Anda di halaman 1dari 12

Struktur dan Mekanisme Organ Pencernaan Bagian Atas

Wayan Sadhira Gita Krisnayanti


102014099
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510. Telp. (021) 5694-2061
Email : sadhiragita@ymail.com

Abstract
Digestion is the process of metabolism of the food ingredients which go into the body.
The main function of the digestion is to get energy. Like carbohydrates, proteins, fats. Tool
the tool starts the digestion of the mouth, pharynx, larynx, oesophagus, liver, stomach,
intestine, colon, rectum and anus. The process of digestion is motility, secretion, digestion,
and absorption.
Keywords: carbohydrate, protein, fat, mouth, pharynx, larynx, oesophagus, liver, stomach,
intestine, colon, rectum, anus, motility, secretion, digestion, and absorption.
Abstrak
Pencernaan merupakan proses metabolisme dari bahan makanan yang masuk ke
dalam tubuh. Fungsi utama dari pencernaan adalah untuk mendapatkan energi. Seperti
karbohidrat, protein, lemak. Alat alat pencernaan dimulai dari mulut, faring, laring,
oesophagus, hati, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Proses pencernaan
adalah motilitas, sekresi, digesti, dan penyerapan.
Kata kunci : karbohidrat, lemak, protein, mulut, faring, laring, oesophagus, hati, lambung,
usus halus, usus besar, rectum, anus, motilitas, sekresi, digesti, dan penyerapan.

Pendahuluan
Kita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan
hidup. Makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan
baku untuk membangun tubuh. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam
sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster

melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian
dikeluarkan lewat anus.1
Struktur Makroskopis
Cavum Oris
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian
luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri
atas rongga mulut.2 Selain itu terdapat rima oris yaitu rongga diantara dua bibir. Rima oris
disusun atas bibir labium superior dan inferior, kedua labium ini digerakan oleh Mm.
orbicularis oris. Sedangkan pipi bagian dalam dapat digerakan oleh m. buccinators. Lalu
terdapat lubang besar di selaput pipi bagian dalam setinggi molar kedua atas yang merupakan
muara dari kelenjar parotis yang disebut papilla salaivaria buccalis.
Mulut digunakan untuk mengunyah makanan, maka dari itu untuk menggerakan
mulut dibutuhkan otot-otot pengunyah sebagai berikut:2
a. M. masseter. Otot ini terletak vertikal dari maxilla sampai ke mandibula. Pars
superficialis digunakan untuk kontraksi mulut serta elevasi dan menarik
mandibula ke depan (protruda). Sedangkan pars profunda untuk retruda.
b. M. temporalis. Otot ini terletak di bagian temporal. Pars anterior untuk
mengangkat mandibula. Sedangkan pars posterior untuk retrusi.
c. M. pterygoideus lateralis/externus yang berarah horizontal. Berguna untuk
membuka mulut. Sedangkan yang medialis/internus terdapat di bagian dalam
mandibula dan searah dengan m. masseter, digunakan untuk menutup mulut.
Keempat otot ini dipersarafi oleh cabang dari n. trigeminus.
Sedangkan secara mikroskopis, Labium oris dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Area kutanea. Merupakan struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa
terdapat.
b. Area merah bibir (intermedia). Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk.
Epitelnya berwarna jernih karena mengandung butir-butir eleidin dan banyak
terdapat kapiler darah.
c. Area oral mukosa. Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan memiliki area
propia yang agak kompak. Pada tunika sub mukosa terdapat kelenjar labialis
yang bersifat seromukus, dan dibawah sub mukosa terdapat otot lurik (m.
orbikularis oris).

