Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS KOPERASI

LOMBA DEKOPIN (DEWAN KOPERASI INDONESIA)

TEMA : KOPERASI PILAR NEGARA


SUB-TEMA : KOPERASI MENGENTASKAN KEMISKINAN DAN
PENGANGGURAN

JUDUL :
KOPERASI SEBAGAI PILAR PENGENTASAN KEMISKINAN DAN
PENGANGGURAN MELALUI ASAS KEMANDIRIAN DAN KEKELUARGAAN
(Analisa melalui Contoh Koperasi Kredit Melati Depok)

Penulis:
Lukas Bonar Nainggolan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 2012

DEPOK
2014

Ekonomi kerakyatan bukan hanya UKM, tetapi yang lebih utama adalah Koperasi. Soko
Guru ekonomi bangsa Indonesia (Bung Hatta). Kalimat yang menyatakan bahwa koperasi
adalah soko guru perekonomian Indonesia terus didengung-dengungkan hingga masa ini. Hal
ini disebabkan dasar perekonomian Indonesia memang telah jelas berasaskan kekeluargaan
atau gotong royong yang jelas dapat terlihat di Koperasi. Dasr perekonomian tersebut
terambil dari Pancasila dan UUD 1945. Kedua produk pemikiran bapak pendiri bangsa
tersebut seharusnya menjadi landasan kegiatan setiap aspek di bangsa ini, termasuk
perekonomian.
Akan tetapi, kondisi yang terlihat jelas sangat berbeda dari dasar perekonomian tersebut.
Asas kekeluargaan tergilas dengan asas kapitalisme, yaitu yang kuat adalah yang menang.
Perekonomian bukan lagi dikerjakan secara bersama oleh seluruh masyarakat, melainkan
dikerjakan sendiri-sendiri dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing. Pemerintah dan
masyarakat sama-sama tidak memperdulikan asas perekonomian yang sudah begitu
membelok dari landasan awal yang diciptakan oleh pendiri bangsa.
Bukti dari kondisi tersebut adalah menghilangnya koperasi dari peredaran perekonomian
Indonesia. Koperasi yang seharusnya menjadi soko guru saat ini hanya menjadi pemain
figuran perekonomian Indonesia. Selain itu, koperasi yang ada saat ini juga banyak yang
hanya memiliki nama namun seringkali isinya bukan koperasi, misalnya ketidaksesuaian
dengan jatidiri koperasi, koperasi yang tidak mandiri, koperasi yang bukan hidup dari bottom
up, dan lain-lain. Padahal, koperasi yang kuat akan menjadikan anggotanya sejahtera karena
koperasi yang kuat berasal dari anggota yang kuat. Sebenarnya, kesejahteraan masyarakat
dapat meningkat jika mengadakan koperasi karena itulah tujuan dari koperasi. Akan tetapi,
pertanyaannya adalah apakah koperasi masih bisa menjadi harapan akan muncul menjadi
soko guru perekonomian Indonesia.
Koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia merupakan salah satu ciri koperasi
sebagai pilar negara, khususnya pilar negara dalam bidang negara. Oleh karena itu,
koperasi dapat berperan juga untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran yang sesuai
juga dengan tujuan koperasi pada umumnya yaitu untuk menyejahterakan. Akan tetapi, tujuan
tersebut dapat tercapai asalkan koperasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai koperasi yang
sebenarnya. Koperasi yang baik dan benar yang terbukti mensejahterakan anggota dapat
memunculkan harapan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia (pilar negara
dalam bidang perekonomian) sehingga melalui keberadaan koperasi kemiskinan dan
pengangguran dapat diatasi. Pertanyaan utamanya adalah apakah saat ini ada koperasi yang
baik dan benar tersebut di Indoensia.
2

