Nama
NIM
Jabatan
Fransisca Alvionita
405070041
Anggota
Bramantyo Dwiputra
405070043
Anggota
Nico Lie
405070085
Anggota
Cynthia A. Loway
405070094
Anggota
Monica Handayani
405070102
Anggota
Clare Novialin
405070113
Ketua
Christina Hadi W.
405070120
Anggota
Fenny Fenorica
405070122
Anggota
Kasmianto Abadi
405070131
Anggota
Findha Yuliana N.
405070152
Sekretaris
40507156
Penulis
Charles Prakarsa
405070167
Anggota
Skenario
A, berusia 27 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta, dibawa
ibunya ke Unit Gawat darurat RS karena marah-marah dan
memecahkan barang-barang di rumah setelah bertengkar
dengan kakaknya.
Sejak 3 bulan lalu A bermasalah di kantor sehingga mendapat
surat peringatan akan dipecat bila berbuat salah lagi dan
jabatannya saat ini diturunkan satu tingkat. Sudah 2 bulan ini A
tidak bekerja dan mengurung diri di kamar dan hanya keluar bila
ingin makan. Saat sendirian di kamar, keluarga sering
mendengar ia berbicara dan marah-marah. A merasa yakin
bahwa tetangganya sering menjelek-jelekkan dirinya dan iri
dengan keberhasilannya. A juga sering mengeluh pusing dan
sakit kepala.
Selama ini keluarga tidak banyak mengetahui masalah yang
dialami A karena ia seorang yang pendiam dan tidak banyak
teman.
Apa yang dapat pelajari dari kasus A?
Learning objectives
ACUAN :
DAFTAR KATEGORI
DIAGNOSIS
F0 Gangguan
mental organik, termasuk gangguan mental simtomatik
F1 Gangguan mental & perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal & gangguan waham
F3 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
F4 Gangguan neurotik, gangguan somatoform, & gangguan yg
berkaitan dgn stress
F5 Sindrom tingkah laku yg berhubungan dgn gangguan fisiologis &
faktor fisik
F6 Gangguan kepribadian & perilaku masa dewasa
F7 Retardasi mental
F8 Gangguan perkembangan psikologis
F9 Gangguan perilaku & emosional dgn onset biasanya pd masa
kanak & remaja
PSIKOTIK
Definisi
Psikotik akut
Psikotik kronik
Psikotik akut
Diagnosis
Diagnosis Banding
Epilepsi
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi
Demensia dan delirium atau keduanya
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan
skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan
meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga
diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami
suatu episode maniak
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien
mungkin sedang mengalami depresi
Tata Laksana
1.
Tata Laksana
2. Obat antiansietas juga bisa digunakan
bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya:
lorazepam 1-2 mg, 1-3 kali sehari)
Psikotik Kronik
Gambaran Perilaku
Diagnosis Banding
Tata Laksana
1.
Tata Laksana
Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang
mungkin timbul :
Skizophrenia
F20 F29
Skizofrenia, Gangguan Skizotipal
dan Gangguan Waham
F20
Skizofrenia
F20.0 Skizofrenia paranoid
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia kompleks
F20.8 Skizofrenia lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT
Gangguan skizotipal
F22
F23
F24
F25
Gangguan skizoafektif
F25.0 Gangguan skizoafektif
F25.1 Gangguan skizoafektif
F25.2 Gangguan skizoafektif
F25.8 Gangguan skizoafektif
F25.9 Gangguan skizoafektif
tipe manik
tipe depresif
tipe campuran
lainnya
YTT
F28
F29
Skizofrenia
Prevalensi
Onset puncak laki2 umur 15-25 th, wanita 25 -35 th, jarang
pada usia<10/>50 th.
