Disusun Oleh :
Nama
: Uji Winarno
Nim
: 01302 075
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN IMPELLER DAN CASING VOLUTE POMPA
SENTRIFUGAL ALIRAN RADIAL UNTUK KEBUTUHAN RUMAH
TANGGA
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Teknik ( S-1 )
pada Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik
Universitas Mercu Buana
Prof.DR.Candrasa
ABSTRAK
ini
adalah
agar
mendapatkan
81 mm
dengan jumlah sudu sebanyak 5 buah. Daya yang dibutuhkan sebesar untuk
mengalirkan debit air sebesar 0,0055 m3/s adalah 73,99 Watt.Diameter poros
sebesar 13 mm dengan bahan poros SCM 2 JIS 4105.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
iii
Kata Pengantar . iv
Daftar Isi . vii
Daftar Tabel .. xi
Daftar Gambar .. xii
Daftar Notasi
Abstrak
Bab I Pendahuluan I-1
1.1 Latar Belakang .. I-1
1.2 Pembatasan Masalah .. I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan I-3
1.4 Metode Penulisan .. I-3
1.5 Sistematika Penulisan .. I-4
Bab II Teori Dasar ... II-1
2.1 Dasar Pengertian Pompa . II-1
2.2 Klasifikasi Pompa .. II-2
2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal .. II-7
2.3.1 Klasifikasi Menurut Desain Pompa II-7
2.3.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Impeller .. II-8
2.3.3 Klasifikasi Menurut posisi Porosnya . II-9
2.3.4 Klasifikasi Menurut Aliran Cairan .. II-10
2.3.5 Klasifikasi Menurut Susunan Tingkat II-10
vii
viii
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Hal
IV-16
IV-17
IV-18
IV-20
IV-21
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Hal
II-4
II-4
II-6
II-7
II-8
II-8
II-9
II-9
II-13
II-17
II-18
II-21
III-1
III-5
IV-2
IV-6
xii
DAFTAR NOTASI
KETERANGAN
SIMBOL
kg/m3
Daya
Diameter
cm
Efisiensi pompa
Faktor Pemasukan
Gaya
Head Coefisien
derajat
Jarak
cm
Jumlah Sudu
Kapasitas Pompa
m3/s
Kecepatan Absulute
m/s
Kecepatan Tangensil
m/s
Kecepatan Aliran
m/s
m/s
Lebar
cm
cm2
cm2
Moment Tahanan
cm3
Panjang
cm
SATUAN
Putaran
rpm
Putaran spesifik
ns
rpm
Suction/Delivery Head
Sudut Absolut
derajat
derajat
Sudut
derajat
Tebal
cm
Total Head
Radius
cm
BAB I
PENDAHULUAN
seperti :
I-1
mesin cuci, kulkas, alat pendingin ruangan, kompor, pompa air dan lain
sebagainya.
Dengan adanya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
sekarang ini terutama dalam bidang teknologi pengangkut baik yang berupa
benda padat, cair maupun gas, yang mana sangat dibutukan untuk kemajuan
dalam sektor industri, baik itu tergolong industri ringan maupun industri besar
kesemuanya sudah menggunakan peralatan yang serba modern.
Pompa ialah suatu mesin yang dapat memindahkan sejumlah zat cair
( fluida ) dari suatu tempat yang lain dan juga dapat memindahkan fluida dari
tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi. Pada umumnya pompa
terdiri dari impeller yang memutar fluida atau menghisap fluida dari pipa isap
kepipa tekan pada pompa, dan juga casing volute berfungsi untuk
mengarahkan fluida dari impeller, merubah energi kinetik fluida yang keluar
dari impeller menjadi head tekanan dan mengalirkan kedua pompa. Impeller
dan Casing volute ini sangat besar perannya untuk pompa.