Penulis menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan observasi ke salah satu koperasi
di Indonesia, tepatnya di Depok. Koperasi yang diobservasi adalah Koperasi Kredit Melati.
Koperasi ini berjenis koperasi kredit (bentuk lain dari koperasi simpan pinjam), koperasi
yang awalnya dirintis di negara Jerman. Kopdit Melati didirikan oleh Bapak Ray Soesilo
pada tahun 1990. Awalnya, koperasi ini beranggotalan 37 orang dengan modal awal sebesar
Rp5.000.000,00. Koperasi ini didirikan untuk mengatasi masalah sekitar, yaitu pengangsuran
rumah masyarakat untuk Perumahan Nasional. Sampai tahun 2013 ini, Kopdit Melati telah
berkembang sampai beranggotakan 4100 orang dengan total aktiva sampai dengan sekitar 28
miliar.
Koperasi Kredit berbeda dengan Koperasi Simpan Pinjam dengan perbedaan terletak pada
pelayanan pendidikan. Koperasi Kredit dibawa oleh seorang Romo bernama Romo Karel
Albert pada tahun 1965. Awalnya, bentuk Koperasi Kredit tidak diperbolehkan oleh Soeharto
karena alasan Kopdit yang memiliki landasan yang kuat dan dapat berkembang secara besar.
Akan tetapi, setelah reformasi, Habibi mengizinkan berdirinya Koperasi Kredit. Koperasi
Kredit dapat disetarakan kekuatannya dengan Bank, walaupun jatidirinya tetap mengikuti
jatidiri koperasi. Koperasi Kredit berasaskan dari member dan berbentuk bottom up, sehingga
semua modal berasal dari anggota. Perbedaan Koperasi Kredit dengan Koperasi Simpan
Pinjam masa Orde Baru adalah koperasi Simpan Pinjam dibentuk secara top down, atau yang
berarti koperasi dibentuk dari inisiatif dan melalui dana pemerintah. Pendiri mengatakan
bahwa hal tersebut yang menyebabkan mengapa koperasi gagal di Indonesia.
Koperasi Kredit Melati memiliki gedung kantor yang berlokasi di Jalan Arif Rahman
Hakim. Koperasi ini juga telah mendapat penghargaan serta sertifikat kerja sama dengan
aliansi koperasi kredit Indonesia, Regional, dan Dunia. Visi dari Kopdit Melati adalah Kopdit
CU Melati yang kuat, profesional, mengutamakan pelayanan, pendidikan, swadaya modal
berdasarkan nilai-nilai jatidiri koperasi. Kopdit Melati mengikuti standar koperasi kredit di
Asia.
Kopdit Melati melakukan usahanya dengan simpan pinjam kepada anggota. Kopdit ini
memiliki berbagai bentuk simpanan dan pinjaman yang dapat dimanfaatkan anggota. Kopdit
Melati menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip koperasi ICA tahun 1995. Berikut
adalah tabel perbandingan prinsip Kopdit Melati dengan prinsip umum dan nilai-nilai
koperasi ICA tahun 1995 dan beberapa layanan yang dikerjakan oleh Kopdit Melati.

Perbandingan Jatidiri Koperasi Menurut ICA dan Koperasi Kredit Melati


Prinsip Koperasi
Kopdit Melati
Prinsip ICA 1995

Realitas / Contoh Pelaksanaan

(berdasarkan jatidiri yang


disepakati Persatuan
Koperasi Kredit dunia)

Keanggotaan

Keanggotaan

Realisasi prinsip koperasi kredit tersebut sesuai

sukarela dan

sukarela dan

dengan kenyataan di Koperasi Kredit Melati. Setiap

terbuka

terbuka

anggota di Kopdit Melati masuk dengan tidak ada


yang dipaksakan, juga keluar dengan tidak ada

Tidak

hambatan (berdasarkan pemaparan pendiri),

diskriminatif

walaupun ada beberapa syarat keanggotaan yang


dipenuhi. CU Melati juga tidak diskriminatif dalam
menerima anggota, semua warga negara di atas 17
tahun boleh menjadi anggota koperasi.
Contoh :
- 4100 anggotanya terdiri dari wirausaha, karyawan,
dan mayoritas IRT.
- Pendaftaran sebagai anggota tidak dipersulit : syarat
KTP, tabungan awal Rp400.000,00
- Karyawan di koperasi tersebut bukan dipaksa
melainkan disarankan untuk masuk sebagai

Pengawasan

Kontrol secara

anggota koperasi
Kopdit Melati merealisasikan prinsip tersebut

secara

demokratis

dengan sesuai. Setiap anggota memiliki hak suara

demokratis oleh

one man one vote tidak bergantung pada jumlah

anggota

tabungan. Anggota dapat menyampaikan ide


kebijakannya melalui rapat anggota yang rutin setiap
tahun pada bulan Januari dilaksanakan. Menurut
pendiri (Soesilo), Kopdit Melati juga berasaskan
kekeluargaan, setiap hal dibicarakan secara
musyawarah.

