Perencanaan
Perencanaan
Adam Subkhan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Dalam perkuliahandihadapkan pada penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang
sesuai dengan kondisi di lapangan, dan akan sangat membantu bila dalam penyelesaian
proyek konstruksi bangunan yang bersangkutan ini sejalan dengan materi kuliah yang
didapatkanUntuk mendapatkan keselarasan antara materi perkuliahan yang didapatkan
dengan proses konstruksi di lapangan, maka kita harus terlibat langsung pada proses
konstruksi tersebut dilapangan.
Perkembangan zaman menuntut akan manusia untuk berkembangan dalam
pembangunan disekitarnya. Pembangunan tersebut dimana dimana ditujukan untuk
menambah kesejahtraan masyarakat pada suatu wilyah. Pemenuhan kesejahteraan itu
adalah antara lain dengan pembangunan suatu bangunan bangunan dengan berbagai
fungsi tersebut.
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang didirikan secara permanen di suatu
tempat. Bangunan juga biasa berupa rumah dan gedung, yaitu segala sarana,
prasaranaatau infrastruktur dalamkebudayaanataukehidupanmanusiadalammembangunp
eradabannya.Bangunanmemilikiberagambentuk, ukuran, dan fungsi, sertatelah
mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alas an estetika.
Kata Hotel mulai dipakai sejak abad ke 18 di London, Inggris. Pada saat itu kata hotel
adalah garni , sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat
menginap/tinggal untuk penyewaan secara harian, mingguan atau bulanan. Kata hotel
sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis. Hotel berasal dari kata latin:
hostel dan mulai dikenal di masyarakat pada tahun 1797.
1.2
Rumusan Masalah
Tugas besar ini berisi pembahasan rencana untuk melaksanakan suatu proyek yang
BAB II
DATA-DATA PROYEK
2.1
Gambaran Umum
Gedung yang akan direncanakan adalah gedung bertingkat yang bernama PROYEK
HOTEL GRAND GUSHER TARAKAN yang berlokasi di jalan Moh. Kahfi II
,Jagakarsa,Jakarta selatan. Dengan jumlah lantai .
*Untuk gambar bestek gedung terlampir dihalaman berikut .
DalamUU Bangunan Gedung diatur bahwa setiap bangunan gedung memiliki
fungsi masing-masing.Fungsibangunangedungini yang nanti nya akan dicantumkan
dalam Izin MendirikanBangunan (IMB). Untuk, Persyaratan bangunan gedung
dapatdibagi menjadi 2 (dua) yaitu persyaratan administrative dan persyaratan teknis,
dimana bangunan gedung diatur bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi kedua
persyaratan tersebut.
1. Data Umum
Berisi data umum proyek seperti nama proyek, alamat proyek, nama
Owner, Konsultan, lingkup pekerjaan umum, jenis tender, waktu pelaksanaan,
dan lain-lain.
2. Data Teknis Umum
Berisi data-data teknis prinsip yang mempengaruhi pemilihan metode
pelaksanaan seperti kondisi tanah, elevasi muka air tanah, elevasi tanah existing,
keberadaan basement, besaran lingkup pekerjaan, dan lain-lain.
4. Lingkup Pekerjaan
Data ini menginformasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan
pada gedung tersebut. Penjelasan lingkup yang lebih detail ini sebagai bahan
metode apa saja yang harus dibuat termasuk dalam penentuan schedule
pelaksanaan.
5. Gambar Teknis
Gambar yang memberikan informasi mengenai bentuk gedung yang akan
dikerjakan dari gambar denah, potongan maupun gambar perspektif. Sedemikian
hingga tergambar tingkat kesulitan dalam pelaksanaannya.
6. Data Geometris Gedung
Berupa data-data yang terperinci mengenai ukuran atau dimensi gedung
yang akan dikerjakan. Berisi data luasan tiap lantai, keliling dominan, tinggi
floor to floor gedung dan informasi mengenai volume material dominan pada
tiap lantai yang penting dan dominan dalam penentuan metode pelaksanaan dan
schedule pelaksanaan.
