Laporan Akhir Modulasi Analog
Laporan Akhir Modulasi Analog
Judul Percobaan
Nama Praktikan (NPM)
: MODULASI ANALOG
: 1. M. Aryo Rusyandi
(1415031074)
2. M. Dimas Nugroho
(1415031075)
3. M. Mas Ruri Yusuf
(1415031078)
4. M. Rifky Wiguna Utama
(1415031079)
5. Manda Juniantara Pratama (1415031084)
: Risdawati Hutabarat
N
o
: 11
Catatan
Tanggal
Praktikum
2.
Asistensi 1
- Perbaiki yang sudah ditandai tentang
penggunaan kata asing, penomoran
sub-bab, analisa grafik, pembahasan,
kesimpulan dan isi lampiran.
Asistensi 2
Perbaiki yang sudah ditandai dan dikoreksi
pada analisa grafik dan kesimpulan.
Asistensi 3
ACC JILID
TTD
29 April
2016
1.
(1215031064)
6 Mei 2016
16 Mei
2016
18 Mei
2016
Bandar Lampung,
Asisten,
Risdawati Hutabarat
NPM. 1215031064
2016
I. Judul Percobaan
Modulasi Analog
pengangkut pada saat proses transmisi. Proses modulasi ini agar dapat terjadi
adalah dengan metode penggabungan sinyal informasi yang memiliki frekuensi
yang rendah dan sinyal pengangkut yang memiliki frekuensi tinggi. Modulasi
analog memiliki beberapa parameter dalam proses modulasinya yaitu amplitude
sinyal, frekuensi sinyal, dan phasa sinyalnya.
Proses modulasi memiliki tahapan dalam proses pentransmisiannya yaitu sinyal
terlebih dahulu melewati modulator yang merupakan alat yang berfungsi untuk
menggabungkan sinyal informasi dan sinyal pengangkutnya, kemudian sinyal
yang telah ditransmisikan akan melewati media transmisi sehingga akan sampai
ke demodulator. Demudulator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan
sinyal informasi dan sinyal pengangkutnya sehingga sinyal informasi yang
ditransmisikan dapat terbaca oleh penerima.
Sinyal analog merupakan sinyal data yang terbentuk dalam gelombang kontinyu,
dan membawa informasi dengan cara mengubah karakteristik gelombangnya.
Sinyal analog berfungsi dengan mengirim gambar dan suara dalam bentuk
gelombang yang kontinyu. Sinyal analog biasanya berbentuk gelombang sinus,
sinyal analog cukup mampu mencapai jarak yang jauh dalam pentransmisian
sinyalnya , namun rentan terhadap gangguan atau noise
Modulasi analog memiliki beberapa parameter yaitu frekuensi, amplitudo, dan
phasa. Pentransmisian dengan modulasi analog dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu dengan Amplitude modulation (AM), Frequency modulation (FM), Phasa
modulation (PM)
Amplitude modulation (AM) adalah suatu teknik modulasi dengan cara
menggabungkan sinyal informasi dan sinyal pengangkut untuk ditransmisikan,
pengabungan sinyal informasi dan sinyal pengangkut dengan cara mengubah ubah
amplitude sinyal pengangkut sesuai dengan sinyal informasinya.
Vc(t) = Ac Sin (
t)
Sinyal pemodulasi
m(t)
Sinyal termodulasi
t)
Kelebihan dari amplitudo modulasi adalah memiliki jangkauan range yang karena
sinyal AM mampu dipantulkan pada lapisan udara teratas yaitu ionosfer dan lebih
mudah dimodulasi karna lebih sederhana.
Kekurangan dari amplitudo modulasi adalah dapat terngganggu oleh gangguan di
atmosfir dan daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan Frequency
Modulation (FM)
Frequency Modulation
Kelebihan fasa modulasi adalah potensi gangguan dan daya yang digunakan lebih
kecil dibandingkan frekuensi modulasi dan amplitudo modulasi
Kekurangan dari fasa modulasi adalah efisiensi bandwith yang rendah dan
implementasinya tidak sederhana.
title(Carrier Signal)
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
3. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa
dengan fungsi Modulasi Amplitudo
Fc=300;
y=ammod(x,Fc,Fs);
subplot(3,1,3);
plot(t,y);
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Amplitude Modulation Signal)
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
4. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Frekuensi
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(3,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on
yfm=fmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(3,1,3);
plot(t,yfm)
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Frequency Modulation Signal)
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on
5. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Phase
y=2*pmmod(x,Fc,Fs,1)
subplot(3,1,3)
plot(t,y)
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on
sinyal
carier
sesuai
dengan
keadaan
sinyal
informasi
dan
mempertahankan ampitudo dari sinyal carrier dan sinyal informasi. Pada gambar
7.1.b terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
demgan metode frekuensi modulasi. Sinyal yang telah termodulasi akan
mengikuti frekuensi dari sinyal carrier nya dan saat nilai sinyal informasi positif
mengakibatkan frekuensi termodulasi tinggi dan saat sinyal infromasi negatif
mengakibatkan fekuensi termodulasi menjadi rendah.