Partisipasi

Pelayan kepada

CU Melati memiliki prinsip yang realitasnya sesuai

ekonomi anggota

anggota

prinsip koperasi kredit (prinsip tersebut juga sesuai


4

dengan prinsip ICA).


Distribusi

CU Melati mengutamakan kegiatannya pada

pelayanan kepada

pelayanan anggota, khususnya pelayanan simpan

anggota

pinjam anggota. Tujuan pelayanan tersebut juga

(pembagian SHU

adalah meningkatkan kesejahteraan anggota.

atas jasa anggota)

Anggota berpartisipasi aktif melakukan usahanya


masing-masing untuk meningkatkan
kesejahteraannya, melalui simpan dan pinjam yang
dilakukan serta menggunakan pinjaman untuk
mengembangkan ekonominya.
Pelaksanaannya :
- Pelayanan pendidikan anggota
- Pelayanan tabungan anggota : anggota saat masuk
koperasi wajib memiliki tabungan minimal
Rp400.000,00, terdapat 15 jenis simpanan dan juga
diasuransikan
- Pelayanan pinjaman anggota : setelah 90 hari
menjadi anggota, anggota boleh meminjam di
koperasi, pinjaman mengunakan sistem IOB
dengan bunga 3%
- Pelayanan ditujukan meningkatkan kesejahteraan
anggota, terbukti dengan uang koperasi yang di
koperasi hanya sedikit, kebanyakan terus berputar
di anggota
- Segala pelayanan diatur dalam POKJA
- Setelah mewawancarai karyawan, terbukti koperasi
rutin membagikan SHU atas jasa tabungan dan

Otonomi dan

Membangun

pinjaman kepada anggota


Koperasi ini berasaskan bottom up (dari anggota ke

kemerdekaan

Stabilitas

atas). Semua modal pengembangan koperasi berasal

Finansial

dari anggota. CU Melati tidak mau menerima dana


hibah dari pemerintah, pinjaman dari bank, dan dana
eksternal lainnya. Pendiri mengatakan jika menerima
dana dari luar, akan membuat koperasi tidak
berkembang karena membuat anggota menjadi malas

dan tidak berkembang. Pendiri mengatakan koperasi


banyak yang gugur karena menerima dana dari luar.
Oleh karena itu, terbukti Kopdit Melati bertujuan
Pendidikan,

Pendidikan yang

mencapai prinsip membangun stabilitas finansial.


Koperasi ini terbukti memberikan pendidikan kepada

pelatihan, dan

terus-menerus

anggota dan manajemen koperasi.

informasi

Setiap anggota koperasi saat masuk pertama kali


menjadi anggota harus melalui pendidikan koperasi
terlebih dahulu. Selain itu, koperasi beberapa waktu
sekali juga mengadakan bimbingan dan pelatihan
bagi anggota. Salah satu anggota koperasi yang saya
wawancarai juga mengakui pendidikan koperasi
yang ia dapati di CU Melati. Hampir setiap bulan
Kopdit Melati membuat pelatihan bagi anggota agar
anggota mengerti hak dan tanggung jawabnya.
Manajemen koperasi juga sering diutus untuk
mengikuti pendidikan pelatihan koperasi, khususnya
koperasi kredit. Manajer Koperasi mengakui sering
berkeliling ke luar negeri karena mengikuti
pendidikan dan pelatihan koperasi. Karyawan
koperasi (kasir) juga memiliki pelatihan khusus bagi

Kerjasama antar

Kerjasama antar

mereka.
Koperasi CU Melati terhubung dan bekerjasama

koperasi

Koperasi Kredit

dengan Koperasi Kredit di seluruh Indonesia


(INKOPDIT). Koperasi Kredit di Indonesia terbagi
menjadi bagan Koperasi Kredit primer (koperasi itu
sendiri), gabungan koperasi daerah (PUSKOPDIT),
dan semua Pusat Koperasi tergabung dalam Induk
Koperasi Kredit (CUCO Indonesia). Mereka saling
bekerja sama dalam hal kebijakan. Salah satu
manfaatnya adalah adanya silang pinjam antar
koperasi atau daerah koperasi. Misalnya : ada
anggota koperasi kredit di salah satu daerah
meminjam ke suatu koperasi, tetapi koperasi itu
6

tidak sanggup memberikannya saat itu. Maka,


koperasi dari daerah lain dapat memenuhi kebutuhan
tersebut. Hal ini dikelola oleh PUS Kopdit.
CU Melati juga terhubung dengan satuan koperasi
kredit di Asia. Hal ini terbukti dari bingkai sertifikat
yang menunjukkan keanggotaan CU Melati di
koperasi kredit internasional. Manfaat dari
keterhubungan tersebut diantaranya adalah antar
koperasi kredit saling membantu dalam mengadakan
Kepedulian

Tanggung Jawab

pendidikan bagi anggota.


