Anda di halaman 1dari 69

REKAYASA GEMPA (TS 1440)

CHAPTER 1
THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION
Revised : 10-September-2009

PENDAHULUAN

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Salah satu yang menyebabkan gempa bumi dipelajari dikarenakan dampak
yang diakibatkan oleh gempa tersebut dimana yang paling utama dikarenakan oleh
terjadinya korban jiwa dan kerusakan materil saat gempa bumi terjadi. Kehilangan jiwa
yang dicatat oleh Hiroo Kanamori dapat dilihat pada Grafik dibawah.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan pengertian dasar tentang
gempa bumi, distribusinya pada permukaan bumi, apa yang menyebabkan gempa
bumi terjadi, mekanisme kerusakan yang ditimbulkan, pengukuran skala gempa dan
usaha usaha yang telah dilakukan untuk memprediksi pergerakan tanah dasar akibat
gempa yang kuat.
Distribusi
Gempa Bumi

Pengukuran
Skala Gempa

Prediksi
Gempa Bumi

Mekanisme
Kerusakan

Penyebab
Gempa Bumi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

SEISMICITY OF THE WORLD


- Pelat Lempeng Yang Ada Didunia
- Istilah Istilah Dasar Pada Gempa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Distribusi gempa yang terjadi di dunia dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
distribusi tersebut diambil dari beberapa pembacaan seismograf yang ditempatkan
diseluruh dunia sehingga letak gempa bumi dapat di kalkulasi.

Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Saat terjadi gempa bumi, gelombang gempa akan menjalar dari suatu pusat
dibawah permukaan bumi dan menyebar melalui medium batuan untuk mengurangi
energi tekanan pada batuan. Titik ini disebut sebagai fokus gempa, sedangkan titik
pada permukaan tanah yang tegak lurus diatas fokus gempa disebut epicentrum
gempa.
Epicentrum

Permukaan Tanah

Fokus Gempa
(foci)/Hipocentrum

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Hiposenter adalah pusat gempa, yaitu tempat dari mana getaran getaran
gempa berasal. Letak fokus ditentukan dari pengamatan gerakan tanah oleh gempa
pada titik titk observasi, dari hasil pengamatan didapatkan Jarak dari stasiun ke pusat
gempa, dan besar (magnitudo) gempa.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Pada umumnya frekuensi terjadinya gempa pada kedalaman lebih dari 200
km diabaikan, tetapi beberapa foci terjadi hingga kedalaman 680 km. gempa bumi
dengan dalam foci 70 300 km dikategorikan sebagai fokus intermediate, lebih dari
300 km dikategorikan sebagai fokus dalam dan kurang dari 70 km dikategorikan
sebagai fokus dangkal.

70 km (Shallow-Focus)

70-300 km (Intermediate-Focus)

>300 km (Depth-Focus)

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kebanyakan gempa dengan skala menengah hingga besar dengan fokus
gempa dangkal biasanya diikuti oleh beberapa gempa susulan yang cukup banyak
tetapi besarnya tidak terlalu besar hanya saja intensitasnya lebih banyak. Gempa ini
disebut aftershocks (gempa susulan setelah terjadi gempa utama).
Beberapa gempa utama juga biasanya diawali dengan gempa gempa kecil
yang terjadi sebelumnya dari asal daerahnya, biasanya gempa gempa ini distudi
sehingga dapat diprediksi kira kira berapa besar gempa yang akan muncul dan
asalnya dapat diprediksi juga.

Fore Shock

Main
Earthquake

After Shock

PENYEBAB TERJADINYA GEMPA


DAN TIPE - TIPE GEMPA
- Gempa Tektonik
- Gempa Vulkanik
- Dilatancy In The Crustal Rocks
- Explosion
- Gempa Akibat Keruntuhan (Collapse Earthquake)
- Gempa Akibat Induksi Bendungan Yang Besar