merupakan teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara
memperhatian beda fasa pada sinyal informasinya sehingga pada saat perubahan
fasa sinyal informasi akan mengakibatkan sinyal cariernya megikuti. Pada gambar
7.1.c terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
dengan metode fasa modulasi. Sinyal yang telah termodulasi akan mengikuti
setiap perubahan fasa dari sinyal informasinya. Sinyal yang termodulasi ketika
sinyal informasi akan positif maka frekuensi termodulasi akan menjadi tinggi
sedangkan ketika sinyal informasi akan negatif maka frekuensi termodulasi akan
menjadi rendah.
modulasi
amplitudo
merupakan
teknik
mempertahankan ampitudo dari sinyal carirer dan sinyal informasi. Pada gambar
7.1.d terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
dengan metode frequency modulation. Sinyal yang telah termodulasi akan
mengikuti frekuensi dari sinyal carrier nya dan saat nilai sinyal informasi positif
mengakibatkan frekuensi termodulasi tinggi dan saat sinyal infromasi negatif
mengakibatkan fekuensi termodulasi menjadi rendah. Amplitudo sebesar 4V
mempengaruhi nilai termodulasinya sehingga saat sinyal informasi positif maka
akan semakin tinggi sinyal termodulasi dan saat sinyal infromasi negatif maka
akan semakin rendah frekuensi sinyal termodulasi.
f.
7.2 Pembahasan
Percobaan modulasi analog mempunyai tiga metode, percobaan yang pertama
menggunakan metode amplitude modulation (AM). Percobaan AM menggunakan
amplitudo 2V dan frekuensi sinyal Fi 15Hz dan Fc 150Hz.. Pada saat termodulasi
sinyal carrier bergabung dengan sinyal informasi sesuai dengan teori metode AM.
Sinyal termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang diubah ubah amplitudonya
sesuai dengan sinyal informasinya. Percobaan ini membuktikan teori amplitude
modulation (AM) yaitu sinyal yang termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang
diubah ubah amplitudonya sesuai sinyal informasi. Metode amplitudo modulasi
(AM) diuji menggunakan perubahan sinyal informasi dengan amplitudo 4V dan
sinyal carrier tetap 2V sehingga menghasilkan sinyal termodulasinya terpotong
saat sinyal informasi melebihi amplitudo 2V dan tetap mempertahankan frekuensi
carrier pada sinyal termodulasinya. Percobaan yang kedua menggunakan metode
frekuensi modulasi (FM) dengan amplitudo 2V, Fi 1Hz, Fs 100Hz dan Fc 10Hz.
Pada saat termodulasi sinyal carrier bergabung dengan sinyal infromasi sesuai
dengan teori metode FM. Sinyal termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang
diubah ubah frekuensinya sesuai dengan kondisi sinyal informasinya. Percobaan
ini membuktikan teori dari frequency modulation (FM) yaitu saat sinyal informasi
positif maka akan terbentuk sinyal termodulasi dengan frekuensi yang tinggi dan
saat sinyal negatif maka akan terbentuk sinyal termodulasi dengan frekuensi yang
lebih rendah. Metode FM dituju dengan mengubah semua nilai amplitudo menjadi
4V, hasil percobaan membuktikan sinyal termodulasi akan menjadi lebih tinggi
frekuensinya saat sinyal informasi positif dan akan menjadi sangat rendah
frekuensinya saat sinyal informasi dalam keadaan negatif. Percobaan ketiga
menggunakan metode Phasa modulation (PM) menggunakan amplitudo 2V,Fi
1Hz, Fs 100Hz dan Fc 10Hz.. Percobaan membuktikan saat termodulasi maka
setiap fasa dari sinyal informasi akan termodulasi menjadi titik puncak amplitudo.
Hasil percobaan membuktikan bahwa pada metode Phasa modulation (PM) maka
sinyal termodulasi frekuensinya akan menjadi tinggi saat sinyal informasi akan
menjadi positif dan frekuensi akan menjadi lebih rendah saat sinyal infromasi
akan menjadi negatif. Metode Phasa modulation diuji dengan cara merubah nilai
Fc menjadi 20Hz, hasil sinyal termodulasinya nilai frekuensinya menjadi lebih
tinggi dari Fc 10 Hz.
