Sekitar 3100 SM, Mesir kuno terdiri atas dua kerajaan. Di utar
a, orang-orang di sekitar Delta Nil membentuk kerajaan Mesi
r Hilir. Sementara di selatan, Mesir Hulu membentang hingga
arung jeram (katarak) pertama Sungai Nil. Menurut legenda,
raja Mesir Hulu saat itu disebut Menes. Beberapa sejarawan
berpikir bahwa Menes mungkin adalah orang yang sama den
gan raja yang disebut Narmer. Narmer berhasil menguasai M
esir Hilir dan menyatukan dua daerah itu menjadi satu keraja
an. Dengan penyatuan ini, peradaban Mesir kuno dimulai.
Periode besar pertama dari sejarah Mesir kuno disebut Keraj
aan Lama. Periode ini berlangsung dari sekitar 2650 SM sam
pai sekitar 2150 SM. Selama periode itu, Mesir membentuk p
emerintahan pusat yang kuat dan dipimpin oleh seorang raja
. Para penguasa awal mendirikan kota Memphis yang terletak
di perbatasan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir.
Pada sekitar 4000 tahun yang lalu bangsa Mesir terkenal sebagai bangsa
yang telah memiliki kebudayaan tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan pen
ibggalan-peninggalannya. Sampai saat ini, kebudayaan Mesir masih dikag
umi oleh para ahli, baik dari segi mutu seni bangunannya maupun kekaya
an rohaniahnya. Hal ini menjadi petunjuk bahwa, suatu bangsa yang dapa
t menciptakan kebudayaan tinggi adalah bangsa yang dalam jiwanya mem
iliki martabat kehidupan serta cita-cita yang tinggi pula, seperti bangsa M
esir itu.Tidak heran apa yang dikemukakan oleh seorang ahli kebudayaan
Mesir Kuno yang bernama J. Perry dalam bukunya "The Children of the S
un". Beliau mengemukakan suatu kesimpulan bahwa kebudayaan Mesir K
uno itu merupakan sumber kebudayaan yang menyebar keseluruh dunia.
Kebudayaan rohani bangsa Mesir adalah berupa agama yang menjadi pen
dorong utama timbulnya kebudayaan materiil yang tinggi yang dapat kita
saksikan sampai saat ini.
Farao (Fir'aun atau raja-raja) serta rakyatnya dari zaman ke zaman terikat
oleh tradisi-tradisi agama mereka yang kuat. Pengaruh agama dalam kehi
dupan bangsa Mesir Kuno sangat berurat dan berakar. Agama itu menjadi
Weltan Schaung (filsafat hidup) bangsa itu sendiri dalam segala lapangan
kehidupannya.
6) Bertuhan satu
Pada abad XIV s.M., telah mulai ada gerakan untuk
menghapuskan penyembahan terhadap beberapa
Tuhan atau dewa di Mesir. Pada pertengahan aba
d ini diwaktu kebesaran kota Thebe, seorang raja
bernama Amenhotep IV dari dynasti XVIII , menga
dakan perubahan dalam lapangan agama.
Dr. Ghallab mengatakan, bahwa Ekhnaton mengak
ui dirinya sebagai nabi Aton dan hanya dialah yan
g dapat menyampaikan permohonan rakyat kepad
anya.
REFERENSI
Moh. Rifai , Perbandingan Agama
HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama Aga
ma Besar.