Anda di halaman 1dari 30

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI

1102012203
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan tentang fisiologis kehamilan
A. Hormon yang berperan pada proses kehamilan
B. Mekanisme fertilisasi, implantasi dan plasentasi
C. Fisiologi janin
2. Memahami dan menjelaskan tentang persalinan normal
A. Pimpinan persalinan
B. Mekanisme persalinan
3. Memahami dan menjelaskan tentang anemia pada ibu hamil
A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Manisfestasi klinis
F. Diagnosa
G. Tatalaksana
H. Komplikasi
Prognosis
4. Memahami dan menjelaskan gizi pada ibu hamil dan janin
5. Memahami dan menjelaskan hukum puasa pada ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 1984. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Adenia,I., Piliang,S., Roeshadi,R.H., Tala,,M.R.Z. (1999), Kehamilan dan Persalinan Normal, Bagian Obstetri
dan Ginekologi FK USU/RSUD dr. Pirngadi RSUP dr. Adam Malik, Medan.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC
Soetjiningsih & IG. N. Gde Ranuh. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Fiqh AsSunnah, AsSayyid Sabiq, penerbit: AlFath lil Ilam AlArabi, cet II, 1999
Irwa` AlGhalil, Muhammad Nashiruddin AlAlbani, AlMaktab AlIslami, cet. 1985
www.fiqhislam.com

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
1.Memahami dan menjelaskan fisiologis kehamilan
Hormon yang berperan dalam proses kehamilan
Saat hamil, tubuh ibu akan memproduksi sejumlah hormon yang bertujuan mendukung kehamilan,
khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Berikut tabel berbagai hormon kehamilan dan
fungsinya :
Hormon
Fungsi
Di produksi oleh
hCG

mempertahankan korpus luteum untuk tetap memproduksi


progesteron dan estrogen.

Embrio pasca fertilisasi hingga


minggu ke 16 kehamilan.

mencegah menstruasi dan mempertahankan kehamilan.


mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan.
kadar tinggi menyebabkan morning sickness
HPL

produksi ASI

Plasenta

merangsang pertumbuhan dan pembesaran payudara


membuat rasa ngilu dan sakit bila puting bila disentuh.
menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat
dan lemak
Kadar rendah menandakan ggn fungsi plasenta.
Estrogen

menghambat aksi prolaktin


vasodilatasi menyebabkan edema kaki, varises dan
hipotensi.

Folikel ovum yang sedang


tumbuh,
Korpus
luteum,
plasenta

pertumbuhan kelenjar mammae


memperkuat dinding rahim
mengontrol pelepasan LH dan FSH
merelaksasikan serviks, vagina dan vulva
Progesteron

mencegah kontraksi uterus


menghambat peristaltik saluran cerna sehingga ibu mudah
kembung dan konstipasi

Korpus Luteum pada ovarium,


plasenta

membangun lapisan dinding rahim untuk menyangga


plasenta.
mempengaruhi emosi ibu, meningkatkan suhu tubuh dan
pernafasan ibu
menurunkan libido selama kehamilan
MSH

mendeposit pigmen melanin pada jaringan kulit


menyebabkan hiperpigmentasi, terutama di pipi (cloasma
gravidarum), linea midabdominalis (linea nigra), areola
papilla mamae dan striae gravidarum.

Hipofisis anterior

Relaxin

melembutkan leher rahim

korpus luteum, plasenta

merelaksasikan sendi dan ligamen panggul.

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Mekanisme fertilisasi, implantasi dan plasentasi
Mekanisme fertilisasi
Fertilisasi adalah proses peleburan sperma dengan ovum untuk kemudian membentuk zigot. Sebelum
proses ini terjadi, terlebih dahulu akan dibahas tentang mekanisme postovulasi dan perjalanan sperma ke tuba
fallopii :
Ovulasi
Ovum yang dikeluarkan dari folikel de graaf akan ditangkap oleh fimbriae dan masuk ke ostium
abdominalis kemudian bergerak menuju ke ampulla tuba. Ovum akan terus di ampulla hingga kirakira 24 jam
setelah ovulasi.

Perjalanan sperma ke tuba fallopii


Saat ejakulasi, jutaan sperma dipancarkan ke vagina dan mulut rahim (portio seviks). Selanjutnya
sperma akan bergerak menuju ke ampulla dengan ekornya. Perjalanan sperma dari vagina menuju ampulla tuba
dipenuhi banyak hambatan, diantaranya :
a. Suasana pH vagina yang asam cukup mematikan sperma (bersifat basa)
b. sekret dari serviks yang kental dan melapisi mukosa uterus
c. kontraksi miometrium akan mengadukaduk sperma
d. gerakan silia di epitel tuba berlawanan dengan gerakan sperma
Sperma dengan kualitas yang bagus akan tahan didalam rahim selama 3 hari. Dalam perjalanannya
menuju ampulla, banyak sperma yang mati sehingga yang sampai ke ampulla hanya ratusanribuan saja.
Sesampainya di ampulla, sperma harus menembus korona radiata dan zona pelusida yang membarrier ovum.
Untuk keperluan tersebut, sperma memiliki akrosom di anterior kepalanya. Akrosom tersebut berisi enzimenzim
protease seperti hialuronidase, akrosin dan CPE (Corona Penetrating Enzyme) yang fungsinya merusak barrier
ovum, kemudian kepala sperma berfusi dengan membran ovum dan memicu suatu perubahan kimiawi pada
membran yang menyebabkan lapisan ini tidak dapat ditembus sperma lain (Fenomena Black To Polyspermy).
Selanjutnya sperma memasukkan kepalanya ke sitoplasma ovum, yang memicu pembelahan meiosis akhir oosit
sekunder. Kromosom pada kepala sperma akan menyatu dengan kromosom ovum sehingga terbentuk kromosom
yang diploid (2n). Proses penyatuan inilah yang disebut FERTILISASI.
Mekanisme Implantasi
Setelah fertilisasi, ovum mulai membelah secara mitosis membentuk zigot lalu menjadi morula dalam
34 hari dan bergerak menuju cavum uteri. Selanjutnya morula tumbuh dan berdiferensiasi menjadi blastokista
(terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar/trofoblas dan inner cell mass). Ketika blastokista terbentuk,
endometrium sedang dalam fase sekresi dimana vaskularisasinya meningkat dan kelenjar dipenuhi glikogen
karena pengaruh progesteron.
Pada hari ke 59, blastokista terbenam di endometrium melalui kerja enzimenzim proteolitik yang diproduksi
lapisan luar blastokista (sinsitiotrofoblas). Enzim ini menyebabkan apoptosis epitel endometrium sehingga
sinsitiotrofoblas dapat menembus membran basal epitel dan masuk ke stroma endometrium yang kaya glikogen
dan vaskularisasi. Tujuannya adalah untuk nutrisi dan oksigenasi zigot.
Mekanisme Plasentasi
Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan semakin besarnya ukuran blastosis, desidua
superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan sehingga janin akan semakin mengembang ke arah dalam cavum
uteri. Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
menyebabkan atrofi dan hilangnya villi yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian
korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan
disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel
dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi.
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi ke desidua. Pada proses ini, kelenjar dan
stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi membentuk sinusoid.
Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan lapisan sinsitium yang disebut
sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang
semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk
membentuk percabanganpercabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang
berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai
villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien
dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai anchoring
villi .
Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar penampangnya.
Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan maternal menjadi semakin
erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous .
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini
berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat low resistance high flow
vascular bed yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.
Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien sisa metabolisme hormon dan CO
serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak menjadi
semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan placental barrier pada akhir
kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain.
Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan tebal 2 3
cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm 500 gram
Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat Wharton Jellyyang bertindak sebagai
pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian
parasentral plasenta.
Perubahan fisiologis pada ibu selama kehamilan
Uterus :
a. Ukurannya membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim 30x25x20cm dan kapasitasnya
> 4000 cc.
b. Berat : dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir kehamilan.
c. Bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, bulan ke4 bulat, dan akhir kehamilan seperti bujur telur.
d. Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus tanda hegar
e. Perubahan fundus uteri:
1. minggu ke16 setengah jarak umbilikus ke simfisis
2. minggu ke20 dipinggir bawah umbilikus
3. minggu ke24 tepat dipinggir atas umbilikus
4. minggu ke28 3 jari diatas umbilikus (sepertiga jarak umbilikus ke proc. Xifodeus)
5. minggu ke39 setengah jarak umbilikus ke proc. Xifodeus
6. minggu ke36 1 jari dibawah prosessus xifodeus
7. minggu ke40 fundus uteri turun kembali, letak 3 jari dibawah prosessus xifodeus. Hal ini
disebabkan kepala janin turun dan masuk ke dalam rongga panggul.
Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga pelvis dan mulai
bulan ke4 sampai di rongga perut sampai batas hati.
Serviks Uteri : Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut tanda goodell , dan warna menjadi livid yg
disebut tanda Chadwick.
Ovarium : Plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesteron.
Vagina dan vulva : lebih merah akibat peningkatan vaskularisasi sehingga warna selaput lendirnya membiru
(tanda Chadwick), kekenyalan meningkat sehingga daya renggang bertambah sebagai persiapan persalinan.
Dinding perut : Timbul strie gravidarum yaitu robeknya serabut elastin akibat meregangnya dinding perut.
Sirkulasi darah :
a. Volume darah dan plasma darah meningkat akibat hemodilusi
b. Albumin menurun pada awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Dan fibrinogen
meningkat terusmenerus
c. Hematokrit menurun, eritrosit meningkat , Hb menurun.

