Anda di halaman 1dari 1

Implikasi Keperawatan

Emergency Severity Index (ESI) adalah sistem triase yang mengelompokkan pasien ke dalam
lima level berjenjang. Sistem ESI mampu mengatasi kondisi IGD yang padat dan tidak
terprediksi dan menjadikan sumber daya yang ada terbenam dalam kepadatan pasien yang
masuk. Sistem ESI dapat diterapkan di sebagian besar IGD di Indonesia karena pada sistem ini
perawat triase dipandu untuk melihat kondisi dan keparahan tanpa harus menunggu intervensi
dokter, pertimbangan pemakaian sumber daya memungkinkan IGD memperkirakan kebutuhan
tempat tidur dan sistem triase ESI menggunakan pengkajian skala nyeri 1-10 dan pengukuran
tanda vital yang secara umum dipakai di Indonesia.
Namun untuk menerapkan system ESI ini dibutuhkan kemampuan perawat triase supaya aplikasi
sistem ESI berjalan dengan baik. Pasien yang masuk digolongkan dalam ESI 1 sampai ESI 5
sesuai pada kondisi pasien dan sumber daya rumah sakit yang diperlukan oleh pasien. Kategori
ESI 2 dan ESI 3 mengharuskan perawat triase mengetahui secara tepat sumber daya yang
diperlukan. Contoh sumber daya adalah pemeriksaan laboratorium, pencitraan, pemberian cairan
intravena, nebulisasi, pemasangan kateter urine, dan penjahitan luka laserasi. Pemeriksaan darah,
urine, dan sputum yang dilakukan bersamaan dihitung satu sumber daya. Demikian pula CT Scan
kepala, foto polos thorax, dan foto polos ekstremitas. Sehingga perawat IGD dengan system ESI
perlu dibekali dengan pelatihan triase secara spesifik.

Anda mungkin juga menyukai