Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN KANDUNGAN KLORIDA


MENGGUNAKAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI

Oleh :

CISILLIYA TANDRAINI
NIM : 36.2015.7.1.2269

Program Studi Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Darussalam Gontor
Divisi Mantingan 2015/1436

PERCOBAAN 4
TITRASI ARGENTOMETRI
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan larutan standar AgNO
dengan tepat
2. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan standar AgNO
3. Mahasiswa dapat menentukan kandungan klorida dengan titrasi
argentometri
II. DASAR TEORI
Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana
hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar
larut.

Prinsip

dasarnya

ialah

reaksi

pengendapan

yang

cepat

mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada


pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator untuk melihat
titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan
pada titrasi. (Khopkar, 1990)
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal
adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl -, I-, Br- )
dengan

ion

perak

Ag+.

Titrasi

ini

biasanya

disebut

sebagai

argentometri, yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida


dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO 3.
Argentometri
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang
berarti perak. Jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag +. Pada titrasi
argentometri,

zat

pemeriksaan

yang

telah

dibubuhi

indikator

dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO 3. Dengan


mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh
ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan
pemeriksaan dapat ditentukan. (Underwood, 1992)

Cara Mohr
Pada metode ini, titrasi halide dengan AgNO 3 dilakukan dengan
K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna.
Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ yang berlebih diendapkan sebagai
Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus bersifat netral
atau sedikit bas, tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan
diendapkan sebagai Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka titik
akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi CrO 4- berkurang.
Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat
digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini,
endapan indikator berwarna harus lebih larut sebanding endapan
utama yang terbentuk selama titrasi. Indikator tersebut biasanya
digunakan pada titrasi sulfat dengan BaCl 2, dengan titik akhir akhir
terbentuknya endapan garam Ba yang berwarna merah. (Khopkar,
1990)
Cara Volhard
Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai
indikator adalah contoh metode volhard, yaitu pembentukan zat
berwarna

didalam

larutan.

Selama

titrasi,

AgSCN

terbentuk

sedangkan titik akhir tercapai bila NH 4SCN yang berlebih bereaksi


dengan Fe(III) membentuk warna merah gelap [FeSCN] 2+.
Pada metode volhard, untuk menentukan ion klorida suasana
haruslah asam karena pada suasana basa Fe 3+ akan terhidrolisis.
AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan klorida tentunya tidak
bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik dengan
menggunakan Fe(III) sebagai indikator. (Khopkar, 1990)
Cara Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator
adsorpsi ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan
menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar

terjadi pada titik ekuivalen, antara lain dengan memilih macam


indikator yang dipakai dan pH.
Indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organic yang
dapat membentuk endapan dengan ion perak. Misalnya flouresein
yang digunakan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan, flouresein
akan mengion (untuk mudahnya ditulis HFI) :
HFI H+ + FIIon FI- inilah yang diserap oleh endapan AgX dan menyebabkan
endapan berwarna merah muda.
Flouresein

sendiri

dalam

larutan

berwarna

hijau

kuning,

sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasar tiga macam
perubahan, yakni (i) endapan yang semula putih menjadi merah
muda dan endapan terlihat menggumpal, (ii) larutan yang semula
keruh menjadi lebih jernih, dan (iii) larutan yang semula kuning hijau
hampir tidak berwarna lagi. (Harjadi, 1990)
Cara Liebig (memperkeruh larutan)
Munculnya

kekeruhan

larutan

ini

dapat

digunakan

untuk

menandai akhir dari suatu reaksi seperti pada penentuan sianida,


pada metode ini suatu larutan NaCl dititrasi dengan larutan perak
nitrat atau sebaliknya. Pada kondisi tertentu indikator tidak perlu
ditambahkan karena munculnya kekeruhan yang disebabkan oleh
penambahan sejumlah kecil larutan ke dalam larutan lain yang dapat
menandai titik akhir titrasi.
Perak adalah logam putih dapat ditempa dan diliat. Rapatnya
tinggi (10,5 g mll ) dan ia melebur pada 960,5C, tidak larut dalam
asam klorida, asam sulfat encer (1 M) atau asam nitrat encer (2 M).
Perak nitrat mudah larut dalam air, perak asetat, perak nitrit, dan
perak sulfat kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak
lainnya praktis tidak larut. Tetapi kompleks-kompleks perak, larut
(Didik,dkk.,2009)
III. ALAT
1.
2.
3.
4.