7. Spesifikasi Teknis
Berisi resume spesifikasi teknis yang mempengaruhi metode pelaksanaan
gedung. Beberapa diantaranya adalah mutu beton, kandungan fly ash beton umur
pembongkaran bekisting, mutu besi tulangan, mutu bekisting, standard test
Perencanaan Pelaksanaan Konstruksi Page 7
2.2
Data Umum
2. Alamat Proyek
Jakarta Selatan
3. Luas Bangunan
: 39.252 m2
4. Jumlah Lantai
: 11 Lantai + 1 Basement
5. Peruntukan
: Hotel
6. JenisPelelangan
: Pelelangan Terbuka
7. JenisKontrak
8. NilaiKontrak
9. UangMuka
: 20% darinilaikontrak
10. WaktuPelaksanaan
Kalender
11. MasaPemeliharaan
Tiga) harikalender
Setelahtanggalberitaacarapenyerahanpertama
12. PemilikProyek
2.3
Data ini menginformasikan lokasi proyek gedung yang akan dikerjakan.Data ini
menunjukkan kemungkinan akses, ketersediaan lahan, kondisi lingkungan sekitar,
jarakdenganresourcesproyek, dan lain-lain.Data lokasi proyek diambil berdasarkan peta
lokasi Jakarta dan dengan menggunakan software mapping.
2.3.1
Adapun dalam pelaksanaan pekerjaan, kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa
standar, yaitu :
1. OHSAS 18001:2007.
2. Technical Specification of The Project.
3. Safety Target of PT. Perumnas.
4. Safety Management.
OHSAS 18001-2007 adalah standar internasional untuk sistem manajemen
keselamatan. Sistem ini menjadi benchmark dalam kontrol keselamatan dalam
konstruksi.
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan
dari konstruksi yang harus dilakukan oleh Kontraktor yang dibutuhkan oleh Owner.
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 10
Manajemen Lingkungan
2.3.3
Manajemen Housekeeping
Proyek Konstruksi membutuhkan pengaturan untuk menyusun kondisi lapangan
yang bersih dan rapih. Penataan kondisi lapangan tersebut umumnya disebut sebagai
Manajemen Housekeeping. Manajemen proyek housekeeping menjadi bagian dari
sistem manajemen kualitas dalam ISO 9001-2000. Dalam proyek konstruksi, kontrol
dasar dari housekeeping mengacu pada :
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 13
2.3.4
Alur pembayaran adalah pembayaran nilai project yang harus dilakukan oleh owner ke
kontraktor sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua pihak
Pembayaran uang muka (DP) sebesar 20% dari nilai proyek bangunan dilakukan setelah
para pekerja kami sudah berada di lokasi proyek bangunan dan siap untuk memulai
pekerjaan
Pembayaran Termin I sebesar 15% x nilai proyek bangunan 15% x nilai DP dilakukan
setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 15%
Pembayaran Termin II sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan
setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 35%
Pembayaran Termin III sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan
setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 55%
Pembayaran Termin IV sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan
setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 75%
Pembayaran Termin V sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan
setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 100%
kerugian ditanggung oleh pihak kontrak tor dengan spesifikasi mutu tetap seperti didalam
RKS.
2.4
SpesifikasiStruktur
Berikut ini adalah spesifkasi struktur secara umum uang dipakai pada
proyek ini.
Mutu Besi beton
Secara umum Besi beton yang digunakan pada proyek ini memiliki
standar mutu, yaitu:
1. BJTP 24 fy = 2400 Kg/cm2 ( Besi Beton Polos )
2. BJTD 40 fy = 4000 Kg/cm2 ( Besi Beton Ulir )
Pondasi
Struktur pondasi yang digunakan pada proyek ini ialah pondasi tiang pancang
berbentuk persegi dengan ukuran 45 x 45 cm, panjang 12 meter.
Pile Cap
: Conventional Sloof
Sloof ialah salah satu struktur beton bertulang yang fungsinya untuk membagi rata
beban yang bekerja diatasnya menuju ke pondasi, sehingga bila terjadi penurunan
maka turunnya akan merata dan tidak mengganggu bangunan secara keseluruhan.
Kolom
: Conventional Coloum
Struktur kolom dibuat diatas pile cap yang merupakan penggabungan dari
beberapa pondasi tiang pancang yang telah di cor sebelumnya yang berfungsi
untuk mendukung atau menahan beban yang bekerja diatasnya yaitu pelat, balok,
dan orang yang bekerja.Kolom pada proyek ini menggunakan Beton Mutu K 300.