1. Vestibulum oris
Vestibulum oris adalah daerah diantara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi-geligi
dengan processus alveolarisnya di sebelah dalam. Bibir (labium): di sudut mulut kanan-kiri
saling berhubungan pada angulus oris. Sulcus nasolabialis: alur di antara sudut bibir atas
dengan hidung (nasus). Philtrum: lekuk di atas pertengahan bibir atas. Di antara kulit dan
mucosa terletak otot-otot wajah, antara lain: M. Buccinator dan m. Orbicularis oris.2
Pipi (bucca) adalah daerah di antara angulus oris sampai tepi depan m. Masseter. Di
bawah kulit ditemukan jaringan lemak; di antaranya terdapat suatu gumpalan lemak besar
(bichat) yang bagian depannya terletak pada m. Buccinator dan meluas ke belakang,
menyusup di antara m. Buccinator dan m. Masseter, dan mencapai tepi dengan m.
Temporalis.2
Selaput lendir adalah melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Di garis tengah
terdapat suatu lipat yang menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan
frenulum labii superioris et inferioris.2
Terdapat kelenjar-kelenjar kecil, yang dinamakan glandulae buccales et labiales.
Setinggi geraham molar ke-2 atas ditemukan suatu tonjolan, yaitu papilla salivaria buccalis,
yang merupakan muara ductus parotidicus (stenonianus).2
1. Pendarahan di mulut yaitu Aa labiales superiores et inferiores, cabang a. Facialis
dan a. Temporalis superficialis. Pembuluh baliknya yaitu V. Facialis anterior et
posterior, yang bergantung menjadi v. Facialis communis, yang akan bermuara ke
dalam v. Jugularis interna.2
Getah bening adalah pembuluh-pembuluh mengikuti pembuluh-pembuluh balik dan
menuju ke noduli lymphatici submentales, submandubulares dan parotideae. Dari sini getah
bening dialirkan ke dalam Nnll. Cervicales profundae.2
2. Persarafannya adalah kulit wajah oleh cabang-cabang N. Trigeminus V, otot-otot
wajah oleh cabang-cabang N. Facialis VII.2

2. Cavum oris proprium


Batas-batas depan dan samping yaitu arcus dentalis dengan processus alveolarisnya,
atas: palatum durum et molle, bawah: diaphargma oris, belakang: isthmus faucium, isi:
lidah.
a)

Gigi-geligi Terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir
(ginggiva). Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun rahang bawah, yang

terdiri atas: 2 gigi seri (dens incivus), 1 gigi taring (dens caninus), 2 geraham depan
(dens premolaris), 3 geraham belakang (dens molaris). Pada gigi dapat dibedakan
menjadi corona (tajuk), collum (leher), radix (akar). Di dalam gigi terdapat suatu
rongga (cavum) yang melalui canalis radicis berhubungan dengan dunia luar.
Permukaan gigi dinamakan sesuai arah yang dihadapinya yaitu ke arah bibir (facies
labialis), ke arah lateral/pipi (facies buccalis), ke arah lidah (facies lingualis), gigi
sebelah

depannya/proximal

(facies

mesialis

(contacta)),

gigi

sebelah

belakangnya/distal (facies distalis (contacta)), gigi-geligi rahang yang berlawanan


