Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Hilfi Radifan Pandia 1506668271

Pengelolaan Bencana 8

Resume Pleno 2
QBD 3
Prinsip kode etis yang harus diterapkan selama bencana adalah:
Kemanusiaan
Setiap orang mempunyai hak untuk menerima bantuan dan menawarkan bantuan.
Setiap orang juga berkewajiban dalam mengurangi penderitaan orang lain
Nondiskriminatif
Dalam memberikan bantuan, perihal SARA harus dikesampingkan.
Tidak dipengaruhi oleh kepentingan agama dan politik
Tidak menjadi alat kebijakan pemerintah asing
Harus menghargai adat istiadat/budaya setempat
Respons bencana dibangun berdasarkan kapasitas lokal
Penerima bantuan sebaiknya diikutsertakan dalam mengatur bantuan
Pertolongan yang diberikan sebisa mungkin mengurangi kerentanan untuk bencana
yang sama di masa mendatang
Keterbukaan
Korban tidak dianggap sebagai objek semata
Efek bencana terhadap korban dibagi menjadi 2, yaitu material dan nonmaterial. Material
contohnya adalah kehilangan harta benda, sedangkan nonmaterial dapat berupa trauma pada
korban bencana. Trauma bisa dibagi berdasarkan lama reaksinya muncul. reaksi segera terjadi
dalam jangka waktu 24 jam, korban akan merasa gelisah, cemas, panik, dan tegang. Reaksi
segera ini normal terjadi pada korban bencana. Di lain hal, trauma reaksi jangka panjang
ditandai dengan adanya ketakutan dan kesiagaan yang berlebihan.
Langkah-langkah dalam mengatasi dampak psikologis bencana adalah mengadvokasi korban,
mengintervensi keluarga, terapi kritis, mengajak partisipasi korban dalam suatu kegiatan, dan
mediasi serta delokasi fasilitas.
Penyakit mental bisa disebabkan oleh beberapa hal, contohnya: takut bencana susulan terjadi,
pengalaman psikologis yang traumatis, dan kebutuhan pokok yang kurang terpenuhi.
Sedangkan masalah psikososial dapat disebabkan karena gangguan hubungan dan
kecemburuan sosial.
Dalam penanganan bencana, pertama kali harus memobilisasi tim reaksi cepat dalam kurun
waktu 0-24 jam sejak bencana terjadi. Dalam tim ini terdapat tim untuk melayani medik,
epidemiologi surveilans, dan petugas komunikasi. Selain, tim reaksi cepat, ada juga tim
penilaian cepat dan tim bantuan kesehatan yang juga perlu dimobilisasi.
Peran tenaga kesehatan:
Anestesiolog: menstabilkan kondisi pasien
Apoteker: memberikan dan mengatur dosis obat yang tepat
Perawat: mengevaluasi kebutuhan korban
Ahli kesmas: memantau epidemi
Ahli gizi: memantau gizi korban
Psikiatri: memperhitungkan perbedaan SARA
Relawan sukarelawan : secara ikhlas membantu, menolong.

Muhammad Hilfi Radifan Pandia 1506668271


Pengelolaan Bencana 8
Dampak bencana terhadap relawan dibagi menjadi 2, medis dan psikologis. Contoh dari
medis misalnya bisa jadi relawan menjadi korban pada bencana susulan ataupun tertular
penyakit. Contoh dari psikologis adalah vicarios trauma yang disebabkan terlalu bersimpati
atau terbebani rasa bersalah kepada korban.
Prinsip kerja relawan: prioritas, ikhlas, cepat dan tepat, transparansi, koordinasi, kemitraan,
akuntabilitas, dan pemberdayaan.
Hak-hak relawan adalah dilindungi hukum dalam melaksanakan tugas, mendapatkan
pelatihan untuk meningkatka kapasitas individu, dan mendapatkan pengakuan serta tanda
pengenal.
Kewajiban relawan adalah menaati prosedur yang berlaku dan melaksanakan asas panca
dharma.
Dilema etik yang akan dialami oleh relawan bisa karena interaksi dengan pasien, sesama
relawan, masyarakat, pemberi bantuan, dan pembuat kebijakan.
QBD 4