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Sistem pernafasan : Sesak nafas karena paru terdorong oleh desakan diafrgma, disebabkan dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu.
Tulang : Persendian panggul terasa lebih longgar akibat ligamenligamen yang melunak .
Payudara : Peningkatan Berat, Ketegangan, Pembesaran, Hiperpigmentasi pada puting.
Kulit : mengalami hiperpigmentasi oleh karena deposit pigmen melanin yang dipengaruhi Melanosit Stimulating
Hormon, terutama pada striae gravidarum, linea alba (menjadi linea nigra), areolla papilla mamae, pada pipi
(disebut cloasma gravidarum)
Saluran pencernaan : Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi asam lambung (gejala :
mual, sakit kepala pagi hari). Progesteron akan memperlambat peristaltik lambung dan usus sehingga
pengosongan lambung berlangsung lama (gejala : kembung, mual, muntah) dan terjadi konstipasi.
a. Kelenjar endokrin:
b. Tiroid : sedikit membesar.
c. Hipofisis : membesar pada lobus anterior.
d. Adrenal : tidak berpengaruh.
Metabolisme :
a. BMR meningkat
b. Kebutuhan protein meningkat
c. Metabolisme lemak meningkat
d. Metabolisme mineral meningkat
e. BB meningkat sebanyak 6,516,5 kg
f. Kebutuhan kalori meningkat selama hamil dan laktasi
Fisiologi Janin
TRIMESTER PERTAMA

Minggu ke1
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel.
Minggu ke2
Selsel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari sel ini
akan bertemu dengan selsel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang
menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan
sel sperma ini sangat banyak, tapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat
ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak
hentihentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke3
Sampai usia kehamilan 3 minggu.sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding
rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,10,2 mm.

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Minggu ke4
Bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin HCG), sehingga
apabila sang ibu melakukan tes kehamilan, hasilnya positif.
Minggu ke5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
a. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas akan membentuk sistem saraf pada janin yang seterusnya
membentuk otak, tulang belakang, kulit dan rambut.
b. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif.
c. Lapisan Endoderm yaitu lapisan yang paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan
pundi kencing.
Minggu ke6
Ukuran embrio ratarata 24 mm diukur dari puncak kepala hingga bokong.
a. Tuba saraf sepanjang punggung bayi menutup
b. Jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini
c. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucukpucuk kecil yang akan berkembang menjadi
lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke7
a. Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 513 mm dan beratnya 0,8 gram, kirakira sebesar biji kacang
hijau.
b. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil
c. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat
di dalam paruparu.
Minggu ke8
a. Panjang kirakira 1420 mm
b. Ujung hidung, kelopak mata dan telinga berkembang
c. Brochi, saluran yang menghubungkan paruparu dengan tenggorokan, mulai bercabang.
d. Bayi mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut dan lidah serta mata.
Minggu ke9
Telinga bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai
tampak. Ia mulai bergerak walaupun anda tak merasakannya. Dengan Doppler, anda bisa mendengar detak
jantungnya.
Minggu ke10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat,
hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang
3243 mm dan berat 7 gram.
Minggu ke11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali
di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat,
meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan
sekaligus member sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jarijari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh.
Usus bayi telah berada didalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa
jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ
tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai membentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
TRIMESTER KEDUA
Minggu ke13
Plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi
merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19
gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk
mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke14
Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke15

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Jika bayi anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm.
Minggu ke16
a. Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi mll plasenta
b. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara
c. System peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.
Minggu ke17
Panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang rambut,
kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai
terbentuk.
Minggu ke18
a. Janin sudah bisa mendengar
b. Bisa terkejut bila mendengar suara keras
c. Mata bayi berkembang
d. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram
e. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu
Minggu ke19
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah
mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya
226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
Minggu ke20
Beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 1416 cm. Dibawah lapisan vernik, kulit bayi mulai membuat
lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paruparu
dan sistem pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
Minggu ke21
Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
Minggu ke22
Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional
Minggu ke23
Memiliki kebiasaan berolahraga menggerakkan otot jarijari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram.
Minggu ke24
Paruparu mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di
luar rahim, paruparu bayi mulai mengasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang.
Minggu ke25
Berat bayi sudah mencapai 650670 gram dengan tinggi badan 3437 cm
Minggu ke26
Berat badan bayi sudah mencapai 750780 gram, sedangkan tingginya 3538 cm
Minggu ke27
Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870890 gram dengan tinggi badan 3638 cm.
TRIMESTER KETIGA
Minggu ke28
a. BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm
b. Otak bayi semakin berkembang dan meluas
c. Kepala sudah mengarah ke bawah
d. Paruparunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan besar telah
dapat bertahan hidup.
Minggu 29
a. BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm
b. Otak bayi semakin berkembang dan meluas
c. Kepala sudah mengarah ke bawah
d. Paruparunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan besar telah
dapat bertahan hidup.
Minggu 30
a. Lemak dan berat badan bayi terus bertambah
b. Gerakannya semakin terasa

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
c.

Mata bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk
membuka dan menutup matanya.
d. Bayi sudah mulai memproduksi air mata
e. Berat badan bayi 15101550 gram, dengan tinggi 3940 cm
Minggu 31
Perkembangan fisik mulai melambat, namun perkembangan otak berkembang pesat
Minggu 32
a. Jari tangan, kaki telah tumbuh sempurna
b. Bulu mata, alis dan rambut di kepala semakin jelas
c. Berat 1800 gram dan panjang 29 cm
d. Sistem pendengaran terbentuk sempurna
e. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna
f. Bayi sudah mulai bisa bermimpi
Minggu 33
a. Otak bayi semakin pesat berkembang
b. Sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan.
c. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalamdalam walaupun nafasnya masih didalam air.
d. Jika bayinya lakilaki, testis sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.
Minggu 34
a. Bayi berada di pintu rahim
b. Dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur
c. Sudah mulai mengedipkan matanya
d. Berat badan bayi 20002010 gram, dengan tinggi badan sekitar 4546 cm
Minggu 35
a. Pendengaran sudah berfungsi sempurna
b. Lemak sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya
c. Sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda
d. Apabila bayi budan lakilaki maka di bulan ini testisnya telah sempurna
e. BB bayi 2300-2350 gram
f. Tinggi sekitar 4547 cm
Minggu 36
a. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi
b. Ginjal bayi sudah bekerja dengan baik
c. Liver telah memproduksi kotoran
d. Paruparu bayi sudah bekerja baik
e. Berat badan bayi 24002450 gram, dengan tinggi badan 4748 cm
Minggu 37
a. Kepala bayi turun ke ruang pelvik
b. Bentuk bayi semakin membulat
c. Kulitnya menjadi merah jambu
d. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5 cm
e. Kuku terbentuk dengan sempurna
f. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim
g. Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam
air.
h. Berat badan bayi diminggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 4849 cm.
Minggu 3840
Minggu ke 38 hingga minggu 40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