Prinsip kepedulian masyarakat terwujud dalam

masyarakat

Sosial

terhubungnya CU Melati dengan masyarakat sekitar.


Salah satu contohnya adalah kantor CU Melati yang
terdapat aula di dalamnya boleh dipakai oleh acaraacara masyarakat sekitar.

Nilai-nilai

Nilai-nilai Kopdit

Koperasi

Melati

Berdasarkan ICA
1995
menolong diri

sedunia)

Keadilan

sendiri
tanggung jawab

Realitas / Contoh Pelaksanaan

(berdasarkan nilai kodit

Pelayanan kepada anggota dilakukan secara adil


sesuai dengan aturan pokja.

Integritas

Salah satunya menggenai laporan Kopdit Melati.

pribadi

Keuangan Kopdit Melati diaudit oleh Akuntan

demokrasi

Publik sehingga menjadi indikator telah menjalankan

kesamaan

integirtas.

solidaritas dan

Profesionalisme

Anggota dapat meminjam uang dengan prosedur

kepemilikan

yang tidak rumit namun telah diatur, anggota

bersama

diberikan bimbingan ketika meminjam di ruangan

kejujuran

koperasi (wawancara anggota). Kopdit Melati dalam

keterbukaan

kegiatannya memiliki tujuan yang terus menerus

tanggungjawab

diperbaharui. Selain, itu Kopdit Melati terus

sosial

berusaha mencapai indikator PEARL, suatu

kepeduliaan

indikator dari koperasi kredit se-dunia yang

terhadap sesama.

menandakan koperasi tersebut koperasi yang baik


7

dan benar.
Bertanggungjawa

Manajemen Kopdit Melati terbukti melakukan

tanggung jawabnya dalam melaksanakan pelayanan


kepada anggota. AD-ART-Pokja dilaksanakan
sebagaimana mestinya, terlihat dari rubrik Kopdit
Melati
Dapat dilihat dari anggota yang terus bertambah

Kerja sama

(sampai saat ini berjumlah 4100 orang). Kopdit


melati menjadi rekan bagi anggota, salah satunya
Kopdit Melati dapat membantu pengurusan izin
usaha jika anggota ingin berusaha melalui modal
pinjaman Kopdit Melati.
Anggota diperlakukan sesuai dengan perilakunya.

Perayaan

Anggota yang bandel akan ditegur dan dibimbing


secara keras serta diberi punishment yang telah
diatur di pokja.
Anggota diberikan rubrik sebagai informasi dan

Saling

peringatan kepada anggota.

Menghormati

Laporan keuangan transparan dan dapat

Accountable

dipertanggungjawabkan. Kopdit Melati memiliki


rubrik ysng berisi laporan keuangan setiap bulan.
Struktur manajemen koperasi bekerja secara tim

Integrasi

dengan baik, terlihat saat kunjungan ke koperasi.


Kopdit Melati terus melakukan inovasi pelayananan.

Inovasi

Terbukti adanya 15 produk simpanan. Adanya


program asuransi seperti SiSehat dan SiFanta.

Tabel perbandingan tersebut menunjukkan perbandingan antara prinsip koperasi kredit


dengan prinsip koperasi ICA. Kedua prinsip tersebut tidak jauh berbeda, sangat memiliki
keterkaitan, sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip koperasi kredit sesuai dengan prinsip
koperasi dari ICA 1995. Kita juga dapat melihat bahwa Kopdit Melati melaksanakan prinsip
koperasi di dalam kenyataan kegiatan koperasi. Selain itu, nilai-nilai koperasi kredit
walaupun berbeda, tetapi tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai koperasi menurut
8

