Anda di halaman 1dari 13

BAB 5

AGGREGATE PLANNING

5.1 Tujuan Praktikum


Tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah:
1. Mampu merencanakan produksi, inventori, dan sumber daya yang stabil
terhadap fluktuasi permintaan.
2. Mampu menentukan strategi perencanaan produksi yang layak dan dapat
meminimalkan total biaya produksi.
3. Memahami proses perencanaan agregat dan kapasitas dalam suatu industri.
5.2 Tugas Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Melakukan perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible Strategy.
2. Menganalisis perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible
Strategy.
3. Mengambil keputusan dari strategy yang terpilih.
5.3 Output
5.3.1 Informasi Umum
Perencanaan Agregat adalah perencanaan jangka menengah yang digunakan untuk
mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk memenuhi permintaan konsumen yang
didapatkan dari hasil proses peramalan permintaan. Proses perencanaan ini lebih
difokuskan pada product family, bukan pada masing-masing jenis produk. Sehingga
rencana produksi pada level agregat ini akan mampu meminimalkan biaya produksi
secara keseluruhan. Setelah itu dilakukan validasi hasil perencanaan agregat tersebut
terhadap kapasitas produksi yang tersedia.
Dalam melakukan perencanaan agregat, maka dibutuhkan data biaya produksi
dan juga data permintaan produk untuk 5 periode kedepan sebagai inputnya. Dibawah
ini adalah data permintaan selama 5 periode kedepan yang didapat dari peramalan
menggunakan metode terpilih yaitu metode Centre Moving Average (CMA).

Tabel 5.1 Data Permintaan Produk


Hasil Peramalan
Januari

Permintaan (unit)

3614

Februari
3614

Maret
3614

April
3614

Mei
3614

Rata-Rata
3614

Tabel 5.2 Data Biaya Produksi


Biaya-Biaya
Bahan baku

Holding costs

Biaya stockout

Hiring and training cost

Layoff costs (firing)

Biaya lembur (overtime)

Biaya pekerja

1800 per unit


600 per unit per bulan
12500 per unit per bulan
300 per perkerja
11500 per perkerja
2,5 per jam per pekerja
8 per jam

Lain-Lain
Inventori awal

225

unit

Waktu produktif/ pekerja/ hari

7,5

jam

Jam kerja yang dibayar/ pekerja

jam

Jumlah pekerja

orang

Waktu produksi

0,35

jam per unit

Jumlah unit per jam

2,857

unit per jam

Dari data biaya produksi dan permintaan total produk dapat dilakukan estimasi
kebutuhan produksi yakni sebagai berikut:
Tabel 5.3 Perhitungan data kebutuhan produksi
Perhitungan Data Kebutuhan Produksi
Jumlah hari

Januari
25

Februari
24

Maret
24

April
25

Mei
26

Jam/pekerja/bln

187,5

180

180

187,5

195

Unit/ pekerja

536

514

514

536

557
2

Perhitungan Data Kebutuhan Produksi


1600
1536
1536
$/pekerja/bln
Kapasitas Produksi Maksimum

3750

3600

3600

1600

1664

3750

3900

Rumus untuk perhitungan data (bulan Januari) diatas adalah sebagai berikut:

Jam/pekerja/bulan

Unit/pekerja

= waktu produktif pekerja/hari x jumlah hari


= 7.5 jam/hari x 25 = 187.5
= jumlah unit/jam x jam/pekerja/bln
= 2.857 x 187.5 = 536 unit/pekerja

$/pekerja/bulan

= biaya pekerja x jam kerja yang dibayar x jumlah hari


= $ 8 x 8 x 25 = 1600

Kapasitas produksi maksimum = jumlah pekerja x unit/pekerja


= 7 x 536 = 3750
5.3.2 Perhitungan dengan Level Strategy

Dalam strategi ini, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang terbatas dan jumlah
tenaga kerja yang tetap. Jumlah produksi bersifat tetap dan inventori yang timbul
dapat digunakan untuk memenuhi kelebihan permintaan produk pada periode tertentu.
Dari data biaya produksi dan permintaan total produk dapat dilakukan estimasi
kebutuhan produksi yakni sebagai berikut:
berikut:
Tabel 5.4 Perhitungan Level Strategy
Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Jumlah hari

25

24

24

25

26

Jam/pekerja/bln

187,5

180

180

187,5

195

Unit/ pekerja

536

514

514

536

557

$/pekerja/bln

1600

1536

1536

1600

1664

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Permintaan

3614

3614

3614

3614

3614

Inv. Awal

225

361

347

333

469

Net req.