Sirkulasi Darah janin

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
Dalam rahim, paruparu tidak berfungsi sebagai alat pernafasan sehingga pertukaran gas dilakukan oleh
plasenta.Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke 3 dan bertujuan menyuplai embrio
dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah
darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior
lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke
seluruh tubuh.
Darah kayaCO2 dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior.
Kemudian meninggalkan ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis besar menuju aorta melewati duktus
arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, terus ke arteri iliaka interna hingga ke arteri umbilikalis
untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan
sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paruparu
(tujuannya agar tekanan darah di paruparu dipertahankan rendah).
Sistem respirasi Janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakangerakan pernafasan, namun air ketuban tidak
masuk ke dalam alveoli paruparunya. Pusat pernapasan ini di pengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 dalam tubuh
janin. Keadaan inidipengaruhi oleh sirkulasi plasenta (pengaliran darah antara uterus dan plasenta). Apabila
terdapat gangguan pada sirkulasi uteroplasenta sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada
kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia dan sebagainya, maka terjadilah gangguan keseimbangan asam
basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernafasan janin.
Perubahan sirkulasi darah saat lahir
1. Penghentian pasokan darah dari plasenta
2. Pengembangan dan pengisian udara pada paruparu
3. Penutupan foramen ovale
4. Saat bayi bernafas pertama kali, mulai terjadi fibrosis pada :
a. Vena umbilicalis
b. Ductus venosus arantii
c. Arteria umbilicalis
d. Ductus arteriosus botalii
Perubahan fisiologis pernapasan saat lahir
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru paru. Pada permukaan paruparu yang telah matang (3436 minggu), terdapat
surfaktan yang berfungsi mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paruparu mengembang
pada penarikan nafas pertama janin yaitu ketika menangis kuat begitu lahir. Upaya penarikan nafas pertama bayi
juga bertujuan mengeluarkan cairan dalam paruparu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paruparunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paruparu. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio
sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paruparu basah dalam jangka
waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan
bronkus BBL. Sisa cairan di paruparu dikeluarkan dari paruparu dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan
sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Faktor - faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan di otak.
2. Tekanan rongga dada disebabkan kompresi paruparu selama persalinan, yang merangsang masuknya
udara ke dalam paruparu secara mekanis.
3. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan
yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
4. Penimbunan karbondioksida (CO2)
5. Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya
O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
6. Perubahan suhu : Keadaan dingin akan merangsang pernapasan
Perubahan fisiologis pada ibu selama kehamilan
Uterus :
Ukurannya membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim 30x25x20cm dan
kapasitasnya > 4000 cc.
Berat : dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir kehamilan.
Bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, bulan ke-4 bulat, dan akhir kehamilan seperti bujur
telur.
Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus tanda hegar
Perubahan fundus uteri:
minggu ke-16 - setengah jarak umbilikus ke simfisis
minggu ke-20 - dipinggir bawah umbilikus
minggu ke-24 - tepat dipinggir atas umbilikus
minggu ke-28 - 3 jari diatas umbilikus (sepertiga jarak umbilikus ke proc. Xifodeus)
minggu ke-39 - setengah jarak umbilikus ke proc. Xifodeus
minggu ke-36 - 1 jari dibawah prosessus xifodeus
minggu ke-40 - fundus uteri turun kembali, letak 3 jari dibawah prosessus xifodeus. Hal ini disebabkan
kepala janin turun dan masuk ke dalam rongga panggul.
Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga pelvis dan
mulai bulan ke-4 sampai di rongga perut sampai batas hati.
Serviks Uteri : Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut tanda goodell , dan warna menjadi livid
yg disebut tanda Chadwick.
Ovarium : Plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesteron.
Vagina dan vulva : lebih merah akibat peningkatan vaskularisasi sehingga warna selaput lendirnya
membiru (tanda Chadwick), kekenyalan meningkat sehingga daya renggang bertambah sebagai
persiapan persalinan.
Dinding perut : Timbul strie gravidarum yaitu robeknya serabut elastin akibat meregangnya dinding
perut.
Sirkulasi darah :
Volume darah dan plasma darah meningkat akibat hemodilusi
Albumin menurun pada awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Dan fibrinogen
meningkat terus-menerus
Hematokrit menurun, eritrosit meningkat , Hb menurun.
Sistem pernafasan : Sesak nafas karena paru terdorong oleh desakan diafrgma, disebabkan dorongan
rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu.
Tulang : Persendian panggul terasa lebih longgar akibat ligamen-ligamen yang melunak .

10

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Payudara : Peningkatan Berat, Ketegangan, Pembesaran, Hiperpigmentasi pada puting.
Kulit : mengalami hiperpigmentasi oleh karena deposit pigmen melanin yang dipengaruhi Melanosit
Stimulating Hormon, terutama pada striae gravidarum, linea alba (menjadi linea nigra), areolla papilla
mamae, pada pipi (disebut cloasma gravidarum)
Saluran pencernaan : Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi asam lambung
(gejala : mual, sakit kepala pagi hari). Progesteron akan memperlambat peristaltik lambung dan usus
sehingga pengosongan lambung berlangsung lama (gejala : kembung, mual, muntah) dan terjadi
konstipasi.
Kelenjar endokrin:
Tiroid : sedikit membesar.
Hipofisis : membesar pada lobus anterior.
Adrenal : tidak berpengaruh.
Metabolisme :
BMR meningkat
Kebutuhan protein meningkat
Metabolisme lemak meningkat
Metabolisme mineral meningkat
BB meningkat sebanyak 6,5-16,5 kg
Kebutuhan kalori meningkat selama hamil dan laktasi
PENINGKATAN BERAT BADAN
Perubahan metabolisme yang berhubungan dengan pertumbuhan janin menyebabkan kenaikan berat
badan ibu sekitar 25% dari berat badan dalam keadaan tidak hamil ; sekitar 12.5 kg pada kebanyakan
ibu hamil. Terdapat variasi yang besar namun kenaikan berat badan terutama terjadi setelah paruh
kedua kehamilan dan biasanya sekitar 0.5 kg per minggu.
Menjelang kehamilan aterm, peningkatan berat badan biasanya semakin terbatas dan semakin turun
pada kehamilan diatas 40 minggu.
Kenaikan berat badan umumnya disebabkan oleh
1.
Pertumbuhan hasil konsepsi 5 kg
2.
Pembesaran organ maternal - 2.5 kg
3.
Timbunan lemak dan protein - 4.5 kg
4.
Peningkatan volume darah dan cairan interstitsial 1.5 kg
Peningkatan metabolisme terutama disebabkan oleh adanya fetus dan meningkatnya konsumsi oksigen
maternal sekitar 20%.
Faktor yang mengatur ini terutama adalah kelenjar endokrin.
Hipofise membesar dan ukuran tiroid membesar sekitar 13%
Hubungan antara hipotalamus hipofisis tiroid tidak terganggu
2. Memahami dan menjelaskan tentang persalinan normal
Tahapan Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm,
kala ini dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his
dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam, dalam kala ini diamati
apakah terjadi perdarahan postpartum pada ibu atau tidak.
Kala I
Secara klinis dapat dinyatakan persalinan dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis
karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluhpembuluh kapiler
yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseranpergeseran ketika serviks membuka. Proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
Fase laten

11

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
Selama fase ini, orientasi dari kontraksi uterus adalah pada perlunakan serviks serta penipisan (effacement).
Kriteria minimal Friedman untuk memasuki fase aktif adalah pembukaan dengan laju 1,2 cm/jam untuk
nullipara, serta 1,5 cm/jam untuk multipara.3
Fase aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yakni:
Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi
lengkap.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dengan multigravida. Pada yang
pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis.
Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit
terbuka. Pembukaan ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang bersamaan.1
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Tidak jarang
ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Kala I selesai apabila
pembukaan serviks uteri telah lengkap.1
Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kirakira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya
dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai
menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk
lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di
bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung ratarata 1,5 jam dan pada
multipara ratarata 30 menit. 1,2,3
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.1,3

Kala I

Kala II

Kala III

Gambar 1. Tahapan Persalinan Normal (dikutip dari: www.google.com)


