Anda di halaman 1dari 4

FARMASI C

Nama Kelompok

1. Naniek Dwi Okvitasari

(201310410311106)

2. Chiko Anggi Sarah

(201310410311110)

3. Lintang Alhaj Faulina D.

(201310410311115)

Tugas :
1. Apakah beda pembelahan mitosis dengan meiosis dilihat dari:
a. Hasil pembelahan
b. Jenis sel
c. Fungsi pembelahan
Jelaskan masing-masing!
2. Apa makna yang dapat saudara tarik dari teknologi Cloning Domba Dolly?
3. Apa beda proses Citokinesis pada sel tumbuhan dengan sel hewan?
4. Apa yang dimaksud proses crossing over dalam tahap Diplonema pada Meiosis? dan apa
hubungannya dengan variasi sifat keturunan?
5. Apakah beda sel otot dengan sel kulit dilihat dari fase G0?

Jawaban

1. Perbedaan pembelahan mitosis dengan meiosis


a. Hasil pembelahan
Mitosis dan meiosis keduanya proses pembelahan sel, dimana satu sel terbagi menjadi
sel anak. Istilah khusus mengacu pada tahap pembelahan sel di mana kromosom sel,
yang mengandung salinan informasi genetik organisme, membagi. Mitosis dan
meiosis berbeda dalam berbagai cara, termasuk jumlah sel anak akhirnya diproduksi
dan jumlah salinan informasi genetik yang terkandung dalam setiap sel anak. Dalam
mitosis, misalnya, sebuah sel induk membagi untuk membentuk dua sel anak yang
mengandung dua salinan dari setiap kromosom induk sel. Pada meiosis, di sisi lain,
satu sel induk membelah dua kali untuk membentuk empat sel anak yang hanya berisi
satu salinan dari setiap kromosom.
b. Jenis sel
Pada mitosis jenis selnya adalah sel tubuh (somatik), sedangkan pada meiosis jenis
selnya adalah sel-sel germinal (gamet) pada testis dan ovarium.
c. Fungsi pembelahan
Perbedaan-perbedaan dalam hasil mitosis dan meiosis secara langsung terkait dengan
fungsi dari dua bentuk pembelahan sel. Mitosis, dimana satu sel membelah menjadi
dua sel identik, hanya digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan.
Satu sel kulit, misalnya, akan membelah untuk membentuk dua sel kulit yang identik.
Meiosis, di sisi lain, menghasilkan gamet, seperti telur dan sel sperma pada hewan
atau spora pada jamur. Salinan kromosom tunggal dalam setiap sel anak meiosis
berisi campuran informasi genetik ayah dan ibu, yang menjamin bahwa keturunannya
tidak akan secara genetik identik dengan salah satu orangtua.
2. Bahwa domba betina dapat bereproduksi atau membuahi dirinya sendiri tanpa bantuan
domba jantan dengan cara inti sel induk 1 diambil, kemudian inti sel induk 2 dimasukkan
ke dalam sel induk 1, maka sel tersebut akan menyatu dan berkembang membentuk

embrio dalam tabung. Embrio tersebut dimasukkan lagi ke dalam induk betina. Selain itu,
domba yang berlainan jenis dapat melahirkan domba jenis lain dengan bantuan teknologi
cloning yang sama seperti yang dijelaskan diatas. Proses tersebut dinamakan cloning.
3. Citokinesis pada sel tumbuhan :
a. Pembelahan sitokinesis hanya terjadi pada tanaman yang tingkat rendah. Sel
tumbuhan tingkat tinggi menunjukkan plat sel sitokinesis.
b. Bagian tengah spindle berlanjut selama sitokinesis. Membentuk kompleks disebut
phragmoplast.
c. Tubuh bagian tengah tidak ada.
d. Sederet vesikel berkembang di bidang ekuator dalam sitokinesis sel tanaman.
e. Vesikel menyatu untuk membentuk pelat sel.
f. Ada sedikit peran mikrofilamen pada tanaman sitokinesis sel.
g. Dimulai dengan pembentukan pelat sel selama telofase.
h. Pelat sel tumbuh dari pusat menuju dinding lateral. Jadi digambarkan sebagai
sentrifugal.
i. Pembentukan dinding terjadi di wilayah sitokinesis.
Citokinesis pada sel hewan

a. Terjadi melalui pembelahan.


b. Spindle merosot selama sitokinesis.
c. Tubuh bagian tengah berkembang dengan terpusat
d. Sederet vesikel tidak terbentuk dalam sel hewan sitokinesis.
e. Sebuah pelat sel tidak terbentuk.
f. Mikrofilamen secara aktif terlibat dalam sitokinesis sel hewan.
g. Dimulai sebagai penyempitan dalam membran sel selama akhir anafase atau telofase
awal.
h. Alur memperdalam dari pinggiran ke bangsal pusat dan bertemu di pusat. Jadi
digambarkan sebagai sentripetal.
i. Pembentukan dinding tidak ada.

4. Proses Crossing over adalah proses yang terjadi pada pembelahan meiosis pada tahap
diplonema tepat nya pada fase profase, karena kromosom homolog saling menjauhi dan
terjadi pelekatan berbentuk X yang disebut kiasma. Hubungannya dengan variasi sifat
keturunan adalah dimana pada tahap diplonema pasangan kromatid mulai memisah dan
menghasilkan sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma dan ovum yang dapat
diproduksi melalui pembelahan yang berlangsung secara meiosis sehingga menyebabkan
adanya pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya (hereditas).
5. Sel yang berada pada fasa G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fasa G0 atau
quiescent. Pada fasa ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi
tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fasa G 0 dapat
memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fasa tersebut hingga terjadi apoptosis.
Apoptosis merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu saja
tanpa suatu mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi oleh sinyal
internal maupun eksternal. Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fasa G 0.
Sel tersebut dapat masuk kembali ke fasa G 1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan
kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
Pada sel otot terspesialisasi tidak bisa membelah pada keadaan dewasa, sehingga sel otot
tetap pada fase G0 nya, tetapi bisa membesar ketika dilatih. Pada sel kulit akan terus
memebelah sepanjang hidupnya, sehingga sel kulit akan memasuki siklus sel kembali
yaitu ke G1 oleh stimulasi seperti yang dijelaskan diatas. Perbedaan siklus sel ini
disebabkan oleh pengaturan pada tingkat molekuler.

Anda mungkin juga menyukai