Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER


Oleh

: Mahmuddin Asry

PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner adalah terjadinya ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokard.
Ketidak seimbangan ini dapat terjadi akibat: 1) penyampitan arteri koroner, 2) penurunan
aliran daarah/curah jantung (Cardiac Output), 3) peningkatan kebutuhan oksigen di
miokard, atau 4) spasme arteri koroner.
Penyebab tersering adalah anteroskerosis.
MANIFESTASI KLINIS
-

Tanpa gejala
Angina Pektoris
Infark miokard akut
Aritma
Payah jantung
Kematian mendadak

ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah rasa sakit dada akibat adanya iskemia otot jantung. Sakit dada ini
timbul karena timbunan asam laktat, akibat metabolisme anaerob pada sel miokard yang
hipoksik.
Angina Pektoris terbagi dalam:
- Angina Pektoris Stabil (Stable angina)
- Angina Pektoris Tidak Stabil (Unstable Angina)
- Angina Variant/Angina Prinzmetal

iii.

I.

Angina Pektoris Stabil


Yang tergolang dalam angina Pektoris Stabil (SAP) adalah sakit dada yang timbul
saat melakukan aktifitas. Rasa sakit tidak lebih dari 15 menit dan hilang dengan
istirahat.

II.

Angina Pektoris Tidak Stabil


Yang tergolong dalam Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP) adalah sakit dada yang
timbul saat istirahat, lamanya lebih dari 15 menit, ada peningkatan dalam frekwensi
sakitnya atau ada gejala perburukan.
Angina Variant/Prinzmetal
Angina Variant/Angina prinzmetal adalah bentuk Angina Tidak Stabil yang
disebabkan oleh spasme arteri koroner.

INFARK MIOKARD
Infark Miokard adalah kematian jaringan tertentu pada otot jantung yang ditandai adanya
sakit dada khas: lama sakitnya lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian anti angina. Biasanya disebabkan oleh thrombus arteri koroner. Lokasi dari
luasnya infark tergantung letak arteri koroner yang tersumbat.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.

Pengkajian
o Anamnesa
1. Keluhan sakit dada
- Faktor pencetus yang paling sering menyababkan angina adalah kegiatan
fisik, emosi yang berlebihan atau setelah makan.
- Kualitas/sifat sakitnya: sakit dada dirasakan didaerah mid sternal, rasa
sakit tidak jelas akan tetapi banyak yang menggambarkan sakityna
seperti ditusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa beben berat.
- Penjalaran rasa sakitke rahang, leher bahkan ke lengan dan jari tangan kiri.
- Gejala dan tanda rasa sakit yaitu: mual, muntah, keringat dingin dan
berdebar-debar, sesak nafas.
- Lama sakit angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya masih respon
dengan pemberian obat-obatan anti angina baik oral maupun parental,
sedangkan pada infark miokard rasa sakit lebih dari 30 menit, tidak
hilang dengan pemberian obat-onatan anti-angina, biasanya akan hilang
dengan pemberian analgesik, seperti Morfin atau Petidin.
2. Riwayat penyakit/pengobatan sebelumnya
- Angina pectoris
- Infark miokard
- Hipertensi
- Diabetes melitus dll
3. faktor resiko PJK
- Hipertensi
Usia
- Hiperkolesterol
Jenis kelamin
- Diabetes mellitus
Keturunan
- Merokok
Kepribadian tipe A
- Obesitas
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda tanda vital
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernafasan
3. Bunyi jantung
- Normal
- S3/S4/murmur
2. Perfusi perifer
4. Bunyi paru
- Kulit
- Ronchi
- Pulsasi arteri
- Whezeeng

C.

Respaons Psikologis
1. Depresi
2. Gelisah
3. Denial
D. Prosedur Diagnostik
1. EKG
- Monitor EKG : Aritmia
- Rekam EKG lengkap : T inverted, ST depresi atau Q pathologis
2. Laboratorium
- Darah rutin
- Kadar enzim : CK, CKMB
- Fungsi ginjal

Fungsi hati
Profil lipid
Troponin T

3. Foto Thoraks

4. Ekokardiografi
5. Kateterisasi
6. Scanning Thalium
II. Analisa
Diagnosis yang mungkin timbul pada pasien dengan penyakit jantung koroner
adalah :
1. Gangguan perfusi miokard
2. Gangguan rasa nyaman
3. Kecemasan
4. Gangguan aktifitas
5. Potensial kurangnya pengetahuan dll
III. Tujuan
1. Menurunkan kebutuhan oksigen
2. meningkatkan suplai oksigen miokard
3. mencegah perluasan kerusakan miokard
4. mencegah komplikasi
IV. Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.