Kala IV

12

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Kala IV adalah kala dimana memantau ibu pasca melahirkan selama 12 jam untuk melihat apakah
terjadi perdarahan postpartum atau tidak.1,3 Pada saat kala ini juga dilakukan pemantauan vital sign untuk
mengetahui keadaan umum ibu.
Pimpinan Persalinan
Pimpinan persalinan yang normal juga terbagi dalam 4 kala sesuai dengan mekanisme persalinan
normal
Kala I
Dalam kala I pekerjaan dokter, bidan, atau penolong persalinan ialah mengawasi wanita inpartu
sebaikbaiknya dan melihat apakah semua persiapan untuk persalinan sudah dilakukan. Memberi obat atau
melakukan tindakan hanya apbila ada indikasi untuk ibu maupun anak. Pada seorang primigravida aterm
umumnya kepala janin sudah masuk pintu atas panggul pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada
multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam
pintu atas panggul serta ketuban belum pecah, wanita tersebut dapat dipersilahkan duduk atau berjalanjalan
disekitar kamar bersalin. Tetapi, pada umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika muncul
his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada.
Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun
ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah,
mungkin terjadi komplikasikomplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his
sudah sering dan ketuban sudah pecah wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk
memeriksa kemajuan persalinan, di samping dapat dilakuakn pula pemeriksaan rektal atau pervaginam. Hasil
pemeriksaan pervaginam juga disebut pemeriksaan dalam harus menyokong dan lebih merinci apa yang
dihasilkan oleh pemeriksaan luar. Harus disadari bahwa tiap pemeriksaan dalam pada waktu persalinan selalu
menimbulkan bahaya infeksi dan rasa nyeri pada penderita.
Akan tetapi halhal tersebut jangan sampai menghalangi untuk menjalankan pemeriksaan dalam yang
diperlukan untuk menilai vagina (terutama dindingnya, menyempit atau tidak), keadaan dan pembukaan serviks,
kapasitas panggul, ada tidaknya penghalang jalan lahir, sifat fluor albus, dan adanya penyakit seperti
Bartholinitis, urethritis, sistitis, dan sebagainya, ketuban, presentasi kepala janin, turunnya kepala dalam ruang
panggul, penilaian besarnya kepala terhadap panggul, dan menilai kelangsungan persalinan.
Pemeriksaan per rektum baik untuk menilai turunnya kepala, tetapi kurang baik untuk menilai
ketuban, keadaan serviks, serta posisi dan presentasi kepala. Pemeriksaan per rektum dapat mengurangi infeksi
eksogen (dari luar), tetapi dapat menimbulkan infeksi endogen (dari dalam) bila pemeriksaan kurang
memperhatikan asepsis dan antisepsis dan menggosokgosok dengan jari dinding vagina bagian belakang yang
pada umumnya mengandung kumankuman ke dalam pembukaan serviks. Pada pemeriksaan per vaginam
kemungkinan infeksi eksogen dapat diperkecil bila pemeriksa memperhatikan asepsis dan antisepsis dengan
memakai sarung tangan steril dan dapat menggunakan krem dettol atau sejenis.
Mengingat adanya kemungkinan menimbulkan infeksi, maka pemeriksaan dalam hendaknya hanya
dilakukan bila ada indikasi ibu maupun janin atau bila akan diadakan tindakan di samping perlu untuk
mengetahui kemajuan persalinan.
Dalam kala I wanita dalam keadaan in partu dilarang mengedan. Sebaiknya sebelumnya dilakukan dahulu
lavement.
Lazimnya dimasukkan 20 sampai 40 ml gliserin ke dalam rektum dengan penyemprot klisma atau
diberi suppositoria. Jika tidak diberi klisma, skibala di rektum akan membuat wanita tersebut mengedan
sebelum waktunya. Skibala di rektum juga akan menghalangi rotasi kepala yang baik pada kala I.
Kala II
Kala II dimulai jika pembukaan serviks telah lengkap. Umumya pada akhir kala I atau permulaan
kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah sendiri. Bila ketuban belum
pecah, ketuban harus dipecahkan. Kadangkadang pada permulaan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau
muntah disertai timbulnya rasa mengedan yang kuat. Di samping his, wanita tersebut harus dipimpin untuk
mengedan pada waktu ada his. Selain itu, denyut jantung janin juga harus sering diawasi.
Ada dua cara meneran yang baik, yaitu:6
Wanita tersebut dalam letak merbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat,
sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya.
Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring ke kiri atau ke kanan, tergantung pada letak punggung
anak.
Hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki berada di atas. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi
dalam belum sempurna. Dokter atau penolong persalinan berdiri pada sisi kanan wanita tersebut.

13

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Bila kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai membuka. Rambut dan kepala janin mulai tampak.
Perineum dan anus tampak mulai meregang. Perineum mulai lebih tinggi, sedangkan anus mulai membuka.
Anus pada awalnya berbentuk bulat, kemudian berbentuk seperti huruf D. Yang tampak dalam anus adalah
dinding depan rektum. Perineum harus ditahan dan bila tidak, dapat menyebabkan ruptura perinei, terutama
pada primigravida. Perineum ditahan dengan tangan kanan dan sebaiknya dilapisi dengan kain steril.
Dianjurkan untuk melakukan episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan perineum yang
kaku. Episiotomi ini dilakukan bila perineum telah menipis dan kepala janin tidak masuk kembali ke dalam
vagina. Ketika kepala janin akan mengadakan defleksi dengan suboksiput di bawah simfisis sebagai
hipomoklion, sebaiknya tangan kiri menahan bagian belakang kepala dengan maksud agar gerkana defleksi
tidak terlalu cepat. Dengan demikian, ruptura perinea dapat dihindarkan.
Untuk mengawasi perineum ini posisi miring (Sims position) lebih menguntungkan dibandingkan
dengan posisi biasa. Akan tetapi, bila perineum jelas telah tipis dan menunjukkan akan timbul ruptura perinea,
maka sebaiknya dilakukan episiotomi. Ada beberapa teknik untuk melakukan episiotomi, antara lain episiotomi
mediana, dikerjakan pada garis tengah, episiotomi mediolateral, dikerjakan pada garis tengah yang dekat
muskulus sfingter ani yang diperluas ke sisi, episiotomi lateral dimana sering menimbulkan perdarahan.
Keuntungan episiotomi mediana ialah tidak menimbulkan perdarahan banyak dan penjahitan kembali
lebih mudah, sehingga sembuh per primam dan hampir tidak berbekas. Bahaya yang dapat terjadi ialah dapat
menimbulkan ruptura perinei totalis. Dalam hal ini muskulus sfingter ani eksternus dan rektum ikut robek pula.
Perawatan ruptura perinei totalis harus dikerjakan serapirapinya, agar jangan sampai gagal dan timbul
inkontinensia alvi. Untuk menghindarkan robekan perineum kadangkadang dilakukan perasat menurut Ritgen,
yaitu bila perineum meregang dan menipis, tahan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepala janin ke
arah anus. Tangan kanan pada perineum.
Dengan ujung jarijari tangan kanan tersebut melalui kulit perineum dicoba menggait dagu janin dan
ditekan ke arah simfisis dengan hatihati. Dengan demikian, kepala janin dilahirkan perlahanlahan keluar. Setelah
kepala lahir diselidiki apakah tali pusat mengadakan lilitan pada leher janin. Bila terdapat lilitan dilonggarkan,
bila sukar dapat dilepaskan dengan cara menjepit tali pusat dengan 2 cunam Kocher, kemudian diantaranya
dipotong dengan gunting yang tumpul ujungnya. Setelah kepala lahir, kepala akan mengadakan putar paksi luar
ke arah letak punggung janin.
Usaha selanjutnya ialah melahirkan bahu janin. Mulamula dilahirkan bahu depan, dengan kedua
telapak tangan pada samping kiri dan kanan kepala janin. Kepala janin ditarik perlahanlahan ke arah anus
sehingga bahu depan lahir. Tidak dibenarkan penarikan yang terlalu keras dan kasar oleh karena dapat
menimbulkan robekan pada muskulus sternokleidomastoideus. Kemudian, kepala janin diangkat kearah simfisis
untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah kedua bahu janin dapat dilahirkan, maka usaha selanutnya ialah melahirkan badan janin,
trokanter anterior disusul oleh trokanter posterior. Usaha ini tidak sesukar usaha melahirkan kepala dan bahu
janin oleh karena ukuranukurannya lebih kecil. Dengan kedua tangan dibawah ketiak janin dan sebagian di
punggung atas, berturutturut dilahirkan badan, trokanter anterior, dan trokanter posterior.
Setelah janin lahir, bayi sehat dan normal umumnya segera menarik napas dan menangis keras.
Kemudian bayi diletakkan dengan kepala ke bawah kirakira membentuk sudut 30 derajat dengan bidang datar.
Lendir pada jalan napas segera dibersihkan atau diisap dengan pengisap lendir. Tali pusat digunting 5 sampai 10
cm dari umbilikus. Dengan cara, tali pusat dijepit 2 cunam Kocher pada jarak 5 dan 10 cm dari umbilikus. Bial
ada kemungkinan akan diadakan transfusi pertukaran pada bayi maka pemotongan tali pusat diperpanjang
sampai antara 1015 cm .
Di antara kedua cunam tersebut tali pusat digunting dengan yang berujung tumpul. Ujung tali pusat
bagian bayi didesinfeksi dan diikat dengan kuat. Hal ini harus diperhatikan karena ikatan kurang kuat dapat
terlepas dan perdarahan dari tali pusat masih dapat terjadi yang dapat membahayakan bayi tersebut. Kemudian
diperhatikan kandung kencing, jibila penuh dilakukan pengosongan kandung kencing, jika bisa wanita tersebut
kencing sendiri. Kandung kencing yang penuh dapat menimbulkan atonia uteri dan mengganggu pelepasan
plasenta, yang berarti dapat menimbulkan perdarahan postpartum.
Kala III
Persalinan kala III disebut juga kala uri. Kala III ini, seperti telah dijelaskan, tidak kalah pentingnya
dengan kala I dan kala II. Ketidak hatihatian dalam memimpin kala II dapat mengakibatkan kematian karena
perdarahan. Kala uri dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap.
Terdapat dua tingkat kelahiran plasenta, yang pertama ialah melepasnya plasenta dari implantasinya
pada dinding uterus dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Seperti telah disebut diatas,
setelah janin lahir uterus masih mengadakan kontraksi yang mengakibatkan pengecilan permukaan kavum uteri
tempat implantasi palsenta. Menagakibatkan plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Pelepasan ini dapat
di mulai dari tengah menurut Schultze atau dari pinggir menurut MathewsDuncan atau serempak dari tengah
dan pinggir plasenta.3