ICA 1995. Kopdit Melati juga mengimplementasikan nilai-nilai koperasi kredit dengan baik
dan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Kopdit Melati memiliki kesesuaian
dengan jatidiri koperasi, baik dalam ICA 1995 maupun dalam koperasi kredit se-dunia.
Penulis juga memaparkan contoh salah satu anggota Kopdit Melati yang merasakan
manfaat dari Kopdit Melati. Penulis mewawancarai salah satu anggota koperasi yang
bernama Bapak Mulyadi. Bapak Mulyadi menjadi anggota koperasi kredit Melati sejak tahun
2003, atau sekitar sebelas tahun yang lalu. Manfaat yang didapat dari Bapak Mulyadi dari
menjadi anggota koperasi Melati adalah kemudahan meminjam uang dari koperasi, secara
khusus untuk modal bagi pengembangan perumahan yang ia kelola. Ia bekerja sebagai
pengembang perumahan, sebagai pemilik sekaligus kuli yang membangun rumahnya
perumahannya sendiri. Uang terbesar yang pernah ia pinjam dari koperasi adalah sebesar
Rp200.000.000,00. Ia mengatakan bahwa dari awalnya ia hanya memiliki toko yang
dikontrak, sampai karena menjadi anggota koperasi Melati, ia dapat membeli sendiri toko
tersebut.
Ia mengatakan bahwa meminjam uang di koperasi Melati lebih mudah daripada di Bank.
Kemudahan yang dialami adalah syarat-syarat yang tidak terlalu banyak untuk meminjam
uang di koperasi, sedangkan di Bank memiliki syarat yang cukup banyak. Di koperasi Melati,
jika mengajukan peminjaman hari ini, maka hari itu juga dengan prosedur yang tidak terlalu
rumit dapat langsung mendapatkan uang pinjamannya. Selain itu, untuk meminjam uang
sebesar 200 juta seperti di atas hanya memberikan jaminan berupa surat rumah. Selain itu,
bunga pinjaman dari Kopdit Melati juga lebih rendah dari bank umum, yaitu sebesar 3%.
Walapun ada bank yang lebih rendah, yaitu Bank BRI sebsar 1,2%, peminjaman tersebut juga
sangat sulit persyaratannya.
Selain manfaat modal yang ia dapat dari Kopdit Melati, ia juga merasakan manfaat berupa
manfaat sosial atau pendidikan. Sebagai anggota, ia merasakan manfaat dididik oleh Kopdit
Melati. Pendidikan ia rasakan melalui saat awal masuk koperasi dimana setiap anggota harus
mengikuti pendidikan koperasi. Dia juga sering mengikuti pendidikan koperasi yang
diadakan beberapa bulan sekali. Selain itu, bimbingan pribadi juga dia rasakan ketika akan
meminjam di koperasi dan ketika ia bandel saat pembayaran angsuran. Melalui pemaparan
anggota ini, terbukti bahwa Kopdit Melati memang benar melakukan prinsip pendidikan bagi
anggota.
Dari pemaparan contoh salah satu Koperasi tersebut, terbukti adanya koperasi yang
menjalankan prinsip dan nilai koperasi yang benar sesuai dengan prinsip umum koperasi.