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi dikarenakan oleh
pergeseran lempeng pada muka bumi dimana lempeng
tersebut sebagai pelat yang saling bertabrakan hingga
salah satunya masuk kebawah (subduction) pelat yang
lainnya (dipping zone).
Pergeseran lempeng yang satu dengan yang
lainnya mencapai 13 cm per tahunnya, pada gambar
disamping dapat dilihat pelat lempeng india bergeser
mulai dari 71 juta tahun yang lalu hingga saat ini.
Gempa bumi yang terjadi pada daerah tektonik aktif
(pertemuan lempeng) biasanya disebut gempa
tektonik atau plate-edge Earthquake.
Kebanyakan gempa bumi terjadi akibat
terjadinya
slip
sepanjang
patahan
yang
menghubungkan perpotongan antara pelat lempeng
yang satu dengan yang lainnya. Daerah ini dimana
pelat lempeng yang satu dengan yang lainnya terjadi
slip disebut sebagai transform fault.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Pegunungan himalaya merupakan pertemuan antara lempeng yang muncul
kedaratan (Continent To Continent Collisions). Teori pertemuan lempeng tersebut masih
merupakan teori yang simple yang menjelaskan terjadinya gempa bumi dan gunung
berapi, tetapi teori tersebut masih belum bisa menjelaskan terjadinya gempa bumi yang
jauh dari daerah pertemuan lempeng dengan skala besar. Gempa ini disebut sebagai
intra plate Earthquake.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Proses Tektonik Lempeng Meliputi : Subduction, Extrussion, Transcursion dan
Akression

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Dilatancy In The Crustal Rocks
Ketebalan kerak bumi pada benua kurang lebih mencapai 30 km tapi pada
daerah pegunungan bisa mencapai hingga 50 km, pada daerah lautan ketebalannya
hanya 5 km.
Pada kedalaman 5 km tekanan pada litosphere (Akibat berat dari batuan
diatasnya) sudah sama dengan kapasitas kekuatan batuan yang tidak retak pada
temperatur 500 derajat celcius. Selama tidak ada faktor luar yang menganggu, gaya
geser yang diperlukan hingga terjadinya kegagalan yang tiba tiba maupun kegagalan
friksi (slip) sepanjang retak tidak akan pernah tercapai.
Permasalahan yang terjadi dalam hal ini disebabkan oleh adanya air yang
menyebabkan terjadinya kegagalan secara tiba tiba yang diakibatkan terjadinya
pengurangan panjang bidang geser pada daerah retak. Pada saat batuan tertekan
maka retak lokal akan terjadi dan volume dari batu tersebut akan meningkat dan
membesar. Retak yang terjadi mengakibatkan air akan masuk kedalam pori pori
batuan. Pada saat terjadi retak tekanan pori batuan akan menurun sehingga kecepatan
P-Wave akan berkurang sedangkan pada saat pori terisi air tekanan pori akan
meningkat sehingga kecepatan P-Wave akan mengalami kenaikan.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Explosion
Getaran pada tanah bisa disebabkan oleh terjadinya detonasi kimia atau peralatan
nuklir. Pada saat peralatan nuklir diaktifkan pada sebuah lubang bor dibawah tanah,
energi yang sangat besar dari nuklir dilepaskan. Beberapa percobaan nuklir yang
dilakukan pada beberapa dekade ini menyebabkan terjadinya gempa hingga skala 6.0
Richter.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gempa Vulkanik
Gunung meletus dan gempa yang terjadi biasanya terjadi secara bersamaan
terutama pada margin pertemuan lempeng di bumi. Seperti gempa bumi pada
umumnya gunung berapi juga memiliki daerah intra plate seperti Hawai.
Dari semua hubungannya dengan tektonik tidak ada bukti bahwa gempa
menengah hingga besar semuanya berasal dari gempa tektonik, gempa tersebut yang
berhubungan dengan gunung merapi dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu :
1.Letusan gunung merapi
2.Gempa dangkal yang terjadi akibat pergerakan magma.
3.Sympatetic Tectonic Earthquake
Dari ketiga kategori tersebut yang paling jarang terjadi adalah kateogri
ketiga dimana setelah terjadi gempa akibat pergeseran lempeng diikuti oleh terjadinya
letusan gunung merapi. Kategori ketiga ini terjadi pada saat gempa besar pada tahun
1960 di Chilean sebuah gunung merapi (Puyehue di Andes) meletus 48 jam kemudian.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gempa Akibat Keruntuhan (Collapse Earthquake)
Gempa jenis ini terjadi pada saat keruntuhan pada gua gua ataupun pada
penggalian tambang, hal ini biasa terjadi pada saat tegangan pada batuan yang
menunjang gua ataupun tambang sudah tidak kuat lagi menahan beban yang ada
akan menyebabkan batuan tersebut meledak dan jatuh sambil mengeluarkan
gelombang getaran. Gempa ini mencapai 4.5 skala Richter diikuti longsor pada tahun
1974 di sungai Montaru pada 25 April 1974.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gempa Induksi Akibat Bendungan Yang Besar
Air yang dibendung oleh bendungan akan memberikan tekanan tambahan
kepada batuan dibawahnya, hal ini dapat menyebabkan gempa yang dikarenakan
hancurnya batuan yang berada dibawahnya. Walaupun secara teoritis tekanan yang
diberikan oleh air tersebut relatif kecil untuk menghancurkan batuan dibawahnya,
sehingga salah satu teori yang menyebabkan terjadinya gempa ini adalah sebelumnya
batuan dibawah air yang dibendung tersebut sudah tertekan terlebih dahulu oleh
lempeng yang ada sehingga penambahan sedikit tekanan tersebut akan menyebabkan
kehancuran pada batuan tersebut. Hal tersebut ditambah lagi dengan terisinya pori
pori batuan yang menyebabkan naiknya tekanan air pori dan menurunkan kekuatan
dari patahan. Perilaku ini dapat dilihat pada bendungan Koyna dimana di catat gempa
yang terjadi dan dihubungkan dengan ketinggian muka air pada bendungan.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gempa Induksi Akibat Bendungan Yang Besar
Hubungan antara ketinggian muka air dengan gempa lokal yang terjadi.