Tirah baring/ posisi nyaman


Mengobservasi tanda-tanda vital
Memasang infu
Memonitor EKG
Berkolaborasi dengan dokter nutuk pemberian :
- Oksigen
- Obat-obatan seperti: Nitroligserin, Beta bloker, Calsium antagonis, penenang, narkotik,
laxative, antikoagulan dan trombolitik.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Membantu segala aktivitas sehari-hari


Memberikan penjelasan mengenai prosedur yang dilakukan
Mengambil sample darah untuk pemeriksaan
Mengobservasi efek samping obat
Mengatur diet
Mengurangi rangsangan lingkungan
Mengkaji pengetahuan klien
Bersikap tenang dalam bekerja
Memberi kesempatan klien untuk bertanya dan memberikan jawaban yang benar
Mengobservasi tanda-tanda komplikasi

16. fisioterapi/mobilisasi

ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Oleh

: Mahmuddin Asry

PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi,
dan paling banyak menimbulkan kematian.
Angka kematian PJB adalah 9 10 bayi dari 1000 bayi lahir hidup.
SISTEM SIRKULASI JANIN
Selama janin dalam kandungan kedua paru-paru tidak berfungsi. Untuk memenuhi
kebutuhan pertukaran gas, nutrisi, dan exresi janin sangat tergantung pada ibu, dengan
melalui plasenta kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Darah yang kaya akan oksigen dari plasenta masuk ke dalam sirkulasi janin melewati
umbilicus melewati vena umbilical yang besar.
Karakteristik sirkulasi janin adalah:
1. Terdapat pirau (shunt) baik intrakardiak (Foramen Ovale), maupun extrakardiak
(Duktus arteriosus botali, Duktus venosus Arantii).
2. Darah dari vena umbilicus sebagian besar (50%) akan masuk ke parenkim hati dan
kemudian melalui Vena Hepatika ke Vena Kava Inferior tanpa memasuki hati
melainkan melalui Duktus Venousus.
3. Dua pertiga dari darah Vena Kava Inferior melalui atrium kanan dan Foramen Ovale
menuju Atrium kiri dan selanjutnya diteruskan ke Ventrikel kiri Aorta.
4. Darah dari kepala dan ekstremitas alat masuk ke atrium kanan melalui vena superior,
kemudian mengalir ke Ventrikel kanan. Selanjutnya darah masuk ke arteri pulmonal.
Jantung sebelah kanan adalah daerah yang bertekanan lebih tinggi dari jantung
sebelah kiri oleh karena paru paru yang belum berkembang (tahanan Vaskuler paru
masih tinggi).
5. Darah dari Ventrikel kanan sebagian besar tidak menuju ke paru paru tetapi menuju
Aoarta melewati Duktus Artereosus Botali; hanya sebagian kecil darah ke paru-paru.
Darah kembali ke plasenta dari Aoarta desending melalui dua arteri Umbilikal.
PERUBAHAN SIRKULASI PASCA LAHIR
Segera setelah lahir akan terjadi perubahan sebagai berikut:
1. Tahanan sorkulasi paru akan menurun karena paru-paru akan berkembang dan aliran
ke paru akan meningkat.
2. tahanan sirkulasi sistematik meningkat sehingga pirau (shunt) baik Intrakardiak
maupun extrakardiak akan berubah dari kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan. Akibat
pengemnbangan paru maka kadar oksigen dalam sirkulasi sistematik juga akan
meningkat.
3. sebagai akibat hal tersebut di atas maka akan terjadi penutupan Foramen Ovale,
Duktus Arteriousus, dan Duktus Venousus. Penutupan Foramen Ovaleterjadi pada
jam-jam pertama kehidupan extra uterin meskipun belum sempurna, demikian juga

halnya dengan Duktus Arteriousus. Pirau kanan ke kiri akan berlangsung lebih lama
pada 50% bayi yang banyak menangis, kadang sampai beberapa bulan atau beberapa
tahun.
ETIOLOGI PJB
Penyebab terjadinya PJB belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian PJB.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor prenatal:
- Ibu menderita penyakit infeksi: Rubela,
- Ibu Alkoholisme
- Umur Ibu lebih dari 40 tahun
- Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus yang memerlukan insulin
- Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik:
- Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
- Ayah/Ibu menderita PJB
- Kelainan Kromosom misalnya Sindroma Down
- Lahir dengan kelaianan bawaan yang lain.
PJB dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu:
GOLONGAN PJB ASIANOTIK (TIDAK BIRU)
I. Defek Septum Atrium (ASD)
Defek: adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium
kanan dan Atrium kiri.
Tipe ASD:
1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum, mungkin disertai
kelainan katup Mitral (cleft=celah).
2. Ostium Sekundum (ASD 2), lubang berada di tengah septum.
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada di antara Vena Cava Superior dan Atrium
kanan.
Gangguan Hemodinamik:
Tekanan di Atrium kiri lebih tinggi dari pada tekanan di Atrium kanan sehingga
memungkinkan darah dari Atrium kiri mengalir ke Atrium kanan.
-

Manifestasi:
Bising sistolik tipe ejeksi di daerah sela iga dua/tiga pinggir sternum kiri,
Dispnea
Artmia.
Komplikasi:
Gagal/jantung,
Penyakit pembuluh darah paru
Endokarditis
Aritmia
Pengobatan:
Pembedahan penutupan defek.