3.389

3.253

3.267

3.281

3.145

Pekerja

Produksi

3.750

3.600

3.600

3.750

3.900
3

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Inv. Akhir

361

347

333

469

755

Surplus

361

347

333

469

755

Shortage

Tabel 5.5 Perhitungan Biaya Produksi Level Strategy


Biaya
Pekerja ($)

Januari
$11.200

Februari
$10.752

Maret
$10.752

April
$11.200

Mei
$11.648

Costs
$55.552

Bhn baku ($)

$6.750.000

$6.480.000

$6.480.000

$6.750.000

$7.020.000

$33.480.000

Holding cost ($)

$216.600

$208.200

$199.800

$281.400

$453.000

$1.359.000

Stockout cost ($)

$0

$0

$0

$0

$0

$0

Total

$34.894.552,00

Rumus untuk perhitungan biaya produksi (bulan Januari) diatas adalah sebagai
berikut:

Biaya pekerja

Biaya bahan baku

Holding cost

Stockout

= jumlah pekerja x biaya pekerja = 7 x $1,600


= $11,200
= produksi x $ bahan baku = 3,750 unit x $1,800
= $6,750,000
= surplus x $ holding cost = 361 unit x $600
= $216,600
= shortage x $ stockout
= 0 x 12,500 = $0

Dibawah ini merupakan grafik yang membandingkan produksi dengan kapasitas


produksi maksimum dalam metode Level Strategy.

Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi


(Level Strategy)

Kapasitas Produksi Maksimum

Produksi

Gambar 5.1 Grafik Level Strategy


5.3.3 Perhitungan dengan Chase Strategy
Dalam strategi ini, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang terbatas dan jumlah
tenaga kerja yang tetap. Jumlah produksi bersifat tetap dan inventori yang timbul
dapat digunakan untuk memenuhi kelebihan permintaan produk pada periode tertentu.
Dari data biaya produksi dan permintaan total produk dapat dilakukan estimasi
kebutuhan produksi yakni sebagai berikut:
Tabel 5.6 Perhitungan Chase Strategy
Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Jumlah hari

25

24

24

25

26

Jam/pekerja/bln

187,5

180

180

187,5

195

Unit/ pekerja

536

514

514

536

557

$/pekerja/bln

1600

1536

1536

1600

1664

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Permintaan

3.614

3.614

3.614

3.614

3.614

Inv. awal

225

Net req.

3.389

3.614

3.614

3.614

3.614

Produksi

3.389

3.614

3.614

3.614

3.614

Kebutuhan pekerja

Hired

Fired

0
5

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Pekerja

Inv. akhir

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya Produksi Chase Strategy


Biaya

Januari
$6.100.200

Februari
$6.505.200

Maret
$6.505.200

April
$6.505.200

Mei
$6.505.200

Costs
$32.121.000

Bhn baku ($)


Hiring cost ($)

$11.200,00

$12.288,00

$12.288,00

$11.200,00

$11.648,00

$58.624

$0,00

$300,00

$0,00

$0,00

$0,00

$300,

Firing cost ($)

$0,00

$0,00

$0,00

$11.500,00

$0,00

$11.500

Pekerja ($)

Total

$32.191.424

Rumus untuk perhitungan biaya produksi (bulan Januari) diatas adalah sebagai
berikut:

Biaya pekerja

Biaya bahan baku

Hiring cost

Firing Cost

= jumlah pekerja x biaya pekerja = 7 x $1,600


= $11,200
= produksi x $ bahan baku = 3,389 unit x $1,800
= $6,100,200
= jumlah pekerja tambahan x $ hiring cost = 0 x $300
= $0
= shortage x $firing cost
= 0 x $11,500 = $0

Dibawah ini merupakan grafik yang membandingkan produksi dengan kapasitas


produksi maksimum dalam metode Chase Strategy.

Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi


(Chase Strategy)

Kapasitas Produksi Maksimum

Produksi

Gambar 5.2 Grafik Chase Strategy


5.3.4 Perhitungan dengan Flexible Strategy
Strategi ini merupakan kombinasi antara level strategy dan chase strategy. Misalnya
sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi yang cukup, kemudian utilitas fasilitas
produksi dijadikan acuan dalam penentuan perencanaan agregat. Dalam kasus ini
jumlah pekerja bersifat tetap, namun jam kerja setiap pekerja memiliki variabilitas
yang disesuaikan dengan level permintaan produk.
Tabel 5.8 Perhitungan Flexible Strategy
Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Jumlah hari

25

24

24

25

26

Jam/pekerja/bln

187,5

180

180

187,5

195

Unit/ pekerja

536

514

514

536

557

$/pekerja/bln

1600

1536

1536

1600

1664

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Permintaan

3.614

3.614

3.614

3.614

3.614

Inv. Awal

225

361

347

333

469

Net req.

3.389

3.253

3.267

3.281

3.145

Pekerja

Produksi

3.750

3.600

3.600

3.750

3.900

Kekurangan produksi

Surplus

361

347

333

469

286
7

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Produksi lembur

Jam lembur/ pekerja/ hari

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Tabel 5.9 Perhitungan Biaya Produksi Flexible Strategy


Biaya
Pekerja ($)
Bahan baku
($)
Holding cost
($)
Biaya
Lembur ($)

Januari
$11.200

Februari
$10.752

Maret
$10.752

April
$11.200,

Mei
$11.648

Costs
$55.552

$6.100.2
00

$5.855.4
00

$5.880.6
00

$5.905.8
00

$5.661.
000

$29.403.0
00
$1.077.60
0
$0

$216.60
0

$208.200

$199.800

$281.400

$171.60
0

$0

$0

$0

$0

$0

Total

$30.536.1
52

Rumus untuk perhitungan biaya produksi (bulan Januari) diatas adalah sebagai
berikut:

Biaya pekerja

Biaya bahan baku

Holding cost

Overtime cost

= jumlah pekerja x biaya pekerja = 7 x $1,600


= $11,200
= produksi x $ bahan baku = 3,389 unit x $1,800
= $6,100,200
= surplus x $ holding cost = 361 unit x $600
= $216,600
= jumlah jam lembur/pekerja x $overtime cost
= 0 x $2,5
= $0

Dibawah ini akan disajikan grafik yang membandingkan produksi dengan kapasitas
produksi maksimum dalam metode flexible strategy

Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi


(Flexible Strategy)

Kapasitas Produksi Maksimum

Produksi

Gambar 531 Grafik Flexible Strategy


5.4 Analisis
5.4.1 Analisis Strategi
Penelitian ini menggunakan 3 strategi, yaitu level strategy, chase strategy dan flexible
strategy. Di dalam perhitungan untuk berbagai macam strategi tersebut, memiliki
metode perhitungan yang berbeda-beda. Maka kami akan menganalisa masing-masing
strategi yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Level Strategy
Penggunaan level strategy cukup berbeda dengan chase strategy. Perbedaan ini
ditunjukkan dengan jumlah pekerja dan produksi yang dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan. Pada chase strategy, jumlah pekerja dan produksi selalu berubahubah tergantung permintaan yang masuk ke perusahaan. Sedangkan pada level
strategy jumlah pekerja dan produksi tetap setiap bulannya. Jadi tidak
terpengaruhi oleh permintaan. Dengan jumlah yang tetap seperti itu,
kemungkinan untuk perusahaan mendapatkan surplus dalam produksinya cukup
besar. Hal ini menambah beban perusahaan untuk menanggung holding cost
yaitu biaya untuk inventory di gudang perusahaan. Holding cost yang harus
dikeluarkan perusahaan sebanyak $1.359.000. Selain itu untuk biaya pekerja dan
bahan bakunya dalam jangka waktu selama 5 bulan sebesar $55.552 dan $
$33.480.000. Untuk Stock out Cost dalam jangka waktu 5 bulan sebesar $0