I-2
I-3
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang permasalahan, pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika
penulisan
I-4
BAB V PENUTUP
Bab ini adalah bab penutup atau bab terakhir dari keseluruhan bab
yang terdapat dalam penulisan tugas akhir ini. Pada bab ini juga
terdapat kesimpulan dan saran dari penulisan dimana nantinya
dapat menjadi acuan untuk pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN.
BAB II
TEORI DASAR
II-1
- Faktor ketinggian
Karena adanya gravitasi bumi yangmenyebabkan air mengalir dari tempat
yang tinggi ketempat yang rendah, artinya air dapat mengalir dari tekanan yang
rendah ketekanan yang tinggi.
- Faktor jarak
Oleh karena itu untuk mengatasi faktor diatas memerlukan suatu alat yang
dapat menaikkan tekanan dan menekan laju aliran dari fluida yang dibutuhkan,
alat itulah pompa.
ditinjau
dari
cara
penambahan
energi
fluida
yang
akan
II-2
b. Rotary pump
Bagian utama dari pompa ini adalah stator ( rumah pompa ) dan rotor
( bagian yang berputar ). Cara kerja pompa ini yaitu : mula- mula cairan yang akan
dihisap akan mengisi ruangan antara rotor dan stator karena perputaran rotor,
maka cairan akan terperangkap pada ruangan tertutup dan ditekan menuiju keluar
pompa.
2. Pompa Dinamik
Pompa dinamik merupakan suatu pompa dimana energi secara terus
menerus diberikan untuk menambah kecepatan aliran cairan didalam pompa
hingga mencapai kecepatan yang melebihi kecepatan pada bagian luar, lalu
kecepatan ini diturunkan untukmenghasilkan suatu tekanan.
Cara kerja pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai impeller yang berfungsi memberi gaya sentrifugal
kepada fluida yang akan dipompakan. Cara kerjanya mula- mula daya dari luar
diberikan kepada poros poros pompa ( 1 ) untuk memutar impeller ( 2 ) Dengan
adanya putaran impeller tersebut, maka fluida yang berada pada sisi masuk
impeller ( 4 ) akan keluar melalui sisi saluran impeller mempunyai kecepatan yang
relatif tinggi.Fluida ini dikumpulkan didalam casing. Selanjutnya fluida tersebut
keluar melaliu sisi keluar pompa tersebut.
II-3
II-4
ditransformasikan menjadi tekanan. Daya dari motor diberikan kepada poros untuk
memutarkan impeller didalam fluida. Maka fluida yang ada didalam impeller oleh
dorongan sudu- sudu ikut berputar karena adanya gaya sentrifugal, maka fluida
mengalir dari impeller keluar melalui saluran diantara sudu- sudu. Disini fluida
tekanan fluida menjadi lebih tinggi, demikian pula kecepatannya bertambah besar
karena zat fluida mengalami percepatan.
Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut
dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Didalam nosel ini
sebagian kecepatan aliran diubah menjadi kecepatan. Jadi impeller pompa
berfungsi memberikan kerja kepada fluida sehingga energi yang dikandungnya
bertambah besar.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa pompa sentrifugal dapat merubah energi
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang
menyebabkan pertambahan head tekanan, head kecepatan dan head potensial
pada fluida yang mengalir secara kontinyu.
Menurut caranya merubah tenaga kinetis cairan menjadi tenaga tekan,
maka pompa sentrifugal ini dapat dibagi dua cara :
instalasi vertikal dan horizontal, single atau multi stage untuk aliran besar. Pada
jenis ini, kecepatan fluida yang keluar dari impeller diperkecil dan tekanannya
diperbesar pada saluran spiral didalam casing.Saluran yang berbentuk spiral ini
disebut volut.
II-5
bertekanan tinggio. Pada awalnya mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dari tipe
volut, namun kini bereferensi hampir sama. Pada pompa ini digunakan diffuser
yang mengelilingi impeller, guna dari diffuser ini adalah untuk menurunkan
kecepatan aliran yang keluar dari impeller sehingga energi kinetis aliran dapat
diubah menjadi tekanan secara efisien diffuser ini digunakan pada pompa yang
bertingkat, sehingga diffuser ini berfungsi sebagai pengaruh aliran discharge
impeller sebelumnya ke suction impeller sebelumnya.