(facies masticatoria).2
1. Pendarahan pembuluh-pembuluh nadi yaitu gigi geligi atas adalah cabang-cabang a.
Facialis rr. Alveolaris superiores dan a. Infra orbitalis: ramus alveolaris superior anterior.
Gigi-geligi bawah: a. Alveolaris inferior, cabang a. Facialis. Gingiva sisi lingual oleh a.
Palatini major, sedangkan sisi labial oleh a. Buccalis. Pembuluh balik: rahang atas ke v.
Facialis atau plexus pterygoideus, rahang bawah melalui v. Alveolaris inferior ke dalam
v. Maxillaris. Getah bening: dialirkan ke nnll. Submentales, submandibulares,
submandibulares dan cervicales profunda pars superior.2
2. Persarafan: rahang atas: gigi-geligi: nn. Alveolares superiores anteriores medii,
posteriores. (cabang N. Maxillaris V2). Gingiva: sisi labial oleh nn. Alveolares
superiores dan sisi lingual daerah incisivus: nn. Nasopalatini. Daerah lainnya: n. Palatini
major. Rahang bawah: gigi-geligi: nn. Alveolaris inferior (cabang N. Mandibulares V3)
yang masuk ke canalis mandibulares bersama a. Alveolaris inferior. Gingiva: sisi labial:
nn. Mentales (V3) dan buccalis (V3) sedangkan sisi lingual: n. Lingualis.2
Palatum
Palatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot).Palatum durum
adalah: suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis maxillae dan processus
horizontalis ossis palati. Tulang-tulang dilapisi oleh selaput lendir di sisi posterior (cavum
nasi) dan inferior (cavum oris) di bagian dorsal palatum ini memiliki kelenjar-kelenjar, ialah
glandulae palatini, yang bermuara di foveolae palatinae. Di garis tengah terdapat suatu raphe
palati yang ke arah depan beakhir pada papilla incisiva, suatu tonjolan di belakang gigi seri
pertama. Pada bagian anterior ditemukan rigi-rigi melintang, yang dinamakan rugae
transversae.2
Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi
beberapa otot. Ke arah posterior ia melengkung ke bawah seperti suatu tirai dan di
pertengahan tepi posterior tergantung uvula. Kanan dan kiri terhadap uvula ini terdapat suatu

lengkung, ialah arcus palatoglossus, yang di dekat lidah melebar menjadi plica triangularis.
Sebelah posterior terdapat lengkung kedua yang lebih condong ke medial, sehingga akan
tampak pada mulut yang terbuka. Inilah arcus palatopharyngeus, yang melekat pada dinding
pharynx. Daerag di antara kedua lengkung ini adalah fossa/sinus tonsilaris, di dalam mana
terletak tonsila palatina. Otot-otot palatum molle: M. Tensor veli palatini, M. Levator veli
palatini, Mm. Uvulae, M. Palatoglossus, M. Palatopharyngeus.2
1. Pendarahan: cabang-cabang a. Maxillaris: a. Palatina descendes, aa. Palatina major:
untuk palatum durum, aa. Palatinae minores: untuk palatum molle. a. Palatina
major melalui foramen incisivum beranastomosis dengan a. sphenopalatina, yang
terdapat di mucosa hidung. Di tempat ini dapat terjadi epitaxis (hidung berdarah).2
2. Persarafan: plexus pharyngeus (N IX + N X), kecuali m. Tensor veli palatini yang
dipersarafi oleh n. Tensoris veli palatini, cabang n. Trigeminus V3.2
b) Diaphragma oris
Dasar mulut di bentuk oleh 3 otot: M. Digastricus venter anterior, M. Mylohyoideus,
M. Geniohyoideus. Fungsi: membuka mulut.2
1. Persarafan: M. Digastricus venter anterior dan M. Mylohyoideus (N. V3), M.
Geniohyoideus oleh ansa cervicales radix superior (C1-2) atau ramus descendes n.
Hypoglossi.2
Isthmus faucium
Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Batas-batas:
tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dorsum linguale.2
Bila mulut dibuka, akan tampak dua lengkung, yaitu arcus palatoglossus di depan
yang lebih ke lateral dan arcus palatopharyngeus di belakang yang lebih ke medial. Di antara
kedua arcus tersebut terdapat sinus (fossa) tonsilaris, di dalam mana terletak tonsila palatina
(amandel). Tonsila tidak mengisi seluruh fossa tonsilaris sehingga terdapat rungan di sebelah
atas, yaitu recessus supra tonsilaris dengan plica semilunaris dan di sebelah bawah terdapat
recessus ventralis dengan plica triangularis. Di dinding lateral terdapat m. Buccopharyngeus
(bagian m. Constrictor pharyngis superior) dengan fascia buccopharyngea2
1. Pendarahan
Arteri:

a. tonsilaris (cabang a facialis) yang menembus m.

