Anda di halaman 1dari 4

PREVALENSI KASUS DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS GRIBIG

KELURAHAN LESANPURO, KECAMATAN KEDUNGKANDANG,


KOTA MALANG

LAPORAN PENELITIAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Endokrinologi
yang dibina oleh Dra. Susilowati, M.Si dan Dr. Sri Rahayu Lestari
Oleh:
Kelompok III / Offering GHK
Faradita Nindyasari

(140342604767)

Yolanda Wahyuning Tias

(130342603500)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Mei 2016

LATAR BELAKANG
Gaya hidup modern dengan banyak pilihan menu makanan dan cara
hidup yang kurang sehat yang semakin menyebar keseluruh lapisan masyarakat,
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degenerative.
Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan salah satu penyakit
degenerative tersebut (Krisnatuti, 2008).
Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam,
dan gula, keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan masyarakat
cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola makan
makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari
oleh sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan mudah meriah dan
mudah di dapat karena banyak dijual dipinggir jalan ini rasanya memang enak,
tetapi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah (Suiraoka, 2012).
Kebiasaan pola hidup yang tidak teratur dan sehat menimbulkan berbagai
penyakit salah satunya Diabetes Militus. Diabetes terjadi karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin. Di samping itu
badan memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel yang
rusak supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Dalam hal ini yang
memegang peranan penting adalah insulin yang bertugas memasukan glukosa
dalam sel. Akibat dari jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas
tidak baik (resistensi insulin) sehingga kadar glukosa darah meningkat. Pada
penderita sendiri dalam sehari-hari mengalami obesitas, sering kencing, nafsu
makan meningkat dan mudah capek (Askandar, 2010)
Kelurahan Lesanpuro merupakan salah satu kelurahan di bawah wilayah
kerja puskesmas Gribig. Terdapat 507 lansia di wilayah kelurahan lesanpuro, dan
30% dari jumlah populasi lansia menderita diabetes mellitus.Berdasarkan uraian
di atas kami tertarik untuk mengetahui prevalensi kasus diabetes mellitus di
Puskesmas Gribig Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang

TUJUAN
Untuk mengetahui prevalensi kasus diabetes mellitus di Puskesmas Gribig
Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang

DATA
Tabel 1. Jumlah penederita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Gribig
Tahun
2013
2014
2015

Jumlah penderita Diabetes Mellitus


346
380
420

2013-2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Malang

PEMBAHASAN
Pada tahun 2013 hingga 2015 jumlah penderita diabetes melitus di
Puskesmas Gribig semakin meningkat. Pada tahun 2013 jumlah penderita diabetes
Melitus sebanyak 346 orang. Kemudian tahun 2014 jumlah penderita diabetes
melitus sebanyak 380 orang. Peningkatan pun semakin terjadi, pada tahun 2015
jumlah penderita diabetes melitus mencapai 420 orang. Penderita Diabetes
Melitus di Puskesmas Gribig didominasi oleh lansia. Hal ini disebabkan karena
pemeriksaan rutin kepada lansia sangat rendah. Kemudian Pola makan dari lansia
yang lebih dominan mengonsumsi karbohidrat daripada serat dari sayur ataupun
buah.
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karekteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2003). Jumlah penderita
diabetes mellitus di wilayah negara-negara berkembang termasuk Indonesia
mengalami peningkatan secara signifikan. Departemen Kesehatan Republik
indonesia (2013) melalui program riset dasar kementerian kesehatan memeperoleh
data bahwa prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter dan gejala
meningkat sesuai dengan bertambahnya umur yaitu sebanyak 2,1 %. Prevalensi
DM menurut tempat tinggal juga terdapat perbedaan antara penduduk yang
tinggal di desa dan di kota yaitu sekitar 2,0% di perkotaan dan 1,0% di pedesaan.
Secara Khusus prevalensi nasiolan diabetes mellitus pada penduduk umur >15
tahun yang bertempat tinggal di perkotaan mengalami peningkatan sebanyak

5,7%. Sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diabetes diatas prevalensi


nasional yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Lampung, Bangka Belitung,DKI
Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, sulawesi utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua
Barat (Riskesdas, 2007).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degenratif yang
menyerang lansia yang perlu dilakukan pengontrolan dalam hal diet maupun
kegiatan penderita diabetes. Ketidak tersediaannya pelayanan kesehatan berupa
posyandu lansia dapat menurunkan derajat kesehatan lansia secara keseluruhan.
Partisipasi lansia yang kurang diakibatkan karena belum adanya posyandu lansia,
pembentukan posyandu lansia dan perangkat kader untuk posyandu lansia
menjadi penting dan harus dilakukan dengan seksama.
DAFTAR RUJUKAN
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012.
Surabaya:
Dinas
Kesehatan
Jawa
Timur.
[Serial
online].http://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1312948638_Prof
il_Kesehatan_Provinsi_Jawa_Timur_2012.pdf 13februari 2014. [28
Februari 2015]
Frykberg, R. G. 2002. Diabetic Foot Ulcers: Pathogenesis and Management.
American Family Physician Journal Volume 66 (9) : p. 1655 1622
Krisnatuti & Yehrina. (2008). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus.
Jakarta : Penebar Swadaya
Suiraoka, Ip. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Nuhamedika

Anda mungkin juga menyukai