II. Defek Septum Ventrikel (VSD)


Defek: adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium
kanan dan Atrium kiri.
Tipe VSD:
1.
VSD perimembran
2.
VSD sub-arterial doubly committed
3.
VSD muskuler
Gangguan Hemodinamik:
Tekanan ventrikel kiri yang tinggi memungkinkan darah mengalir ke Ventrikel kanan dan
Arteri Pulmonalis. Akibatnya terjadi peninggian tahanan vaskuler paru, dan peningkatan
tahanan vaskuler paru, dan peningkatan tekanan Arteri Pulmonalis.
Manifestasi:
Bising pansiostolik yang keras dibagian pinggir kiri bawah sternum, menjalar ke
Prekordium.
Tanda-Tanda Klinis:
Tergantung pada besar kecilnya defek, apabila defek/lubang besar maka bayi akan
mengalami kegagalan pertumbuhan, berat badan tidak sesuai dengan usianya.
Komplikasai:
- Gagal Jantung
- Endokarditis
- Insufersiensi Aorta
- Stenosis pulmonal (penyakit pembuluh darah paru yang progresif)
Pengobatan:
Pembedahan Pulmonal Arteri Banding (PAB) atau penutupan defek untuk mengurangi
aliran ke paru.
III.Paten Duktus Arteriousus (PDA)
Defek:
Adanya pembuluh darah yang menghuungkan aorta dan arteri pulmonal. Duktus
Arteriousus ini normal pada saat bayi ada dalam kandungan. Oleh karena itu suatu
hal, maka pembuluh darah ini tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir.
Gangguan Hemodinamik:
Darah dari Aorta yang bertekanan tinggi mengalir melalui Duktus tersebut ke Arteri
Pulmonal.
Manifestasi:
- Bising kontinu yang kasar didaerah pinggir sternum kiri atas.
- Tekanan nadi melebar
- Takikardia
- Kardiomegali
Komplikasi:
- Gagal jantung
- Endokarditis

- hipertensi pulmonal
Pengobatan:
Pada bayi cukup bulan dengan pembedahan (Ligasi PDA), sekarang sering digunakan
coil untuk menutup PDA terutama pada anak-anak/dewasa.
Pada bayi prematur dengan indomethacin.
IV. Stenosis Pulmonal (PS)
Defek:
Adanya penyempitan atau obstruksi pada muara Arteri Pulmonalis.
Tipe Stenosis Pulmonal:
1. Sub-Valvular - di bawah katup atau infudibulum.
2. Valvular pada katupnya sendiri
3. Supra Vasvular di atas katup
4. Perifer Stenosis cabang Pulmonalis
Gangguan Hemodinamik:
Oleh karena adanya obstruksi, maka aliran darah ke paru-paru berkurang, dan lamakelamaan akan terjadi hipertropi ventrikel kanan.
Manifestasi:
- Sering tidak memperlihatkan gejala, tumbuh kembang anak tidak terganggu, anak
seperti anak sehat.
- Bunyi jantung II terdengar seperti melebar terutama di daerah pinggir sternum,
obstruksi semakin berat.
- Bidang sistolik kasar di Interkostal II kiri.
Komplikasi:
- Curah jantung yang rendah
- Tekanan Vena Sistematik yang tinggi.
- Infeksi Endokonditis.
Pengobatan:
Pelebaran katup Pulmonal dengan Balon (Balloon Pulmonary Valvulotomy) atau
pembedahan.
V. Coartatio of the Aorta
Defek:
Penyempitan setempat dari aorta. Bisa preduktal (sebelum duktus), juxta-duktus atau
post-duktal (distal duktus).
Gangguan Hemodinamik:
Peningkatan tekanan aorta proximal coarctasio dan penurunan tekanan
coartasis/bagian distalnya.
Pada tipe post-duktal; tekanan darah tinggi dan hentakan nadi yang kencang pada
bagian tubuh yang menerima dari pembuluh darah proximal coartasis.
Nadi femoral lemah atau tidak teraba, nadi extramitas bawah mungkin lebih lemah
jika dibandingkan dengan extramitas atas
Kram otot bisa terjadi akibat peningkatan aktifitas dari jaringan yang tidak teroksigenasi. Anak mengalami pening , sakit kepala, pingsan dan mimisan akibat dari
hipertensi.

Bising sistolik mungkin ada atau mungkin tidak. EKG pada bayi mungkin
menunjukkan RVH, mungkin terjadi Biventrikuler hipertrofi. Pada usia dewasa gel T
terbaik pada prekardial kiri atau LAD.
Komplikasi:
- Pendarahan intrakhanial, dan stroke
- Hipertensi
- Ruptur aorta
- Penyakit jantung hipertensi
- Gagal jantung kongesif
- Endokarditis
Pengobatan:
Reseksi bagian yang menyempit dan menyambut ujung ke ujung atau pemasangan
graft Pada daerah itu.
GOLONGAN PJB SIANOTIK (BIRU)
I. Tetralogi Of fallot (TOF)
Defek:
- Defek Septum Ventrikel (VSD)
- Stenosis Pulmonal (PS)
- Overriding Aorta
- Hipertropi Ventrikel Kanan
Gangguan Hemodinamik:
PS menghalangi aliran darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan tekanan
vetrikel kanan, memaksa darah yang tidak teroksigenasi masuk melewati VSD ke
ventrikel kiri.
Peningkatan beban kerja pada ventrikelkanan menyebabkan hipertropi.
Aorta yang overriding menerima darah langsung dari kedua ventrikel.
Manifestasi:
Pada bayi-bayi (eposode sianotik dan hipoksa sering disebut blue spell) spell terjadi
bila kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode ini biasanya terjadi bila bayi
menangis lama, setelah makan mengedan.
Bayi-bayi ini menyukai posisi knee chest dari pada posisi tegak.
Anak-anak tampak sianotis di bibir dan kuku-kuku, keterlambatan tumbuh kembang,
bentuk jari tabuh, tubuh sering dalam posisi jongkok untuk mengurangi hipoksi.
Pingsan atau keterbelakangan mental bisa terjadi akibat hipoksi kronik pada otak.
Kejang dapat terjadi setelah melakukan aktifitas.
Bising pansistolik biasanya terdengar pada batas kiri sternum bagian tengah sampai
bawah , biasanya disertai thrill.
Gambar foto toralis adanya gambaran seperti sepatu boot dan lapangan paru yang
oligemik.
EKG memperlihatkan hipertropi ventrikel kanan.
Komplikasi:
- Polisitemia
- Penyakit pembuluh darah otak, abses otak,
- Thromboplebitis - Hiperpnea dengan sianotis berat dapat
- Emboli
- Berakibat tidak sadarkan diri dan meninggal

Pengobatan:
Paliatif pada neonatus:
- Waterston shunt menghubungkan lubang di sisi aorta dengan sisi arteri pulmonalis
kanan. Pada bayi atau anak-anak.
- Blalock Taussing Shunt anastonosis arteri subclavia ke arteri pulmonalis.
Korektif:
Penutupan VSD, valvotomi pulmonal dan reseksi infumdibulum yang mengalami
hipertropi.
II. Transposition of the Great Arteries (TGA)
Defek:
Arteri pumonalis keluar dari ventrikel kiri dan aorta keluar dari ventrikel kanan; tidak
ada hubungan antara sirkulasi sistematik dan pulmonal.
Kelainan penyerta dan Hemodinamik:
Supaya anak dapat hidup harus ada pencampuran darah bersih dan kotor, hubungan
ini bisa terjadi di tingkat atrial (ASD), ventrikuler (VSD) atau p[embuluh darah besar
(PDA).
Namun adanya defek-defek tersebut dapat meningkatkan terjadinya gagal jantung
kongesif, karena darah yang mengalir dari jantung ke paru-paru sangat meningkat.
Tergantung dari tipe dan besarnya kelainan penyerta. Anak-anak dengan komunikasi
(pencampuran darah) yang minimum akan mengalami sianotik berat dan memburuk
pada saat lahir. Tapi apabila ada defek septumatau PDA yang besar, mungkin sianotik
ringan dan gagal jantung kongesif lebih menonjol.
Bunyi jantung bervariasi tergantung dari tipe defek penyerta.
Kardiomegali lebih jelas beberapa minggu setelah lahir.
Komplikasi:
Gagal jantung
Hipoksi yang berakibat kematian
Pengobatan:
Operasi paliatif: untuk mencegah penyakit vaskuler paru dan gagal jantung
kongesif,sampai anak dapat dikoreksi lengkap.
1. Balloon Atrial Septostomy (BAS).
2. bedah blalock hanion yaitu operasi membuat ASD.
3. banding arteri pulmonalis (PAB) untuk menurunkan aliran darah ke paru.
4. pembuatan ductus arteriousus (Blallock Taussig shunt) bila ada stenosis
pulmonal.
Koreksi lengkap: menghubungkan atrium kiridengan ventrikel kanan dan atrium
kanan dengan ventrikel kiri, menggunakan perikard (bedah senning) atau
menggunakan phothesis (bedah mustard).
Yang paling ideal adalah melakukan operasi Arterial Switch, yaitu menukar posisi
kedua arteri besar, disertai pemindahan arteri koroner.
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam diagnotis keperawatan perlu dilakukan pengkajian data dari hasil:
Anamnesa
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Dari hasil pengkajian tersebut data yang diperoleh adalan dan masalah yang dialami klien
- penyebab timbulnya keluhan
- informasi tentang kelainan struktur dan fungsi jantung/pembuluh darah
- informasi tentang kekuatan jantung dan aktifitas klien yang tidak memperberat kerja
jantung.
Anamnesa
Hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan hal ini adalah:
1. Riwayat perkawinan
pengkajian apakah anak ini diinginkan atau tidak, karena apabila anak tersebut tidak
diinginkan kemungkinan selama hamil ibu telah mengguanakan obat-obatan yang
bertujuan untuk menggugurkan kandungannya.
2. Riwayat kehamilan
apakah selama hamil ibu pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin, seperti hipertensi, diabetes mellitus atau penyakit virus seprti
rubella khususnya bila terserang pada kehamilan trisemester pertama.
3. Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama.
4. Apakah ibu/ayah perokok (terutama selama hamil).
5. Apakah ibu/ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti syphilis)
6. Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang pernah digunakan
7. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
8. Untuk anak sendiri apakah anak pernah menderita penyakit demam rematik
9. Apakah ada kesuliatan dalam pemberian makan/minum khususnya pada bayi
10. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan anak.
Gejala-gejala yang sering dialami penderita penyakit jantung bawaan antara lain:
1.
Sakit dada
5.
Batuk8.
Sianosis
2.
Sesak nafas
batuk
9. Squatting/jongkok
3.
Palpitasi
6.
Kelelaha
10. Kesulitan dalam pemberian
4.
Pusing dan
n
makan/menetek
Sinkope
7.
Edema
Beberapa contoh masalah keperawatan atau diagnosa perawatan:
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehubungan dengan:
- Oksigen dan nutrisi tidak adequate
- Isolasi social
2. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan suplai dan kebutuhan oksigen tidak seimbang
3. Gangguan Body Image sehubungan dengan intoleransi terhadap aktifitas dan ras
berbeda dari teman lain
4. Potensial sering terjadi infeksi sehubungan dengan ketahanan fisik yang kurang baik
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit sehubungan dengan kurangnya
informasi
6. Gangguan proses dalam keluatrga sehubungan dengan keperawatan anak
7. Gangguan psikologis pada anak dan atau keluarga sehubungan dengan masa
perawatan di rumah sakit.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL JANTUNG