EARTHQUAKE FAULT SOURCES


Tipe Tipe Patahan

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Awal Patahan Gempa (Earthquake Fault Sources)
Hasil
pengamatan
lapangan
menunjukkan bahwa batuan yang satu tipe
akan mendesak batuan yang lainnya yang
berbeda tipe sehingga terlihat seperti
potongan, hal tersebut disebut sebagai
patahan (faults). Patahan dapat dilihat pada
gambar disamping dan dari gambar tersebut
terdiri dari dua jenis tipe batuan yang
berbeda. Patahan bervariasi mulai dari
beberapa meter hingga beberapa kilometer
dan digambarkan dalam peta geologi sebagai
garis lurus atau putus putus. Dalam masa
lampau terjadinya fault diakibatkan oleh
pergerakan diantara keduanya dimana bisa
bergerak secara perlahan maupun secara tiba
tiba (Earthquake).

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Awal Patahan Gempa (Earthquake Fault Sources)
Patahan bisa berbentuk inclined vertikal maupun horizontal seperti yang
terlihat pada gambar dibawah diambil pada tahun 1906. Patahan yang terjadi pada
gempa hampir seluruhnya berupa patahan dengan arah horizontal.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Awal Patahan Gempa (Earthquake Fault Sources)
Menurut teori tektonik lempeng, cangkang luar
bumi terdiri dari banyak lempeng kaku yang secara
tetap bergerak lambat relatif satu terhadap yang
lainnya. Selama 15 juta tahun terakhir, Patahan San
Andreas telah mejadi batas antara Lempeng Pasifik
dan Lempeng Amerika Utara. Selama waktu itu,
wilayah pantai California telah berpindah sejauh
300 km ke arah Barat Laut terhadap Amerika Utara.
Pada saat ini, Patahan SanAndreas bergerak
dengan kecepatan rata-rata 5 6 cm per tahun.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Awal Patahan Gempa (Earthquake Fault Sources)
Patahan San Andreas yang mencapai ribuan kilometer yang terlihat pada permukaan.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Klasifikasi patahan bergantung dari geometri dan arah dari terjadinya slip
relatif beberapa tipe dapat dilihat seperti dibawah ini, Dip ialah sudut yang dibentuk
oleh patahan dengan permukaan horizontalnya sedangkan Strike ialah arah yang
dibentuk oleh patahan yang terlihat dipermukaan relatif terhadap arah utara. StrikeSlip Fault bisanya disebut transcurrent fault, mengikutkan perpindahan batuan
kearah lateral, pararel terhadap strike. Bila kita berdiri pada salah satu sisinya dan
patahan bergerak dari arah kiri kekanan maka disebut sebagai right-lateral strike-slip
begitu pula sebaliknya.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Patahan dip-slip merupakan salah satu patahan yang pergerakannya paralel
terhadap dip dan memiliki perpindahan kearah vertikal, patahan normal merupakan
salah satunya dimana batuan diatas permukaan patahan berinklinasi dan bergerak
relatif masuk kebawah kedalam kerak bumi bagian dalam. Patahan dengan keadaan
slip hampir vertikal masuk kedalam kategori ini

