Anda di halaman 1dari 50

Pengukuran Besaran

Listrik

BAB 1
A.

B.

Hakekat Pegukuran Hakekat dari


pengukuran yaitu untuk mencari nilai dari
sesuatu/besaran. Banyak ilmu
pengetahuan yang melakukan pengukuran
untuk mendapatkan nilai /harga dari hal
yang ingin kita cari sesuai dengan apa
yang kita butuhkan.
Peranan Pengukuran
Ilmu pengetahuan
memerlukan pengukuran-pengukuran yang
sangat teliti agar gejala/fenomena yang
dipelajari dapat dijelaskan (dan bisa
diramaikan) dengan akurat.

Tindak ada hukum-hukum, prinsip, teori-teori


dalam ilmu pengetahuan yang dapat diterima
kecuali jika disertai dengan hasil pengukuran
yang akurat.
C. Pengukuran Sebagai Proses Proses
pengukuran yaitu membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, yang dianggap
sebagai patokan/standar. Jadi, dalam proses
pengukuran terdapat dua faktor utama, yaitu
sesuatu yang ingin kita ukur (pembanding) dan
patokan (standar). Pembanding adalah suatu
benda yang hendak kita nilai besarannya.
Patokan (standar) dari suatu pengukuran
adalah referensi yang dapat kita jadikan
sebagai tolak ukur. Dalam suatu pengukuran
biasanya berupa alat ukur yang standar atau
yang sering kita gunakan

D.

Besaran dan Satuan Besaran


adalah sifat-sifat dari suatu benda
atau kejadian yang dapat kita ukur
serta dapat dinyatakan dengan
angka. Misalnya : Panjang benda,
massa benda, lamanya watu, dsb.

Ada tiga macam besaran yaitu ;


1. Besaran pokok/dasar yaitu
besaran yang satuannya telah
didefenisikan terlebih dahulu
sesuai dengan sistem satuan SI.

7
pokok antara lain :
besaran

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

2.

Panjang Meter
Massa Kilogram
Waktu Sekon
Kuat arus listrik Ampere
Suhu/temperature termodinamik Kelvin
Jumlah zat/bahan mol
Intensitas cahaya/luminasi Kandela

Besaran Tambahan

a) Sudut datar radian (rad)


b) Sudut ruang steradian (Sr)

3.

Besaran Turunan yaitu besaran ang


satuannya diturankan dari satuan-satuan
besaran pokok, sehingga dimensinya
merupakan dimensi sekunder.

Contohnya :
1) Kecepatan
2) Massa jenis
3) Gaya
4) Tegangan
5) Konduktansi
6) Induktansi
7) Resistans, dsb.
Satuan adalah sesuatu yang selalu menyertai
besaran dan tidak pernah mendahuluinya..
Syarat yang dimiliki oleh satuan agar bisa
menjadi satuan yang standar, yaitu :
a) Nilai dari satuan harus tetap
b) Mudah diperoleh/diproduksi kembali
c) Satuan tersebut harus dapat diterima secara
internasional

Ada dua jenis satuan, yaitu :


1. Satuan tidak baku
yaitu satuan yang
tidak mempunyai ukuran yan sama
untuk setiap orang / orang yang
berbeda akan memiliki ukuran yang
berlainan pula dalam menyatakan
satuan tersebut, misalnya ; jengkal,
depa, dsb.
2. Satuan baku / satuan Internasional
yaitu satuan yang mempunyai ukuran
yang sama bagi setiap orang yang
menggunakannya, dan satuan ini
terdapat pada besaran pokok. Misalnya
; meter, kilogram, sekon, ampere, dsb.

Satuan keteknikan Inggris


(misalnya : ft, yard, mile,...)