II-6
II-7
II-8
II-9
II-10
Pada pompa jenis ini, zat cair masuk dari sati sisi impeller. Kontruksi
pompa sangat sederhana, sehingga umumnya banyak dipakai. Namun tekanan
yang bekerja pada masing masing sisi isap tidak sama sehingga akan timbul
gaya aksial yang gayanya menuju sisi isap.
o Pompa isapan ganda
Pada jenis pompa ini zat cair masuk melalui kedua sisi impeller tersebut,
dipasang saling bertolak belakang, sehingga gaya yang timbul akibat gaya yang
bekerja pada masing masing sisi impeller akan saling mengimbangi. Laju aliran
total sama dengan dua kali laju aliran yang masuk melalui masing masing
impeller. Dibandingkan dengan pompa isapan tunggal yang sama kapasitasnya,
pompa isapan ganda mempunyai kemampuan isap yang lebih baik.
2g
Dimana :
H=
( II. 1)
p
= Head tekanan
V2
= Head kecepatan
2g
II-11
Z = Head potensial
Ketiga head tersebut diatas adalah energi mekanik yang dikandung oleh
satuan berat 1 kgf zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan
head total tersebut dinyatakan dengan satuan tinggi kolom air dalam meter.
Dalam satuan SI, head H dinyatakan sebagai energi spesifik y, yaitu energi
mekanik yang dikandung oleh aliran per satuan massa ( 1 kg ) zat cair, satuan y
adalah j/kg, maka energi spesifik tekanan P/ ,Kecepatan V/2 dan potensial gZ.
Maka persamaan energi spesifik total :
= g .H =
p V2
+
+ gZ
( II.2 )
Dimana :
II-12
( II.3 )
3
H4
Dimana :
n s = Putaran spesifik
n = Putaran pompa ( rpm )
Q = kapasitas pompa ( m 3 /menit )
H = Head total pompa
Kecepatan spesifik yang didefinisikan dalam persamaan diatas adalah sama untuk
pompa pompa yang sebangun atau sama bentuk impellernya, meskipun ukuran
dan putarannya berbeda, ada empat ( 4 ) jenis impeller berdasarkan putaran
spesifiknya adalah sebagai berikut :
n s = ( 100 250 ) = Impeller jenis radial
n s = ( 100 780 ) = impeller jenis francis
3
II-13
2. 7 Daya Pompa
Adalah daya dari pompa sentrifugal yang bisa digunakan dan dipindahkan
ke fluida, yaitu:
Pv = g H Q
( II.4 )
Dimana :
4
II-14
= Kerapatan fluida ( kg /m 3 )
g = Gravitasi ( m/det 2 )
Q = Kapasitas ( m 3 /det )
Pv
o
( II.5 )
Dimana :
P = Daya yang dibutuhkan ( kW )
P V = Daya pompa ( kW )
o = efisiensi overall
( II.6 )
Dimana :
II-15
d s = Diameter poros ( m )
T = Torsi
= P/
P = daya yang dibutuhkan ( kW )
( II.7 )
Dimana :
Dn = diameter naaf ( in )
d s = diameter poros ( in )
4Q
+ Dn
Vo
( II.8 )
Dimana :
7
II-16
Q = kapasitas ( ft 2 /det )
Vo = kecepatan sisi masuk ijin ( ft 2 /det )
Dn = dimeter naaf ( m )
(m/det)
V0
n = 3000
n = 750
n = 1500 menit
0,003
6
0,01
0,02
0,03
3 4
0,1
0,2
0,6
Q (m3/det)
Gambar 2.10 Hubungan kecepatan sisi masuk ijin dengan kecepatan yang
Dibutuhkan dan putaran pompa
