Hari/Tanggal : ..........................................
Jam
: .........................................
Tempat
: .........................................
Deskripsi
A. Mengenal Pupuk Organik
Banyaknya lahan pertanian dan juga kondisi tanah yang subur menjadikan
pertanian Sebagai komoditas terbesar di Desa Cibodas, Bandung-Jawa Barat. Beberapa
hasil pertanian seperti Paprika, Horenzo, Brokoli, Tomat, Cabai, Terong, Sawi,
Bawang, dll telah dipasarkan dan didistribusikan keberbagai tempat dan daerah, mulai
dari pasar lokal, supermarket, hingga export ke luar negeri (mis. Singapura). Untuk
menjaga kualitas hasil pertanian dibutuhkan metode penanaman yang tepat salah
satunya adalah dengan menggunakan pupuk organik sebagai penyedia hara dan nutrisi
serta penyubur bagi lahan pertanian.
Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006 menerangkan bahwa pupuk organik
adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang
berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Menurut Sutejo (2002), pupuk organik mempunyai
fungsi yang penting dibandingkan dengan pupuk anorganik yaitu dapat
menggemburkan lapisan permukaan tanah (topsoil), meningkatkan populasi jasad renik,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang secara keseluruhan dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah
ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota
(Simanungkalit dkk, 2006).
Adapun definisi dari setiap jenis pupuk organik menurut Simanungkalit dkk.
(2006), adalah sebagai berikut:
1. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil
perombakan oleh fungi, aktinomisetes, dan cacing tanah.
2. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari
tanaman, seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau
digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisasisa
tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla.
3. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran ternak.
4. Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang-tulang, darah,
dan sebagainya.
5. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari
limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah
bumbu masak, dan sebagainya.
6. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari
tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak misalnya
plastik, kertas, botol, dan kertas.
Pupuk Organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik
kualitas maupun kuantitas, menghasilkan pangan segar yang aman, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas
lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Pada awal pembuatan kompos, diperlukan air yang cukup banyak untuk mengimbangkan
penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.
Teknik Pengumpulan Data :
Pengamatan Berperan Serta, Siswa/i melakukan kunjungan langsung ke lokasi
pembuatan Pupuk Organik di Desa Cibodas, serta siswa memiliki kesempatan untuk ikut
melakukan praktek sederhana dalam proses tertentu yang ada dalam pembuatan Pupuk
Organik.
Wawancara, Siswa/i menggali informasi mengenai apa, mengapa dan bagaimana
pembuatan Pupuk Organik kepada narasumber, dalam hal ini narasumber adalah petani
yang membuat pupuk organik.
Studi Pustaka, Siswa/i menggali informasi mengenai pembuatan Pupuk Organik melalui
buku-buku, informasi populer dari internet, dan media informasi lainnya sebelum
berkunjung ke Desa Cibodas. Tujuan studi pustaka ini untuk membuka wawasan awal
siswa/i sebagai pengetahuan dasar yang akan dikembangkan ketika melakukan
kunjungan.
1.
2.
Indikator
Jenis Pupuk
Organik yang
digunakan
Uraian
1.
2.
3.
Ciri-Ciri Jenis
Pupuk Organik
yang digunakan
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
Tahapan Persiapan
Luas lahan yang ideal
untuk pembuatan Pupuk
Organik
Uraian
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
No.
Tahapan Awal
(Pengolahan)
Syarat pembuatan
Pupuk Organik
........
........
........
........
........
........
........
Prosedur pengolahan
bahan untuk pembuatan
Pupuk Organik
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
Uraian
Uraian
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
No.
1.
Tahap Akhir
(Siap digunakan)
Ciri-ciri Pupuk Organik
yang siap digunakan
Uraian
........
........
........
........
........
.........
2.
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
No.
Tahap Distribusi
Uraian
1.
2.
3.
........
........
........
........
........
........
Kebun-kebun yang
menggunakan Pupuk
Organik
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........