3115040604
3115040636
BAB I
PENDAHULUAN
Koefisien gempa
Perencanaan daktail
dikerjakan
secara
statis
pada
Faktor daktilitas
struktural
untuk
membatasi
tanah
untuk
perencanaan
gempa
Kekuatan ultimit
Koefisien
gempa
ekuivalen
horizontal
Likuefaksi
tanah
pasir
jenuh
kehilangan
sistem
pencegah
kehilangan
tekanan
air,
penyebaran lateral
dan
yang
bergetar bebas
Nilai maksimum dari respon akselerasi
untuk sistem derajat kebebasan tunggal
dengan waktu alami dan konstanta tertentu
Gempa vertikal
BAB II
Terdapat empat prosedur analisis (lihat Gambar 1), dimana prosedur 1 dan 2 sesuai
untuk perhitungan tangan dan digunakan untuk jembatan beraturan yang terutama bergetar dalam
moda pertama. Prosedur 3 dapat diterapkan pada jembatan tidak beraturan yang bergetar dalam
beberapa moda sehingga diperlukan program analisis rangka
ruang
dengan
kemampuan
Prosedur 4 diperlukan untuk struktur utama dengan geometrik yang rumit dan atau berdekatan
dengan patahan gempa aktif.
Celastis adalah koefisien geser dasar tanpa faktor daktilitas dan risiko (Z) (lihat Gambar 4)
Gambar 4
Cplastis adalah koefisien geser dasar termasuk faktor daktilitas dan risiko (Z) (lihat Gambar 5)
Koefisien geser dasar C elastis juga dapat ditentukan dengan rumus berikut :
2.3
a.
b.
2.4
W adalah berat bangunan bawah jembatan dan bagian bangunan atas yang dipikul
(tf); K adalah konstanta kekakuan (tf/m);
g adalah gravitasi (9,8 m/s2).
Bila gaya W bekerja dalam arah horizontal, deformasi simpangan horizontal
pada bangunan atas menjadi sebagai berikut:
b.
w(s) adalah berat bangunan atas dan bangunan bawah pada kedudukan s (tf/m atau
kN/m);
u(s) adalah simpangan pada kedudukan s dalam arah kerja gaya inersia bila gaya lateral
sesuai berat bangunan atas dan bangunan bawah diatas permukaan tanah
untuk perencanaan tahan gempa dianggap bekerja dalam arah gaya inersia (m);
d.
Periode alami dan deformasi dapat diperoleh dengan analisis eigen value yang
tidak jauh menyimpang terhadap nilai T dengan toleransi perbedaan maksimum 20%
(berdasarkan Rumus 6 dan Rumus 7).
WU
adalah berat bagian bangunan atas yang dipikul oleh bangunan bawah
EI
hp
b.
c.
kH0
kV0
ED
GD
VSD
Interaksi fondasi
- Interaksi fondasi langsung
kv
kvo adalah nilai koefisien reaksi vertikal tanah dasar dari rumus 14 (kgf/cm3);
AB
Fondasi sumuran
dengan pengertian:
l adalah panjang tertanam sumuran dibawah permukaan tanah anggapan dalam
desain seismik;
Fondasi tiang
PEA adalah tekanan tanah aktif akibat gempa pada kedalaman x (tf/m2,kN/m2);
PEP adalah tekanan tanah pasif akibat gempa pada kedalaman x (tf/m2,kN/m2);
KEA adalah koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa;
- struktur tambahan/stopper sebagai penahan bangunan atas dan bawah (lihat Gambar
22.a);
- struktur yang menghubungkan dua rangkaian gelagar bangunan atas (lihat Gambar
22.b);
Perletakan
Perletakan merupakan bagian penting dalam struktur jembatan, mengingat
kerusakan perletakan akibat gempa juga menyebabkan kerusakan pada bangunan atas dan
bangunan bawah jembatan.
Perencanaan perletakan mencakup dua tipe sebagai berikut:
- perletakan tipe A yang memikul gaya inersia bersama dengan perlengkapan penahan t
erhadap jatuhnya bangunan atas
- perletakan tipe B yang memikul gaya inersia secara mandiri, atau bersama dengan
isolasi dasar/peredam gempa shock transmission unit / locking unit device
3. gaya vertikal perletakan dalam arah keatas atau kebawah ditentukan dengan rumus:
device (LUD) menghubungkan elemen struktur yang terpisah agar beban gempa diredam
dan disalurkan pada semua pilar jembatan. Umumnya STU/LUD ditempatkan
disamping perletakan bergerak pada puncak pilar bebas. (lihat Gambar 25).
2.12
Sendi Plastis
Jembatan harus didimensi secara proporsional sehingga sendi plastis hanya terjadi
pada ujung-ujung kolom pilar dan tidak pada bagian-bagian yang sulit diawasi
Persyaratan perencanaan dalam bagian ini hanya boleh diterapkan pada pilar
jembatan dengan pola sendi serupa, dengan rasio dari jarak antara sendi-sendi (tinggi
kolom) dibagi oleh dimensi penampang melintang relevan (lebar kolom) untuk setiap dua
pilar jembatan tidak melebihi rasio 2 banding 1.
a.
Volume spiral atau sengkang sirkular tertutup ditentukan dari perbandingan sebagai
berikut:
dengan pengertian:
Ag
Ac
Tulangan sengkang berbentuk persegi boleh digunakan, dan luas tulangan dalam
tiap arah utama penelintan g adalah nilai terbesar dari:
dengan pengertian :
Ash adalah jumlah luas tulangan sengkang dan pengikat melintang tambahan;
sh
adalah jarak pusat ke pusat dari susunan tulangan sengkang dan pengikat;
hc
adalah dimensi inti beton diukur tegak lurus terhadap arah tulangan sengkang
pengikat
harus
merupakan
spiral
menerus
sepanjang
tinggi
sambungan tulangan. Di luar lokasi sendi, jarak antara tulangan geser tidak boleh
melebihi setengah ukuran minimum penampang melintang, atau 300 mm.
b.
Peo
adalah beban aksial dalam kolom, termasuk beban guling pada keadaan
Aw
fy
Vw
adalah geser dalam badan kolom yang ditentukan dari kekuatan lebih
c.
dengan pengertian:
Vkolom adalah kekuatan geser dari kolom;
Mo
adalah jumlah kekuatan lentur lebih dari semua sendi yang menahan beban
lateral;
L
Kolom harus didimensi sebagai kolom pendek sehingga risiko tekuk pada beban
aksial tidak menjadi kritis. Perbandingan kelangsingan Le/r tidak boleh melebihi 60
untuk kolom baja dan22 untuk kolom beton. Le adalah jarak antara sendi plastis, dan r
adalah jari-jari girasi.
Hubungan sendi plastis kolom dengan sistem lantai dan tiang harus
mampu mengembangkan kapasitas kekuatan lebih dari sendi plastis. Hubungan harus
direncanakan agar menahan gaya aksial, lentur dan geser dari komponen yang
dihubungkan