Buccopharyngeus menuju ke bagian bawah tonsila. Cabang-cabang: a.


palatina ascendes (a.facialis), a. palatina descendes, a. dorsalis linguae
(cabang a facialis), a. paharyngica ascendes.

Vena: v. Palatina externa (v. Paratonsillaris) yang bermuara ke plexus


venosus pharyngealis.
Pembuluh-pembuluh getah bening: dialirkan ke kelenjar-kelenjar noduli
lymphatici cervicalis profundus pars superior (dinamakan nodus tonsilaris).2
2. Persarafan: plexus tonsilaris: terbentuk dari N. IX dan N. X.2
Lidah (lingua)
Lidah direkatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi
wicara.3 Secara makro lidah terutama terdiri dari otot-otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot-otot
ekstrinsik untuk menggerakkan lidah sebagai satu kesatuan sedangkan otot-otot intrisik untuk
merubah bentuk lidah.
Otot-otot ekstrinsik terdiri dari M. genioglossus untuk menjulurkan lidah, M.
Hyoglossus untuk menarik lidah ke bawah, M. Styloglossus untuk mengangkat lidah ke arah
postero-cranial dan M. palatoglossus untuk memperkecil isthmus faucium. Sedangkan otototot intrinsik terdiri dari M. vertikalis, M. longitudinalis superior, M. longitudinalis inferior,
dan M. transversalis. Perdarahan lidah adalah lewat a. lingualis cabang dari a. carotis externa.
Persarafan lidah dibagi menjadi dua yaitu, motorik untuk semua otot ekstrinsik dan
intrinsik yang dipersarafi oleh N. hypoglossus (XII) kecuali M. palatoglossus yang
dipersarafi N. glossopharyngeus (IX). Sedangkan yang sensorik yaitu di bagian 2/3 anterior
lidah yang sensibel oleh N. lingualis dan bagian pengecap oleh chorda tympani. Sedangkan
bagian 1/3 posterior yang sensibel oleh N. IX & X serta yang pengecap oleh N. IX.
Sedangkan secara mikroskopis, lidah memiliki epitel selapis gepeng bertanduk dan
tidak bertanduk. Papilla linguae di 2/3 bagian anterior lidah dan terdiri dari papilla filiformis,
papilla fungiformis dan papilla circumvallata. Papilla filiformis dan fungiformis merupakan
proyeksi jaringan ikat yang ditutup oleh epitel. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari
papilla lidah, disinilah terdapat tonsilla linguae.
Papilla filiformis merupakan papil terbanyak yang tersebar diseluruh permukaan
dorsal 2/3 anterior lidah bentuknya runcing dan tidak terdapat taste buds. Epitelnya berlapis
gepeng bertanduk. Sedangkan papilla fungiformis tersebar diantara papilla filiformis.
Memiliki epitel berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk. Memiliki taste buds dan papilla
sekunder, permukaannya lebih lebar dari dasarnya. Lalu ada papilla circumvallata yang
memiliki epitel berlapis gepeng tidak bertanduk dan bentuknya menyerupai papilla
fungiformis.