Gagal jantung adalah suatu keadaan ketidak mampuan jantung untuk memompakan darah
keseluruh tubuh sesuai dengan kebutuhan metabolisme.
ETIOLOGI
Penyebab gagal jantung:
1. Gangguan mekanis
c.Hambatan pengisian ventrikel
a.
Peningkatan beban tekanan
- stenosis mitral atau trikuspid
- central (stenosis aorta)
d.
Konstruksi pericard, tamponade
- peripheral (hipertensi sistematik)
e.Retriksi endokardial atau miokardial
b. Peningkatan beban volum
f.
Aneurisma ventrikular
- regurgitasi katup
- pirau
- meningkatnya preload
2.
Kelainan miokardial
a. Primer
- Kardiomiopati
- Gangguan neuromuscular
- Miokarditis
b. Sekunder
- Iskemia (PJK)
- Gangguan metabolic
- Inflamasi
- Penyakit infiltratif (restrictive
cardiomiophaty)
3. Gangguan irama jantung
- Ventricular standstill
- Fentrikular fibrilasi
- Takhikardi atau bradikardia yang ekstrim
- Gangguan konduksi

Pencetus gagal jantung:


- Hipertensi
- Infarkmiokard
- Aritmia
- Anemia

- Metabolic (DM)
- Keracunan
-

Penyakit sistematik
Penyakit paru obstruktif kronis
Obat-obatan yang mendepresi miokard

Febris
Emboli paru
Stress
Infeksi
PATOFISIOLOGI
-

Fungsi jantung sebagai sebuah pompa di indikasikan oleh kemampuannya untuk memenuhi suplai
darah yang adequate ke seluruh bagian tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun saat mengalami
stress fisiologis
Mekanisme fisiologis dasar jantung seperti stroke volume (isi sekuncup), cardiac output (curah
jantung), heart rate (laju jantung), preload (beban awal) dan after load (beban akhir) serta
kontraktilitas sangat nerpengaruh dalam mekanisme terjadinya gagal jantung.
Stroke volume (SV) adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel setiap kali kontraksi.
Cardiac output (CO) adalah jumlah darah dipompakan oleh ventrikel setiap menit .

CO = denyut jantung/menit
Tiga faktor mempengaruhi stroke volume adalah:

SV

Preload. Menggambarkan tekanan miokardium pada fase akhir diastolic atau sesaat sebelum
kontraksi ventrikel. Secara klinik digambarkan sebagai ventrikel filling. Menurut hukum Frank
Starling: makin besar isi jantung saat diastolic, semakin besar juga jumlah darah yang
dipompakan ke aorta.
Afterload. Menggambarkan tekanan aortik total (impedance) yang menahan ejeksi ventrikel.
Apabila tekanan sistematik arterial meningkat maka kerja jantung akan meningkat pula.
Kontraktilitas. Adalah kemampuan intrinsik serabut-serabut miokard untuk menguncup.
Peningkatan stroke volume menggambarkan peningkatan kontraktilitas dan sebaliknya, penurunan
stroke volume menggambarkan penurunan kontraktilitas.

