Anda di halaman 1dari 2

2.

israiliyat berdasarkan kategori kesesuain atau ketidak sesuainya dengan


ajaran islam
a. israiliyat yang sesuai dengan ajaran islam
contohnya adalah riwayat dari abu said alkhudri, bahwa rasulullah saw.
Bersabda: bumi pada hari kiamat menjadi sepotong roti yang digenggam oleh
allah yang maha perkasa dengan tanganya, sebagaimana salah seorang diantara
kamu menggenggam sepotong roti ketika bepergian, sebagai persinggihan bagi
penduduk surga lalu datanglah seorang yahudi seraya berkata: semoga allah
memberkatimu wahai abu qosim (kunya,sebutan rasulullah saw). Maukah kamu
saya beri tahukan tentang persinggihan penduduk surga? rasulullah menjawab:
ya orang yahudi ini berkata: bumi itu menjadi sepotong roti (sebagaimana
dikatakan rasulullah saw) lalu rasulullah menoleh kepada para sahabat,
kemudian tertawa sampai terlihat gigi gerahamnya.
b. israiliyat yang berbeda dengan ajaran islam
contohnya adalah apa yang dinisbahkan orang-orang yahudi kepada nabi harun
yang membuat anak sapi jantan untuk bani israil dan mengajak mereka
menyembelihnya.
c. israiliyat yang didiamkan oleh syariat (mauquf)
israiliyat semacam
ini didiamkan(tidak dibenarkan/disalahkan) karna tidak
terdapat pada suatu pernyataan, baik dari al-quran maupun hadits nabi saw.
Yang mendukung atupun yang membatahnya. Contohnya adalah apa yang ditulis
ibn katsir dalam tafsirnya dari cerita israiliyat seoutar rincian sapi betina bani
israil yang bermula dari pembunuhan laki-laki demi pamannya, kemudianya
tuntutanya terhadap orang lain atas keputusanya, penyembelihan sapi betina
yang disembelih, dan pemberitahuan dari orang-orang yang hidup kembali
tentang orang yang membunuhnya.
D. pandangan ulama tentang israiliyat
Ada beberapa ulama yang memberikan pendapat tentang pengambilan
atau periwayatan israiliyat dalam tafsir al-quran diantaranya:
1. Ibnu taimiyah
Ibnu taimiyah dalam kitabnya muqaddiman fi ushul at-tafsir halamn 2628 yang dikutip oleh Dr. Husen az-Zashabi, membagi cerita- cerita tentang
israiliyat kepada tiga macam, yaitu cerita-cerita yang dibenarkan islam,
cerita-cerita yang bertentangan dengan islam, dan cerita-cerita yang
islam tidak membenarkanya, tetapi juga tidak menyalahkanya.
Menurutnya tang boleh diterima hanyalah cerita-cerita israiliyat yang
pertama. Penerimaanya bukan untuk itikad akan tetapi hanya untuk
istisyad. Sementara dua lainya pada intinya tidak boleh diambil.
2. Ibnu katsir
Ibnu kastir membagi israiliyat kepada tiga macam:
a. Cerita-cerita yang sesuai kebenaranya dengan al-quran, berarti cerita
itu benar. Dalam hal ini cukuplah quran yang menjadi pegangan.

Klaupun diambil, cerita tersebut hanyalah sebagai bukti adanya saja,


bukan untuk dijadikan pegangan atau hujjah.
b. Cerita yang terang-terangan dusta, karena menyalahi ajaran islam.
Cerita serupa ini harus ditinggalkan, karena menurutnya merusak
aqidah kaum muslimun.
c. Cerita yang didiamkan (maskut anhu), cerita serupa tidak boleh
dipercaya dan tidak boleh umat islam mendustakanya. Misalnya namanama ashhabul kahfi dan jumlahnya. Namun, cerita tersebut boleh
diriwayatkan dengan hikayat.
3. Ibnu masud dan ibnu abbas
Kedua tokoh ini mengatakan bahwa meriwayatkan kisah-kisah israiliyat
boleh. Ternyata keduanya banyak meriwayatkan aqwal ahli al-kitab 56 dari
empat orang yang terkenal yang sudah masuk islam, kanal
akhbari,wahab bin munahab, abdullah bin salam, dan tamim. Dari empat
orang ini terkenal tidak membuat kisah palsu. Cerita yang disampaikan
kepada para muslimin itu benar. Pada hakikatnya kesalahan itu sering
terjadi bukan pada mereka, akan tetapi pada perawi-perawi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai