Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

Judul Percobaan
Nama Praktikan (NPM)

: MODULASI ANALOG
: 1. M. Aryo Rusyandi
(1415031074)
2. M. Dimas Nugroho
(1415031075)
3. M. Mas Ruri Yusuf
(1415031078)
4. M. Rifky Wiguna Utama
(1415031079)
5. Manda Juniantara Pratama (1415031084)

Nama Asisten (NPM)


Kelompok

: Risdawati Hutabarat

N
o

: 11
Catatan

Tanggal

Praktikum

2.

Asistensi 1
- Perbaiki yang sudah ditandai tentang
penggunaan kata asing, penomoran
sub-bab, analisa grafik, pembahasan,
kesimpulan dan isi lampiran.

Asistensi 2
Perbaiki yang sudah ditandai dan dikoreksi
pada analisa grafik dan kesimpulan.
Asistensi 3
ACC JILID

TTD

29 April
2016

1.

(1215031064)

6 Mei 2016

16 Mei
2016

18 Mei
2016

Bandar Lampung,
Asisten,

Risdawati Hutabarat
NPM. 1215031064

2016

I. Judul Percobaan
Modulasi Analog

II. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar modulasi
2. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Amplitudo
dengan menggunakan software MATLAB
3. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Frekuensi
dengan menggunakan software MATLAB
4. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Fasa dengan
menggunakan software MATLAB
5. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar demodulasi

III. Teori Dasar


Sistem komunikasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyampaikan
informasi atau mentransmisikannya agar mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem
komunikasi

menggunakan cara pengiriman sinyal yang meliputi transmitter,

media transmisi, dan receiver.


Transmitter adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah sinyal masukan
informasi menjadi sinyal yang sesuai sehingga dapat melewati kanal trnasmisi.
Media transmisi adalah suatu channel yang menghubungkan dari transmitter ke
receiver sehingga informasi yang dikirim dapat sampai kepenerima.
Receiver adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah sinyal yang dikirmkan
oleh transmitter dan diubah kembali dalam sinyal informasi sehingga dapat
sampai ke penerima.
Modulasi adalah sebuah teknik penggabungan

sinyal informasi dan sinyal

pengangkut (carrier) sehingga sinyal informasi dapat dibawaoleh sinyal

pengangkut pada saat proses transmisi. Proses modulasi ini agar dapat terjadi
adalah dengan metode penggabungan sinyal informasi yang memiliki frekuensi
yang rendah dan sinyal pengangkut yang memiliki frekuensi tinggi. Modulasi
analog memiliki beberapa parameter dalam proses modulasinya yaitu amplitude
sinyal, frekuensi sinyal, dan phasa sinyalnya.
Proses modulasi memiliki tahapan dalam proses pentransmisiannya yaitu sinyal
terlebih dahulu melewati modulator yang merupakan alat yang berfungsi untuk
menggabungkan sinyal informasi dan sinyal pengangkutnya, kemudian sinyal
yang telah ditransmisikan akan melewati media transmisi sehingga akan sampai
ke demodulator. Demudulator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan
sinyal informasi dan sinyal pengangkutnya sehingga sinyal informasi yang
ditransmisikan dapat terbaca oleh penerima.
Sinyal analog merupakan sinyal data yang terbentuk dalam gelombang kontinyu,
dan membawa informasi dengan cara mengubah karakteristik gelombangnya.
Sinyal analog berfungsi dengan mengirim gambar dan suara dalam bentuk
gelombang yang kontinyu. Sinyal analog biasanya berbentuk gelombang sinus,
sinyal analog cukup mampu mencapai jarak yang jauh dalam pentransmisian
sinyalnya , namun rentan terhadap gangguan atau noise
Modulasi analog memiliki beberapa parameter yaitu frekuensi, amplitudo, dan
phasa. Pentransmisian dengan modulasi analog dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu dengan Amplitude modulation (AM), Frequency modulation (FM), Phasa
modulation (PM)
Amplitude modulation (AM) adalah suatu teknik modulasi dengan cara
menggabungkan sinyal informasi dan sinyal pengangkut untuk ditransmisikan,
pengabungan sinyal informasi dan sinyal pengangkut dengan cara mengubah ubah
amplitude sinyal pengangkut sesuai dengan sinyal informasinya.