Banjir bandang
Untuk pencegahan dapat dilakukan pertemuan untuk perencanaan, meningkatkan
kesadaran masyarakat, mempromosikan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
bencana, menyiapkan tempat pengungsian dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat bagaimana menolong diri sendiri.
Respons pada saat terjadi banjir bandang adalah mengevakuasi diri-sendiri, tetap
mempebaharui informasi, bersiap mengungsi, pindahkan barang-barang ketempat
yang lebih aman, dan padamkan listrik dan gas.
Kegiatan yang dapat dilakukan pasca-bencana adalah memberikan pertolongan medis,
rekonstruksi dan rehabilitasi, serta membersihkan lingkungan sekitar.
Gempa bumi
Sebelum terjadi bencana, hal-hal yang dapat dipersiapkan adalah menyiapkan
kebutuhan-kebutuhan pokok yang mungkin diperlukan saat bencana, mempelajari
P3K, menata barang-barang sedemikian rupa agar pada saat gempa masih aman,
menentukan titik berkumpul, dan simpan dokumentasi penting di tempat yang aman.
Saat terjadi bencana, kita harus tetap tenang, jaga jarak dari benda-benda yang
berbahaya, dan berhenti jika sedang berkendara.
Setelah bencana berakhir, periksa diri sendiri terlebih dahulu, periksa sumber gas,
listrik, dan air, jauhi gedung yang rusak, jauhi pantai karena mungkin tsunami akan
terjadi, dan tetap perbaharui informasi
Gunung meletus
Mitigasi yang dapat dilakukan adalah membangun bangunan tahan gempa di wilaya
sekitar gunung berapi. Pada bagian nonstruktural, harus dibuat peraturan terkait
pemukiman di wilayah gunung berapi, mengembangkan wawasan terkait bencana
kepada masyarakat, mempersiapkan kacamata dan masker.
Hal yang dapat dilakukan saat bencana berlangsung adalah mengevakuasi, tetap
berada di dalam ruangan, menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh,
gunakan kacamata serta masker, dan jangan berkendara.

Muhammad Hilfi Radifan Pandia 1506668271


Pengelolaan Bencana 8

Setelah bencana selesai, jauhi daerah yang terjadi hujan abu, tetap di dalam ruangan,
bersihkan atap dari abu, dan stay up to date.
Kebakaran
Kebakaran bisa dibagi menjadi kebakaran hutan dan industri. Sebelum terjadi
kebakaran hutan, dapat dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat sekitar
untuk tidak membakar hutan dan hal yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran
hutan, selain itu juga perlu adanya patroli rutin dan persiapkan alat-alat yang
dibutuhkan saat terjadi kebakaran.
Saat kita melihat api, laporkan segera kepada petugas dengan berusaha
memadamkannya terlebih dahulu apabila mungkin dilakukan, dan pembagian masker
serta obat untuk masyarakat yang terpapar asap dari kebakaran. Sesudah kebakaran
terjadi, bersihkan lingkungan sekitas, rehabilitas dan rekonstruksi, serta identifikasi
penyebab kebakaran.
Kebakaran industri bisa disebabkan karena energi panas yang berlebihan, untuk itu
bisa dikendalikan alat pendinginnya, amankan barang mudah meledak, siapkan jalur
evakuasi, dan pasang tanda bahaya. Saat terjadi bencana, aktifkan alarm, jangan
gunakan lift untuk evakuasi, taruh handuk basah disela-sela agar asap tidak masuk
keruangan. Sesudah api padam, identifikasi penyebab, dan rekonstruksi bagunan.

Anda mungkin juga menyukai