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Reverse fault terjadi saat kerak diatas permukaan patahan miring bergerak
keatas relatif terhadap blok dibawah patahan. Patahan Trust masuk kedalam kategori
ini tetapi biasanya tidak diperbolehkan bila sudut patahanyya kecil. Dalam beberapa
kasus dip-slip bersamaan dengan strike slip, peristiwa ini biasa disebut oblique
faulting.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Tipe tipe patahan yang lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Tipe tipe patahan yang lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Tipe Tipe Patahan
Batasan Batasan Daerah Tipe Patahan

Seismic Waves
Tipe Tipe Gelombang Gempa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Ada tiga macam gelombang tetapi hanya dua yang mampu merambat pada
batuan, semakin cepat badan gelombang biasanya disebut sebagai primer atau PWave. Gerakannya sama dengan gelombang suara dimana pada salah satu sisi
mengembang yang lainnya menyempit.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Semakin lambat gelombang yang merambat pada batuan biasanya disebut
sebagai sekunder atau S-Wave, pada saat S-Wave merambat gelombang tersebut
memotong batuan sesuai dengan sudutnya pada arah rambatannya. Pada
permukaan tanah gelombang ini akan mengakibatkan pergerakan kearah vertikal
dan horizontal. S wave tidak dapat merambat pada lautan dan besarnya secara
signifikan akan direduksi oleh tanah yang liquefied (Tanah yang bersifat liquid).

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Kecepatan gelombang P dan S sangat bergantung dari kerapatan dan
properti elastis dari batuan dan tanah yang dilalui oleh gelombang tersebut. Pada
kebanyakan terjadinya gempa gelombang P dirasakan terlebih dauhulu baru
kemudian diikuti oleh gelombang S dengan pergerakan komponen yang signifikan
antara satu sisi dengan sisi yang lain dimana getaran pada tanah menyebabkan
getaran kearah vertikal dan horizontal.
Kecepatan dari gelombang P dan S diberikan dalam persamaan kerapatan
dan material elastis dan modulus elastisitas dan u akan menjadi modulus kekakuan
dan r merupakan kerapatan. Sehingga didapatkan persamaan untuk P - Wave dapat
dilihat sebagai berikut :
dan untuk S - Wave :