Gambar 3.1 Amplitude modulation (AM)


Pada amplitudo modulasi terdapat beberapa persamaan yaitu
Sinyal pembawa

Vc(t) = Ac Sin (

t)

Sinyal pemodulasi

m(t)

Sinyal termodulasi

VAM (t) = A(m) Sin (

t)

Kelebihan dari amplitudo modulasi adalah memiliki jangkauan range yang karena
sinyal AM mampu dipantulkan pada lapisan udara teratas yaitu ionosfer dan lebih
mudah dimodulasi karna lebih sederhana.
Kekurangan dari amplitudo modulasi adalah dapat terngganggu oleh gangguan di
atmosfir dan daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan Frequency
Modulation (FM)
Frequency Modulation

(FM) adalah suatu teknik

modulasi dengan cara

menggabungkan sinyal informasi dan sinyal pengangkut untuk ditransmisikan,


penggabungan sinyal informasi dan sinyal pengangkut dengan cara mengubah
ubah frekuensi sinyal pengangkut sesuai dengan sinyal informasinya. Aplikasi
dari amplitude modulation adalah digunakan pada pengiriman siaran televisi dan
telephone

Gambar 3.2 Frequency modulation (FM)


Kelebihan dari frekuensi modulasi adalah lebih tahan noise pada gangguan di
atmosfir karena frekuensinya 88-108 MHz jarang terkena noise, daya yang
dibutuhkan lebih kecil dibandingkan Amplitudo modulasi, dan Bandwith lebih
lebar dibandingkan AM memungkinkan transmisi stereo.
Kekurangan dari frekuensi modulasi adalah lebih rumit dibandingkan Amplitudo
modulasi.
Phasa modulation (PM) adalah suatu teknik modulasi dengan cara menggunkan
perbedaan sudut dari sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal
digital. Aplikasi phasa modulation adalah radio broadcast (FM), komunkasi
sinyal suara, radio selular, two-way mobile radio, dan komunikasi satelit dan
microwave

Gambar 3.3 Phasa modulation (PM)


Phasa modulasi merupakan bentuk modulasi yang mempresentasikan informasi
sebagai variasi fasa dari sinyal pembawa. Modulasi fasa jarang digunakan karna
memerlukan perangkat keras yang lebih kompleks untuk menerima dan
mengirimkan sinyalnya.

Kelebihan fasa modulasi adalah potensi gangguan dan daya yang digunakan lebih
kecil dibandingkan frekuensi modulasi dan amplitudo modulasi
Kekurangan dari fasa modulasi adalah efisiensi bandwith yang rendah dan
implementasinya tidak sederhana.

IV. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Laptop
2. Software MATLAB

V. Kode Sumber Modulasi MATLAB


Adapun kode sumber modulasi MATLAB adalah sebagai berikut
1. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi
Fs=10000;
N=10000;
n=0:N-1;
t=n/Fs;
x=2*sin(2*pi*15*t);
subplot(3,1,1);
plot(t,x);
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Original Signal)
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
2. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)
a=2*sin(2*pi*150*t);
subplot(3,1,2);
plot(t,a);
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))

title(Carrier Signal)
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
3. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa
dengan fungsi Modulasi Amplitudo
Fc=300;
y=ammod(x,Fc,Fs);
subplot(3,1,3);
plot(t,y);
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Amplitude Modulation Signal)
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
4. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Frekuensi
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(3,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on
yfm=fmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(3,1,3);
plot(t,yfm)
xlabel(Time (s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Frequency Modulation Signal)
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on

5. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Phase
y=2*pmmod(x,Fc,Fs,1)
subplot(3,1,3)
plot(t,y)
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]
grid on

VI. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur dari percobaan ini adalah :
Amplitude Modulation (AM)
1. Menjalankan software MATLAB
2. Membuat M-File baru
3. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi dengan
frekuensi yang diinginkan.
4. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)
dengan frekuensi yang diinginkan.
5. Menginputkan kode sumber untuk memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (carrier).
6. Mengubah parameter-parameter (Index Modulasi, Frekuensi Modulasi dan
Frekuensi Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Mengamati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan, kemudian
menggambarkannya.
Frequency Modulation (FM)
1. Menjalankan software MATLAB
2. Membuat M-File baru
3. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi dengan
frekuensi yang diinginkan.

4. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)


dengan frekuensi yang diinginkan.
5. Menginputkan kode sumber untuk memodulasikan sinyal informasi deangan
sinyal pembawa (carrier).
6. Mengubah parameter-parameter (Index Modulasi, Frekuensi Modulasi dan
Frekuensi Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Mengamati dan menganalisa semua output dari sinyal yang dihasilkan, kemudian
menggambarkannya.
Phasa Modulation (PM)
1. Menjalankan software MATLAB
2. Membuat M-File baru
3. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi dengan
frekuensi yang diinginkan.
4. Menginputkan kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)
dengan frekuensi yang diinginkan.
5. Menginputkan kode sumber untuk memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (carrier).
6. Mengubah parameter-parameter (Index Modulasi, Frekuensi Modulasi dan
Frekuensi Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Mengamati dan menganalisa semua output dari sinyal yang dihasilkan, kemudian
menggambarkannya.

VII. Analisa Dan Pembahasan


Adapun analisa dan pembahasan pada percobaan ini adalah sebagai berikut
7.1 Analisa Grafik
a. Modulasi Amplitudo saat A=2V, Fi=15Hz dan Fc=150Hz.

Gambar 7.1.a Proses modulasi metode AM


Gambar 7.1.1.a merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode amplitudo modulasi (AM). Percobaan menggunakan amplitudo = 2V
untuk semua sinyal dan Fi 15Hz dan Fc 150Hz. Proses amplitudo modulasi
merupakan teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara
merubah amplitudo sinyal carrier sesuai dengan sinyal informasi dan
mempertahankan frekuensi dari sinyal carrier. Pada gambar 7.1.a terlihat sinyal
informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi demgan metode
amplitude modulation. Sinyal yang telah termodulasi akan mengikuti amplitudo
dari sinyal informasinya sedangkan nilai frekuensi akan tetap seperti sinyal
carrier.
b. Modulasi Frekuensi saat A=2V, Fi=1Hz dan Fc=10Hz.

Gambar 7.1.b proses modulasi metode FM


Gambar 7.1.1.b merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode frekuensi modulasi (FM). Percobaan menggunakan amplitudo = 2V untuk
semua sinyal dan Fi 1Hz dan Fc 10Hz.. Proses frekuensi modulasi merupakan
teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara merubah
freukensi

sinyal

carier

sesuai

dengan

keadaan

sinyal

informasi

dan

mempertahankan ampitudo dari sinyal carrier dan sinyal informasi. Pada gambar
7.1.b terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
demgan metode frekuensi modulasi. Sinyal yang telah termodulasi akan
mengikuti frekuensi dari sinyal carrier nya dan saat nilai sinyal informasi positif
mengakibatkan frekuensi termodulasi tinggi dan saat sinyal infromasi negatif
mengakibatkan fekuensi termodulasi menjadi rendah.

c. Modulasi fasa saat A=2V, Fi=1Hz dan Fc=10Hz.

7.1.c proses modulasi metode PM


Gambar 7.1.1.c merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode phasa modulasi (PM). Percobaan menggunakan amplitudo = 2V untuk
semua sinyal, Fi 1Hz

frekuensi dan Fc 10Hz. Proses frekuensi modulasi

merupakan teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara
memperhatian beda fasa pada sinyal informasinya sehingga pada saat perubahan
fasa sinyal informasi akan mengakibatkan sinyal cariernya megikuti. Pada gambar
7.1.c terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
dengan metode fasa modulasi. Sinyal yang telah termodulasi akan mengikuti
setiap perubahan fasa dari sinyal informasinya. Sinyal yang termodulasi ketika
sinyal informasi akan positif maka frekuensi termodulasi akan menjadi tinggi
sedangkan ketika sinyal informasi akan negatif maka frekuensi termodulasi akan
menjadi rendah.

d Modulasi Amplitudo saat A=4V, Fi=15Hz dan Fc=150Hz.