Kelenjar-Kelenjar Ludah
1. Glandula parotis
Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare antara os
mandibula dan m. Sternocleidomastoideus. Di dalam kelenjar ini terletak (dari lateral ke
medial) n. Facialis (N.VII), v. Facialis posterior dan a. carotis externa. Dari pertengahan tepi
depannya keluar saluran keluarnya: ductus parotideus (stenoni), yang menuju ke arah depan
sejajar dengan arcus zygomaticus, 1 cm di bawahnya. Di tepi depan m. Masseter ia
membelok ke dalam, menembus m. Buccinator dan bermuara di vestibulum oris setinggi
gigi molar ke-2 atas. Kelenjar ini diliputi oleh fascia yang tebal, yaitu fascia yang tebal,
yaitu fascia parotidea, yang ke arah depan juga meliputi m. Masseter sebagai fascia
parotideo-masseterica.2
2. Glandula submandibularis
Pada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian: yang dangkal dan yang
dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m. Mylohyoideus, antara m. Stylohyoideus,
m. Digastricus dan mandibula. Pada permukaannya terdapat beberapa nodi lymphaticy
submandibulares. Melalui tepi dorsal m. Mylohyoideus kelenjar ini membelok ke sisi
atasnya (bagian yang dalam) dimana ia terletak di antara mandibula (sebelah lateral) dan m.
Hyoglossus (sebelah medial) dan bersentuhan dengan glandula sublingualis. Saluran
keluarnya adalah ductus submandibularis whartoni, yang menuju ke depan melalui sisi
medial glandula sublingualis dan bermuara bersama saluran keluar kelenjar sisi yang lain di
caruncula sublingualis s. Papilla salivalis inferior, yang terletak di belakang gigi seri rahang
bawah.2
3. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut
dekat frenulum linguae, di antara m. Geniohyoideus dan m. Genioglossus sebelah medial
dan m. Hyoglossus sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulkan suatu lipat pada
selaput lendir di atasnya, yang disebut plica sublingualis. Bagian depannya terletak di fossa
sublingualis; bagian belakangnya menyentuh glandula submandibularis dan dilalui oleh n.
Lingualis dan n. Hypoglossus (N.XII). di sisi medial berlalu ductus submandibularis.
Saluran keluar dari bagian depan (ductus sublingualis major) bermuara ke dalam ductus
submandibularis. Bagian belakang memiliki beberapa saluran keluar (ductuli sublingualis
minores dari rivini) yang bermuara ke dalam rongga mulut pada plica sublingualis.2
Sistem simpatis: dari segmen Th I dan Th II melalui plexus-plexus sekitar nadi
sampai di kelenjar-kelenjar ludah.2

Sistem

parasimpatis:

glandula

parotis:

serabut

preganglioner

dari

n.

Glossopharyngeus (N.IX) sampai di ganglion oticum, sedangkan serabut postganglioner


melalui n.auriculotemporalis. glandula submandibularis dan glandula sublingualis: serabut
preganglioner dari n. Facialis (N.VII) melalui cabangnya, chorda tymphani, kemudian
bergabung dengan n. Lingualis dan berakhir di ganglion submandibularis. Dari sini serabut
postganglioner melalui n. Lingualis kembali masuk ke dalam kelenjar-kelenjar.2
Otot-Otot Pengunyah
Terdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah:2
a. Otot-otot yang dangkal
1. M. masseter, menutupi ramus ascendes mandibulae dan terdiri atas 2 bagian: pars
superficialis, pars profunda
2. M. Temporalis
b. Otot-otot yang dalam
1. M. Pterygoideus lateralis/externus
2. M. Pterygoideus medialis/internus
Persarafan otot-otot ini: n. Mandibularis (portio minor N. Trigemini V3)
Struktur Mikroskopis
Cavum Oris merupakan rongga yang terdiri atas labium oris, buccal, dentis, gingivae,
linguae, palatum molle dan palatum durum. Labium oris merupakan area yang secara garis
besar dapat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Area Cutanea: Struktur kulit yang tipis.
2. Area Merah Bibir (Intermedia): Area yang terdiri atas epitel berlapis gepeng tidak
bertanduk. Epitel disini transparan karena mengadung butir-butir eleidin.
Kemudian papilanya mengandung banyak kapiler.
3. Area Oral Mukosa: Memiliki struktur yang mirip seperti pipi dan memiliki epitel
berlapis gepeng tidak bertanduk. Didapati pula glandula labialis yang bersifat
seromukosa. Selain itu dibawah lapisan submukosa didapati m. orbikularis oris.
Papila pada lidah berfungsi sebagai reseptor perasa. Adapun papila ini tersebar
pada 2/3 permukaan anterior lingua. Papila yang dimaksud adalah:
1. Papila circumvalata: Tersusun dalam sulcus terminalis yang dikelilingi epitel
lidah.
2. Papila filiformis: Memiliki epitel berlapis gepeng bertanduk, berbentuk runcing,
serta tidak punya taste bud.

