Anda di halaman 1dari 10

Persiapan Mental

Persiapan mental merupakan hal yang penting


dalam proses persiapan operasi karena mental
pasien yang tidak siap atau labil dapat
berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
Kecemasan merupakan reaksi normal yang
dapat dihadapi dengan sikap terbuka dan
penerangan yang cukup. Tindakan
pembedahan merupakan ancaman potensial
maupun aktual pada integeritas seseorang
yang dapat membangkitkan reaksi stres
fisiologis maupun psikologis. (Barbara C. Long).

Peran dokter dan dibantu perawat dalam


memberikan dukungan mental dapat
dilakukan dengan membantu pasien
mengetahui tentang tindakan-tindakan yang
dijalani sebelum operasi, memberikan
informasi tentang waktu operasi, hal-hal yang
akan dialami selama proses operasi, dan
menunjukkan tempat kamar operasi. Dengan
mengetahui berbagai informasi selama
operasi maka diharapkan pasien menjadi
lebih siap menghadapi operasi.

Konsultasi Medis
Konsultasi medis meliputi,konsultasi bedah,
konsultasi anestesi, konsultasi dengan sejawat
anestesi dan spesialis lain,
Tujuan dari konsultasi untuk mendapat dan
memberi informasi tambahan untuk dapat
menghilangkan kecemasan dan ketakutan pasien,
dan konsultasi untuk mempertimbangkan apakah
pasien perlu melakukan pemeriksaan tambahan.

Setelah dokter bedah memutuskan untuk


dilakukan operasi maka dokter anstesi berperan
untuk menentukan apakan kondisi pasien layak
menjalani operasi. Hal ini diperlukan konsultasi
antara dokter bedah dan dokter anestesi.
Konsultasi yang saling berkaitan ini bertujuan
untuk mempersiapkan pasien untuk tindakan
pembedahan agar tidak menimbulkan
komplikasi atau kecelakaan saat pembedahan,
dan dapat membantu untuk mempermudah
dalam pengelolaan pasca operasinya.

Informed Consent
Informed consent merupakan suatu proses komunikasi
antara dokter dan pasien untuk menentukan terapi
pengobatan yang terbaik
Pelaksanaan informed consent dapat dilihat dalam
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran, yaitu pada :
Pasal 45 ayat (1) Setiap tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
Pasal 45 ayat (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan secara lengkap.

Pasal 45 ayat (3) Penjelasan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
mencakup : a. Diagnosis dan tata cara
tindakan medis, b. Tujuan tindakan medis yang
dilakukan, c. Alternatif tindakan lain dan
risikonya, d. Risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, e. Prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan.
Pasal 45 ayat (4) Persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dpat diberikan baik
secara tertulis maupun lisan

. Pasal 45 ayat (5) Setiap tindakan


kedokteran atau kedokteran gigi
yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan
persetujuan tertulis yang ditanda
tangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.

Premedikasi
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan diberikan
obat-obatan premedikasi untuk memberikan
kesempatan kepada pasien untuk istirahat yang
cukup.
berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan tubuh,
mengurangi kecemasan dan ketakutan,
mengurangi mual dan muntah, mengurangi
keasaman lambung, serta berfungsi untuk
memperkuat efek hipnotik pada penggunaan
anestesi umum.
Benzodazepine, fenotiazin, analgetik, dan untuk
operasi yang cukup berat dapat diberikan valium.

Pemilihan Anestesi
Faktor yang mempengaruhi pemilihan
jenis anestesi tergantung dari
Umur
keadaan umum pasien
jenis dari pembedahan
pemilihan jenis dan obat anestesi
tergantung permintaan pasien

Anda mungkin juga menyukai