Gambar 7.1.d proses modulasi Am dengan amplitude sinyal informasi 4V


Gambar 7.1.d merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode amplitudo modulasi (AM). Percobaan menggunakan amplitudo = 4V
untuk sinyal informasi da amplitude sinyal carrier dan termodulasi = 2 serta Fi
15Hz dan Fc 150Hz.. Proses

modulasi

amplitudo

merupakan

teknik

penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara merubah


amplitudo sinyal carrier sesuai dengan sinyal informasi dan mempertahankan
frekuensi dari sinyal carrier. Pada gambar 7.1.d terlihat sinyal informasi, sinyal
carrier, dan sinyal yang telah termodulasi dengan metode amplitudo modulation.
Sinyal yang telah termodulasi akan mengikuti amplitudo dari sinyal informasinya
sedangkan nilai frekuensi akan tetap seperti sinyal cariernya. Amplitudo sinyal
informasi adalah 4 sedangkan amplitudo sinyal carrier dan termodulasi adalah 2
sehingga mengakibatkan saat amplitudo sinyal informasi melewati amplitudo
sinyal carrier maka saat termodulasi akan menjadi terpotong sama seperti sinyal
carrier-nya

e. Modulasi Frekuensi saat A=4V, Fi=1Hz dan Fc=10Hz.

Gambar 7.1.e modulasi frekuensi menggunakan amplitudo 4V


Gambar 7.1.e merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode frekuensi modulasi (FM). Percobaan menggunakan amplitudo = 4V untuk
semua sinyal serta Fi 1Hz dan Fc 10Hz. Proses modulasi frekuensi merupakan
teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan cara merubah
frekuensi sinyal

carrier sesuai dengan keadaan sinyal informasi dan

mempertahankan ampitudo dari sinyal carirer dan sinyal informasi. Pada gambar
7.1.d terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal yang telah termodulasi
dengan metode frequency modulation. Sinyal yang telah termodulasi akan
mengikuti frekuensi dari sinyal carrier nya dan saat nilai sinyal informasi positif
mengakibatkan frekuensi termodulasi tinggi dan saat sinyal infromasi negatif
mengakibatkan fekuensi termodulasi menjadi rendah. Amplitudo sebesar 4V
mempengaruhi nilai termodulasinya sehingga saat sinyal informasi positif maka
akan semakin tinggi sinyal termodulasi dan saat sinyal infromasi negatif maka
akan semakin rendah frekuensi sinyal termodulasi.
f.

Modulasi fasa saat A=2V, Fi 1Hz dan Fc 20Hz.

Gambar 7.1.f phasa modulation menggunakan Fc=20Hz


Gambar 7.1.f merupakan proses modulasi dari sinyal informasi menggunakan
metode phasa modulation (PM). Percobaan menggunakan amplitudo = 2V
untuk semua sinyal dan Fi 1Hz dan Fc 20Hz. Proses Phasa modulation
merupakan teknik penggabungan sinyal informasi dan sinyal carrier dengan
cara memperhatian beda fasa pada sinyal informasinya sehingga pada saat
perubahan fasa sinyal informasi akan mengakibatkan sinyal carrier nya
megikuti. Pada gambar 7.1.f terlihat sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal
yang telah termodulasi dengan metode phasa modulation. Sinyal yang telah
termodulasi akan mengikuti setiap perubahan fasa dari sinyal informasinya.
Sinyal yang termodulasi ketika sinyal informasi akan positif maka frekuensi
termodulasi akan menjadi lebih tinggi sedangkan ketika sinyal informasi akan
negatif maka frekuensi termodulasi akan menjadi rendah. Nilai fc dirubah
menjadi 20Hz maka kerapatan frekuensi akan menjadi lebih tinggi
dibandingkan percobaan menggunakan fc 10 Hz

7.2 Pembahasan
Percobaan modulasi analog mempunyai tiga metode, percobaan yang pertama
menggunakan metode amplitude modulation (AM). Percobaan AM menggunakan