3. Papila fungiformis: Tersebar diantara papila filiformis, memiliki taste bud dan
punya bentuk modifikasi yang disebut papila lentiformis.
4. Papila foliata: Punya teste bud, memiliki lekuk sumur yang dalan dan rudimenter
pada manusia namun berkembang pada kelinci.3
Mekanisme Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan
molekul-molekul organik yang terkandung dalam makanan dan O 2 untuk menghasilkan
energi. Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap
dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel.4,5
Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:
1.

Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis
dasar motilitas pencernaan:
a.

Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke


depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi
yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.

b.

Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah
pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus
ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh
kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan
mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya
rangsangan saraf dan hormon sesuai.
3. Pencernaan

Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga
komponen makanan utama, yaitu:
1. Karbohidrat
Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida,
misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat
yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Protein
Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein akan
diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam
saluran pencernaan.
3. Lemak
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak. Proses pencernaan dilakukan
melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H 2O di tempat ikatan, lalu enzim
akan memutuskan ikatan tersebut sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas.

4. Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekulmolekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe. Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan
saluran dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh
menuju ke anus. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik.
Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
1.

Fungsi otonom otot polos

2.

Pleksus saraf intrinsik

3.

Saraf ekstrinsik

4.

Hormon saluran pencernaan

Enzim pada mulut


Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah
menjadi ukuran yang lebih kecil. Makin lama mengunyah makin baik, sebab proses
penghancuran lebih efektif. Apabila makanan menjadi semakin kecil ukurangnya, maka luas
permukaan bertambah. Selama penghancuran mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di
sekitar mulut mengeluarkan carian yang disebut saliva. Saliva adalah cairan yang lebih kental
daripada air biasa.Tiap hari sekitar 1-1.5 liter liter saliva yang dikeluarkan oleh kelenjar
saliva. Saliva terdiri atas 99,24% air dan 0,58% terdiri atas ion-ion Ca++, Mg++, Na+, K+, PO43-,
HCO3-, SO42- dan zat-zar organic seperti musin dan enzim amylase atau ptyalin. Musin suatu
glikoprotein dikeluarkan oleh oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular,
sedangkan ptyalin dikeluarkan oleh kelenjar parotid.6
Enzim pitialin

dalam saliva adalah suatu enzim amylase yang berfungsi untuk

memecah molekul amilum menjadi maltose dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan baik
apabila makanan dikunyah halus. Enzim ptyalin bekerja secara optimal pada pH 6.8. Enzim
ptyalin mulai tidak aktif pada pH 4,0 karena setelah makanan ditelan dan masuk lambung,
proses hidrolisis oleh enzim ptyalin tidak berjalan lebih lama lagi. Di dalam lambung enzim
ini hanya bertahan 15-30 menit, karena cairan dalam lambung bersifat asam, yaitu
mempunyai Ph antara 1,6-2,6.
Kesimpulan
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan
kelenjar-kelenjarnya dalam suatu proses mempersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh
usus. Sistem pencernaan di mulut merupakan langkah pertama dalam melakukan pencernaan
makanan. Dalam sistem pencernaan di mulut terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
dalam proses pencernaan makanan itu sendiri seperti organ pencernaan (gigi, otot, dll), sistem
syaraf dan pendarahan.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.231-95.
2. Winami W, Kindangen K, Inggriani YK. Buku ajar traktus digestivus. Jakarta: Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2010.h.29-81.

3.
4.
5.
6.

Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2007.h.278-307.
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002.h.450-7,461-90.
Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001.h.538-88
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi ke-25.
Jakarta: EGC; 2003.h.632-44.

Anda mungkin juga menyukai