karena tiap bulannya perusahaan tidak mengalami stockout. Sehingga total biaya
yang harus dikeluarkan apabila menggunakan strategi ini sebesar $ $34.894.552.
b. Chase Strategy
Dalam perhitungan Chase Strategy bagian produksi pada bulan Januari sebesar
3,389 didapatkan dari hasil pengurangan antara jumlah permintaan pada bulan
Januari sebesar 3,614 dikurangi dengan inventori awal sebesar 225. Jumlah
pekerja sebanyak 7 orang sebanyak 7 orang dengan tidak adanya penambahan
ataupun pengurangan pekerja.. Selanjutnya bagian produksi pada bulan Februari
sebesar 3,614 didapatkan dari hasil pengurangan antara jumlah permintaan
sebesar 3,614

dikurangi dengan inventori awal sebesar 0. Jumlah pekerja

sebanyak 8 orang orang yang sesuai dengan kebutuhan pekerja seharusnya maka
dilakukan penambahan pekerja sebanyak 1 orang supaya produksi dapat
memenuhi permintaan.. Bagian produksi pada bulan Maret sebesar 53,614
didapatkan dari hasil pengurangan antara jumlah permintaan sebesar 3,614
dikurangi dengan inventori awal sebesar 0. Jumlah pekerja sebanyak 8 orang
dengan tidak adanya penambahan ataupun pengurangan pekerja karena telah
dilakukan penambahan pekerja pada bulan sebelumnya. Bagian produksi pada
bulan April sebesar 3,614 didapatkan dari hasil pengurangan antara jumlah
permintaan sebesar 3,614 dikurangi dengan inventori awal sebesar 0. Jumlah
pekerja sebanyak 7 orang yang sesuai dengan kebutuhan pekerja supaya efektif
dan efisien maka dilakukan pengurangan pekerja sebanyak 1 orang. Sedangkan
untuk produksi pada bulan Mei sebesar 3,614 didapatkan dari hasil pengurangan
antara jumlah permintaan sebesar 3,614

dikurangi dengan inventori awal

sebesar 0. Jumlah pekerja sebanyak 7 orang yang sesuai dengan kebutuhan


pekerja.
Untuk perhitungan biaya produksi chase strategy jumlah produksi mengikuti
jumlah permintaan yang masuk perusahaan. Sedangkan kebutuhan pekerja
mengikuti jumlah yang harus diproduksi perusahaan dalam waktu sebulan.
Tentunya produksi tersebut tetap harus memperhatikan permintaan konsumen.
Sehingga di dalam penggunaan strategi ini tidak mungkin ada surplus atau
kelebihan produksi dikarenakan produksi yang dilakukan perusahaan sama
dengan jumlah permintaan yang datang ke perusahaan dikarenakan strategi ini
berfilosofi zero inventory atau meniadakan inventori. Kemudian biaya untuk
10

inventori perusahaan tidak ada jadi bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang terus
berubah tiap bulannya, maka jumlah pekerja yang dibutuhkan perusahaan selalu
mengalami perubahan tergantung jumlah permintaan yang akan di produksi.
Untuk biaya bahan baku total biaya yang diperlukan sebesar $32.121.000,00.
Memberikan gaji kepada pekerja untuk 5 bulan produksi sebesar $58.624,00.
Total hiring costs sebesar $300,00 dan sedangkan total firing cost sebesar
$11.500,00 . Jadi total biaya yang diperlukan apabila menggunakan strategi ini
adalah $32.191.424,00 .
c. Flexible Strategy
Flexible strategy merupakan penggabungan dari 2 strategi sebelumnya, yaitu
Level Strategy dan Chase Strategy. Di dalam flexible strategy ini jumlah pekerja
yang digunakan setiap bulannya tetap. Sedangkan produksi yang dapat
diproduksi oleh perusahaan tergantung pada jumlah unit yang mampu
diproduksi oleh masing-masing pekerja setiap bulannya. Jadi setiap bulan
produksi yang dapat dihasilkan perusahaan berbeda-beda jumlahnya. Hal ini
dapat mengakibatkan surplus dan kelebihan produksi pada perusahaan dan pada
perusahaan tiap bulannya selalu terdapat surplus. Ini disebabkan oleh produksi
yang dilakukan perusahaan tidak sebanding dengan permintaan, permintaan
yang didapat oleh perusahaan selalu lebih sedikit dibandingkan produksi yang
bisa dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan tidak melakukan produksi
lembur dan memberi tambahan lembur kepada pekerjanya yang membuat biaya
yang dikeluarkan perusahaan tidak naik atau perusahaan tidak mengeluarkan
biaya lebih untuk pekerjaan lembur. Untuk biaya pekerja sebesar $55.552,00
untuk biaya lembur pekerja sebesar $. Biaya bahan baku sebesar $
$29.403.000,00 untuk holding cost perusahaan mengeluarkan biaya sebesar
$1.077.600,00 . Sehingga total seluruh biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan apabila menggunakan strategi ini sebesar $30.536.152,00.
5.4.2 Analisis Fisibilitas
a. Grafik Level Strategy
Pada penggunaan level strategy jumlah pekerja dan produksi yang dilakukan
oleh perusahaan jumlahnya selalu konsisten setiap bulannya. Hal ini dapat
11