D!n
60
( II.9 )
Dimana :
U 1 = kecepatan keliling sisi masuk ( m/det )
D 1 = diameter mata impeller ( m )
n = putaran poros ( rpm )
2.8.2.4 Sudut Sisi Masuk ( 1 )
II.9) Austin H Church, Pompa dan Blower Sentri Fugal, hal 108
II-17
Fluida dianggap masuk impeller secara radial, sehingga sudut masuk absolute (
Vr1
U1
( II.10 )
Dimana :
Vr1
V1
1
U1
Gambar 2 11 Segitiga kecepatan sisi masuk
Dimana :
U 1 = kecepatan keliling sisi masuk ( m/det )
1
II-18
Q
.D1Vr1 1
( II.11 )
Dimana :
b1 = lebar impeller pada sisi masuk ( m )
Q = kapasitas ( m 3 /det )
D1 = diameter sisi masuk ( m )
Vr1 = kecepatan arah alian radial ( m/det )
( II.12 )
Dimana :
D2 = diameter luar impeller ( in )
1
II-19
H = head pompa ( ft )
n = putaran poos pompa ( rpm )
.D2. n
60
( II.13 )
Dimana :
U 2 = kecepatan keliling impeller sisi luar ( m/det )
D2 = diameter luar impeller ( m )
n = putaran poros ( rpm )
( II.14 )
Dimana :
Vr2 = kecepatan raduial keluar ( m/det )
Vr1 = kecepatan radial masuk ( m/det )
Besarnya sudut sisi keluar dibuat lebih besar dari sudut sisi masuk untuk
mendapatkan aliran yang lancar.
1
II-20
( II.15 )
= ( 15 o - 40 o )
V
Vr
'2
VuVu2
U2
Gambar 2.12 Segitiga kecepatan sisi keluar
U 2 = kecepatan impeller sisi keluar ( m/det )
Vu 2 = kecepatan keluar tangensial ( m/det )
Q
Vr2. .D2.
( II.16 )
2
II-21
Dimana :
Q = jumlah aliran total ( m 3 /det )
Vr2 = kecepatan radial keluar ( m/det )
D 2 = diameter luar impeller ( m )
D2 + D1
sin
D2 D1
( II.17 )
Dimana :
D2 = diameter luar impeller ( m )
D1 = diameter dalam impeller ( m )
1+
2
.D1
z
( II.18 )
Dimana :
D1 = Diameter dalam impeller ( m )
z = jumlah sudut
2.8.6 Tebal Sudu ( s )
1
II-22
R 2b R 2 a
2( Rb cos b Ra cos a )
( II.19 )
Dimana :
Ra = jari jari knsenrtis lingkaran dalam
Rb = jari jari konsentris lingkaran luar
a
dan b = indek yang menunjukkan bagian dalam dan luar lingkaran konsentris.
( II.20 )
II-23
132 log10 ( Rt / R2 )
tan ' 2
( II.21 )
( II.22 )
Dimana :
b3 = lebar rumah pompa
b2 = lebar impeller pada sisi keluar
R2 = jari jari luar impeller
R = jarak antara dua radius R dan R2
= Rave - R
Rave = jari -=jari rata rata rata
Penampang rumah pompa berbentuk trapesium dengan sudut antara dinding
dengan garis horizontal 30 o . Rencana rumah pompa ditentukan oleh sudut yang
dihitung.
360 R2Vu 2
=
Q
R2
R
R
( II.23 )
II.21) Austin H Chrunch, Pompa dan Blower Sentri Fugal, hal 120
II.22) Austin H Church, Pompa dan Blower Sentri Fugal, hal 121
2
II.23) Austin H Church, Pompa dan Blower Sentri Fugal, hal 118
2
II-24
BAB III
PERHITUNGAN HEAD POMPA
III-1
Q=V.A
( III.1 )
III
Dimana :
Q = Kapasitas pompa, m/s
= Direncanakan untuk mengisi tangki atas sehingga penuh
dalam 30 menit.