14

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Cara yang pertama ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina, tanda ini
dikemukakan oleh Ahlfield, tanpa adanya perdarahan pervaginam, sedangkan cara yang kedua ditandai oleh
adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml.
Bila lebih, maka hal ini patologik. Apabila plasenta lahir, umumnya otototot uterus segera berkontraksi menjepit
pembuluhpembuluh darah dan menyebabkan perdarahan segera berhenti.
Pada keadaan normal menurut CaldeyroBarcia plasenta akan lahir spontan dalam waktu 6 menit
setelah anak lahir lengkap.6 Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai
beberapa perasat antara lain:
Perasat Kustner. Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan daerah di atas
simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Perasat ini hendaknya dilakukan secara hatihati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak
akan dapat terjadi.
Perasat Strassmann.
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetokngetok fundus uteri.
Bila terasa ada getaran pada tali pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Bila tidak terasa getaran, berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.
Perasat Klein. Wanita tersebut disuruh mengedan dan tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannyan
dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Kombinasi dari tiga perasat ini baik dijalankan secara hatihati setelah mengawasi wanita yang baru
melahirkan bayi selama 6 sampai 15 menit. Bila plasenta telah lepas spontan, maka dapat dilihat bahwa uterus
berkontraksi baik dan terdorong keatas kanan oleh vagina yang berisi plasenta. Dengan tekanan ringan pada
fundus uteri plasenta mudah dapat dilahirkan, tanpa menyuruh wanita bersangkutan mengedan yaitu dengan
menggunakan perasat Crede. Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding
uterus hanya dapat digunakan bila terpaksa misalnya perdarahan. Perasat ini dapat mengakibatkan kecelakaan
perdarahan postpartum. Pada orang yang gemuk, perasat Crede sukar atau tidak dapat dikerjakan.
Setelah plasenta lahir, harus diteliti apakah kotiledonkotiledon lengkap atau masih ada sebagian yang
tertinggal dalam kavum uteri. Begitu pula apakah pada pinggir plasenta masih didapat hubungan dengan
plasenta lain, seperti adanya plasenta suksenturiata. Selanjutnya harus pula diperhatikan apakah korpus uteri
berkontraksi baik. Harus dilakukan masase ringan pada korpus uteri untuk memperbaiki kontraksi uterus.
Apabila diperlukan karena kontaksi uterus kurang baik, dapat diberikan uterotonika seperti pitosin, metergin,
ermetrin, dan sebagainya, terutama pada persalinan lama, grande multipara, gemelli, hidroamnion, dan
sebagainya.
Bila semuanya telah berjalan dengan lancar dan baik, maka luka episiotomi harus diteliti, dijahit, dan
diperbaiki.
Segera bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensinya hendaknya dipastikan. Selama uterus kencang dan tidak
ada perdarahan yang luar biasa, menunggu dengan waspada sampai plasenta terlepas biasa dilakukan. Jangan
dilakukan masase; tangan hanya diletakkan diatas fundus, untuk memastikan bahwa organ tersebut tidak
menjadi atonik dan berisi darah dibelakang plasenta yang telah terlepas.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
a. Uterus menjadi globular, dan biasanya terlihat lebih kencang. Ini merupakan tanda awal.
b. Sering ada pancaran darah mendadak.
c. Uterus naik di abdomen karena plasenta yang telah terlepas, berjalan turun masuk ke segmen bawah
uterus dan vagina, serta massanya mendorong uterus keatas.
d. Tali pusat keluar lebih panjang dari vagina yang menandakan bahwa plasenta telah turun.
e. Tanda ini kadangkadang terlihat dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam waktu lima
menit. Kalau plasenta sudah lepas, penolong harus memastikan bahwa uterus telah berkontraksi kuat.
Ibu boleh diminta untuk mengejan dan tekanan intraabdominal yang ditimbulkan mungkin cukup untuk
mendorong plasenta.
Manajemen aktif kala III.6
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu menghindarkan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penatalaksanaan aktif kala III
meliputi:
a. Penatalaksanaan oksitosin dengan segera
b. Pengendalian tarikan pada tali pusat, dan
c. Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir.
Penanganan

15

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta.
Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali atau PTT dengan cara:
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simfisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong
korpus uteri dengan gerkan dorso kranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 cm di depan vulva
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (23 menit)
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama
dengan tangan ke uterus. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan
kontraksi, ibu dapat juga member tahu petugas ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus tidak berkontraksi,
tangan petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi bukan melakukan PTT. Ulangi langkahlangkah PTT pada
setiap kontraksi sampai plasenta terlepas.
Begitu plasenta terasa lepaas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem tali pusat mendekati plasenta,
keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai denga jalan lahir. Kedua tangan dapat
memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat
mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan.
Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki
episiotomi.
Kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Kala ini perlu
untuk mengamatamati apakah ada perdarahan postpartum. Ratarata dalam batas normal, jumlah pada umumnya
adalah 100300 cc. Bila perdarahan lebih dari 500 cc ini sudah dianggap abnormal, harus dicari penyebabnya.
Tujuh pokok penting yang harus diperhatikan sebelum meninggalkan ibu yang baru melahirkan adalah:
Kontraksi rahim. Dapat diketahui denga palpasi fundus uteri. Bila perlu dilakukan masase dan berikan
uterotonika (methergin, ermetrin, pitosin).
Perdarahan. Apakah ada atau tidak serta jumlahnya.
Kandung kencing. Diharuskan kosong, jika penuh ibu diminta kencing sendiri atau menggnakan kateter.
Lukaluka. Dilihat jahitan terdapat perdarahan atau tidak.
Uri dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap.
Keadaan umum ibu. Tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
Bayi dalam keadaan baik.
Mekanisme persalinan
Mekanisme Persalinan Normal
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi kepala ini
ditemukan 58% ubunubun kecil terletak di kiri depan, 23% di kanan depan, 11% di kanan belakang, dan
8% di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon
sigmoid dan rektum.1,3
Menjadi pertanyaan mengapa janin dengan persentasi tinggi berada dalam uterus dengan presentasi
kepala. Keadaan ini mungkin disebabkan karena kepala relatif lebih besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk
uterus sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas, di ruangan
yang lebih luas sedangkan kepala berada di bawah, di ruangan yang lebih sempit. Ini dikenal sebagai teori
akomodasi.1,3
Tiga faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah kekuatankekuatan yang ada pada
ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, keadaan jalan lahir, dan janin tersebut.1
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin
ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam
rongga panggul. His yang sempurna akan membuat dinding korpus uteri yang terdiri atas otototot menjadi lebih
tebal dan lebih pendek, sedangkan bagian bawah uterus dan serviks yang hanya mengandung sedikit jaringan
kolagen akan meudah tertarik hingga menjadi tipis dan membuka. Kontraksi yang sempurna adalah kontraksi
yang simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai amplitud 4060 mmHg yang berlangsung selama
6090 detik dengan jangka waktu kontraksi 24 menit, dan pada relaksasi tonus uterus kurang dari 12 mmHg.1,3
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, yaitu bila sumbu
kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan
asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior
menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
Dapat pula asinklitismus posterior menurut Litzman adalah keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala dengan