menjaga kapasitas produksi perusahaan agar selalu stabil. Perusahaan dapat


menyimpan surplus produksi untuk mengantisipasi adanya permintaan berlebih
pada periode selanjutnya. Tetapi hal yang menjadi kekurangan dalam level
strategy ini adalah perusahaan harus menanggung biaya inventori untuk surplus
produksi tersebut. Selain itu biaya pekerja yang harus dikeluarkan dapat
direncanakan lebih matang, karena jumlah pekerjanya tetap setiap bulannya.
b. Grafik Chase Strategy
Penggunaan chase strategy sangat bergantung kepada jumlah permintaan yang
diterima oleh perusahaan. Semakin banyak permintaan yang diterima, maka
semakin banyak pula jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Ini dapat
mengganggu biaya pekerja yang setiap bulannya tidak terduga, dikarenakan
setiap bulannya harus melakukan hired dan fired terhadap pekerja dengan
jumlah yang berbeda. Tetapi keuntungan dengan menggunakan strategi ini tidak
ada biaya inventori yang dikeluarkan, sehingga bisa lebih menekan biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan. Karena produksi perusahaan selalu seimbang
dengan permintaan yang diterima.
Berdasarkan gambar grafik 5.2 Chase Strategy, dapat diketahui bahwa
kapasitas produksi maksimum pada bulan Februari dan Maret rendah
dibandingkan dengan produksi seharusnya, sehingga perusahaan kekurangan
stock produk akhir. Maka dari itu, perusahaan harus memiliki kebijakan saat
tenaga kerja berlebih dilakukan penambahan tenaga kerja, dan bila tenaga kerja
berlebih maka dilakukan pemecatan.
c. Grafik Flexible Strategy
Penggunaan flexible strategy adalah penggabungan dari 2 strategi diatas.
Strategi ini cukup flexible untuk dilakukan oleh perusahaan. Tetapi pekerja di
dalam strategi ini akan selalu tetap. Apabila menggunakan strategi ini, dapat
terjadi surplus atau kekurangan produksi. Sehingga beban perusahaan semakin
besar, yaitu untuk menanggung biaya surplus dan biaya lembur akibat adanya
kekurangan produksi. Sehingga pekerja pun dituntut untuk bisa lembur untuk
memenuhi permintaan yang masuk kepada perusahaan.
Berdasarkan gambar grafik 5.3 Flexible Strategy diatas, dapat diketahui bahwa
kapasitas produksi maksimum untuk 5 bulan kedepan setara dengan produksi,
Sehingga pekerja pun tidak dituntut untuk bekerja lembur.
12

5.5 Kesimpulan
Berdasarkan dari total biaya produksi, strategi yang terbaik adalah Flexible Strategy
karena pada strategi ini biaya yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya terendah
yaitu sebesar $30.536.152,00 dibandingkan dengan Chase strategy maupun Level
Strategy yang biayanya $32.191.424,00 dan

$34.894.552,00. Disisi lain juga

perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar dan pekerja tidak dituntuk bekerja
lembur, hal tersebut didukung grafik kapasitas produksi maksimum setara dengan
produksi.

13

Anda mungkin juga menyukai