Sistem Satuan

besar
M. Statis
kecil
Sistem Metrik
(x10)
besar
M. Dinamis
kecil

Sistem Metrik Statis


Besaran

Statis besar

Statis kecil

Panjang

Cm

Massa

Smsb

Smsk

gaya

Kg

gram

Statis besar

Statis kecil

Panjang

Cm

Massa

Smsb

Smsk

gaya

Kg

gram

Sistem Metrik
Dinamis
Besaran

Ada pula dua sistem satuan terdahulu,


misalnya:
a. Sistem satuan MKS meter, kilogram, dan
sekon
Sistem CGS centi, gram, dan sekon

E.
1.

Beberapa defenisi besaran pokok


meter standar

a. sepersepuluh juta jarak antara khatulistiwa


dan kutub utara bumi yang diukur melalui
meridian yang melewati kota paris.
b. Batang logam platnum-iridium yang pada
kedua ujungnya terdapat masing-masing
satu goresan, dimana jarak antara kedua
goresan tersebut sama dengan 1 meter.
c. 1.650.763,73 kali panjang gelombang dan
ruang hampa dari garis spektrum warna
jingga-merah atom krypton -86.
d. Jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam
ruang vakum selama 1/299.792.458 sekon.

2.

Massa Standar

b) Sebuah silinder logam yang terbuat dari platinairidium, yang ekarang ini disimpan di server kota
pari.
c) Massa dari 1000 cm3 air murni pada suhu dimana
kerapatannya meksimum, yaitu 40 c
3.

Waktu standar

a) 1/86.400 hari matahari


b) Selang waktu dari transisi dalam atom cesium
-133.
F.

Ketelitian atau akurasi yaitu seberapa dekat


hasil dari suatu pengukuran dengan nilai yang
sesungguhnya. Nilai yang sesungguhnya atau serin
disebut angka yang benar adalah defenisi suatu
besaran, konstanta, hukum-hukum geometri, hasil
teori yang sudah disepakati kebenarannya.

G.

Presesi
presisi
adalah sebuah pengukuran bisa dikaitkan
dengan 3 hal berikut ini.

Presisi berkaitan dengan perlakuan dalam proses


pengukuan, yang meliputi antara lain kualitas alat
ukur, sikap teliti si pengukur, kestabilan tempat
dimana dilakukan pengukuran.
2. Presisi juga berkaitan dengan seberapa besar
penyimpangan hasil ukur suatu besaran ketika
pengukuran dilakukan secara berulang-ulang.
3. Presisi berhubungan pula dengan julah angka
desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran,
makin banyak angka desimal dalam suatu hasil
pengukuran, makin presisi pengukuran tersebut.
Ketiga pengertian presisi tersebut berkaitan satu
dengan yang lain karena proses yang dilakukan dalam
pengukuran yang berulang-ulang.
1.

Jadi, presisi berhubungan dengan meode


pengukuran dan bagaimana hasil tersebut
dituliskan.
Dengan kata lain, presisi merupakan ukuran
kekonsistenan, pengukuran yang berulangulang.
H.

Kesalahan (error)
kesalahan (error) atau ketidakpastian
hanya berkenaan dengan pengukuran
yaitu untuk memperkirakan suatu nilai
ketika nilai eksak suatu pengukuran tidak
mungkin diperoleh. Secara garis besar,
kesalahan (error) adalah nilai
penyimpangan dari hasil pengukuran.

Pengukuran sebagai suatu


proses:

Standar
(instrumental input)

Yang diukur
(output)

Perbandingan Hasil
(output)
(Proses)

Standar
(instrumental input)

Sejenis yang diukur


ditentukan oleh
badan-badan resmi
(150,NBS, dsb)

(pembacaan)

Pengukuran sebagai suatu sistem : (instrumentasi)


terdiri atas tahap :
I. Pengindaraan
sinyal

II. Penyiapan

III. Pengajian
Grafik

II

Data

III

Yang bisa
Sinyal Satu atau beberapa operasi
analog dasar, filtering penguatan, dimengerti
(satu/lebih)
memprosesasi sinyal
oleh
(biasanya
Mengindera
Indra.
sinyal dapat memenuhi
listrik) tuntutan III.
(dan menghasilkan

Tranduser

Bentuk energi lain)

Metoda Dasar Pengukuran


Perbandingan langsung
Tidak langsung, menggunakan trandusertranduser yang secara keseluruhan akan
membentuk sistem pengukuran (lihat
pengukuran sebagai sistem)

Satuan & Sistem Satuan


adalah : ukuran/standar untuk suatu besaran
(meter, kg, detik, dst.)
Dasar, misalnya : m, kg, det, ampere

Satuan
Turunan . Misalnya : coulomb = amp detik
(turunan dari satuan dasar)

Satuan
fisis

Sistem Satuan, antara lain :


1.