amplitudo 2V dan frekuensi sinyal Fi 15Hz dan Fc 150Hz.. Pada saat termodulasi
sinyal carrier bergabung dengan sinyal informasi sesuai dengan teori metode AM.
Sinyal termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang diubah ubah amplitudonya
sesuai dengan sinyal informasinya. Percobaan ini membuktikan teori amplitude
modulation (AM) yaitu sinyal yang termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang
diubah ubah amplitudonya sesuai sinyal informasi. Metode amplitudo modulasi
(AM) diuji menggunakan perubahan sinyal informasi dengan amplitudo 4V dan
sinyal carrier tetap 2V sehingga menghasilkan sinyal termodulasinya terpotong
saat sinyal informasi melebihi amplitudo 2V dan tetap mempertahankan frekuensi
carrier pada sinyal termodulasinya. Percobaan yang kedua menggunakan metode
frekuensi modulasi (FM) dengan amplitudo 2V, Fi 1Hz, Fs 100Hz dan Fc 10Hz.
Pada saat termodulasi sinyal carrier bergabung dengan sinyal infromasi sesuai
dengan teori metode FM. Sinyal termodulasi terbentuk dari sinyal carrier yang
diubah ubah frekuensinya sesuai dengan kondisi sinyal informasinya. Percobaan
ini membuktikan teori dari frequency modulation (FM) yaitu saat sinyal informasi
positif maka akan terbentuk sinyal termodulasi dengan frekuensi yang tinggi dan
saat sinyal negatif maka akan terbentuk sinyal termodulasi dengan frekuensi yang
lebih rendah. Metode FM dituju dengan mengubah semua nilai amplitudo menjadi
4V, hasil percobaan membuktikan sinyal termodulasi akan menjadi lebih tinggi
frekuensinya saat sinyal informasi positif dan akan menjadi sangat rendah
frekuensinya saat sinyal informasi dalam keadaan negatif. Percobaan ketiga
menggunakan metode Phasa modulation (PM) menggunakan amplitudo 2V,Fi
1Hz, Fs 100Hz dan Fc 10Hz.. Percobaan membuktikan saat termodulasi maka
setiap fasa dari sinyal informasi akan termodulasi menjadi titik puncak amplitudo.
Hasil percobaan membuktikan bahwa pada metode Phasa modulation (PM) maka
sinyal termodulasi frekuensinya akan menjadi tinggi saat sinyal informasi akan
menjadi positif dan frekuensi akan menjadi lebih rendah saat sinyal infromasi
akan menjadi negatif. Metode Phasa modulation diuji dengan cara merubah nilai
Fc menjadi 20Hz, hasil sinyal termodulasinya nilai frekuensinya menjadi lebih
tinggi dari Fc 10 Hz.
Modulasi analog terbagi menjadi tiga yaitu amplitude modulation (AM),
Frequency modulation (FM), dan phasa modulation (PM). Pada amplitudo

modulasi nilai frekuensi dan fasa tetap pada saat modulasi. Frequency modulation
(FM) merupakan teknik untuk membawa siyal informasi dengan menggabungkan
terhadap sinyal carrier meubah ubah frekuensi sinyal carier sesuai dengan sinyal
informasinya. Pada frequency modulation besarnya amplitudonya adaah tetap saat
proses modulasi. Phasa modulation merupakan suatu teknik modulasi dengan cara
merubah fasa dari sinyal carrier sesuai dengan sinyal informasinya. Perubahan
fasa pada modulasinya sesuai dengan sinyal informasi, setiap perubahan fasa
sinyal informasi maka akan terbaca sebagai sinyal amplitudo tinggi.
Amplitudo modulation(AM) memiliki kelebihan yaitu memiliki jangkauan yang
luas karna dipantulkan pada lapisan udara teratas (ionosfer) dan lebih mudah
dimodulasi karna sederhana, sedangkan kekurangannya adalah dapat terganggu
oleh gangguan atmosfir dan bandwith yang sempit membatasi kualitas suara yang
dipancarkan. Frequency modulation (FM) memiliki kelebihan yaitu membutuhkan
bandwith yang lebih lebar dibandingkan amplitudo modulation, tahan terhadap
gangguan, noise lebih kecil maka kualitas lebih baik, dan daya yang dibutuhkan
lebih kecil, sedangkan kekurangannya adalah semakin lebar bandwith maka biaya
mahal dan modulasi yang rumit . Phasa modulation (PM) memiliki kelebihan
yaitu tahan terhadap angguan noise dan daya yang dibutuhkan lebih kecil
dibandingkan AM, sedangkan kekurangannya adalah memerlukan perangkat keras
yang rumit sebagai penerima.
Modulasi analog memiliki pengaplikasian sendiri pada kehidupan sehari hari.
Aplikasi dari Amplitudo modulation (AM) adalah pada aplikasi mobile, radio
siaran maupun komunikasi HF. Aplikasi dari Frequency modulation adalah siaran
televisi. Aplikasi dari Phasa modulation adalah radio broadcast(FM), komunikasi
sinyal suara, radio selular, two-way mobile radio, dan komunikasi satelit dan
microwave
Sinyal informasi yang telah dimodulasi maka akan dimodulasi kembali agar sinyal
informasi dapat terpisah dari sinyal carier sehingga sinyal infromasi akan sampai
ketujuan