Pada proyek ini ada 2 (dua) model kolom yang digunakan, yaitu
a. Kolom persegi; dan
b. Kolom bulat.
Balok
: Conventional Beam
Struktur balok dibuat diatas kolom yang sudah mengering dan dapat menahan
beban dengan baik beratnya sendiri maupun berat balok, pelat, dan orang yang
bekerja terutama pada saat pengecoran berlangsung.Mutu beton untuk balokyang
digunakan poada proyek ini adalah mutu beton K 300.
Pelat
: Conventional Slab
Adapun tipe-tipe dan ketebalan pelat yang digunakan untuk keseluruhan proyek
tersebut terlampir. (Lihat lampiran gambar Denah Struktur Lantai). Terdapat 3
jenis plat utama pada bangunan ini,yaitu :
1. Plat Basement ( digunakan mutu beton K 500)
2. Plat Lantai ( digunakan mutu beton K 500 )
3. Plat Atap/Dak ( digunakan mutu beton K 300)
Dinding
Dinding pada proyek Hotel Grand Gusher ini secara umum terbagi 3, yaitu:
1. Dinding Pengisi
: digunakan hebel sebagai komponen utamanya karena
hanya berfungsi sebagai partisi
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 16
Atap
Kontruksi Atap yang digunakan pada bangunan ini sebagian menggunakan rangka
atap baja. Adapun tipe-tipe baja yang digunakan pada proyek ini bias dilihat di
lampiran gambar struktur atap.
BAB III
PEKERJAAN PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu pekerjaan konstruksi, pekerjaan yang
pertama harus dilakukan adalah pekerjaan manajemen proyek. Pekerjaan manajemen
proyek ini, baik untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, besar kecilnya,
mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing proyek yang akan dikerjakan.
Untuk Segera Bekerja di lapangan banyak kegiatan yang harus dilakukan, Kegiatan itu
antara lain mengevaluasi kembali rencana pelaksanaan pekerjaan,melengkapi dokumen,
mengadakan tinjauan lapangan
Semua kegiatan yang terkait dengan sumber daya yang diperlukan harus
diorganisasikan dengan baik, agar sesua dengan rencana yang disusun
3.1.
Kondisi Proyek
berdomisili)
Bahan Bangunan
Peralatan
Data cuaca
Metode yang tepa
Perencanaan site planpada prinsipnya adalah perencanaan tata letak dan pengaturan
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek, agar keamanan
barang-barang,bahan,peralatanserta keamanan para staf proyek terjamin.
Pengaturan dan penggunaan halaman kerja harus sesuai
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 18
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara
cermat penempatan masing-masing fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan
dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana
proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun
demikian yang tetap harus dipertimbang kan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana
proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan
nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan ke gudang
peralatan Kontraktor.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan lay out fasilitas dan sarana
yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek antara lain:
1. Menempatkan semua fasilitas proyek diluar dari bagian denah
bangunan yang akan dikerjakan sedemikian rupa agar tidak
menganggu pelaksanaan proyek. Kecuali jika lahan terlalu sempit dan
atau telah tersedia lahan area gedung (biasanya struktur basement)
untuk dapat ditempati.
2. Menempatkan material bangunan, seperti: besi beton, kayu, panel
beton dan lainnya harus dipisahkan sesuai dengan jenisdan
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 19
Base camp staf proyek adalah sejenis akomodasi yang dibangun dan disediakan
sebagai tempat tinggal bagi staf proyek dan barak pekerja . Penempatan base camp
staf proyek dibuat terpisah dengan barak pekerja. Masig-masing dilengkapi dengan
kamar mandi dan dapur
Barak pekerja ini dirancang dapat menggunakan sistem rakitan atau dengan
rangka kayu, menyesuaikan kondisi yang ada.
Luas barak pekerja tergantung berapa banyak jumlah pekerja. Barak pekerja
direncanakan dengan ukuran 30 x 6m dan diletakkan di belakang lokasi proyek, hal
ini bertujuan agar terjaganya keamanan dan kebersihan proyek, serta keselamatan
pekerja.