Metrik ; meter, kg, sekon

2.

CGS ; centi, gram, sekon

3.

MLSA ; meter, kilogram, sekon, ampere

4.

SI.
1. Meter
2. Kilogram
3. Sekon
dasar
4. Kelvin
5. Cd
6. Mol

Tegangan
Regangan
Kapasitansi
Induktansi

standar ;

Pernyatan fisis dari satuan

Prototipe

Atom

Turunan

Kategori
Standar

InternasionalDibedakan oleh
Primer
pendefinisianya,
Sekunder Perawatannya, funsi,
dan femamfatannya.
Kerja

Tugas :
Defenisi/standar dari :
Ampere, volt, Resistansi, kapasitansi,
induktansi, frekuensi.
Error : perbedaan antara hasil pengukuran
antara hasil pengukuran dengan yang
sebenarnya. (harga yang diharapkan:
expected value)

Gross Error ; oleh manusia


Oleh Instrumen

Kategori error

Systematic Error
Oleh lingkungan
Random Error;
dapat dianalisa secara statistik

Rumus-rumus matematis Error, Akurasi dan


Presisi.
e = Error
e=
Yn = harga yang sebenarnya
e % = e x 100%
Xn = harga hasil pengukuran

Akurasi
relatif

A=1A % = A X 100 %
Presisi = 1 -

Contoh soal.
1.

Xn = hasil pengukuran ke-n


Xn = harga rata-rata dari n
pengukuran

Tegangan pada suatu resistor mempunyai


expected value 50 volt, namun dari
pengukuran, hasilnya 49 volt. Ditanyakan ;
a.
b.
c.
d.

Error Absolut
Error persen
Akurasi Relatif
Akurasi Persen

2.

Satu set pengukuran terdiri atas 10 kali


pengukuran dan di catat di laboratorium.
Hitung presisi pengukuran ke-4
Pengukuran ke-

Hasil Pengukuran
(volt)

98

102

101

97

100

103

98

106

107

10

99

3.

Output meter dinyatakan dalam


pergeseran sudut dalam derajat. Tentukan
presisi terburuk dari pembacaan !
Input
I (uA)

Output
(Pergeseran sudut)

10

20,10

10

20,00

10

20,20

10

19,80

10

19,70

10

20,00

10

20,30

10

20,10

4.

Suatu tegangan output dari suatu


penguat diukur oleh 6 orang
mahasiswa berbeda-beda
mengunakan osiloskop yang sama.
Dengan hasil sbb;
a. 20,20
b. 19,90
c. 20,05
d. 20,10
e. 19,85
f. 20,00
Yang mana pengukuran yang paling presisi ?

Defenisi :
1.

2.

Ampere yaitu kuat arus tetap yang jika dialirkn


melalui dua buah kawat sejajar dan sangat
panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan
dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam
vakum, menghasilkan gaya 2 x 10-7 newton
pada setiap meter kawat.
1 volt
beda tegangan yang diperlukan untk
membuat arus tepat sebesar 1 ampere di
dalam suatu ruangan dengan resistensi 1
ohm.

Energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu


muatan listrik (sebesar 1 coulomb) dari sebuah
kutub ke kutub lainnya yang berbeda potensial.
Tabung gelas weston yang mirip huruf H memiliki
dua elekrode, tabung elektrode positif berisi
elektrilit mercury dan tabung elektrode negatif diisi
elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu
ruangan. Tegangan elektrode weston pada suhu
200C sebesar 1,01858 V
3.

Resistansi yaitu kawat Alloy manganin 1


yang memiliki tahanan listrik tingi dan
koefisien temperatur rendah, ditempatkan
dalam tabung terisolasi yang menjaga dari
perubahan temperatur atmosfer.

4.

Kapasitansi, menurut ketentuan SI dari standar


resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan
menggunakan sistem jembatan Maxwell,
dengan diketahui resistansi dan frekuensi
secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi
(Farad).

5.

Induktansi, menurut ketentuan SI, diturunkan


dari standar resistansi dan standar kapasitansi,
dengan metode geometris, maka diperoleh
standar dari induktor.

Suatu kumparan memiliki induktansi dari 1 henry


apabila perubahan kuat arus listrik sebesar 1
ampere dalam 1 sekon pada kumparan tersebut
menimbulkan GGL induksi dari sebesar 1 volt.


Analisis
Statistik Error (random)
dalam pengukuran.
1. Mean (harga rata-rata)
= ,,
= besaran-besaran data. n =
banyaknya besaran
= harga
rata-rata.
2.

Deviasi (d) = selisih antara suatu


banyangan besaran dengan harga
rata-ratanya.
== - dst
bisa positif atau negatif

Harga
3.

rata-rata deviasi (D)

D=
Sebagai representasi dari presisi suatu alat
pengukuran semakin D, semakin presisi
alat.

4.

Standar Deviasi ()

=
untuk n < 30 ;
=
Menunjukkan tingkat bervariasinya
data terhadap harga rata-ratanya.

Contoh :
Dari kumparan data berikut :
X1 = 50,1
X2 = 49,7
X3 = 49,6
X4 = 50,2
Tentukan :
a. Harga rata-rata
b. Deviasi
c. Jumlah deviasi
d. Deviasi rata-rata
e. Standar Deviasi


Limiting

Error

Setiap industri alat ukur memberikan


spesifikasi tingkat keakuratan alat
dalam % skala penuh pengukuran.
Misalnya :
Volt meter skala penuh 300 v dengan
limiting error 2%. Artinya ketelitian
pengukuran sebesar 2% atau X 300 V
= 6 V.
Namun apabila pembacaan < skala
penuh atau full scale, maka limiting
error akan > 2%.


Contoh
1.

Limiting error suatu voltrmeter


pada skala penuh 300 volt adalah
2%; berapa limiting error pada
pembacaan 120 V.
Jawab:
Limiting error pada skala penuh:
X 300 V = 6 V
Limiting error pada pembacaan 120 V
adalah:
X 100% = 5% (>2%)
Anjuran : gunakan meter pada skala
penuh yang mendekat harga yang

Contoh 2.
Vmeter dan A-meter digunakan untuk
mengukur daya desipasi pada sebuah
resistansi.
Keakuratan V-meter dan A-meter
dijamin 1% pada skala penuh.
Pada pembacaan v-meter = sebesar
80 V dari skala penuh 150 V.
Pada pembacaan A-meter = sebesar
70 mA dari skala penuh 100 mA.
Hitunglah limiting error pengukuran
daya desipasi!

A-Meter DC
Bagian utama adalah PMMC (Permanet
Mangnet Moving Coil = Mechanism) atau
dArsonval moving meter (tahun 1881)
Skema konstruksinya :

Defleksi terjadi sebagai reaksi arus yang menalir.

Simbol Amperemeter DC
Ifs = arus skala penuh (full scale current)
Rm = Internal resistance (dari kumparan)
meter movement.
Untuk memperbesar skala pengukuran
dipasang resistansi shunt (Rsh)


Harga

Rsh tergantung dari seberapa


besar skala pengukuran yang
diinginkan.

Ifs Rm = Rsh (It - Ifs)


Rsh =
Misal :
It = n. Ifs Rsh = =

= internal resistance dari


Rin
meter
Contoh :
Suatu DC-Ameter 50A, tahanan
dalam 2000 akan digunakan
untuk skala 10 mA. Hitung Rsh
dan Rin !

Rsh = = = 10,05 1
Rin = = 10


Ayrton
Shunt A-meter
Universal Shunt A-meter
Sebagai realisasi dari multirange-Ameter

Pada posis I1 :
Rsh = Ra + Rb + Rc
Ra + Rb + Rc = (1)

posis I2 :
Pada
Rsh = Rb + Rc
Rb + Rc = (2)
Pada posis I3 :
Rc = (3)
Soal :
Jika Ifs = 100A
i1 = 10 mA
i2 = 0,1 A
i3 = 1 A
Tentukan Ra, Rb, dan Rc !

