Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

BATCH SHEET VI
Infus Intravena
BAB I
NAMA ZAT AKTIF DAN BENTUK YANG DIGUNAKAN
1.1 Nama Zat Aktif
Glukosa 5%
1.2 Bentuk Yang Digunakan
Infus Intravena
BAB II
MONOGRAFI ZAT AKTIF
2.1

Glukosa

Gambar 2.1 Glukosa

Berat Molekul : 694,85


Glukosa mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,5%
C6H12O6 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Rumus kimia
Pemerian

: C6H12O6 (BM 180,16)


: tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih,

Kelarutan

tidak berbau, rasa manis (FI.III 268)


: larut dalam 1 bagian air, 100 bagian dalam alcohol,
sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam
alcohol mendidih. (United State Pharmacopeia,

Titik leleh
pH

2007)
: -D-glucose: 146 C ; -D-glucose: 150 C
: Infus glukosa stabil pada pH 3,5 6,5 (Fornas ed

II)
Inkompatibilitas(OTT) : Glukosa OTT dengan Vitamin K akan kehilangan
kejernihannya

ketika

larutan

infus

glukosa

dicampurkan dengan sianokobalamin, kanamycin


sulphate, novobiocin sodium atau warfarin sadium.
Osmolaritas

: 5,51% w/v larutan air sudah isotonis dengan serum

Stabilitas
Terhadap cahaya

: Tidak stabil terhadap sinar pada proses

Terhadap suhu

sterilisasi.
: Tidak stabil pada pemanasan suhu tinggi
dan lama (terjadi

penurunan pH dan

karamelisasi); Penyimpanan pada suhu <


Terhadap pH

25oC.
: tidak stabil (terurai menjadi 5-hidroksi metil
furfural pada pH basa).Injeksi glukosa stabil

Terhadap oksigen
Penyimpanan

pada PH 3.5 6.5


: Tidak stabil. :(Martindale,28th ed, 1982)
: Dalam wadah tertutup baik. (British
Pharmacopeia,2009)

BAB III
FORMULA DAN METODA PEMBUATAN
3.1 Formula
R/
Glucosum
Infus intravena
3.2 Formula Lengkap
R/
Glukosa
Natrii Chloridum
Carbon active
Aqua pro injeksi

5%
100ml
5g
0,035g
0,1 g
ad 100 ml

3.3 Metoda Pembuatan

Metode yang digunakan dalam infus glukosa adalah metode sterilisasi


terminal.Sterilisasi dengan menggunakan otoklaf pada suhu 121C selama
15 menit.

BAB IV
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
4.1

Natrii Chloridum
Pemerian

: Hablur Heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur


putih, tidak berbau rasa asin.(Farmakope Indonesia III,
hal 403-404)

Kegunaan

: Sumber ion klorida dan ion natrium. (Farmakope


Indonesia III, hal 403-404)

Kelarutan

: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air


mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P,
sukar larut dalam etanol (95%) P. (Farmakope Indonesia
III, hal 403-404)

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: Untuk pembuatan


larutan isotonik intravena dan preparat sediaan mata
dengan konsentrasi kurang dari 0,9 %. (Handbook of
Pharmaceutical Excipient, hal 637-639)

4.2

Carbo Adsorben
Deskripsi

: Arang Jerap adalah sisa destilasi destruktif dari


beberapa bahan organik yang telah diberi perlakuan
untuk mempertinggi daya jerap.

Pemerian

: Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau;


tidak berasa.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

Batas Mikroba

: Tidak

boleh

mengandung

Salmonella

sp

dan

Escherichia coli.

Wadah

: Dalam wadah tertutup baik. (Panitia Farmakope


Indonesia, Farmakope Indonesia Edisi Keempat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, hlm.
173-174)

4.3

Aqua Pro Injeksi


Pemerian

: cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau Kegunaan:


air untuk injeksi.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : Dapat digunakan


sebagai air untuk sediaan injeksi.
Penyimpanan

: dalam wadah dosis tunggal, botol kaca atau plastik, tidak


lebih besar dari 1 liter. (Farmakope Indonesia IV, hal 112)

BAB V
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
5.1 Perhitungan Bahan
A. Konsentrasi Atropin Sulfat
Glukosa 5%
B. Perhitungan Tonisitas dengan menggunakan titik beku (tb)
Tabel 5.1 Data perhitungan titik beku zat
tb
Zat
C
Glukosa

0,1

W=

0,52(Ptb 1 x C)
Ptb 2

0,52( 0,1 x 5 )
0,576

0,520,5
0,576

= 0,035 % (hipotonis)
Perhitungan Osmolaritas
Osmolaritas Glukosa
mOsmole = 50 x 1000 x 1
180
= 277,78 mOsm/L
Osmolaritas Nacl
mOsmole = 0,35 x 1000 x 2
58,8
= 11,96 mOsm/L
Total osmolaritas :
277,78 + 11,96 = 289,74 mOsm/L ~ isotonis
Perhitungan kadar ion
Kadar ion Na+ = 350 x 23 = 137,60 mg Na+
58,5
Kadar ion Cl = 350 x 35,5 = 212,40 mg Cl58,5
Perhitungan ekivalen ion
Ekivalen Na+ = 137,60 x 1
23
= 5,98 mEq / L
Ekivalen Cl- = 212,40 x 1
35,5
= 5,983 mEq /L
Total ekivalen ion :
5,98 + 5,983 = 11,963 mEq /L
C. Volume Sediaan yang akan dibuat
C = 100 + 2 = 102 ml
V = (n + c) + 6 ml
= (1 + 102) + 6 ml
= 108 ml 110 ml

5.2 Penimbangan Bahan


Glukosa

110 ml
100 ml

x5

= 5,5 g

Nacl

110 ml
100 ml

x 0,035

= 0,0385 g

Carbon

110 ml
100 ml

x 0,1

= 0,11g

Aqua pro injeksi

: ad 110 ml

BAB XIII
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhammad. 2000. IlmuMeracikObatTeoridanPraktek . Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.
Anonim. 2007. The United States Pharmacopeia. Vol 2. Port City Press,
Baltimore
Buchanan, E.Clyde. 2009. Peracikan Sediaan Steril,edisi 2. Jakarta: EGC
British Pharmacopeia Commission . 2009. British Pharmacopeia. Vol 1. London:
The Stationery Office.
Council of Europe. 2005. European Pharmacopeia Fifth Edition. Strasbourg:
Council Of Europe.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III.Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1978.Formularium Nasional, Ed II.Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Distribusi Kerja Laporan


Dede Nurhatati

: Bab VII, VIII, XI dan X

Hesti Febriyanti

: Bab V , VI , Kemasan dan Editor

Yeni Agustina

: Bab I, II, III, dan IV .

Anda mungkin juga menyukai