Selain itu, Kopdit Melati juga membuktikan adanya koperasi yang dapat menyejahterakan
anggota melalui operasi simpan pinjamnnya.
Teladan Koperasi Kredit Melati dalam membangun perekonomian Indonesia terletak pada
kemandirian anggota dalam mensejahterakan dirinya, ini sesuai dengan prinsip koperasi.
Koperasi yang baik adalah koperasi yang secara leluasa meningkatkan partisipasi ekonomi
anggotanya. Anggota di Koperasi Kredit Melati memberikan sendiri simpanan anggota yang
menjadi modal Koperasi. Modal Koperasi tersebut yang dapat dimanfaatkan anggota untuk
dipinjam menjalankan usaha dari anggota. Anggota bertanggung jawab atas modal yang
dipinjamnnya sendiri karena setelah beberapa waktu modal tersebut harus dikembalikan
dengan bunga tertentu. Hal ini sudah dilakukan oleh Kopdit Melati dengan baik, sehingga
anggota dapat mensejahterakan dirinya sendiri. Berdasarkan salah satu pemaparan anggota
tersebut, Kopdit Melati terbukti sudah membantu usaha dari anggota tersebut dan
meningkatkannya menjadi skala usaha yang lebih besar.
Sistem simpan pinjam koperasi yang baik terbukti dapat mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran. Uang yang dipinjam dari koperasi dapat dimanfaatkan oleh anggota untuk
menjalankan usaha yang akan dilakukannya sehingga mengatasi masalah yang sering
dihadapi oleh masyarakat miskin, yaitu kekurangan modal untuk menjalankan usaha. Selain
menjadi modal awal untuk usaha, pelayanan simpan pinjam koperasi perlahan juga dapat
membuat masyarakat yang sebelumnya miskin menjadi lepas dari kemiskinan karena melalui
modal yang dipinjam dapat mengembangkan skala usaha anggota. Hal tersebut bukan hanya
mengatasi masalah kemiskinan, tetapi juga masalah pengangguran yang terjadi akibat tidak
adanya modal untuk menjalankan usaha. Selain itu, dengan berkembangnya skala usaha
anggota koperasi karena modal yang dipinjam, hal tersebut dapat membuat anggota yang
memiliki menambah jumlah pekerja pada usahanya tersebut sehingga mengurangi jumlah
pengangguran. Oleh karena itu, koperasi yang baik dan benar dapat mengentaskan
kemiskinan dan pengangguran. Koperasi dapat mengentaskan kemiskinan dan pengangguran
melalui kemandirian anggota. Hal ini menjelaskan peran koperasi bukan sebagai penyedia
usaha bagi anggota, melainkan menolong anggota agar secara mandiri menjalankan
usahannya. Hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia untuk menghasilkan masyarakat yang
mandiri secara ekonomi. Di tengah bantuan pemerintah yang sering membuat masyarakat
miskin dan penganggur bergantung dan tidak mandiri, koperasi hadir membuat masyarakat
miskin dan penganggur secara mandiri meningkatkan kondisi kesejahteraannya. Selain
penekanan pada kemandirian, koperasi juga mengentaskan kemiskinan melalui penekanan
asas kekeluargaan. Sesuai dengan prinsip koperasi, asas kekeluargaan yang sesuai dengan
10

UUD dapat terwujud melalui koperasi. Berdasarkan contoh Kopdit Melati, kita dapat melihat
bahwa asas kekeluargaan secara langsung maupun tidak langsung dapat terwujud.
Aplikasinya adalah adanya transfer modal dala koperasi. Anggota yang memberi simpanan
besar atau kecil sama-sama disatukan menjadi modal keseluruhan koperasi. Modal tersebut
dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota koperasi untuk menjalankan usahanya, sehingga
secara tidak langsung adanya asas kekeluargaan di antara anggota koperasi untuk
meningkatkan kondisi kesejahteraan masing-masing anggotanya.
Selain dari manfaat modal yang diberikan Kopdit Melati, koperasi tersebut juga
memberikan pendidikan koperasi bagi anggotanya. Hal tersebut harus dilakukan beriringan
dengan manfaat modal agar anggota dapat menggunakan manfaat koperasi yang sesuai.
Dengan pendidikan koperasi yang baik, anggota dapat mengerti menggunakan pelayanan
yang diberikan koperasi, sehingga manfaat dari pelayanan tersebut dapat dirasakan secara
efektif dan masyarakat miskin mengalami peningkatan pendidikan. Jika hal tersebut dapat
dimanfaatkan dengan baik, kemiskinan dan pengangguran akan dapat diatasi.
Tugas dari pemerintah, pengurus koperasi, aktivis koperasi, dan akademisi adalah
mensosialisasikan mengenai koperasi kepada masyarakat miskin. Masyarakat miskin sering
tidak mengetahui mengenai adanya koperasi dan manfaat yang didapat. Jika banyak
masyarakat miskin yang berpartisipasi dalam koperasi, harapan kemiskinan dan
pengangguran teratasi dapat terjadi. Selain itu, pendidikan berkoperasi juga perlu dilakukan
secara luas.
Pemerintah perlu mengapresiasi koperasi yang sudah baik menjalankan prinsipnya dan
menyebarkannya dengan pendidikan bagi pengurus koperasi di Indonesia. Pemerintah perlu
melakukan intervensi kepada koperasi-koperasi yang ada di Indonesia tanpa menghilangkan
kemandirian dari koperasi agar prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi diterapkan secara baik
di seluruh koperasi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar tujuan meyejahterakan anggota
dapat dirasakan oleh anggota seluruh koperasi di Indonesia, sehingga kemiskinan dan
pengangguran dapat diatasi. Selain itu, sosialisasi koperasi perlu diaktifkan agar masyarakat
secara luas berpartisipasi untuk mengikuti koperasi.
Teladan koperasi kredit Melati dapat diterapkan untuk jenis usaha koperasi lain, seperti
koperasi konsumsi dan koperasi produksi. Kunci utama Kopdit Melati dapat menyejahterkaan
anggotanya adalah prinsip dan nilai koperasi diterapkan secara baik dan benar. Dengan
penerapan prinsip dan nilai yang baik dan benar di seluruh jenis koperasi, koperasi dapat
mencapai tujuannya yaitu menyejahterkan anggota. Jika hal tersebut secara luas dilakukan