Timbangan analitik
Pipet ukur 5 mL
Pipet tetes
Gelas arloji

5. Gelas beker 100 mL


6. Gelas ukur 25 mL
7. Corong
8. Spatula
9. Batang pengaduk
10.Erlenmeyer 250 mL
11.Buret 10 mL
12.Labu takar 100 mL
13.Botol semprot
14.Botol kaca gelap
15.Statif dan klem
IV. BAHAN
1. AgNO
2. NaCl
3. Larutan KCrO 0,1 M
4. Aquadest
5. Garam dapur
V. PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan standar AgNO 0,1 N

AgNO 1700 mg

Dilarutkan dengan 25
ml HO
Ditera hingga 100 ml
HO
Larutan AgNO 0,1 N

Standarisasi larutan AgNO 0,1 N

NaCl 87,75

Dilarutkan dengan 25
ml HO
Ditambahkan 2 ml
indikator KCrO 0,1 M
Dititrasi dengan
larutan AgNO
Endapan kuning dan
warna larutan merah
bata (akhir titrasi)

Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur

Garam dapur 100 mg

Dularutkan dengan 25
ml HO
Ditambahkan 2 ml
indikator KCrO 0,1 M
Dititrasi dengan
larutan AgNO
Endapan kuning dan
warna larutan merah
bata (akhir titrasi)
VI.DATA PENGAMATAN
Pembuatan larutan standar AgNO 0,1 M
Massa kristal AgNO : 1700 mg
Volume larutan : 100 ml
Standarisasi larutan AgNO 0,1 N
No
.
1.
2.

V NaCl

V KCrO

V AgNO

Pengamatan

25 ml
25 ml

2 ml
2 ml

12,1 ml
12,1 ml

Endapan kuning
Endapan kuning

Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur


No
.
1.
2.
VII.

V garam
dapur
25 ml
25 ml

V KCrO

V AgNO

Pengamatan

2 ml
2 ml

16,4 ml
16,3 ml

Endapan kuning
Endapan kuning

ANALISIS DATA
Pembuatan larutan standar AgNO 0,1 N
Konsentrasi larutan AgNO : 0,1 N
Volume larutan : 100 ml
Grek AgNO3 = 0,1 N x 100 ml = 10 mgrek
Mol AgNO3 = 10 mmol
Massa AgNO3 = 10 mgrek

1,7 g x 1000 = 1700


Jadi, massa AgNO yang harus ditimbang adalah 1700 mg
Data pengamatan yang diperoleh adalah
Massa kristal AgNO : 1700 mg
Volume larutan : 100 ml
Mol AgNO = 0,1 N
Maka konsentrasi secara teoritis adalah 0,1 N
Standarisasi larutan AgNO3
AgNO3 + NaCl AgCl putih + NaNO3
2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 kuning + 2KNO3
saat titik kesetaraan gram ekuivalen AgNO gram ekuivalen NaCl
Titrasi 1
m NaCl : 0,08 g
V AgNO3 : 12,1 ml = 0,0121 l
BM NaCl : 23+35 = 58
Mol NaCl :

m NaCl 0,08
=
=0,0013 mmol
Mr
58

Grek NaCl : MolNaCl

mgrek
mgrek
=0,0013 mmol 1
=0,0013mgrek
mmol
mmol

Grek NaCl : grek AgNO3


BM AgNO3 : 108+14+(16 3 ) =170

M AgNO3 :

Mol AgNO3 :

MNaCl VNaCl 0,08 g 0,25 l


=
=1,652 g
VAgNO 3
0,0121l
1,652
=Mol
170

Grek AgNO3 : Mol AgNO3

mgrek
mgrek
=1,652 mmol1
=1,652 mgrek
mmol
mmol

N AgNO3 :

Mol AgNO 3 1,652mmol


=
=66,08 N
V NaCl
0,025 l

Titrasi 2
m NaCl : 0,877 g
V AgNO3 : 12,1 ml = 0,0121 l
BM NaCl : 23+35 = 58
Mol NaCl :

m NaCl 0,08
=
=0,0013 mmol
Mr
58

Grek NaCl : Mol NaCl

mgrek
mgrek
=0,0013 mmol 1
=0,0013mgrek
mmol
mmol

Grek NaCl : grek AgNO3


BM AgNO3 : 108+14+(16 3 ) =170

M AgNO3 :

Mol AgNO3 :

MNaCl VNaCl 0,08 g 0,25 l


=
=1,652 g
VAgNO 3
0,0121l
1,652
=Mol
170

Grek AgNO3 : Mol AgNO3

mgrek
mgrek
=1,652 mmol1
=1,652 mgrek
mmol
mmol

N AgNO3 :

Mol AgNO 3 1,652mmol


=
=66,08 N
V NaCl
0,025 l

N AgNO3 rata-rata :

66,08+ 66,08
=66,08 N
2

Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur

AgNO3 + NaCl AgCl putih + NaNO3


2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 kuning + 2KNO3
saat titik kesetaraan gram ekuivalen AgNO gram ekuivalen NaCl

Titrasi 1
m Garam : 0,1 g
V AgNO3 : 16,4 ml : 0,0164 l
Mol garam :

m garam 0,1
=
=0,0017 mmol
Mr
58

Grek garam : Mol garam

mgrek
mgrek
=0,0017 mmol 1
=0,0017 mgrek
mmol
mmol

Grek garam : grek AgNO3


BM AgNO3 : 108+14+(16 3 ) =170

M AgNO3 :

Mol AgNO3 :