3.1.4 Los Kerja Besi dan Kayu
Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu.Los kerja besi merupakan
tempat pemotongan maupun pembengkokan besi beton sesuai gambar kerja (shop
2. Gerbang
Pada proyek pembangunan Hotel Grand Gusher Tarakan ini tedapat gerbang, yaitu :
Gerbang Utama
Gerbang Sekunder
Dengan ukuran lebar 6 m dan tinggi mengikuti ukuran tinggi pagar (180
cm).Gerbang ini dapat dilewati 2 buah mobil besar, motor, dan pejalan kaki.
Gerbang untuk mobilisasi bahan material mau pun alat berat
3.1.6 Jalan Kerja
Pos Jaga menggunakan kayu dan kasodengan ukuran setiap pos 2x2 m.
Pos jaga diletakkan di gerbang utama proyek.agar mudah monitor keluar masuk
barang, keluar masuk pekerja/karyawan, keluar masuknya tamu, dan
menggalangkan K3.
3.1.9 Toilet
Sebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperlukan toilet.Toilet
dibedakan disain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya.Toilet untuk karyawan
dan konsultan didisain berbeda dengan untuk pekerja. Toilet untuk karyawan dan
konsultan ini ditempatkan sedekat mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk
pekerja diletakkan berada di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Toilet
direncanakan dengan ukuran 6 x 10m, disesuaikan dengan jumlah pekerja. Toilet
pekerja diletakkan di belakang proyek, berada di sekitar barak pekerja dan gudang
material. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan proyek dan menghindari
proyek dari bau bau tak sedap.
3.1.10
TempatParkir
Untuk melindungi kendaraan karyawan dan tamu dari cuaca serta untuk kerapian
dan kenyamanan, maka dibuat areal parkir pada lokasi proyek.
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 24
3.1.11
Ditempatkan di sebelum pintu gerbang utama proyek, agar mobil keluar dari proyek
terlihat bersih (tidak meninggalkan kotoran di jalan raya).
yang berlaku.
Persyaratan administratif dan teknis untuk banguna gedung adat,
bangunan gedung semi permanen, banguna gedung darurat, dan
bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah sesuai kondisi social dan budaya setempat.
Peraturan Bangunan
Peraturan terkait bangunan gedung yang akan dibahas pada sub bab kali ini terdiri atas:
a. Undang-Undang
bangunan.
Persyaratan teknis, meliputi persyaratan tata bangunan dan
BAB IV
METODE PEKERJAAN PROYEK
4.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi
Aspek teknologi berperan dalam suatu proyek pada umumya, aplikasi teknologi
ini banyak ditetapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Metode yang
tepat , cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian proyek tersebut . Dalam
pelaksanaan pekerjaa konstruksi. Diperlukannya metode terobosan yang baru untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan, khususnya pada saat menghadapi kendala yang
diakibatkan kondisi lapangan yang tidak sesuai perencanaan . Penerapan metode
pelaksanaan kontruksi , juga tergantung jeis proyek apa yang dikerjakan. Namun
demikian semua jenis proyek konstruksi tersebut dimulai dengan pekerjaan persiapan
4.2 Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan ini diawali dengan diterimanya Surat Perintah Kerja
(SPK) dari pimpinan proyek kepada kontraktor. Tahap awal yang harus dilakukan oleh
kontraktor adalah melakukan pemantapan lokasi dimana bangunan itu akan dilakukan
pengerjaan tahap berikutnya yaitu, bersama-sama Pemilik Bangunan dan Pengawas
Lapangan menuju lokasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung informasi teknis dan
kelancaran pelaksanaan di lapangan. Selain itu juga perlunya investigasi terhadap tapak
bangunan ( site investigasion ) sebagai pendukung informasi teknis yang belum atau
tidak termuat di dalam penjabaran RKS oleh pihak perencana. Sehingga kontraktor dapat
menyesuaikan kondisi riil di lapangan dengan metode ataupun teknik pekerjaan yang
akan dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek. Site preparation
merupakan pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan
proyek. Kegiatan ini dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan proyek agar
bisa berjalan secara efektif dan efisien.