Backward failure

Tekanan akhir
Ventrikel kiri

Foreward failure
Kontraktilitas
Miokard

Stroke Volume

Cardiac Output
Tekanan
atrium kiri
Tekanan darah
bendungan paru

Renalflow

ADH

Tekanan Diastolik
Akhir ventrikel kiri

RAA

Retensi air

Tekanan atrium
Kanan

Resensi
Na + H2O

Tekanan sistematik

Urine output
Volum plasma
Tekanan hidrostatik

Takanan hidrostatik
Edema interstisial

Respons kompensatorik
Sebagai akibat gagal jantung, maka terjadilah mekanisme kompensasi tubuh yang
meliputi:
1. Peningkatan aktifitas adrenergik simpatis
Meningkatnya aktifitas simpatik adrenergik akan merangsang pengeluaran
katekolamin dari saraf-saraf adrenergik jantung dan medulla adrenal. Hal ini akan
meningkatkan kontraktilitas dan denyut jantung, yang akan menjamin cardiac output.
Peningkatan kontraktilitas dan denyut nadi sangat bergantung pada respons simpatik
tubuh.
Akibat lain dari mekanisme ini otot akan berkontraksi, sehingga jantung harus
memompa lebih kuat lagi karena tahanan perifer meningkat.
2. Peningkatan preload
Aktivasi system RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) menyebabkan retensi garam
natrium dan ait oleh ginjal. Peningkatan beban awal ini akan meningkatkan kontraksi
miokard sesuai hokum Starling.
3. Hipertrofi ventrikel
Penebalan dinding ventrikel tanpa disertai penambahan ukuran ruang jantung akan
menyebabkan jantung bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Ketiga respon kompensatorik ini menggambarkan usaha untuk mempertahankan
curah jantung, namun bila gagal jantung berlanjut maka kompensasi ini menjadi
semakin tidak efektif.
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG
Gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi atas 4 kelas fungsional,
yaitu:
I. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat
II. Timbul gejala sesak pada aktifitas sedang
III. Timbul gejala sesak pada aktifitas ringan
IV. Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan atau istirahat
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya.
Namun demikian dapat digambarkan sebagi berikut:
- Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
- Dyspneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
- Paroxysmal nocturnal dyspneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari
disertai batuk.
- Berdebar-debar
- Lekas capek
- Batuk-batuk
DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan kriteria utama dan atau tambahan.
Kriteria utama

Ortopneu
Paroxysmal Noctural Dyspneu
Kardiomegali

Kriteria tambahan
- Edema pergelangan kaki
- Batuk malam hari
- Dyspnue On Effort

Gallop
Peningkatan JVP
Refleks hepatojugular

Hepatomegali
Efusi pleura
Takhikardia

Diagnosis ditegakkan atas dasar adanya 2 kriteria utama, atau 1 kriteria utama disertai 2
kriteria tambahan.
Riwayat penyakit dahulu:
- Riwayat angina
- Riwayat hipertensi
- Riwayat demam rematik
- Riwayat bedah jantung

Riwayat infark miokard


Riwayat hipertiroid
Riwayat penyakit jantung katup
Riwayat penyakit jantung bawaan

Pemeriksaan fisik:
Dari mulai kepala ke leher
Mata konjonktiva skelera
Leher JVP, Bising arteri karotis
Paru Bentuk dada
Pergerakan dada
Asimetris dada
Pernapasan:
- frekwensi, irama, jenis
- suara napas
- suara tambahanronkhi, wheezing, krepitasi.
Jantung Tekanan darah
Nadi frekwensi, irama, isi
Suara jantung
Apeks jantung
Suara tambahan S3, S4, gallop
Bising jantung trhill
Abdomen acites, bising usus
Ekstremitas temperatur, kelembaban, edema, cianosis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
- Hematologi: Hb, Ht, Leukosit,
- Elektrolit: K, Na, Cl, Mg
- Gangguan fungsi ginjal dan hati:
- Urenum, Creatinin, BUN, Urine legkap,
- SGOT, SGPT
- Gula darah
- Kolesterol, Trigliseride

Elektrokardiogram (EKG)
- Penyakit jantung koroner: iskhemik, infark
- Pembesaran jantung: LVH
- Aritmia
- Perikarditis
Foto rontgen toraks
- Edema alveoler
- Edema interstiales
- Efusi pleura
- Pelebaran vena pumonalis
- Pembesaran jantung
Ekokardiogram
- Menggambarkan ruang-ruang & katup jantung
Radionuklir
- Mengevaluasi fungsi ventrikel kiri
- Mengidentifikasi kelainan perfusi miokard
Kateterisasi
- Untuk mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung & paru
- Untuk mengetahui saturasi O2 di ruang-ruang jantung
- Biopsi endomiokarditis kelainan otot jantung
- Meneliti elektrofisiologis aritma ventrikel berat recurrent
- Beratnya lesi katup jantung
- Mengidentifikasi penyempitan arteri koroner
- Angiografi ventrikel kiri:
Identifikasi hipokinetik
Aneurisma ventrikel
Fungsi ventrikel kiri
- Arteriografi koroner
Identifikasi lokasi stenosis arteri koroner
PENATALAKSANAAN
Kelas 1
Kelas 2, 3

:
:

Kelas 4

Atasi faktor pencetus:


- Aritma
- Infeksi
- Anaemi dll

Non farmakologi
Diuretik, Digitalis, ACE inhibitor, Vasodilator (kombinasi 2 atau
3) Kombinasi diuretic, digitalis, cukup memadai
Kombinasi diuretic, digitalis, ACE inhibitor seumur hidup.