DC V-meter
Krontuksi

Meskipun dArsonval meter pada dasarnyauntuk mengukur arus,


namun dapat juga digunakan sebagai DC Voltmeter, dengan cara
menambah hambatan yang dipasang seri (Rs) dengan meter. Rs
disebut multiplier resistanca (hambatan pengali)

Ifs = arus skala penuh (full scale current)


Rm = hambatan dalam meter (Internal resistance
dari meter)
Rin = Re = Hambatan ekuivalen : Hambatan V-meter DC
Rs = multiplier resistance Rin = Rm + Rs

Mamfaat

Untuk mengukur beda potensial antara dua


titik pada suatu rangkaian DC dan dipasang
paralel denan tegangan atau komponen yang
diukur beda potensialnya. Perhatikan terminal
(+) dan () untuk itu hambatan V-meter >>
hambatan komponen yang diukur
Multi Resistance : Rs
peranan :
Untuk memperbesar skala pengukuran
Untuk membatasi besarnya arus melalui meter
sampai dengan Ifs

Harga Rs : untuk mencari Rs, dicari dahulu


Sensitivitas meter yang diberi lambang (S).

S=

Rs = Rin- Rm =

S x V - Rm
Rin

S = adalah besarnya multiplier resistance skala 1 volt


s = sensitivitas meter
V = range DC-Voltmeter
Soal :
1. Hitung sensitivitas dari meter, 100A yang digunakan sebagai
voltmeter DC !
2. Hitung harga multiplier resistance dari voltmeter DC, skala 50 volt
yang menggunakan gerakan meter 500A, yang mempunyai
hambatan dalam 1 k
3. Idem soal 2, bila diketahuiIfs 50A, Rm 200 ditanyakan Rs, untuk
mengubah gerakan meter menjadi Voltmeter DC, range 0-20 V !

Multirange

DC-Voltmeter

Skema/kontruksi :
Gerakan meter ditambah multiplier resistance
dan switch, switch untuk memilih multiplier
resistance sesuai rang/skala yang dipilih.


Gambar
1:
Rs1 = x V1 Rm

X 3 V 1000
20.000 X 3 1.000 = 59.000 = 59 K

Rs2 = x V2 Rm
X 10 V 1000
20.000 1.000 = 199.000 = 199 K

Rs3 = x V2 Rm
X 30 V 1000
60.000 1.000 = 599.000 = 599 K

Gambar
2:

Ra = x Va Rm
= X 3 V 1000
= 20.000 X 3 1.000 = 59.000 = 59 K

Rab = x Vb Rm
= X 10 V 1000
= 20.000 1.000 = 199.000 = 199 K
= Rab Ra
= 199.000 - 59.000
= 140.000 = 140 k

Rabc = x Vc Rm
= X 30 V 1000
= 60.000 1.000 = 599.000 = 599 K
Rb = Rabc Rab
= 599.000 - 140.000
= 400.000 = 400 k

Rb


Soal.
1. Rancang DC-Voltmeter yang menuju bekerja pada
range:
0 2,5 V
0 10 V
0 30 V
Menggunakan gerakan meter 50A; 2 k (skema model
komersial)

LOADING EFFECT / LOADING ERROR


Error
hasil pengukuran yang diakibatkan pembebanan alat.
A. Ammeter Loading Effect / Error

Rangkaian original I = 50 A Rangkaian test I = 40


A
Amperemeter insertion
Error (%) = x 100% = 20%

B.
Voltmeter Loading Effect / Error

Rangkaian original V = 10 V
Vab = x 20 V = 6,67 V
E (%) =

Contoh
1.

Meter A :
S = 1 ; Rm = 0,2 k; skala 10 V
Meter B :
S = 20 ; Rm = 1,5 k; skala 10 V

Ditanyakan : tegangan di Rb dengan kondisi;


a. Tanpa meter dipasang
b. Digunakan meter A
c. Digunakan meter B
d. Error pembacaan

2.

df

Contoh 2.

Ditanyakan :
Hasil pengukuran dan error pada tegangan Rb
menggunakan meter dengan sensitivitas 20 pada skala;
a. 3 V
b. 10 V skala penuh
c. 30 V skala penuh

Voltmeter-Ampere Meter
Untuk

mengukur nilai suatu hambatan, digunakan :


sumber tegangan, voltmeter, Amperemeter.

A.

Harga sebenarnya = Vx
Harga tidak sebenarnya = Ix; Ix = It Iv

Anda mungkin juga menyukai