4.2.4
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian (cut) dan urugan (fill) untuk pekerjaan
konstruksi, instalasi dan bangunan operasi lainnya yang akan dilaksanakan didaerah
kerja. Pekerjaan urugan dilakukan sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam gambar
rencana dan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan hingga mencapai elevasi yang
ditentukan.
Apabila dilokasi kerja ada jaringan utilitas seperti pipa air bersih, kabel-kabel
listrik, jalur pipa gas dan lainnya yang masih dipergunakan maka Kontraktor wajib
memberitahukan kepada Pengawas dan instansi yang berwenang untuk berkoordinasi dan
berkonsultasi seperlunya guna mendapatkan petunjuk dilapangan. Kelalaian kontraktor
sehingga mengakibatkan kerusakan pada prasarana umum seperti disebutkan diatas dan
Perencanaan Pelaksanaan KonstruksiPage 33
Material urugan harus memenuhi syarat dan harus bersih serta tidak mengadung akarakar, kotoran dan bahan-bahan organik lain. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan maksimum setiap lapis 20 cm (sebelum dipadatkan) sampai permukaan tanah
yang direncanakan;
4.3 Pondasi
Dalam pelaksanaan proyek ini jeneis pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tiang
pancang.
Urutan pekerjaan Tiang Pancang :
1)
setelah tiang pertama selesai dipancang dan setelah grafik rebound/set diperoleh.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan
dan persetujuan akhir diberikan oleh Pengawas yang ditunjuk dalam waktu 3 (tiga)
hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang. Sampai persetujuan tersebut
diberikan, tidak ada perlengkapan/peralatan yang boleh dipindahkan kecuali atas
resiko Kontraktor sendiri.
Kawat bendrat
Alat :
Bar Bender
Bar Cutter
Tower Crane
Travo las
Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan
4.4.5
4.4.6
Perawatan Kolom
Pada saat pembongkaran begesting selesai, maka langsung dilakukan perawatan
utama.
Terjadi keropos pada beton setelah pengecoran, dikarenakan penggetaran concrete
vibrator yang kurang merata.
4.6
4.6.1
Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan ME & Plumbing ini meliputi penyediaan seluruh material,
4.6.2
Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang yang runcing ) atau penerima
kawat mendatar.
Kawat penyalur dari tembaga
Pentanahan kawat penyalur sampai dengan pada bagian tanah yang basah, ukuran
dari instalasi ditentukan berdasarkan daerah/bangunan yang dilindungi.
Cara pemasangan ketiga sistem adalah titik puncak/kepala dari alat penangkal petir
dihubungkan dengan pipa tembaga menuju ke dasar tempat sebagai pentanahan yaitu
pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah berair. Oleh karena itu, tempat-tempat
tesebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu keindahan bangunan
dan tetap berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir.
4.6.3
Pekerjaan Elevator
Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang
nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut
vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :
Elevator (Lift).
Eskalator
Pekerjaan Escavator
Cara kerja
Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan
untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga
bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di
antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada
dibawah permukaan cleat.
Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang
antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak
berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama
dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat
dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau
baja.
Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak
tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan:
satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu
untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi
dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah
comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan
penopang.
4.6.5
Pekerjaan Plumbing
4.6.5.1 air bersih
Pekerjaan Kaca
KesikuanKaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung ( ruang - ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
Kaca harus bebas dari keretakkan garis garis ( baret baret ) pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca)
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar atau masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah
dan mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik - bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch),
bebas lengkungan ( lembaran kaca yang bengkok).
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira -kira 0.3 mm.
4.8.3 Pekerjaan Penutup Atap Genteng Dan Atap Kaca/ Sky Light
4.8.3.1 Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh Perencana dan
Pengawas. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang
ditunjukkan dalam gambar antara lain pasangan, genteng, nok, reng, kaso atau sesuai
dengan petunjuk dari Perencana dan Pengawas.
4.8.3.2 Persyaratan Bahan
Genteng dan nok yang digunakan adalah Genteng Cisangkan Type O dengan warna kopi
dengan mutu terbaik pada jenisnya dan sesuai dengan SII-0447- 81.
Ukuran panjang, lebar dan tebal genteng dan nok harus sama untuk seluruh atap.
Permukaan genteng dan nok harus mulus ,tidak terdapat cacat ,retak, gompel dan
lain lain.