Terapi non farmakologi:


- Diet rendah garam
- Batasi cairan
- Menguarangi berat badan

Menghindari alcohol
Manajemen stees
Aktifitas fisik

Obat-obatan lain:
- Aspirin
- Antikoagulan

Antagonis beta adrenoreseptor


Agonis reseptor dopamine

ASUHAN KEPERAWATAN
A.

PENGKAJIAN
I. Identitas pasien: Nama, Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan.
II. Riwayat kesehatan:
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat kesehatan keluarga
4. Faktor pencetus
5. Faktor resiko
6. Tingkat pengetahuan pasien & keluarga terhadap penyakitnya
7. Riwayat social ekonomi
8. Riwayat spiritual
9. Riwayat alergi
10. Riwayat psikososial
11. kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi
Istirahat
- Eliminasi
olahraga
- Kebersihan diri
III.Pemeriksaan fisik
Mata
: Konjonktiva, sclera
Leher
: JPV, Bising arteri karotis
Paru
: Pernapasan : frekwensi, irama
Suara napas : vesikuler
Suara tambahan : ronkhi
Jantung
: Tekanan darah
Nadi : frekwensi, irama, kekuatan
Suara jantung : BJ-1, BJ-2
Apeks jantung
Bising jantung
Abdomen
: Asistes, bising, lingkar perut
Ekstritemitas : temperatur, kelembaban, edema
IV. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Ekokardiogram
EKG
Kateterisasi
Foto rontgen
Radionuklir

V.

B.

Terapi/pengobatan
- Diuretik
- Vasodilator
- Ace inhibitor

- Digitalis
- Dopaminergik
- Oksigen

DIAGNOSIS KEPERAWATAN:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan fungsi elektronik, mekanik,
struktural.
2. Gangguan fungsi pernapasan;
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan cemas, menurunnya compliance
paru atau pengaruh obat depresi pernapasan.
- Kebersihan jalan napas tidak efektif, berhubungan dengan penumpukan cairan
pada alveoli, interstisial
- Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan kegagalan divusi pada alveoli
3. Gangguan keseimbangan cairan; kelebihan volum cairan, berhubungan dengan
menurunnya aliran ke ginjal
4. ganggauan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan
menurunnya intake yang disebabkan mual, muntah, sesak dan diet tidak sesuai.
5. gangguan rasa nyaman : mual, muntah, berhubungan dengan stilmulasi pusat
muntah karena kongesti vaskulerpada saluran pencernaan, atau efek samping
dari terapi digitalis.
6. Intoleransi aktifitas dan self care deficit berhubungan dengan ketidak
seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
7. cemas berhubungan dengan kurang pengetehuan dan efek psikologis masuk
rumah sakit
8. kurangnya pengetahuan tentang proses/pengobatan gagal jantung
9. potensial komplikasi :
- Gagal ginjal berhubungan dengan penurunan suplai darah ke ginjaldalam
waktu lama, sekunder penurunan curah jantung
- Aritma berhubungan dengan hipoksia miokard dan peningkatan kadar
katekolamin
- Trombolitik berhubungan dengan statis vena dan immobilisasi,
- Syok kardiogenik berhubungan dengan gagal jantung yang luas

HIPERTENSI
Definisi
Menurut JNC VI, Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg
dan tekanan darah sistolik > 90 mmHg
Tekanan darah, berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah
volume darah, dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai ke seluruh organ
tubuh melalui pembuluh darah. Jadi tingginya tekanan darah, ditentukan oleh
jumlah darah yang dipompakan jantung (curah jantung) dan diameter oembuluh
darah (resistensi perifer).

Penyebab
Menurut penyebabnya hioertensi dapat dibagi dua :
1. Hipertensi primer atau essensial memrupakan bagian terbesar (90%) dari
penderita hipertensi yang ada di masyarakat. Sampai saat ini belum diketahui
secara pasti penyebab dari hipertensi primer ini.
2. Hipertensi sekunder. Jenis hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya, seperti :
Kelainan ginjal :
o
Glomerulonepritis akut (GNA)
o
Glomerulonepritis kronis (GNC)
o
Pyelonepritis kronis (PNC)
o
Penyempitan arteri renalis
Kelainan hormon :
o
Diabetes melitus
o
Pil KB
o
Phaecromacytoma (tumor adrenal)
Kategori
Optimal

Sistolik
mmHg
< 120

Normal

< 130

Diastolik
mmHg
< 80
< 85

High-normal

130 139

85 - 89

Hipertensi :
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3

140 159
160 179
> 180

90 - 99
100 109
> 110

PATOFISIOLOGI
Saraf Simpatis

Renin

Angiotensinogen (hati)

Angiotensin I (Paru)
ACE (Angitensin Converting
Enzyme)
Angiotensin II

Rangsang Saraf
Pusat haus

Vasokonstriksi

ADH

Over Volum

Aldesteron

Retensi Na

T.D.