11

oleh koperasi di Indonesia, koperasi dapat menjadi pilar dalam mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran.
Di tengah pudarnya semangat kekeluargaan dalam berekonomi yang ditandai dengan
menghilangnya koperasi dari peredaran, ternyata terdapat koperasi di Indonesia yang dapat
membuktikan adanya harapan bagi koperasi untuk menjadi soko guru perekonomian
Indonesia atau koperasi sebagai pilar negara dalam perekonomian. Salah satu koperasi
tersebut adalah Koperasi Kredit Melati yang berlokasi di Depok. Koperasi ini memiliki jati
diri yang sesuai dengan kesepakatan ICA 1995 dan jati diri Koperasi Kredit se-dunia. Oleh
karena itu, Kopdit Melati dapat dikatakan sebagai salah satu koperasi yang baik dan benar
yang berada di Indonesia. Kopdit Melati juga terbukti dapat menjadi wadah meningkatkan
kesejahteraan anggota. Anggota berpartisipasi aktif meningkatkan ekonominya sendiri
melalui usaha yang dilakukannya sendiri, tetapi berkembang menggunakan modal koperasi.
Hal ini mencerminkan tujuan koperasi dibentuk, yaitu bukan menjadikan anggota pasif
mendapatkan keuntungan dari koperasi, melainkan anggota sendiri yang berpartisipasi aktif
dalam meningkatkan kesejahteraan ekonominya melalui koperasi. Kopdit Melati dapat kuat
karena semua berasal dari anggota, tidak seperti koperasi yang banyak gagal karena dibentuk
dan dijalankan dari kucuran dana eksternal, terutama pemerintah.
Koperasi Kredit dapat mengimplementasikan perekonomian dengan asas
kekeluargaan karena anggota koperasi bersatu di dalam wadah koperasi kredit. Walaupun
masing-masing anggota berusaha sendiri dengan modal koperasi, tetapi jika disadari
sebenarnya hal tersebut dapat menjadi transfer kesejahteraan antar anggota. Jika anggota
melakukan tabungan, itu akan memberikan kesempatan bagi anggota lain untuk memperoleh
pinjaman. Bunga dari pinjaman masuk ke koperasi dapat menjadi modal pinjaman bagi
anggota lain. Setiap uang yang masuk dan keluar di koperasi akan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai produk simpan-pinjam koperasi kredit. Setiap anggota juga mendapat selisih usaha
dari jasa simpan pinjam mereka. Setiap anggota juga diperlakukan secara sama dan merata di
koperasi kredit. Koperasi hadir mengentaskan kemiskinan dan pengangguran melalui asas
kemandirian dan asas kekeluargaan.
Pertanyaan apakah ada koperasi yang benar di Indonesia jawabannya adalah masih
ada koperasi yang benar di Indonesia. Hal ini sekaligus dapat menjawab pertanyaan apakah
koperasi dapat menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Melalui Kopdit Melati, kita dapat
melihat harapan dapat terjadinya kondisi tersebut. Apabila koperasi dapat terus berkembang,
baik secara kuantitas dan kualitas, maka asas kekeluargaan dalam perekonomian dapat
dilaksanakan secara nyata di Indonesia dengan koperasi sebagai soko gurunya. Hal ini dapat
12

terwujud nyata salah satunya dengan pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui
kehadiran koperasi, sehingga dapat membuktikan adanya harapan koperasi sebagai pilar
negara.

13

Sumber
-

Pengetahun tentang Koperasi melalui Kuliah pada mata kuliah Koperasi pada semester 3

tahun 2013
Observasi langsung ke Koperasi Kredit Melati dan Wawancara kepada pemilik, manajer,
dan anggota koperasi

Catatan: tulisan merupakan tugas akhir individu untuk mata kuliah Koperasi, dengan
perubahan (tidak merubah data untuk observasi dan wawancara Koperasi Kredit Melati)
untuk menyeseuaikan tema dan sub-tema tulisan.

14

Anda mungkin juga menyukai