tentang Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan ditambahkan dan yang dilarang (disebut
Bahan Tambahan Kimia) oleh Depertemen Kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 168/MenKes/Per/X/1999.
Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan dalam pengolahan
makanan adalah pemanis. Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan
kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifatsifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber
kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori
terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi
kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama (Cahyadi, 2006). Namun,
pemanis yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan memiliki 2 jenis, yaitu pemanis
alami yang sering disebut dengan gula/sukrosa dan pemanis buatan.
Pemanis buatan (sintesis) merupakan bahan tambahan yang dapat memberikan rasa
manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi (Yuliarti, 2007). Rasa manis yang
dimiliki oleh pemanis buatan bisa berkali-kali lipat dari gula.
Tabel 1.1. Intensitas Beberapa Pemanis Dibandingkan dengan Sukrosa 10%
Pemanis
1. Sukrosa
2. Na-Siklamat
3. Dulsin
4. Sakarin
5. Aspartam
6. 1-n-propoksi-2-amino-nitrobenzen
Kemanisan Relatif
1
15-31
70-350
240-350
250
4.100
Meski pemanis buatan adalah pengganti gula sintetis, namun bisa saja ia berasal dari
bahan alami. Bahan alami yang bisa dijadikan bahan pengganti gula bisa berasal dari
tumbuhan atau bahkan gula itu sendiri. Pemanis buatan adalah alternatif menarik bagi mereka
yang ingin mengonsumsi makanan dan minuman yang manis, namun tidak menambah jumlah
kalori. Pemanis buatan banyak digunakan dalam produk olahan, termasuk minuman ringan,
campuran minuman bubuk, permen, puding, makanan kaleng, selai, jeli, produk susu, dan
sejumlah makanan lain dan minuman.
Tabel 1.2. Daftar pemanis sintesis yang diizinkan di Indonesia
Nama Pemanis
Sintesis
Sakarin (Garam
Natrium)
ADI
0-2,5 mg
Batas Maksimal
Penggunaan
a. 50mg/kg (sakarin)
a. Permen karet
b. 100mg/kg
b. Permen
(Nasakarin)
c. Saus
sakarin)
e. Es lilin
a. 500mg/kg dihitung
a. Permen karet
kalsium)
b. Permen
b. 1g/kg dihitung
c. Saus
sebagai
d. Es lilin
asam siklamat
e. Minuman yoghurt
c. 3 g/kg dihitung
f. Minuman ringan
sebagai
fermentasi
asam siklamat
d. 3 g/kg dihitung
sebagai
asam siklamat
e. 3 g/kg dihitung
sebagai
asam siklamat
f. 500mg/kg dihitung
Sorbitol
Kismis
300 g/kg
Makanan lain
Sumber: PerMenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999
120 g/kg
dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu, beberapa keuntungan yang diberikan oleh
pemanis sintetis ini diantaranya :
1. Aman bagi penderita diabetes
Salah satu keunggulan pemanis buatan dibandingkan dengan gula adalah tidak menimbulkan
kenaikan kadar gula darah. Berbeda dengan gula, pemanis buatan bukanlah karbohidrat.
Karena keunggulan inilah pemanis buatan sering direkomendasikan bagi para penderita
diabetes. Meski sering dijadikan rujukan, pemakaian pengganti gula tetaplah tidak bisa
sembarangan. Penderita diabetes yang hendak mengganti asupan gula dengan pemanis buatan
sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau ahli gizi.
2. Membantu menstabilkan berat badan
Manfaat lain yang mungkin bisa diperoleh dari pemakaian pemanis buatan adalah bisa
membantu menstabilkan berat badan seseorang. Hal ini terlihat masuk akal mengingat
kandungan kalori di dalam bahan ini nyaris tidak ada. Jika dibandingkan dengan gula biasa,
tentu kandungan kalori dalam pengganti gula ini jauh lebih sedikit. Contoh, minuman
berkarbonasi atau minuman bersoda yang memakai gula memiliki 80gr karbohidrat dan 300
kalori jika kita mengonsumsinya sekitar 355 ml sehari. Jika minuman tersebut memakai
pemanis buatan, maka jumlah kalori yang ada bisa ditekan hingga 0. Bagi penyuka kopi atau
teh, mengganti 2 sendok teh gula dengan pemanis buatan berarti menghindari asupan 32
kalori dan 10 gr karbohidrat.
3. Tidak menyebabkan gigi berlubang
Tidak seperti gula, pemanis buatan tidak menyebabkan kerusakan gigi.