur kota (Budiarjo, 1984). Dengan banyaknya penduduk dengan
berbagai latar budaya yang berbeda tidak bisa dihindari terjadinya akulturasi dan
asilmilasi budaya yang dapat mempengaruhi karakter kota. Di Indonesia dengan

I Gusti Ngurah Bayu Aditya Pidada


25415036

beragam budaya pada tiap daerahnya, akan mempengaruhi karakteristik morfologi


kota.
Denpasar sebagai kota pemerintahan di Bali mengalami perkembangan yang selalu
meningkat tiap tahunnya. Kota Denpasar selain dengan fungsinya sebagai kota
pemerintah juga sebagai kota wisata. Perkembangan pariwisata dan diikuti dengan
pertumbuhan penduduk di Bali yang semakin pesat menuntut perkembangan fisik dan
pembangunan fasilitas penunjangnya. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi
perkembangan fisik kota dan daerah di sekitarnya. Budaya yang dibawa oleh
pendatang tentu akan mempengaruhi budaya lokal yang sudah ada di Bali.
Perkembangan teknologi dan ekonomi juga menjadi faktor yang tidak bisa dihindari
karena pasti akan mempengaruhi perkembangan kota. Kota Denpasar yang memiliki
kebudayaan tradisional akan berakulturasi dengan budaya asing yang dibawa oleh
masyarakat pendatang. Untuk melihat fenomena perkembangan fisik kota di Denpasar
maka diperlukan analisis terkait dengan morfologi kota. Dengan mempelajari
morfologi suatu kawasan kota, kiranya cacat morfologis suatu kawasan kota dapat
terhindari karena proses belajar dari pengalaman kegagalan dan keberhasilan masa
lampau merupakan salah satu proses pembentukan morfologi suatu kawasan kota
(Zahnd, 1999). Dengan melihat fenomena tersebut maka penelitian ini akan
menggambarkan bagaimana identifikasi pola morfologi kota Denpasar yang
dipengaruhi oleh konsep Tri Hita Karana melalui analisis morfologi kota.
RUMUSAN PERSOALAN
Masyarakat dengan faktor pola hidup tradisional hingga modern sangat
mempengaruhi perubahan bentuk kota. Akulturasi dan asimilasi budaya pasti terjadi
dan tidak dapat dihindari. Perubahan bentuk arsitektur bangunan dan sistem jaringan
sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang dapat terlihat dari akulturasi budaya
yang terjadi. Hal ini juga berlaku di Denpasar. Denpasar sebagai kota pemerintahan
dan kota wisata mendapatkan banyak pengaruh baik dari segi internal maupun
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik kota dan sistem di dalamnya.
Dengan melihat hal tersebut dibutuhkannya penelusuran mendasar bagaimana pola
morfologi kota Denpasar dan bagaimana Tri Hita Karana memberikan pengaruh
kepada bentuk fisik kota di tengah kemajuan dan keberagaman budaya yang masuk ke
dalam kota. Dengan tujuan penelitian untuk memberikan rekomendasi dan saran yang
tepat kepada upaya pemerintah untuk mempertahankan konsep kearifan lokal dalam
membangun kota-kota ke depannya di Indonesia, khususnya di Bali.
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi pembentukan fisik dan pola morfologi kota
Denpasar?
2. Bagaimana pengaruh kearifan lokal dan Tri Hita Karana dalam mempengaruhi
perkembangan fisik dan pola morfologi kota Denpasar
3. Strategi apa sajakah yang bisa direkomendasikan untuk mempertahankan konsep
kearifan lokal dan Tri Hita Karana dalam pembangunan fisik kota di Denpasar?

I Gusti Ngurah Bayu Aditya Pidada


25415036

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kearifan lokal dan Tri Hita
Karana mempengaruhi pola morfologi dan perkembangan fisik kota di Denpasar
sebagai kota wisata dan kota pemerintahan di Bali.
Dengan sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut ;
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan fisik dan
pola morfologi kota Denpasar
b. Menganalisa sejauh mana pengaruh kearifan lokal dan Tri Hita Karana dalam
mempengaruhi perkembangan fisik dan pola morfologi kota Denpasar
c. Menentukan strategi apa saja yang bisa direkomendasikan untuk
mempertahankan konsep kearifan lokal dan Tri Hita Karana dalam pembangunan
fisik kota
MANFAAT STUDI
Adapun penelitian ini memiliki kegunaan atau manfaat yang diharapkan adalah antara
lain sebagai berikut :
a. Lembaga/Pemerintah : Diharapkan hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan
pertimbangan bagi pemerintah dalam menerapkan konsep kearifan lokal dan Tri
Hita Karana dalam pembangunan fisik kota yang disesuaikan dengan aturan dan
tradisi daerah setempat
b. Bagi Masyarakat : Diharapkan bagi masyarakat dapat dijadikan masukan yang
bermanfaat serta menambah kesadaran untuk berpartisipasi dalam penerapan
kearifan lokal dalam pembangunan untuk mempertahankan pola dan citra kota
yang telah terbangun dengan konsep tradisional oleh pendahulunya.
c. Bagi Pengemban Ilmu Pengetahuan : Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi
dengan memberikan sumbangan penelitian bagi ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang perencanaan transportasi umum.
SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I

: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan persoalan, tujuan dan
sasaran serta manfaat dari studi dan penelitian bagaimana pengaruh
konsep Tri Hita Karana terhadap morfologi kota di Denpasar

Bab II

: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan mengenai uraian dan penjelasan dalam rangka
pemahaman terhadap morfologi kota, kearifan lokal dan Tri Hita
Karana serta studi yang terkait dengan topik kajian dalam studi ini.

Bab III

: Metodelogi Penelitian
Bab ini menjelaskan bagaimana langkah-langkah dan metode baik
dalam survey dan observasi serta bagaimana menganalisa pengaruh
Tri Hita Karana dalam pola morfologi kota

Bab IV

: Gambaran Umum

I Gusti Ngurah Bayu Aditya Pidada


25415036

Bab ini menjelaskan bagaimana gambaran umum daerah kajian dan


mengenai hasil pengumpulan data terkait dengan penelitian baik data
primer maupun sekuder dari hasil survey untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dan pola kota serta pengaruh kearifan lokal
dalam pembangunan fisik kota
Bab V

: Analisis Permasalahan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari observasi serta
analisa data untuk menjelaskan bagaimana kearifan lokal dan Tri Hita
Karana mempengaruhi bentuk dan pola kota dari tahun ke tahun
melalui analisa deskriptif

Bab VI

: Kesimpulan
Bab ini menjelaskan tentang uraian kesimpulan hasil analisis
bagaimana kearifan lokal dan Tri Hita Karana mempengaruhi
perkembangan fisik dan pola morfologi kota Denpasar dan sebagai
bahan pertimbangan untuk pemerintah bagaimana menerapkan
kearifan lokal dan Tri Hita Karana yang disesuaikan dengan aturan
daerah setempat pada pembangunan kota-kota lainnya, di Bali
khususnya.

Anda mungkin juga menyukai