Over Volum

MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Tetapi beberapa
pasoen mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak napas, kelelahan, kesadaran
menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan mental.
Riwayat Penyakit
o Riwayat hipertensi
o Riwayat penyakit jantung
o Riwayat penyakit
serebrovaskuler

o
o
o
o

Riwayat lpenyakit ginjal


Riwayat penyakit diabetes
Riwayat kehamilan
Riwayat minum obat-obatan

Pemeriksaan Fisik
Berat badan dan tinggi badan
Mata : Retina, pupil
Leher : JVP, bising
Paru : Pernafasan (irama, frekwensi, jenis suara nafas)
Suara nafas tambahan : ronchi
Jantung :
o Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam
posisi berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit
o Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan, dan jika nilainya
berbeda maka nilai tertinggi yang diambil
o Denyut nadi
o Suara jantung
o Bising jantung
Abdomen : Bising
Peristaltik
Ekstremitas : Refleks
Edema
Pemeriksaan Penunjang
EKG : Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri. Adanya
penyakit jantung koroner atau aritmia.
Laboratorium :
Fungsi ginjal : urine lengkap (urinalisis) Ureum, creatinin, BUN dan asam urat,
serta darah lengkap lainnya.
Foto Rontgen :
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.
Ekokardiogram :

Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi sistolik dan diastolik.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas dengan
minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah bisa dipertahankan
sistol 140 mmHg dan diastol 90 mmHg
o Pengobatan non farmakologi
o Pengobatan Farmakologi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien : Nama, umur, Jenis kelamin, Suku, Pekerjaan
II. Riwayat Kesehatan
2.
Riwayat penyakit sekarang
3.
Riwayat penyakit terdahulu
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
5.
Riwayat sosial ekonomi
6.
Riwayat allergi
7.
Riwayat Psikososial
8.
Faktor risiko
9.
Kebiasaan sehari-hari :

Nutrisi
diri

Eliminasi

III.Pemeriksaan Fisik
o Berat badan & tinggi badan
o Jantung
o Kepala dan leher
o Abdomen
o Paru
o Ekstremitas
IV. Pemeriksaan Penunjang
o Laboratorium
o
Foro Rontgen
o EKG
o
Ekokardiogram
V. Pengobatan
o Non Farmakologi
o Farmakologi
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Risiko tinggi penurunan curah jantung
2. Intoleransi aktifitas
3. Gangguan rasa nyaman ; nyeri/sakit kepala
4. Gangguan nutrisi ; melebihi kebutuhan tubuh
5. Tidak efektifnya koping indivisu

Kebersihan
Istirahat
Olah Raga

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, rencana pengobatan hipertensi


PERENCANAAN :
Tujuan yang diharapkan ;
1. Tekanan darah terkontrol dengan baik dakam batas yang diharapkan
2. Tidak terjadi komplikasi pada sistem otak, jantung, ginjal, mata dan pembuluh
darah.
3. Pasien dapat mengerti tentang proses/ prognosis dan hipertensi.
4. Perubahan cara hidup sehat.
Perencanaan asuhan keperawatan :
1. Monitor dan catat tekanan darah pada kedua lengan & paha pada awal
pemeriksaan
2. Monitor dan catat kualitas frekuensi pulsasi apeks dan perifer
3. Observasi warna kulit, kelembaban, temperatur dan waktu pengisisn kembali
kapiler (capillary refill time)
4. Auskultasi dan catat suara jantung dan paru.
5. Berikan suasana lingkungan yang aman dan nyaman.
6. Observasi dan catat adanya edema
7. berikan obat sesuai indikasi
8. Berikan penjelasan tentang efek, efek samping, dosis obat-obatan yang diberikan
9. Monitor respon obat-obatan dan kontrol tekanan darah
10. Batasi cairan sesuai kebutuhan
11. Ukur dan catat cairan masuk dan keluar setiap 24 jam
12. Diet rendah garam dan lemak
13. Hindari makanan yang berkalori tinggi
14. Kolaborasi dengan ahli gizi
15. Anjurkan untuk menurunkan berat badan bila pasien obesitas
16. Meningkatkan asupan kalium dengan menganjurkan makanan alami tinggi kalium
17. Jangan katakan : tekanan darah normal:, tapi katakan : tekana darah terkontrol
dengan baik
18. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
19. bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor risiko
20. Anjurkan berhenti merokok, bila pasien perokok
21. Anjurkan berhenti/ menghindari penggunaan alkohol
22. Anjurkan untuk menghindari stress
23. Anjurkan olah raga yang optimal dan teratur, sesuai usia & kondisi kardiovaskuler
24. Ajarkan teknik relaksasi
25. Jelaskan tentang penyebab tanda dan gejala pengobatan dan perawatan hipertensi
secara sederhana kepada pasien dan keluarga
26. Anjurkan pasien untuk :
o Kontrol teratur
o Istirahat cukup
o Bertaqwa kepada Tuhan YME
EVALUASI
Proses

langsung setelah setiap tindakan

Hasil

tujuan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai