Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penggunaan pestisida untuk membasmi hama serangga yang saat ini banayak dipakai
adalah jenis insektisisda biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida
biologi (mikroorganisme pengendali jamur). Insektisida biologi dapat dibuat dari beberapa
macam tumbuhan, hewan, bahkan mikroorganisme. Insektisida mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pertanian dan perindustrian, khususnya untuk melindungi hasil
pertanian. Meskipun demikian, penggunaan insektisida yang tidak terbatas selama beberapa
dekade telah mengakibatkan dampak yang negatif terhadap lingkungan dan spesies nontarget. Selain itu, insektisida kimia dengan dosis dan frekuensi yang tinggi menjadikan
serangga vektor penyakit menjadi resisten terhadap insektisida kimia yang menyebabkan
serangga target tetap hidup dan merusak hasil-hasil pertanian. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, maka bioinsektisida merupakan salah satu alternatifnya.
Mikroorganisme yang dapat berfungsi sebagai bionsektisida yaitu bakteri dan virus.
Virus merupakan mikroorganisme yang memberi harapan sebagai pemberantas hama atau
pengendali hama. Virus hanya bekerja terhadap satu atau beberapa spesies dan tidak merusak
organism lain dalam lingkungannya. Namun kendala dari pengembangan virus adalah harus
dikembangkan pada inang yang hidup, yang berarti harus memelihara spesies tersebut. Dari
kendala pengembangan virus tersebut menimbulkan banyak insktisida kimia yang diproduksi
dan telah beredar di masyarakat. Namun penggunaan insektisida kimia secara terus menerus
untuk membasmi hama serangga dapat menyebabkan hama serangga tersebut menjadi kebal
(resisten), Tetapi dengan insektisida bakteri yang dibuat secara bioteknologi maka problem
resisten ini dapat diatasi. Selain itu, insektisida bakteri ini tidak berbahaya terhadapa
lingkungan. Salah satu jenis bakteri yang digunakan untuk membuat insektisida adalah
Bacillus thuringiensis aizawai.
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui proses produksi bioinsektisida menggunakan
bakteri Bacillus thuringensis aizawai. Proses produksi bioinsektisida tersebut meliputi
kultivasi padat dan kultivasi cair. Tujuan lainnya yaitu melakukan pengujian terhadap
beberapa parameter, diantaranya uji pH, OD (Optical density), biomassa, dan VSC (Viable
Spore Count).
PEMBAHASAN
Dalam kultivasi padat, bahan baku untuk media kultivasi B. thuringiensis menggunakan
onggok. Onggok merupakan hasil sampingan industri tapioka berbentuk padat yang
bersumber dari unit ekstraksi. Onggok masih mengandung pati yang cukup tinggi, selain itu
juga mengandung karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon. Selain
karbohidrat, terdapat kandungan protein yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen.
B. thuringiensis untuk pertumbuhan sel vegetatif dan menghasilkan endotoksin, selain
membutuhkan sumber karbon dan nitrogen juga membutuhkan mineral seperti Ca, Mg, Mn,
Fe, dan Zn. Onggok juga mengandung mineral seperti yang diterangakan Ikawati (2006)
bahwa kandungan zat gizi pada onggok adalah 0,033% lemak kasar, 0,01% Ca, dan 0,033%
Phospor. Komponen mineral yang sangat penting dalam produksi protein kristal adalah

kalsium. Ion Ca selain berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan endotoksin juga
berfungsi menjaga kestabilan spora terhadap panas. Berikut komposisi kimia onggok
Tabel 1 Komposisi Kimia Onggok

Sumber: Ikawati (2006).


Berdasarkan hasil pengamatan, selama kultivasi berlangsung terjadi perubahan pH.
Perubahan ini disebabkan oleh adanya perubahan kesetimbangan ion hidrogen yang terjadi
akibat pengaruh pembentukan produk. Menurut Benoit et al (1990) selama kultivasi B.
thuringiensis dapat menghasilkan asam laktat, asam piruvat, asam asetat dan poli--hidroksi
butirat. Pada saat awal kutivasi, pH adalah 6,5. Nilai pH tersebut tetap sama sampai pada
kutivasi 24 jam. Ketika kutivasi 48 jam nilai pH berubah naik menjadi 8. Nilai pH tersebut
tetap sama sampai pada kultivasi 96 jam. Pada saat kultivasi 72 jam, nilai pH turun menjadi
menjadi 6. Kondisi ini masih memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Menurut Bernard dan
Utz (1993) kondisi optimum untuk pertumbuhan B. thuringiensis adalah pada pH 5.5-8.5. B.
thuringiensis selama kultivasi dapat menghasilan amilase (Bakri et al. 2012). Oleh karena itu
pati yang terdapat pada media akan terhidrolisis dan berubah menjadi glukosa sehingga
mudah dikonsumsi oleh bakteri. Selanjutnya melalui proses metabolism yang ada di dalam
sel, melalui proses glikolisis glukosa dirubah menjadi asam organik. Selain enzim amilase
(Ling et al. 2012). B. thuringiensis juga dapat menghasilkan selulase yang dapat
menghidrolisis komponen selulosa menjadi fermentable sugars, selanjutnya glukosa akan
diubah menjadi asam. Jumlah dan jenis karbohidrat dalam media akan mempengaruhi
terbentuknya jumlah asam organik, semakin tebal media jumlah karbohidrat dan serat
semakin tinggi, maka akan menghasilkan asam organik lebih banyak yang menyebabkan pH
media akan semakin rendah.
Selama kultivasi berlangsung sel akan mengkonversi sumber karbon menjadi biomassa,
produk, CO2 dan H2O. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula dan
penyusutan bobot kering substrat. Berdasarkan hasil pengamatan, dengan bobot blanko 56,58
gram, bobot hasil pengeringan saat awal kultivasi adalah 17,09 gr. Pada kultivasi 24 jam,
bobot hasil pengeringan adalah 16,54 gr. Pada kultivasi 48 jam, bobot hasil pengeringan
adalah 25,91 gr. Pada kultivasi 72 jam, bobot hasil pengeringan adalah 15,02 gr. Pada
kultivasi 96 jam, bobot hasil pengeringan adalah 49,30 gr. Hasil ini menunjukan semakin
lama kultivasi, semakin rendah bobot hasil pengeringan. Namun pada kultivasi terakhir (96
jam) didapatkan bobot hasil pengeringan yang lebih tinggi. Pada awal kultivasi terjadi
penyusutan bobot yang lambat, baru pada jam selanjutnya mengalami penurunan yang tinggi
sesuai dengan berkurangnya kadar karbohidrat, karna pada tahap awal baru terjadi proses
penguraian pati menjadi senyawa yang lebih sederhana, baru kemudian dikonsumsi oleh B.
thuringiensis. Disamping itu ketersediaan enzim amilase yang semakin banyak menyebabkan
pati terurai menjadi gula sederhana berlangsung lebih cepat (Purnawati 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Bakri Y., Ammouneh H., El-Khouri S., Harba M., Thonart P. 2012. Isolation and
Identification of A New Bacillus strain for Amylase Production. Research in Biotechnol
Vol3(6) Hal: 51-58.
Benoit LG., Wilson GR., Baugh CL. 1990. Fermentation During Growth and Sporulation of
Bacillus thuringiensis HD-1. Dalam Lett Appl Microbiol Vol 10(1) Hal :15-16.
Bernhard K., Utz R. 1993. Production of Bacillus thuringiensis Insecticide for Experimental
and Commercial Uses. Dalam Enwistle PF, Cory JS, Bailey MJ, Higgs S, editor. Bacillus
thuringiensis An Enviromental Biopesticide : Theory and Practice. Chichester : John
Wiley and Son : 255-266.
Ikawati. 2006. Karakteristik kimia fisika Onggok. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?
id=1691. (11 Mei 2016).
Ling L., Xianzhao K., Hao Y., Danni W. 2012. Characterization of Extracellular CelluloseDegrading Enzymes From Bacillus thuringiensis Strains. Dalam Jurnal Biotechnol Vol
15(3) Hal: s1-5.
Purnawati R. 2014. Proses Produksi Bioinsektisida Bacillus thuringiensis Isolat Lokal
Menggunakan Limbah Agroindustri pada Kultivasi Media Padat. Skripsi. Bogor (ID):
Sekolah Pascasarjana IPB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Uu2 2011bt
    Uu2 2011bt
    Dokumen12 halaman
    Uu2 2011bt
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Permasalahan Desa
    Permasalahan Desa
    Dokumen1 halaman
    Permasalahan Desa
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • PKN Sma-Ma Kelas X
    PKN Sma-Ma Kelas X
    Dokumen308 halaman
    PKN Sma-Ma Kelas X
    Pradnya Paramita
    67% (6)
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • 1638 5537 1 PB PDF
    1638 5537 1 PB PDF
    Dokumen7 halaman
    1638 5537 1 PB PDF
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Mentri
    Mentri
    Dokumen1 halaman
    Mentri
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Perpres No 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Indonesia PDF
    Perpres No 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Indonesia PDF
    Dokumen8 halaman
    Perpres No 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Indonesia PDF
    nano nano
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Bagian Cipay Aja
    Bagian Cipay Aja
    Dokumen2 halaman
    Bagian Cipay Aja
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Rosin
    Rosin
    Dokumen3 halaman
    Rosin
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen7 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Bagian Cipay Aja
    Bagian Cipay Aja
    Dokumen2 halaman
    Bagian Cipay Aja
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah Latihan UAS
    Tugas Kuliah Latihan UAS
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kuliah Latihan UAS
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Syifa Nurfadilah Rajbiani F34130111 K2
    Syifa Nurfadilah Rajbiani F34130111 K2
    Dokumen1 halaman
    Syifa Nurfadilah Rajbiani F34130111 K2
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah 1
    Tugas Kuliah 1
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kuliah 1
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah 3
    Tugas Kuliah 3
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kuliah 3
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah 2
    Tugas Kuliah 2
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kuliah 2
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kuliah Latihan UAS
    Tugas Kuliah Latihan UAS
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kuliah Latihan UAS
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • 1 Jam Saja
    1 Jam Saja
    Dokumen1 halaman
    1 Jam Saja
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • 1000 Tahun Lamanya
    1000 Tahun Lamanya
    Dokumen1 halaman
    1000 Tahun Lamanya
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Zapin
    Zapin
    Dokumen1 halaman
    Zapin
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ke 2 (Konten 1 + Penutup)
    Laporan Ke 2 (Konten 1 + Penutup)
    Dokumen3 halaman
    Laporan Ke 2 (Konten 1 + Penutup)
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Dokumen1 halaman
    Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Biond 1
    Laporan Biond 1
    Dokumen20 halaman
    Laporan Biond 1
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Bioindustri II
    Laporan Bioindustri II
    Dokumen14 halaman
    Laporan Bioindustri II
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Konten 5 + Pendahuluan
    Konten 5 + Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Konten 5 + Pendahuluan
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Dokumen1 halaman
    Lampiran Pemurnian Minyak Atsiri
    Syifa Nurfadilah Rajbiani
    Belum ada peringkat