Anda di halaman 1dari 1
character building) yang mampo menjadi rumah yang aman, tentram, damai, sejahtera bagi bernaunynya variasi karakter anak bangsa di dalamnya, ms 3.2. D karakter Istitah karakter diambil dari bahase Inggris character yang berarti tabiat atau watak ‘yang bersifil Khusus pada setiap individu manusia sebagai bagian dari keanekaragaman jenis Yang diekspresikan dalam bentuk perilaku, Demikian Iuas variasinya sehingga hampir dapat Gikatakan bahwa kareter individu manusis tidak ada yang sama (equal) sekalipun saudara Kembar sia. Dengan kenyataan ini maka adalah mustabil mencari atau memilih teman atau kelompok dengan karakter yang sama untuk kepentingan tertentu. Justa dalam keanekaragaman karakter itulah akan trjadi pengkayaan (enrichment) karakier dalam sebuah masyarakat atau bangsa untuk menghasilkan bangunan peradaban, Bangunan terscbut baru dapat terwujud apabila masing-masing varians yang berkarakter berbeda tadi mau menyadari secara tulus tentang pentingnya kebersamaan agar supaya segala hajat hidup dapat terpenuhi baik material maupun non materiel Membangun kebersamaan untuk meneapai hidup yang sejabtera baile lahir manpun batin dalam perbedsan karakier tersebut itulah yang dikenal deuges istilah sehari-hari sebayai membangun akhlak yang mulia (achlagul karimati), yang tanpa itu sulit untuk mewujudkan peradaban yang berkah, Cara atau metode untuk membangun bal terscbut dapet dilakukan melalui tiga cara, yekni: pendidilcan, menciptakan lingkungan bermasyarakat yang kondusif, dan kemauan politik (political will) yang sungguh-sunggub. Ketiga hal tersebut akan menjadi kajian Kita lebih lanjut seperti diuraikan di bawah. 3.2. Pendidikan untuk membangun pola pikir Bagi sualu bangsa yang ingin maju ke depan, maka pendidikan merupakan metode yang paling valid delam transfer pengelahuen dari generasi ke generasi, yang tanpa hal tersebut peradsbar manusia tak akan ferbangun. Bengsa Indonesia mengenal dua sistem pendidikan yang telah berjalaw dalam masyerakst, yakni pendidikan formal mulai dari TK sempai ke Perguruan Tinggi dan pendidikan non formal maupun formal model Pondok Pesantren. Saat ini pemerintah telah mencoba melakukan pendekatan model keduenya dengan istilah Madrasah yang memadukan kurikulum kedva model tersgbut dan juga tetap menghargai kedua model sebelumnya tetap berjalan, r Apabila dilihat kedua model pendidiken foxmal tersebut di atas pada dasarnya mencobs melakukan irmsfer knowledge (pengctahuan) melalui pendekatan kognitif semata baik peogetahuan umum maupun pengetahuan keagamaan, Peranan akal benar-benar distimulasi untuk mengenal, menghafal, menganalisis, dan melakukan eksplorasi tcori-teori baru ke depan untuk lompatun pengetabwan itu sendiri, Dalam prakteknya cara pendidiken dengan metode demikian tidak menjamin menghasilkan anak didik yang berakhlag mulia, karena kecerdasan intelektualnya tidak dibimbing dengan nilai kemanusiaan yang esensial yakni moral, etika, tanggung jawab sosial, kesantunan sosial, dan kepatuhan akan aturan baik yang dibuatnya sendiri (budaya) dan oleh Tuhan (apania), Negarasnegara Barat telah berhasil

Anda mungkin juga menyukai