Mgaram Vgaram 0,1 g 0,025l


=
=0,152 g
VAgNO 3
0,0164
0,152
=0,00089 Mol
170

Grek AgNO3 : Mol AgNO3

mgrek
mgrek
=0,00089 mmol 1
=0,00089mgrek
mmol
mmol

Titrasi 2
m garam : 0,1 g
V AgNO3 : 16,5 ml : 0,0165 l

Mol garam :

m garam 0,1
=
=0,0017 mmol
Mr
58

Grek garam : Mol garam

mgrek
mgrek
=0,0017 mmol 1
=0,0017 mgrek
mmol
mmol

Grek garam : grek AgNO3


BM AgNO3 : 108+14+(16 3 ) =170

M AgNO3 :

Mol AgNO3 :

Mgaram Vgaram 0,1 g 0,025l


=
=0,15 g
VAgNO 3
0,0165
0,15
=0,00088 Mol
170

Grek AgNO3 : Mol AgNO3

mgrek
mgrek
=0,00088 mmol 1
=0,00088 mgrek
mmol
mmol

Kadar klorida dalam garam dapur

VIII.

NaCl :

100
0,017=0,0017 58=0,0986 g
1000

b/v %

0,0986
100 =3,94
0,025

PEMBAHASAN
Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang
tidak mudah larut antara titran dan analit. Sebagai contoh yang
banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana Ag + dari titran

akan bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak
mudah larut.
Dalam suatu larutan terkadang terdapat komponen lain yang
bukan merupakan bagian dari larutan tersebut.

Metode yang

digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode


mohr dengan indikator K2CrO4. Pemilihan indikator ini karena kalium
kromat dapat bereaksi dengan nitrat membentuk endapan yang
memiliki warna spesifik yatu putih.
Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen
ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan
munculnya endapan putih secara permanen. Pada percobaan ini,
larutan AgNO3 yang digunakan dibuat dengan melarutkan 1,7 gram
AgNO3 dengan aquadest hingga volumenya 100 ml ke dalam labu
ukur.
Untuk menentukan konsentrasinya (AgNO 3) volume AgNO3 hasil
titrasi pembakuan harus dikurangi dengan volume AgNO 3 hasil dari
titrasi blanko untuk mendapatkan perak nitrat yang sesungguhnya.
Titrasi blanko bertujuan untuk mengurangi kesalahan pada titrasi
disebabkan adanya pereaksi lain atau anion lain yang bereaksi
dengan AgNO3 pada saat percobaan titrasi yang terdapat dalam
larutan akuades.
Dari data

hasil

titrasi

yang

didapat

dan

dari

hasil

perhitungan didapatkan konsentrasi AgNO3 sebesar 66,08 N dengan


rata-rata volume titrasi 12,1 ml.
Pada percobaan selanjutnya, dilakukan penentuan kadar Cl
dalam

sampel

garam

dapur.

Titrasi

yang

digunakan

adalah

argentometri dengan metode mohr dan fajans. Hal pertama yang


dilakukan adalah membuat larutan sampel. Untuk sampel garam
dapur ditimbang 0,1 gram yang dilarutkan dengan aquadest ke dalam
labu ukur 100 ml.
Setelah itu garam dapur dititrasi dengan perak nitrat. Seperti
pada titrasi pembakuan perak nitrat, pada titrasi penentuan kadar Cl
inipun digunakan K2CrO sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai
dengan timbulnya endapan merah bata pada kromat.

Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada


sampel garam dapur sebesar 3,94 %.
IX.KESIMPULAN
1.
Standarisai larutan AgNO3 dilakukan dengan metode mohr;
larutan standar primer yang digunakan adalah NaCl 0,1 N dan
larutan K2CrO4 sebagai indikator.
2. Pembuatan larutan AgNO3 dapat

dilakukan

dengan

cara

melarutkan 1,7 g AgNO3 dengan akuades hingga 100 ml.


3. Penentuan konsentrasi larutan standar AgNO 3 dapat dilakukan
dengan cara melarutkan 87,75 mg NaCl ke dalam 25 ml akuades
kemudian

ditambahkan

ml

indikator

K 2CrO

0,1

dan

dititrasikan dengan larutan AgNO3 hingga terbentuk endapan


berwarna kuning yang merupakan titik akhir dari titrasi.
4. Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur dapat dilakukan
dengan cara melarutkan 100 mg sampel garam ke dalam 25 ml
akuades, lalu ditambahkan 2 ml indikator K 2CrO 0,1 M selanjutnya
dititrasikan

dengan

menggunakan

AgNO3

hingga

terbentuk

endapan berwarna kuning yang merupakan titik akhir titrasi.


5. Dari beberapa kali percobaan diperoleh konsentrasi AgNO 3 dengan
rata- rata : 66,08 N
6. Serta diperoleh kadar klorida dalam garam dapur dengan hasil :
3,94 %.

DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Buku Kedokteran : EGC. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia.


Jakarta.
Day, RA. Jr dan Al Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi
kelima. Erlangga. Jakarta.
Fatih, Ahmad, 2008, Kamus Lengkap Kimia, Panji Pustaka, Yogyakarta

Gontor Putri 1, 3 Desember 2015

Disetujui oleh,
oleh,
Dosen pengampu

Himayatul Hidayah, S.Si, Apt


Tandraini

Diperikasa oleh ,
Asisten

Dibuat
Praktikan

Indrianti Widya

Cisilliya

Anda mungkin juga menyukai