16

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis
di daerah anterior. Hal asinklitismus penting apabila daya akomodasi panggul agak terbatas. 1,3
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati
suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan kepala
mengadakan fleksi di dalam rongga panggul menurut hukum Koppel. Dengan fleksi kepala janin memasuki
ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan
dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam
keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas
ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang
berulangulang, kepala yang mengadakan rotasi, disebut juga putaran paksi dalam.
Di dalam hal mengadakan rotasi ubunubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin
sampai di dasar panggul dan ubunubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion,
kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala
janin makin tampak. Perineum menjadi lebih lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturutturut tampak bregma, dahi, muka,
dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.1,2,3
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul, bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah
dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu
baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu baru kemudian
trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.1,3
Dari uraian mekanisme persalinan normal di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tujuh gerakan kardinal
yaitu:
a. Engagement
b. Descent (penurunan)
c. Flexion (fleksi)
d. Internal rotation (putar paksi dalam)
e. Extension (ekstensi/defleksi)
f. External rotation (putar paksi luar)

17

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
g.

Expulsion (ekspulsi) (Dikutip dari: Williams Obstetrics, hal 337)

Bila mekanisme persalinan yang fisiologik ini dipahami dengan sungguhsungguh, maka pada halhal
yang menyimpang dapat segera dilakukan koreksi secara manual jika mungkin, sehingga tindakantindakan
operatif tidak perlu dikerjakan. Apabila bayi telah lahir, segera jalan nafas dibersihkan. Tali pusat dijepit
diantara 2 cunam pada jarak 5 cm dan 10 cm. Kemudian di gunting diantara kedua cunam tersebut, lalu diikat.
Jepit tali pusat diberi antiseptika. Umumnya bila telah lahir lengkap bayi akan segera menarik napas dan
menangis. Resusitasi dengan jalan membersihkan dan mengisap lendir pada jalan napas harus segera dikerjakan.
1,3

Bila bayi telah lahir, uterus akan mengecil. Persalinan berada dalam kala III atau kala uri. Kala ini
tidak kalah pentingnya dengan kala I dan II, sebab kematian ibu karena perdarahan pada kala uri tidak jarang
terjadi sebab pimpinan kala II kurang cermat diterapkan. Seperti telah dikemukakan, segera setelah bayi lahir,
his mempunyai amplitud yang kirakira sama tingginya hanya frekuensinya yang berkurang. Akibat his ini uterus
akan mengecil, sehingga perlekatan plasenta dnegan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta dari
dinding uterus ini dapat dimulai dari tengah (sentral) menurut Schultze, pinggir (marginal) menurut
MathewsDuncan, atau kombinasi keduanya. Yang terbanyak adalah pelepasan menurut Schultze, Umumnya
kala III berlangsung selama 6 sampai 15 menit. Tinggi fundus uteri setelah kala III kirakira 2 jari di bawah
pusat.1,3
Pemantauan Persalinan dengan Partograf WHO
Partograf WHO adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik.4
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat
mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan,
bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan
atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu
bersalin dan bayi baru lahir.4
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan untuk :
a. Mencatat kemajuan persalinan
b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
e. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat
membantu penolong
persalinan
dalam memantau,
mengevaluasi
danpersalinan
membuat keputusan klinik, baik persalinan
Gambar
2. Tujuh
Gerakan Kardinal
pada
dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta,
rumah sakit, dan lainlain).
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses
kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa
Kedokteran).
Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan
yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama Fase Laten Kala Satu Persalinan
Kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang diacu pada pembukaan
serviks:
a. fase laten: pembukaan serviks kurang dari 4 cm
b. fase aktif: pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm
c. Kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
d. denyut jantung janin: setiap jam
e. frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap jam
f. nadi: setiap jam
g. pembukaan serviks: setiap 4 jam

18

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
h.
i.
j.

penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam


tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam

Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan pada Partograf


Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasilhasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu:
a. Informasi tentang ibu:
b. nama, umur;
c. gravida, para, abortus (keguguran)
d. nomor catatan medik/nomor puskesmas
e. tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai
merawat ibu)
f. waktu pecahnya selaput ketuban.
Kondisi janin:
a. warna dan adanya air ketuban.
b. penyusupan (molase) kepala janin.
Kemajuan persalinan:
a. pembukaan serviks;
a. penurunan bagian terbawah atau presentasi janin;
b. garis waspada dan garis bertindak.
Jam dan waktu:
a. waktu mulainya fase aktif persalinan
b. waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
Kontraksi uterus:
a. frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
b. lama kontraksi (dalam detik).
c. Obatobatan dan cairan yang diberikan:
d. oksitosin;
e. obatobatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
Kondisi ibu:
a. nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;
b. urin (volume, aseton atau protein).
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau
di catatan kemajuan persalinan).
Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (ter
Mencatat Temuan pada Partograf
A.Informasi tulis
Informasi tulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang
dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan
penyusupan (kepala janin).
1. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandatanda gawat
janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling
kiri menunjukkan DJJ Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ. Hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung Penolong
harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160.
2. Warna dan adanya air ketuban

19

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah. Catat temuantemuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ.
Gunakan lambanglambang berikut ini:
U
: selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
D
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K
: selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi (kering)
3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpangtindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko
disproporsi kepalapanggul (CPD).
Gunakan lambanglambang berikut ini:
0 : tulangtulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi
1 : tulangtulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulangtulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3 : tulangtulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
C. Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tandatanda penyulit).
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda
harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Hubungkan tanda
dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
Penurunan bagian terbawah janin
Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatanda
penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu
diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan Turunnya kepala dan garis tidak terputus dari 05, tertera di
sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda O yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda O
di garis angka 4. Hubungkan tanda O dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan
selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan
garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya :
fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dan lainlain).
Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
D.Kontraksi uterus
Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan setiap 30 menit selama
fase aktif.
Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi.
Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai:
20 detik
2040 detik
40 detik
Catat temuantemuan di kotak yang sesuai dengan waktu penilaian.
E. Obatobatan dan cairan yang diberikan

20

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obatobat
lainnya dan cairan IV.
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin
yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
Obatobatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obatobatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.
F. Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang untuk
mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1.Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit).
Beri tanda titik () pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga adanya
penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai: Nilai dan catat temperatur tubuh ibu
(lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur
tubuh pada kotak yang sesuai.
Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika
memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin.Pencatatan pada
lembar belakang Partograf Catatan persalinan adalah terdiri dari unsurunsur berikut: Data atau Informasi Umum
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan dan alasan
merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk.
a) Kala I terdiri dari pertanyaanpertanyaan tentang Partograf saat melewati garis waspada,
masalahmasalah lain yang timbul, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
b) Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain,
penatalaksanaan masalah dan hasilnya.
c) Kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, rangsangan
pada fundus, kelengkapan plasenta saat dilahirkan, retensio plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.
d) Bayi baru lahir Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat dan panjang
badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.
e) Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai deteksi
dini risiko atau kesiapan penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan pascapersalinan. Pemantauan
kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada
satu jam berikutnya
3.Memahami dan menjelaskan tentang anemia pada ibu hamil
Definisi
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12
g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada
pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian
besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for
disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester
pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Etiologi
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
c. Kurangnya zat besi dalam makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

