Anda di halaman 1dari 5

Posted by: maulanusantara | Agustus 13, 2008

Percepat Eksekusi Mati Penjahat Narkoba

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang,
atau sekitar 1,5 persen dari jumlah penduduk negeri ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.000
orang menggunakan narkotika dengan alat bantu berupa jarum suntik, dan 60 persennya
terjangkit HIV/AIDS, serta sekitar 15.000 orang meninggal setiap tahun karena menggunakan
napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) lain.

Kapolri Jenderal Sutanto selaku Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) mengharapkan agar para
terpidana mati kasus narkoba bisa segera dieksekusi, supaya menimbulkan efek jera bagi para
pelaku dan calon pelaku kejahatan narkoba.
Untuk menimbulkan efek jera, maka para terpidana mati kasus narkoba harus segera
dieksekusi . Untuk itu BNN telah berkoordinasi secara intens dengan Kejaksaan Agung selaku
eksekutor, kata Sutanto dalam sambutannya pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional
(Hani) di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Menurut Sutanto, berdasarkan pengamatannya pemidanaan para penjahat narkoba itu
ternyata tidak menghentikan tindak kejahatan yang dilakukan karena mereka justru menggunakan
lapas sebagai pusat pengedaran narkoba.
Sindikat pengedaran narkoba lintas negara justru dikendalikan dari lapas. Jadi lapas
ternyata tidak bisa menghentikan kejahatan tersebut, katanya.
Sutanto juga meminta agar dilakukan berbagai langkah untuk mengurangi kejahatan
narkoba yang semakin meningkat seperti memproses pidana dan pemidanaan para pelaku tindak
pidana narkoba dengan tepat, cermat dan cepat.

Dengan proses pidana dan pemidanaan yang cepat maka akan diberikan efek jera kepada
pelaku dan calon pelaku serta untuk memutus mata rantai peredaran narkoba dan membuktikan
peran negara dalam memberi perlindungan kepada warga negara dari ancaman narkoba, katanya.
Dikatakan Sutanto, jumlah pidana mati kasus narkoba mencapai 72 orang, namun tiga
sudah dieksekusi mati, satu meninggal, lima diubah hukumannya menjadi seumur hidup dan satu
diubah menjadi hukuman 15 tahun sehingga masih ada 62 orang.
Dalam waktu dekat akan dieksekusi dua terpidana mati kasus narkoba yaitu Samuel dan
Hansen Anthony. Keduanya warga negara Nigeria yang divonis tahun 2001, katanya.
Data BNN menyebutkan jumlah tindak pidana narkoba yang diungkap terus meningkat dari 17.355
kasus pada tahun 2006 menjadi 22.630 kasus. Jumlah pelaku tindak pidana narkoba juga
meningkat dari 31.635 orang menjadi 36.169 orang.
Sedangkan jumlah barang bukti juga meningkat seperti ganja naik 79 persen, heroin 23
persen, psikotropika ekstasi tablet 156 persen.
Pengungkapan meningkatnya kasus narkoba ini menunjukkan bahwa perang terhadap
narkoba baru dimulai dan tidak ada alasan untuk lengah.
Sementara itu, Jaksa Agung Hendarman Supandji di tempat yang sama mengatakan
terpidana mati kasus narkoba masih 57 orang dan pihaknya akan berusaha mempercepat proses
eksekusinya.
Mereka masih di dalam proses dan akan dipercepat sesuai ketentuan yang berlaku, kata
Hendarman.[]

Diposkan oleh no say to drug!!!!! di 23.42 Tidak ada komentar:


Label: ngumpulin tugas x tkj 2

say no to drug!!!!!
PENGERTIAN NARKOBA
NARKOTIKA
(Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 1997, TENTANG NARKOTIKA)

1; Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
2; Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat,
menghasilkan, mengemas dan / atau mengubah bentuk narkotik termasuk
mengekstraksi, mengkonversi atau merakit narkotia untuk memproduksi obat.

3; Impor adalah kegiatan memasukkan narkotika ke dalam Daerah Pabean.


4; Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan narkotika dari Daerah Pabean.
5; Peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak
pidana narkotika.
6; Surat persetujuan Impor adalah surat persetujuan Menteri Kesehatan untuk
mengimpor narkotika.
7; Surat persetujuan Ekspor adalah surat persetujuan Menteri Kesehatan untuk
mengimpor narkotika.
8; Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan memindahkan
narkotika dari satu tempat ketempat lain, dengan cara moda atau sarana angkutan
apapun.
9; Pedagang besar farmasi adalah perusahan berbentuk badan hukum yang memiliki izin
dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan penyaluran sediaan farmasi
termasuk narkotika dan alat kesehatan.
10; Pabrik obat adalah perusahan berbentuk badan hukum yang memiliki izin dari
Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat dan
bahan obat termasuk narkotika.
11; Transito narkotika adalah pengangkutan narkotika dari suatu negara ke negara lain
dengan melalui dan singgah di Wilayah Negara Republik Indonesia yang terdapat
Kantor Pabean dengan atau berganti sarana angkutan.
12; Pecandu adalah orang yang menggunakan / menyalahgunakan narkotika dan dalam
keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis.
13; Ketergantungan narkotika adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika
secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan
dihentikan.
14; Penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan
pengawasan dokter.
15; Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.
16; Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik,
mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan
fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
17; Permufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih dengan maksud bersepakat
untuk melakukan tindak pidana narkotika.
18; Penyadapan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan penyelidikan dan / atau
penyidikan yang dilakukan dilakukan Oleh Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dengan cara melakukan penyadapan pembicaraan melalui telepon dan atau
alat komunikasi elektronika lainnya.
19; Korporasi adalah kumpulan teroganisasi dari orang dan / atau kekayaan baik
merupakan badan hukum maupun bukan.
Diposkan oleh no say to drug!!!!! di 23.16 Tidak ada komentar:
Label: ngumpulin tugas
Posting Lebih Baru Beranda

@@@@

BNN: Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 4,2 Juta


Orang
Kebanyakan pengguna berada dalam usia produktif
Kamis, 26 Juni 2014 | 18:54 WIB
Oleh : Lesthia Kertopati, Nila Chrisna Yulika
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/516363-bnn--pengguna-narkoba-di-indonesia-capai-4-2juta-orang

Kendala terbesar di Indonesia dalam memerangi narkoba adalah pelayanan rehabilitasi medis. [Foto
ilustrasi] (iStock)

VIVAnews - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar, mengatakan di dunia
ada 315 juta orang usia produktif atau berumur 15 sampai 65 tahun yang menjadi pengguna
narkoba. Hal ini, kata Anang berdasarkan data dari UNODC, yaitu organisasi dunia yang
menangani masalah narkoba dan kriminal.
Selain itu, kata Anang, ada 200 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat narkoba.
"Hal itu karena akibat jumlah narkoba yang beredar cukup besar dan pengguna narkoba yang
memperoleh pemulihan masih relatif kecil," kata Anang dalam sambutannya pada acara Hari
Anti Narkoba Internasional di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 26 Juni 2014.
Sementara, di Indonesia sendiri angka penyalahgunaan narkoba mencapai 2,2 persen atau 4,2
juta orang pada tahun 2011. Mereka terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, dan
pecandu.

Meski begitu, Anang mengatakan, pada aspek pemberantasan peredaran gelap narkoba,
menunjukkan adanya peningkatan hasil pengungkapan kasus dan tersangka kejahatan serta
pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari kejahatan narkoba.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba
dengan jumlah tersangka 134.117 orang. Hasil pengungkapan tindak pidana pencucian uang
sebanyak 40 kasus dngan nilai aset yang disita sebesar Rp163,1 miliar.
Sementara upaya pencegahan, kata Anang, telah dilakukan upaya peningkatan ekstensifikasi
dan intensifikasi komunikasi, informasi dan edukasi mulai dari kalangan usia dini sampai
dewasa di seluruh pelosok Indonesia. Pencegahan itu dilakukan dengan memanfaatkan sarana
media cetak, online, ekeltronik maupun tatap muka secara langsung kepada masyarakat.
Di sisi lain, kata Anang, telah dibagun pula kesadaran, kepedulian, dan kemandirian
masyarakat dalam menjaga diri, keluarga, dan lingkungannya dari bahaya narkoba.
Dalam hal upaya rehabilitasi, kata Anang, selama kurun waktu 2010 sampai 2014 telah
direhabilitasi sebanyak 34.467 residen baik melalui layanan rehabilitasi medis maupun sosial
di tempat rehabilitasi pemerintah maupun msyarakat.
Namun, kata Anang, ada beberapa kendala dalam upaya memerangi narkoba, yaitu, pertama,
sampai saat ini pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di Indonesia masih sangat
terbatas. Sementara pengguna narkona sangat besar.
Masalah kedua, kata dia, adalah peredaran gelap narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun,
telah terungkap kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka dan barang bukti yang
cukup besar.
"Namun, hasil itu masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah narkoba ilegal yang
beredar di masyarakat," kata dia.
Masalah lainnya, kata Anang adalah adanya stigma negatif masyarakat terhadap pengguna
narkoba. "Mereka dianggap penjahat dan apabila mereka kambuh kembali dianggap residivis,
mereka dikucilkan oleh lingkungannya bahkan keluarganya sendiri," kata dia.
Padahal, kata dia, seharusnya mereka diselamatkan dan dibimbing agar pulih dan mempunyai
masa depan yang lebih baik. (adi)
@@@@@

Anda mungkin juga menyukai