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Kecepatan gelombang P dan S sangat bergantung dari kerapatan dan
properti elastis dari batuan dan tanah yang dilalui oleh gelombang tersebut. Pada
kebanyakan terjadinya gempa gelombang P dirasakan terlebih dauhulu baru
kemudian diikuti oleh gelombang S dengan pergerakan komponen yang signifikan
antara satu sisi dengan sisi yang lain dimana getaran pada tanah menyebabkan
getaran kearah vertikal dan horizontal.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Gelombang yang ketiga pada gempa adalah gelombang permukaan
dimana pergerakannya dekat dengan permukaan, gelombang tersebut berhubungan
dengan riak air yang berjalan sepanjang danau. Kebanyakan gelombang ini berada
pada bagian terluar dan semakin dalam permukaan tersebut maka perpindahan
gelombang juga semakin kecil.
Gelombang permukaan bisa di dibagi menjadi dua tipe, yang pertama
disebut sebagai love wave, gelombang ini menggerakkan permukaan tanah dari satu
sisi ke sisi yang lainnya dalam arah horizontal, pergerakan gelombang ini seperti
gelombang S tapi tidak memiliki perpindahan kearah vertikal. Gelombang ini
bergerak kearah yang berbeda dengan arah gelombangnya.
Tipe yang kedua disebut dengan gelombang Rayleigh seperti gelombang
lautan yang bergulung gulung, batuan yang dirambati oleh gelombang rayleigh ini
akan bergerak secara vertikal dan horizontal pada bidang vertikal sebagai arah dari
gelombang pada saat merambat. Gelombang Love lebih cepat bila dibandingkan
dengan gelombang Rayleigh.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kuliah Rekayasa Gempa (TS 1440) Created By :Mudji Irmawan , Bambang Piscesa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Ilustrasi gelombang Tipe Love dan Rayleigh.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Seismograf adalah alat pencatat/peredam getaran gempa, Gambar atau rekaman
yang dihasilkan disebut sebagai seismogram. Variasi lain dari seismograf adalah
accelerograf khusus untuk merekam percepatan gerakan tanah, dan rekaman yang
dihasilkan disebut sebagai accelerogram.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Hasil pencatatan seismograph pada saat gempa terjadi.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Gelombang P dan S mencapai permukaan pada tanah, kebanyakan dari
energi tersebut direfleksikan kedalam kembali kedalam kerak, sehingga permukaan
yang dipengaruhi hampir secara bersamaan mengalami pergerakan gelombang
keatas dan kebawah. Dengan alasan tersebut maka perbesaran gelombang yang
bekerja pada permukaan dibesarkan hingga dua kali dari gelombang datang.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Gelombang P dan S
mencapai permukaan pada tanah,
kebanyakan dari energi tersebut
direfleksikan
kedalam
kembali
kedalam kerak, sehingga permukaan
yang dipengaruhi hampir secara
bersamaan mengalami pergerakan
gelombang keatas dan kebawah.
Dengan alasan tersebut maka
perbesaran gelombang yang bekerja
pada permukaan dibesarkan hingga
dua kali dari gelombang datang.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Gelombang Gempa (Seismic Waves)
Gelombang gempa pada semua tipe biasanya di redam pada saat
gelombang tersebut berjalan sesuai dengan properti non-elastis dari batuan dan
tanah. Atenuasi dari gelombang S lebih besar bila dibandingkan dengan gelombang
P, tetapi atenuasinya meningkat sepanjang frekuensi gelombang meningkat. Salah
satu parameter yang dapat mengukur peredaman (damping) disebut sebagai
parameter Q dengan amplitudo A dan pada panjang gelombang d dari sebuah
gelombang pada frekuensi f (Hz) dan kecepatan C didapatkan persamaan sebagai
berikut :

EARTHQUAKE DAMAGE MECHANISMS

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gempa bumi dapat merusakkan struktur dengan berbagai cara seperti :


Gaya gaya dalam yang terjadi akibat goncangan pada tanah yang cukup kuat.
Gempa yang menginduksikan terjadinya api (Volkanoes,electric short etc).
Terjadinya perubahan sifat sifat fisik dari tanah sebagai fondasi (consolidation,
settling dan liquefaction).
Akibat perpindahan patahan secara langsung pada daerah ditempat berdirinya
bangunan.
Akibat longsor, atau pergerakan permukaan yang lainnya.
Gempa yang menginduksikan gelombang air seperti tsunami aTau pergerakan air
pada bendungkan atau danau.
Terjadi perubahan besar besaran pada lempeng tektonik yang menyebabkan
elevasi permukaan berubah drastis.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Terjadinya perubahan sifat - sifat fisik dari tanah sebagao fondasi (Consolidation,
Settling dan Liquefaction)

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi

Akibat longsor, atau


pergerakan
permukaan yang
lainnya.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Terjadi perubahan besar besaran pada lempeng tektonik yang menyebabkan
elevasi permukaan berubah drastis

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa yang menginduksikan gelombang air seperti tsunami aTau pergerakan air
pada bendungkan atau danau

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa yang menginduksikan gelombang air seperti tsunami atau pergerakan air
pada bendungkan atau danau

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kegagalan brittle pada struktur yang
diakibatkan oleh ketidak sesuaian perencanaan dengan kondisi yang ada.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kegagalan brittle pada struktur yang
diakibatkan oleh ketidak sesuaian perencanaan dengan kondisi yang ada.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kegagalan brittle pada struktur yang
diakibatkan oleh ketidak sesuaian perencanaan dengan kondisi yang ada.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kegagalan brittle pada struktur yang
diakibatkan oleh ketidak sesuaian perencanaan dengan kondisi yang ada.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Mekanisme Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kegagalan brittle pada struktur yang
diakibatkan oleh ketidak sesuaian perencanaan dengan kondisi yang ada.