V = Volume tangki air
= 0,9 m
t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi tangki dengan air sampai
penuh.
= 30 menit = 1800 detik.
V
Q=
0,9 m / s
1800
d 2S
4
dS = 0.0178 m
dS = 0.702 m
Dalam perencanaan ini diambil pipa dengan diameter inci dengan
ukuran pipa sebagai berikut :
III
= 0,02667 m
III-2
= 0,0209296 m
A
vs =
4Q
d s
4 0.5 10-3
2
( 0.0209296 )
vs = 1.45 m/s
3.1.2 Luas Penampang Pipa Tekan
Luas penampang pipa tekan dapat dihitung dengan menggunakan cara :
vd = Kecepatan keluar air 3 m/s
Ad =
Q
Vd
0.5 X 10 3
-4
3
= 1.6610 m
3
dd = 0.0147567 m
Dalam perencanaan ini diambil pipa dengan diameter inci dengan
ukuran pipa sebagai berikut :
: 0.021336 m
v ds
( III.2 )
IV
v
Dimana :
vs = Kecepatan aliran dalam pipa isap
= 1.45 m/s
ds = Diameter dalam pipa isap
= 0.0209296 m
v = 0.804 10-6 m2/s
Re = 1.45 (0.0209296)
0.804 10-6
Re = 37.746,17 aliran yang terjadi adalah Turbulen
3.2.2 Pipa Tekan
Perhitungan pada pipa tekan dapat dihirung dengan menggunakan rumus:
Re = vd dd
v
Dimana :
vd = kecepatan aliran dalam pipa keluar
= 2.55 m/s
Re =
2.55 (0.0157988)
0.804 10-6
IV
III-4
Sehingga dari hasil perhitungan di atas maka, aliran dalam pipa pipa
tersebut adalah aliran turbulen.
3.3 PERHITUNGAN HEAD POMPA
Jika zat cair mengalir melalui suatu instalasi pompa, maka zat cair
akan mengalami hambatan pada pipa. Dengan demikian menimbulkan
kerugian-kerugian pada hisap dan tekan.
.(
III.3 )
III-5
= 0.0209296 m
vs = kecepatan aliran pada hisap
= 1.45 m/s
g = percepatan grafitasi
= 9.81 m/s2
Dari mody diagram di dapat :
f = 0.00225
hls = 0.00225
pada Re = 37.746,17
4.5
(1.452)
0.0209296 29.81
hls = 0.518 m
b. Kerugian Head Akibat Sambungan 900 (hls )
2
hl1 = nk1 v
2g
Dimana :
n = jumlah sambungan 900
= 1 buah
k1 = factor kelengkungan pipa lekuk 900
= 0.55
sehingga didapat :
(1.45 2 )
2 X 9.81
hl1 = 0.55
= 0.518m
c. Kerugian head pada kutub isap dengan saringan (hl2 )
hl2
v2
2g
Dimana :
k = factor akibat adanya katub hisap dengan saringan
= 1
2
hl2 = 1 (1.45 )
29.81
hl2 = 0.1072 m
Jadi kerugian head pada sisi isap seluruhnya adalah :
hsl
III-6
hsl
h2l = 0.684 m
3.3.2 Perhitungan Kerugian Head Pada Sisi Tekan
Pada perhitungan kerugian head pada sisi tekan
dicari dengan
menggunakan cara :
a. kerugian head gesekan pada pipa lurus
Kerugian head gesekan pada pipa lurus dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
=
hl2
( III.4 ) VI
I v2
D 2g
Dimana :
f = factor gesekan pipa tekan
ld = panjang pipa tekan
= 5m
d = diameter pipa tekan
= 0.0157988 m
v = kecepatan aliran pada pipa tekan
= 2.55 m/s
dari mody diagram di dapat :
f = 0.0205
dari Re = 50.108,13
sehingga didapat :
hld = 0.0205
5 (2.552)
0.0157988 29.81
hld = 2.15 m
b. Kerugian head akibat adanya belokan 900 ( hl1 )
hl1
VI
2
= nk v
2g
III-7
Dimana :
n = jumlah belokan
= 1 buah
k = factor kelengkungan pipa siku 900
= 0.55
sehingga didapat :
(2.552)
hl1 = 20.55
29.81
hl1 = 0.36 m
c. Kerugian head akibat kecepatan pada ujung pipa buang
2
= n v
2g
hl2
(III. 5)
VII
Dimana :
n = jumlah kutub buang
= 1 buah
hl2 = 1
(2.552)
2 9.81
hl2 = 0.33 m
Jadi kerugian head pada sisi tekan pompa adalah :
hld
hld
hld
= 2.84 m
+ hls + Ztotal
= 2.84 + 0.6841 +8
= 11.5241m
Dimana :
Ztotal = tinggi total
=8
VII
III-8
BAB IV
PERENCANAAN DIMENSI UTAMA
POMPA SENTRIFUGAL
Q
H
Dimana :
n
(Q = 0,0055 m )
IV-1
= tinggi manometris ( H
ns = 3000
= 11,52 m )
5.10 4
11,52
= 10,72
Dengan melihat gambar 4.1 dibawah ini, maka ditentukan jenis
impellera yaitu low speed impeller. Dengan baik isapan tunggal dan satu
tingkat pompa sudah dapat bekerja dengan baik.
Effisiensi hidrolis
= 0,750-0,85
= 0,9-0,95
IV-2
c. Effisiensi Volumetris
Effisiensi hidrolis
= 0,94 0,995
op
op
op
.Q p .H man
Dimana :
P
= daya motor
op
Qp
= kapasitas pompa m
op
IV-3
= .g
Qth
= Q/
Qth = Q/0,95
= 5.10-4 / 0,95
= 5,2.10-4 m3/s
995,7.9,8.5,2.10 411,52
P =
0,79
= 73,99 watt
4.3.2 Menghitung Diameter Poros
Perhitungan poros ini adalah pada beben torsi, untuk poros pompa
perencanaan ini dipilih bahan poros SCM 2 JIS 4105 dengan
85 kg/mm
Dengan faktor keamanan Sf =8. maka perhitungan adalah sebagai
berikut :
max
3.sf
( IV.I )
85
3.8
= 6,13 kg/mm2
Sehingga
Torsi poros
T=
60.P
2. .n
IV-4
60.73,99
2.3,14.3000
= 0,23 Nm
= 23,46 kgmm
Diameter poros
ds = 3
16.23,46
.6,13
= 2,69 mm
3 mm
Pada perencanaan diameter poros bertingkat, dan untuk
keseimbangan
dan
memperhatikan
faktor
kekuatan,
maka
4.4
( IV.2 )
= 0,11 2.9,8.11,52
= 1,65 m/s
Kecepatan masuk
Dalam perencanaan Vo adalah :
Vo = 0,8 Vrl
= 0,8.1,65
= 1,32 m/s
IV-6
c.
4.Qth
2
+ dn
.Vo
4.5,2.10 4
+ 0,014 2
.1,32
do
= 0,027 m
= 27 mm
d.
e.
.d1 .n
60
U1 =
=
.0,027.3000
60
= 4,24 m/s
IV-7
f.
Vri
U1
1,6
4,24
.d1
Z
3.14.27
5
= 16,95 mm
IV-8
h.
S1
sin
4
sin 21
= 11,16 mm
Dengan demikian besarnya koefesien penyempitan sisi
masuk 1 :
t1
t1 S u1
1 =
16,59
16,59 11,16
= 3,0
i.
Qth
.d1 .Vr1 . 1
5,2.10 4
.0,027.1,6.0,86
= 0,00445 m
= 4,4 mm
j.