Gambar 7.2.1 proses demodulasi Amplitudo (AM)

Gambar 7.2.2. Proses demodulasi Frekuensi (FM)

Gambar 7.2.3 Proses demodulasi Phasa (PM)

VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percoban modulasi analog adalah sebagai berikut
1. Modulasi analog merupakan teknik pengabungan dari sinyal analog yaitu sinyal
informasi dan sinyal carrier agar dapat ditransmisikan.
2. Proses Amplitudo Modulation (AM) dengan menggunakan MATLAB adalah
menghasilkan sinyal termodulasi dengan membangkitkan sinyal carrier dan sinyal
informasi dengan syarat frekuensi yang sama dan amplitudo yang sama sehingga
sinyal dapat termodulasi sehingga amplitudo sinyal carrier mengikuti amplitudo
sinyal informasinya,

3. Proses Frequency Modulation (FM) menggunakan MATLAB adalah dengan


mengubah nilai frekuensinya menjadi lebih besar maka saat termodulasi sinyal
positif akan lebih tinggi dan sinya negatif menjadi lebih rendah.
4. Proses Phasa Modulation (PM) menggunakan MATLAB adalah dengan merubah
nilai t nya maka akan menghasilkan sinyal yang termodulasi setiap fasa dengan
frekuensi yang tinggi ketika sinyal infromasi akan positif dan dengan frekuensi
yang rendah ketika sunyal infromasi akan negatif
5. Konsep dasar dari demodulasi adalah memisahkan sinyal yang telah termodulasi
sehingga sinyal informasi yang dibawa oleh sinya carrier akan dapat terbaca oleh
receiver.

DAFTAR PUSTAKA
Prof.

Dr.

Zuhal

M.Sc.EE

dan

Ir.

Zhanggischan.2004.Prnsip

Elektronik.Jakarta:Gramaedia Pustaka
Wilardjo,Like. 2002.Glosarium Fisika.Jakarta:Balai Pustaka

Dasar

LAMPIRAN

AMPLITUDE DEMODULATION
clear;
Fs=10000;
N=10000;
n=0:N-1;
t=n/Fs;
x=2*sin(2*pi*15*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplituodo (V)')
title('original signal')
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
a=2*sin(2*pi*150*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('carrier signal')
axis([0 0.5 -2 2])
grid on
Fc=300;
y=ammod(x,Fc,Fs);
subplot(4,1,3);
plot(t,y);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Amplitudo modulation signal')

axis([0 0.5 -2 2])


grid on
Fc=300;
x=amdemod(y,Fc,Fs);
subplot(4,1,4);
plot(t,x);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Amplitudo modulation signal')
axis([0 0.5 -2 2])
grid on

FREQUENCY DEMODULATION
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)')
ylabel('Amplituodo (V)')
title('original signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
a=2*sin(2*pi*10*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')

title('carrier signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
yfm =2*fmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,3);
plot(t,yfm);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
title('Frequency Modulation signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
z =fmdemod(y,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,4);
plot(t,z);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('amplitudo');
title('Frequency Modulation signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on

PHASE DEMODULATION
Fs=100;
t=(0:5*Fs)'/Fs;
Fc=10;
x=2*sin(2*pi*t);
subplot(4,1,1);
plot(t,x);
xlabel('waktu t (detik)')
ylabel('Amplituodo (V)')

title('original signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
a=2*sin(2*pi*10*t);
subplot(4,1,2);
plot(t,a);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('carrier signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
y=2*pmmod(x,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,3);
plot(t,y);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on
x=2*pmdemod(y,Fc,Fs,1);
subplot(4,1,4);
plot(t,x);
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase Modulation Signal')
axis([min(t) max(t) min(x) max(x)]);
grid on

Anda mungkin juga menyukai