QUANTIFICATION OF EARTHQUAKE
Intensitas Dan Magnitudo

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Intensitas adalah ukuran kwalitatif gempa, yaitu dengan meninjau dampak gempa
pada suatu daerah tertentu.

Intentsitas menjadi ukuran yang relatif aas dasar pertimbangan :


(a) Seismisitas yang tinggi,
(b) Kepadatan penduduk daerahnya,
(c) Banyaknya bangunan tua yang tidak direncanakan tahan gempa.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Intensitas gempa dapat diukur dengan beberapa cara dan dengan melihat kerusakan
yang terjadi dapat diperkirakan besarnya intensitas gempa, pengukuran intensitas
gempa ini yang paling umum adalah menggunakan skala Mercali dimana
pengukuran intentsitas berdasarkan pengamatan dilapangan.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Magnitudo adalah ukuran kwantitatif besarnya gempa (kekuatan) yang didapatkan
pada amplitudo terbesar pada seismograf standar (Wood Anderson).

Dimana : M = Magnitudo dalam skala ricther


A = Amplitudo terbesar dari seismograf
A0 = Amplitudo seismograf standar
Terdapat hubungan antara magnitudo dengan energi, E yang dilepaskan :
Log E = 11.4+1.5 M [Ergs]
Atau :
Log E = 4.8+1.5 M [Joules]
Magnitudo dihitung dengan skala logaritmis, sehinga pada setiap peningkatan satu
satuan magnitudo terkandung pengertian energi gempa sepuluh kali lebih kuat.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Hubungan antara magnitudo dengan frekuensi pemunculan gempa :

Dimana : N = Banyaknya pemunculan gempa per-tahun


M = Magnitudo gempa dalam skala Richter
A & B = Konstanta konstanta
Menurut hasil penelitian :

A = 7.30 & B = 0.94 -> Untuk Indonesia


A = 5.37 & B = 0.94 -> Untuk P.Jawa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Antara intensitas dengan percepatan tanah gempa :

Dimana : a = Percepatan tanah dalam cm/det2


I = Intensitas gempa dalam MMI
Misalkan untuk : I = 8
Maka :
Log a = 0.33 x 8 0.5 =2.14
A = 10 ^ (2.14) = 138 cm/det 2 = 138/986 = 0.14 g

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Antara magnitudo, jarak fokus dan percepatan tanah :
(Donovan)
(Matuscha)
Dimana : a = Percepatan tanah dalam cm/det2
M = Magnitudo gempa dalam SR
R = Jarak fokus dalam km

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Bila besar gempa akan dibandingkan
secara global maka dibutuhkan
sebuah skala yang dapat digunakan
pada daerah yang padat penduduk
maupun tidak dan dengan beragam
macam tipe konstruksi. Oleh karena
itu pada tahun 1931 oleh Wadati
dibuat sebuah besaran gempa dan
kemudian
disempurnakan
oleh
Richter pada tahun 1935 di California.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Contoh rekaman gerakan tanah oleh gempa.

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Perhitungan skala Richter berdasarkan local magnitude (Ml), namun dalam
perkembangannya beberapa tipe pengukuran sesuai dengan jarak dan amplitudo
sudah diaplikasikan, beberapa diantaranya dapat dilihat sebagai berikut :
Surface Wave Magnitude (Ms):
Periode : 20 second
Epicentral Distance : 2000 km
Body Wave Magnitude (Mb):
Small Effect
Moment Magnitude (Mw) :
Shortcoming Of Ml,Ms,Mb
Accordance With Seismic
Moment (Mo)

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Kuantifikasi Gempa Bumi (Quantification Of Earth Quake)
Magnitude Saturation :
Skala Richter bersifat lokal dengan periode
0.5-1.5 Second, jarak ini berhubungan
dengan panjang gelombang 500 m 2 km,
walaupun secara teoritis tidak ada batas atas
dari skala Richter tetapi kekurangan
pengukuran terhadap kekuatan gempa yang
ada merupakan salah satu hal yang serius.

sa

CHAPTER 1 - THE NATURE OF EARTHQUAKE GROUND MOTION


Next Week
Earth Quake Source Models
Seismic Risk Evaluation
Earth Quake And Ground Motion Prediction
Earth Quake Ground Motion And Response Spectra

Anda mungkin juga menyukai