Segitiga percepatan
.d 2 .n
60
IV-10
Vr 2
tan
1,4
tan 33
= 12,72 -
= 10,56 m/s
f. Kecepatan Absolut Tangensial
H man
th
11,52
0,85
=13,5
H vir
=
U 2 .Vu 2
9,8
=
12,72.10,56
9,8
= 13,7 m
IV-11
H vir
H vir
13,5
13,7
= 0,98
Vu2 = .Vu 2
= 0,98.10,56
= 10,34 m/s
= arctan
Vr 2
Vu 2
= arctan
1,4
10,56
= 7,5o
1,4 2 + 10,56 2
= 10,6 m/s
g. Jarak bagi antara sudu sisi masuk
Untuk menentukan jarak sudu masuk, kita asumsikan banyak
sudu adalah 5 buah
IV-12
Maka besarnya t2 =
.D2
Z
=
.81
5
= 50,86 mm
h. koefesien penyempitan sisi masuk
Koefesien penyempitan sisi masuk dapat ditentukan jika
kitadapat menentukan harga Su2
S2
sin
4
sin 33o
= 7,34 mm
Dengan demikian besarnya koefeien penyempitan sisi masuk
2=
t2
t2 Su2
50,86
50,86 7,34
= 1,16
i. Lebar impeller sisi keluar
Lebar impeller sisi keluar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan ( II.16 )
b2 =
Qth
.d 2 .Vr .
IV-13
5,2.10 4
.0,081.1,4 x 0,9
= 1,6 .10-3 m
= 1,6 mm
j. segitiga kecepatan v2
Merupakan bagian mencari harga V2 (kecepatan relative fluida
terhadap impeller) yaitu dengan menggambar vector gaya yang bekerja
pada sisi keluar
Dari grafik diatas didapat kecepatan rekatif air meninggalkan impeller v =
m/s
4.4.3
jumlah sudu yang biasa digunakan adalah 5 -13 buah. Jumlah sudu
haruslah sesuai enga ketentuan yang telah diberikan sehingga
memberikan pengarahan yang baik pad zat cair yang dipompa. Jumlah
yang makin banyak akan menyebabkan semakin banyak kerugian akibat
gesekan.
Dari perhitungan sebelumnya, jumlah sudu yang diasumsikan
adalah 5 buah. Untuk itu kita harus memeriksa kembali ketepatannya
dengan menggunakan persamaan rumus ( II.17 )
Z = 6,5 x
d 2 + d1
+
sin 1
d 2 d1
2
IV-14
Z = 6,5
81 + 27
21 + 33
sin
81 27
2
= 4,2
Rb2 Ra2
2( Rb cos b Ra cos
Untuk inlet
Vri = 1,66 m/s
1 = 21o
d2 = 27
Untuk outlet
Vr2 = 1,44 m/s
2
= 33 o
d2
= 81 mm
R2
cos
Rcos
1
B
C
D
2
13.5
20.25
27
33.75
40.5
182.25
410.0625
729
1139.063
1640.25
21
24
27
30
33
0.933
0.914
0.891
0.866
0.838
12.5955
18.5085
24.057
29.2275
33.939
Rcos2Rcosb1
0
5.913
5.5485
5.173
4.7115
R22-R12
0
227.8125
318.9375
410.0625
501.1875
0
19.2637
28.74088
39.63488
53.18768
IV-16
sin ( .D D )
Z
21
22
23
24
25
D
27
40.5
54
67.5
81
E
0.86
0.87
0.88
0.89
0.9
t
0.830844
1.223375
1.587082
1.86516
2.136456
IV-17
b=
Qth
.D. .Vr
( IV.3 )
0.86
0.87
0.88
0.89
0.9
Vr
1.6
1.56
1.52
1.48
1.4
B
0.004458
0.003013
0.002293
0.001863
0.001623
2. .R3
x
45
45
2.