21

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Jenis jenis
Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh
penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi
hemoglobin atau nilai hernatokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan
besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan
mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah. Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama khamilan. Namun, banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg
besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayahwilayah dengan prevalensi anemia
yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum.
Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai minggu ke28 kehamilan pada ibu
hamil yang belum mendapat besi dan nonanemik (Hb < 11 g/dl dan ferritin > 20 ug/I) menurunkan prevalensi
anemia dan bayi berat lahir rendah. Namun, pada ibu hamil dengan kadar Hb yang normal ( 13,2 g/dl)
mendapatkan peningkatan risiko defisiensi tembaga dan zinc, Selain itu, pemberian suplementasi besi elemental
pada dosis 50 mg berkaitan dengan proporsi bayi KMK dan hipertensi maternal yang lebih tinggi dibandingkan
kontrol.
Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer folat dari
ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi
karena kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau pengobatan antikonvulsi.
Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya merniliki efek penghambatan terhadip
absorbsi folat. Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat urnum terjadi pada keharnilan dan merupakan
penyebab utama anemia megaloblastik pada kehamilan.
Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak
anemia defisiensi zat gizi. Anemia megaloblastik adaiah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA
dan ditandai dengan adanya selsel megaloblastik yang khas untuk jenis anemia ini. Selain karena defisiensi
asam folat, anemia megaloblastik juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin). Folat dan
turunannya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asarn amino. Kadar asam folat
yang tidak cukup dapat menyebabkan manifestasi anemia megaloblastik.
Gejala - gejala defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum ditarnbah kulit yang kasar dan
glositis. Pada pemeriksaan apusan darah tampak prekursor eritrosit secara morfologis lebih besar (makrositik)
dan perbandingan inti juga normokrom. MCH dan MCHC biasanya normal, sedangkan MCV yang besar
berguna untuk membedakan anemia ini dan perubahan fisiologik kehamilan atau anemia defisiensi besi. Untuk
MCV, adanya peningkatan saturasi besi dan transferin serum juga bermanfaat. Neutropenia dan trombositopenia
adalah akibat maturasi granulosit dan trombosit yang abnormal. Tanda awal defisiensi asam folat adalah kadar
folat serum yang rendah (kurang dari 3 ng/ml). Namun, kadar tersebut merupakan cerminan asupan folat yang
rendah pada beberapa hari sebelumnya yang mungkin meningkat cepat begitu asupan diperbaiki. Indikator
status folat yang lebih baik adalah folat dalam sel darah merah, yang relatif tidak berubah di dalam eritrosit yang
sedang beredar di sirkulasi sehingga dapat mencerminkan laju turnover folat pada 2 3 bulan sebelumnya.
Folat dalam Sel darah merah biasanya rendah pada anemia megaloblastik karena defisiensi folat. Namun,
kadarnya juga rendah pada 50 % penderita anemia megaloblastik karena defisiensi kobalamin sehingga tidak
dapat digunakan untuk membedakan kedua jenis anemia.
Penatalaksanaan defisiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per
hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu
hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat per hari.
Anemia Aplastik
Ada beberapa laporan rnengenai anemia aplastik yang terkait dengan keharnilan, tetapi hubungan
antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus, yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada
sebelurnnya oleb kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-kasus lainnya, aplasia
terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan
dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi penyakit dapat memburuk bahkan menjadi fatal setelah
persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum
tulang setelah persalinan.

22

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Anemia Penyakit Sel Sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia) disertai dengan
peningkatan insidens pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan antepartum, pnematuritas, dan
kematian janin. Berat lahir bayi dan ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah ratarata, dan kematian janin
tinggi. Penyebab kematian neonatal tidak jelas, tetapi kadangkadang disebabkan oleh vasooklusi plasenta,
dengan temuan postmortem yang menggambarkan anoksia intrapartum. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit
telah menurun dan sekitar 33 % rnenjadi 1,5 % pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal. Di
beberapa negara berkembang angka kematian ibu dan perinatal dapat mencapai 9,2 % dan 19,5 %,
berturutturut394041. Masa kehamilan dan periode postpartum masih berpotensi berbahaya bagi ibu dengan
penyakit Sel sabit sehingga harus dipantau ketat selama kehamin. Pemberian transfusi darah profilaktik belum
terbukti efektivitasnya walaupun beberapa pasien tampaknya memberi hasil yang memuaskan.
Patofisiologi
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai
ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organorgan penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan
tetapi, bertambahnya sel sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30 %, sel darah 18 %, dan
hemoglobin 19 %. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Pertama tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih
berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua
pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila
darah itu tetap kental.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin
meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 4560% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldosteron.
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada keharnilan Volume plasma
yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi
tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalarn sirkulasi. Mekanisme yang mendasari perubahan ini
belurn jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam keharnilan bertujuan menurunkan viskositas darah
maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.

23

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu
ke24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar
40 % lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke7 sampai ke8 kehamilan dan terus menurun
sampai minggu ke16 sampai ke22 ketika titik keseimbangan tercapai.
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia
kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah
memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada
usia kehamilan sekitar 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan
yang sudah memiliki kadar Hb tinggi (> 14,6 g/dl)
Manifestasi klinik
Pusing, Mudah berkunangkunang, Lesu, Aktivitas kurang, Rasa mengantuk, Susah konsentrasi, Cepat
lelah, prestasi kerja fisik/pikiran menurun, Konjungtiva pucat , Telapak tangan pucat, Iritabilitas dan Anoreksia,
Takikardia, murmur sistolik, Letargi, kebutuhan tidur meningkat, Purpura, Perdarahan
Gejala khas masing-masing anemia:
Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi besi, Ikterus, urin
berwarna kuning tua/coklat, perut merongkol/makin buncit pada anemia hemolitik. Mudah infeksi pada anemia
aplastik dan anemia karena keganasan.
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangan bervariasi, bisa
hampir tanpa gejalagejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia
bersamasama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi,
berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah,
disphagia, dan pembesarran kelenjar limpah. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7
gr/dl maka gejalagejala dan tandatanda anemia akan jelas.
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada
criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl),
dan anemia berat (< 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil
adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
Gejala Yang Sering Terjadi
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satusatunya gejala kapasitas oksigen. Banyak
pasien
asimtomatik,
bahkan
dengan
anemia
derajat
sedang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu anemia refrakter, sering infeksi atau kolelitiasis atau riwayat keluarga
anemia
menggambarkan
kemungkinan
Hemoglobinopati
geneti

DIAGNOSIS
Pada anamnesa & pemeriksaan fisik biasanya dijumpai berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang
kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limpa. Lalu memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

24

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
serta Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecahpecah disertai
kemerahan dan nyeri sudut mulut.
Ciriciri anemia defisiensi besi:
a. Mikrositosis
b. Hipokromasia
c. Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan
normokrom
d. Kadar besi serum rendah
e. Daya ikat besi serum meningkat
f. Protoporfirin meningkat
g. Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
Tes Laboratorium
Hitung sel darah merah dan asupan darah : untuk tujuan praktis maka anemia selama kehamilan dapat
didefinisikan sebagai Hb < 10,00 atau 11,00 gr% dan hemotokrit < 30,0033,00%. Asupan darah tepi
memberikan evaluasi morfologi, eritrosit, hitung jenis leukosit dan perkiraan kekuatan trombosit (Taber, 1994).
Tatalaksana
Menurut Setiawan Y (2006), dijelaskan bahwa pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan
berdasarkan klasifikasi anemia adalah sebagai berikut :
a. Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin
dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua dan
ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua
dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di
daerahdaerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus
atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih
banyak protein dan sayursayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah
oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi +
500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena
atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif
lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi
kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan
test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
b.

Anemia Megaloblastik
Apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah
asam folat 1530 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat
dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan transfusi darah.

c.

Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah.

d.

Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.

e.

Anemia Lain
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III.
Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian
tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari
mengkonsumsi 1 tablet besi.

Prognosis
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan
kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organorgan tubuh, termasuk otak.

25

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Pencegahan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau
kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu
pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
4.Memahami dan menjelaskan tentang gizi pada ibu hamil dan janin
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya meningkat selama kehamilan.Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh
ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.
Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung.Resiko
akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil
mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan
mengenai hal ini.
Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang
sehat. Hanya saja, ibu hamil harus lebih hatihati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan janin
yang sedang dikandungnya.
Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, maka bertambah pula kebutuhan gizi dan
nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin
tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya.
Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam
menjalani harihari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan
nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi, serta asam folat. Ibu hamil haruslah diberi
dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaikan berat
badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 1215 kilogram.
Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani harihari kehamilannya
dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:
a. Kalori.Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300400 kkal
perharinya.Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola
makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbiumbian
serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari
protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
b. Asam Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan
sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400
mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat
perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti
mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda
(kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buahbuahan,
beras merah dan sayuran hijau.
c. Protein.Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan
salah satu fungsi protein.Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap
harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacangkacangan, tempe,
putih telur, daging dan tahu.
d. Kalsium.Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin.Dengan ada kalsium
yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis.Kenapa hal ini bisa
terjadi?karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium
akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang
baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin
A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacangkacangan dan sayuran
hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
e.

Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit.Selain itu,
vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun, meskipun vitamin A sangat
dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan sampai berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu
hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.

26

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
f.

Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin
dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan
memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat
diperoleh pada hati, daging atau ikan.

g.

Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi.Selain itu vitamin C
sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan organ
tubuh dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak sinyal kimia, hal ini terjadi karena
vitamin C banyak mengandung antioksidan.

h.

Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati
ikan.

Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala
lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang
lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat
badan selama kehamilan.Tentunya kenaikan berat badan berbedabeda tiap bulannya.
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur
Lingkar Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12
kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6
kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA
dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan
pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
Lingkar Lengan Atas
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LLA (Lingkar Lengan Atas).
Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,
masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :
a. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita yang
mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan
penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan kesejahteraan ibu
dan anak
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA
kurang 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan anak.
Pengaruh Gizi Kurang pada Ibu Hamil
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.

27

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.
Kebutuhan Nutrisi pada Perempuan Tidak Hamil, Hamil, dan Menyusui

Gizi untuk janin


Untuk mendapatkan buah hati yang memiliki kemampuan, maka dukungan asupan gizi harus sejak
buah hati masih berupa janin. Perkembangan otak dalam janin ternyata bisa dikembangkan. Beberapa zat gizi
penting dapat membantu perkembangannya, diantaranya:
ASAM FOLAT
Jumlah Asam Folat yang dibutuhkan saat masa kehamilan adalah 600 mikrogram perhari per orang (2
hati ayam = 100 gram, mengandung 1.128 mikrogram asam folat). Ada tambahan 200 mikrogram perhari bagi
ibu hamil dibandingkan orang dewasa normal. Sumber Asam Folat bisa didapat dari brokoli, gandum, hati ayam,
hati sapi, ginjal sapi, ikan kembung, kepiting, kacangkacangan, jeruk mandarin, stroberi, dan bayam.
KOLIN
Kolin merupakan zat gizi penting yang perlu dikonsumsi pada makanan seharihari untuk menjaga
kesehatan tubuh. Saat ibu hamil, persediaan kolin dalam tubuh berkurang, jika tidak ditutupi kekurangan ini bisa
mengakibatkan gangguan perkembangan otak janin. Kebutuhan kolin untuk ibu hamil harus sebesar 400
mg/hari. kolin bisa didapat dari konsumsi susu hamil 2 gelas per hari.
AA (Asam Arakidonat) DHA (Dokosaheksaenoat)
Ibu hamil yang mengkonsumsi minyak hati ikan yang mengandung banyak DHA akan melahirkan
bayi yang memiliki kemampuan mental lebih baik. AA dan DHA sangat penting untuk pertumbuhan otak,
terutama pembentukan jaringan lemak otak (mylenisasi) dan interkoneksi antar saraf. Perkembangan jaringan
penglihatan akan tumbuh dengan baik berkat AA. Jika mengalami kekurangan AA dan DHA akan
mempengaruhi penurunan kembang mental dan intelektualitas pada anak.
OMEGA 6 (Asam Linoleat) dan OMEGA 3 (Asam Linolenat)
Kebutuhan omega6 sebesar 1% dari kebutuhan energi yaitu 2,3 gr. Omega6 dan omega3 merupakan
asam lemak essensial sebagai prekusor dari DHA dan AA yang dibutuhkan ibu hamil. Keduanya mampu
meningkatkan kekuatan otak dan saraf penglihatan. Fungsi omega3 secara khusus adalah membuat lentur
pembuluh darah, menghindari terjadinya plak atau sumbatan pada pembuluh darah. Omega3 banyak terkandung
dalam minyak ikan (lemuru, tuna, salmon), minyak kedelai, minyak zaitun dan minyak jagung. Omega6

28

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203
terkandung dalam minyak biji matahari, minyak salfflower dan minyak biji kapas, atau susu ibu hamil yang
ditambah omega3, omega6 serta DHA.
Puasa Bagi Ibu Hamil
Jika mengkhawatirkan kemudharatan atau bahaya terhadap kesehatan maupun janin yang dikandung
dikarenakan puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan maka dibolehkan bagi untuk tidak berpuasa, sebagai
kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah swt :


Artinya : (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada harihari yang lain. (QS. Al Baqoroh : 184)
Abu Daud meriwayatkan dari Ibnu Abbas: WA 'ALALLADZII YUTHIIQUUNAHU FIDYATUN
THA'AAMU MISKIIN (dan bagi orang yang berat menjalankanya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi
makan seorang miskin), ia berkata; hal tersebut merupakan keringanan bagi lakilaki tua dan wanita tua, dan
mereka sementara kedua mampu melakukan puasa agar berbuka dan memberi makan setiap hari satu orang
miskin, dan keringanan bagi orang yang hamil dan menyusui apabila merasa khawatir. Abu Daud berkata: yaitu
khawatir kepada anak mereka berdua, maka mereka berbuka dan memberi makan.
Ad Durdir berkata,Diwajibkantidak berpuasajika kedua orang tersebutwanita hamil atau menyusui
takut akan celaka atau bertambah sakitnya dan dibolehkan baginya tidak berpuasa jika keduanya takut menjadi
sakit atau bertambah sakit. Sedangkan para ulama Hambali berpendapat bahwa makruh bagi kedua orang itu
berpuasa sepertihalnya seorang yang sedang sakit.
Jika tidak berpuasa Ramadhan karena mengkhawatirkan diri sendiri maka diwajibkan bagi untuk
menggantinya (qodho) harihari tersebut di luar bulan Ramadhan. Sementara jika tidak berpuasa dikarenakan
mengkhawatirkan anak yang kandung maka diwajibkan bagi menggantinya dan membayarkan fidyah. Didalam
kitab al Mausuah al Fiqhiyah disebutkan : Dibolehkan bagi seorang wanita yang sedang hamil untuk
tidak berpuasa jika khawatir adanya kemudharatan terhadap diri dan janinnya.
Jika dia tidak berpuasa dikarenakan mengkhawatirkan kemudharatan atau kepayahan yang berat
terhadap dirinya maka diwajibkan baginya qodho (menggantinya) dan tidak diwajibkan atasnya fidyah, ini
adalah kesepakatan para fuqaha.
Mereka bersepakat pula akan tidak adanya kewajiban membayar fidyah jika wanita yang tengah hamil itu tidak
berpuasa mengkhawatirkan dirinya karena kedudukannya seperti orang sakit yang mengkhawatirkan dirinya.
Firman Allah swt :


Artinya : Dan janganlah kamu membunuh dirimu. (QS. An Nisaa : 29)


Artinya : Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. (QS. Al Baqoroh :
195)
Sedangkan jika wanita hamil tidak berpuasa karena mengkhawatirkan anaknya
maka diwajibkan atasnya qodho dan fidyah,menurut sebagian ulamapara ulama Hambali dan
Syafiiyaitu : memberi makan seorang miskin setiap hari, diriwayatkan dari ibnu Abbas terhadap firman Allah
swt :

Artinya : Dan wajib bagi orangorang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah.(QS. Al Baqoroh : 184). Hal ini telah dihapus hukumnya kecuali terhadap seorang wanita
hamil dan yang sedang menyusui jika keduanya khawatir terhadap anakanak mereka berdua. (al Mausuah al
Fiqhiyah juz II hal 5733)
Namun didalam menentukan apakah puasa Ramadhan nanti dapat membahayakan diri atau anak yang kandung
maka hendaklah berkonsultasi dengan dokter yang bisa dipercaya terlebih dahulu karena dialah yang lebih
mengetahui tentang kondisi kesehatan .
Cara membayar fidyah
Dalam beberapa riwayat dari Ibnu Umar disebutkan bahwa fidyah puasa Ramadhan dibayarkan
dengan satu mudd (segenggam penuh tangan orang dewasa) burr (gandum terbaik). Sedangkan dalam riwayat
Ibnu Abbas adalah setengah sha = dua mudd gandum. Berhubung tak ada nash juga dalam masalah ini maka
baiknya disamakan saja dengan zakat fitrah baik barang maupun uangnya. Sebaiknya dibayarkan kepada orang
miskin atau orang tak mampu. Boleh kepada satu orang untuk semua hari atau beberapa orang.
Dalam sebuah riwayat dari Ayyub bahwa Anas bin Malik rahimahullah ketika sudah tua dan tak
mampu puasa beliau membayar dengan cara mengundang 30 orang miskin untuk satu kali makan di rumahnya,
dan itu adalah pembayaran untuk 30 hari tidak puasa. (Lihat riwayatnya dalam Sunan AdDaraquthni, no. 2415).

29

NUR ISNAENI EVRY KURNIAWATI


1102012203

30

Anda mungkin juga menyukai