Modulasi analog terbagi menjadi tiga yaitu amplitude modulation (AM),
Frequency modulation (FM), dan phasa modulation (PM). Pada amplitudo
modulasi nilai frekuensi dan fasa tetap pada saat modulasi. Frequency modulation
(FM) merupakan teknik untuk membawa siyal informasi dengan menggabungkan
terhadap sinyal carrier meubah ubah frekuensi sinyal carier sesuai dengan sinyal
informasinya. Pada frequency modulation besarnya amplitudonya adaah tetap saat
proses modulasi. Phasa modulation merupakan suatu teknik modulasi dengan cara
merubah fasa dari sinyal carrier sesuai dengan sinyal informasinya. Perubahan
fasa pada modulasinya sesuai dengan sinyal informasi, setiap perubahan fasa
sinyal informasi maka akan terbaca sebagai sinyal amplitudo tinggi.
Amplitudo modulation(AM) memiliki kelebihan yaitu memiliki jangkauan yang
luas karna dipantulkan pada lapisan udara teratas (ionosfer) dan lebih mudah
dimodulasi karna sederhana, sedangkan kekurangannya adalah dapat terganggu
oleh gangguan atmosfir dan bandwith yang sempit membatasi kualitas suara yang
dipancarkan. Frequency modulation (FM) memiliki kelebihan yaitu membutuhkan
bandwith yang lebih lebar dibandingkan amplitudo modulation, tahan terhadap
gangguan, noise lebih kecil maka kualitas lebih baik, dan daya yang dibutuhkan
lebih kecil, sedangkan kekurangannya adalah semakin lebar bandwith maka biaya
mahal dan modulasi yang rumit . Phasa modulation (PM) memiliki kelebihan
yaitu tahan terhadap angguan noise dan daya yang dibutuhkan lebih kecil
dibandingkan AM, sedangkan kekurangannya adalah memerlukan perangkat keras
yang rumit sebagai penerima.
Modulasi analog memiliki pengaplikasian sendiri pada kehidupan sehari hari.
Aplikasi dari Amplitudo modulation (AM) adalah pada aplikasi mobile, radio
siaran maupun komunikasi HF. Aplikasi dari Frequency modulation adalah siaran
televisi. Aplikasi dari Phasa modulation adalah radio broadcast(FM), komunikasi
sinyal suara, radio selular, two-way mobile radio, dan komunikasi satelit dan
microwave
Sinyal informasi yang telah dimodulasi maka akan dimodulasi kembali agar sinyal
informasi dapat terpisah dari sinyal carier sehingga sinyal infromasi akan sampai
ketujuan
VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percoban modulasi analog adalah sebagai berikut
1. Modulasi analog merupakan teknik pengabungan dari sinyal analog yaitu sinyal
informasi dan sinyal carrier agar dapat ditransmisikan.
2. Proses Amplitudo Modulation (AM) dengan menggunakan MATLAB adalah
menghasilkan sinyal termodulasi dengan membangkitkan sinyal carrier dan sinyal
informasi dengan syarat frekuensi yang sama dan amplitudo yang sama sehingga
sinyal dapat termodulasi sehingga amplitudo sinyal carrier mengikuti amplitudo
sinyal informasinya,
DAFTAR PUSTAKA
Prof.
Dr.
Zuhal
M.Sc.EE
dan
Ir.
Zhanggischan.2004.Prnsip
Elektronik.Jakarta:Gramaedia Pustaka
Wilardjo,Like. 2002.Glosarium Fisika.Jakarta:Balai Pustaka
Dasar
LAMPIRAN
AMPLITUDE DEMODULATION
clear;
Fs=10000;
N=10000;
n=0:N-1;
t=n/Fs;
x=2*sin(2*pi*15*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplituodo (V)')
title('original signal')
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
a=2*sin(2*pi*150*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('carrier signal')
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
Fc=300;
y=ammod(x,Fc,Fs);
subplot(4,1,3);
plot(t,y);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Amplitudo modulation signal')
FREQUENCY DEMODULATION
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)')
ylabel('Amplituodo (V)')
title('original signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
a=2*sin(2*pi*10*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('carrier signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
yfm =2*fmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,3);
plot(t,yfm);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
title('Frequency Modulation signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
z =fmdemod(y,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,4);
plot(t,z);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
title('Frequency Modulation signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
PHASE DEMODULATION
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)')
ylabel('Amplituodo (V)')
title('original signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
a=2*sin(2*pi*10*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('carrier signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
y=2*pmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,3);
plot(t,y);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
x=2*pmdemod(y,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,4);
plot(t,x);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on