.0,0425
2160,8
2160,8
= 8,76.10-4m
= 0,87 mm
4. Jari-jari Volute bagian luar
Ra = R3 + (v)
= 42,5 + 0,87
= 43,37 mm
Untuk sudut-sudut pada interval yang lain dapat dihitung dengan
rumus diatas dan kemudian diamsukkan ke dalam table.
IV-19
0
45
90
135
180
225
270
315
360
v
0
0.876206
2.478286
4.552902
7.00965
9.796284
12.87755
16.22757
19.82629
Ra
42.5
43.37621
44.97829
47.0529
49.50965
52.29628
55.37755
58.72757
62.32629
132.Log ( R3 / R2 )
tan 2
132.Log (0,0425 / 0,0405)
tan 7,5 0
= 20,9o
4.6 Perbandingan
Untuk membandingkan hasil pompa perencanan penulis membandingkan
dengan pompa Panasonic GA-200 JBE
IV-20
200 Watt
35 l/s
20 m
25,4 mm
25,4 mm
120 mm
Perencanaan
Daya
Kapasitas /debit
total head
D. Pipa suction
D. Pipa disharge
D. Impeller
73,99 watt
30 l/s
11 m
15 mm
20 mm
81 mm
Pompa Perencanan ini mempunyai watt kecil cocok untuk daerah mata
airnya tidak terlalu dalam.
IV-21
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada perencanaan pompa ini berfungsi untuk memindahkan fluida
berupa air di bawah permukan air ke tanki penampungan. Dalam
perencanaan ini digunakan jenis pompa sentrifugal.
1. Head total manometris yang terjadi sebesar 11,52 m .
2. Kerugian Head pada pipa hisap sebesar 0,684 m
3. Kerugian head pada pipa tekan sebesar 2,84 m
4. Head statis sebesar 8 m.
5. Diameter pipa hisap sebesar pipa in atau 20,9 mm
6. Diameter pipa tekan sebesar 15 mm
7. Putaran spesifik sebesar 10,72 berdasarkan putaran spesifik inilah
didapat impeller sentrifugal yang digunakan pada perencanaan ini
dengan bahan impeller yaitu bronze.
V-1
5.2 Saran
1. Untuk mendapatkan ukuran impeller yang sesuai dengan
kapasitas dan daya hisap dan tekan diperlukan daya yang sangat
besar. sesuai dengan rumus bantuan yaitu rumus putaran spesifik
2. Untuk mengurangi laju karat dipilih bahan impeller dari bahan
perunggu yang mempunyai laju korosi yang kecil.
3. Untuk menjaga agar tidak terjadi macet pada mata impeller yang
diakibatkan sampah untuk itu diperlukan filter pada ujung pipa
hisap. Contoh : Muffler filter.
4. Untuk menentukan tipe impeller harus diketahui dahulu putaran
spesifik dari pompa tersebut.
Daftar Pustaka
1. Church, Austin H, Pompa dan Blower Sentrifugalditerjemahkan oleh Zulkifli
Cetakan ketiga, Erlangga, Jakarta, 1993.
2. Dietzel, Fritz, Turbin, Pompa dan Kompresor diterjemahkan Dakso, Erlangga,
Jakarta, 1980.
3. Edwards, Hicks, Teknologi Pemakaian Pompa, Cetakan pertama, Erlangga,
Jakarta, 1996.
4. Giles, Ranald V., Mekanika Fluida dan Hidrolika, diterjemahkan Herman
Widodo Soemitro, Erlangga, Jakarta.
5. Prashun, Alan L., Fundamental of Fluid Mechanics, Prentice Hall. Inc,
Englewood cliffs, New Jersey, 1980.
6. Tahara, Haruo Sularso&, Pompa dan Kompresor, Cetakan kedelapan, Jakarta,
2004.
7. White, Frank M., Fluid Mechanics, Fouth Edition, Mc. Graw Hill Co, New
York.