Etiologi
Teori somatogenik:
Keturunan
Endokrin pubertas, kehamilan tidak dapat
dibuktikan
Metabolisme
SSP
Teori psikogenik:
Keturunan
Pendidikan yang salah
Maladaptasi
Tekanan jiwa
Penyakit badaniah seperti lues otak,
arterosklerosa otak
Penyakit lain yang belum diketahui
Eugen Bleuler
Skizofrenia
Gejala utama: jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan atau disharmoni antara
proses berfikir, perasaan dan perbuatan
Gejala primer: gangguan proses pikiran,
gangguan emosi, gangguan kemauan, otisme
Gejala sekunder: waham, halusinasi, gejala
katatonik atau gangguan psikomotorik lain
Faktor Resiko
Asosiasi
Pemindahan maksud
Menggunakan arti simbolik
Clang association
Kecenderungan menyamakan hal-hal
Blocking
Pressure of thoughts
Inkoherensi
Gangguan kemauan
Gangguan kemauan
Stupor
Mutisme karena waham, ada sesuatu yang
melarang ia berbicara
Hiperkinesa bergerak terus dan sangat
gelisah
Waham
Halusinasi
diagnosis SKIZOFRENIA
Harus 3 terpenuhi : gejala, waktu, dan penurunan GAF
ETIOLOGI
1.model diatesis stress
integrasi antara faktor biologis, faktor psikososial, lingkungan,
seseorang yang rentan(diatesis) jika dikenai akan lebih mudah
faktor genetika , 7 gen mempengaruhi, kromosom 1,3,5,7,11,
dan kromosom x , penelitian genetika ini dihubungkan dengan
comt (catechol-o-methil transferase) dalam encoding dopamin
sehingga mempengaruhi f/ dopamin
emosi turbulent families, stressful life events, diskriminasi,
kemiskinan
daerah perkotaan,
down ward drift orang bergeser ke kel sosial rendah atau gagal
keluar dari kel sos rendah
2. faktor neurobiologis
asupan gizi kurang
trauma psikologis selama masa hamil, anak,
kekerasan
perbedaan struktur, fungsi daerah otak, pet(positron
emission tomography) dapat terlihat kurangnya
aktivitas di daerah lobus frontal( memori kerja,
penurunan aktivitas metabolik frontal)
kadar pme /fosfomonoester >rendah
kadar padae/fosfodiester yang >tinggi
kadar fosfat inorganik menurun
konsentrasi atp meningkat
sehingga terjadilah hipofungsi didaerah korteks
frontal dorsolateral
3.NIGROSTRIATAL DOPAMIN
PATHWAYS
4.TUBEROINFUNDIBULAR DOPAMIN
PATHWAYS
NEURODEGERATIF DAN
NEUROTOKSISITAS
ada 5 hipotesis perkembangan neuron pada penderita skizofrenia
1. abnormarlitas perkembangan otak janin selama fase awal
dari seleksi neuron dan migrasi
2. terjadinya proses degenerasi abnormal yang mungkin
berhubungan dengan genetik dalam perkembangan otak janin
3.simptom dari ini tidak terjadi selama otak dapat memperbaiki
sinap2 yang mengalami gangguan
4.infeksi virus, kurang gizi, autoimun selama masa hamil
mempengaruhi neuron janin selama dalam kandungan dan dpt
menjadi perantara terjadinya nekrosis neuron dikemudian hari
5.perubahan struktur dan abnormalitas dari neuron yang masih
berfungsi mengakibatkan terjadi inervasi dari sinyal dari neuron
yang salah target dan menjadi kacaU
EKSITOTOKSIS
SUBTYPE
Kraeplin, 1856
1926
Schizophrenia simplex
Schizophrenia hebefrenik
(hebephrenia)
Schizophrenia katatonic
Schizophrenia paranoid
Episode schizophrenia akut
Schizophrenia residual
Schizoaffective
schizophrenia
SCHIZOPHRENIA
SCHIZOPHRENIA
SIMPLEX
SCHIZOPHRENIA
SCHIZOPHRENIA
HEBEFRENIK
SCHIZOPHRENIA
SCHIZOPHRENIA
KATATONIC
SCHIZOPHRENIA
TIPE KATATONIK
SCHIZOPHRENIA
TIPE PARANOID
Kriteria diagnostik:
A.
B.
SCHIZOPHRENIA
Bicara terdisorganisasi
Perilaku terdisorganisasi (katatonik)
Afek yang datar / tidak sesuai
TIPE TERDISORGANISASI
Kriteria diagnostik:
A.
B.
SCHIZOPHRENIA
Bicara terdisorganisasi
Perilaku terdisorganisasi
Afek datar / tidak sesuai
TIPE TIDAK
TERGOLONGKAN
SCHIZOPHRENIA
TIPE RESIDUAL
A.
B.
SCHIZOPHRENIA
SUBTYPE
(T.J. Crow, 1980)
TIPE I
SCHIZOPHRENIA
TIPE II
Terdapat kelainan
struktural otak pada CT
Scan
GEJALA NEGATIF
Pendataran atau
penumpulan afektif
Kemiskinan pembicaraan
atau isi pembicaraan
Penghambatan
Anhedonia
Penarikan sosial
Defek kognitif
Defisit perhatian
SCHIZOPHRENIA
GEJALA POSITIF
Asosiasi longgar
Halusinasi
Perilaku aneh
Bertambah banyaknya
pembicaraan
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
A.
SCHIZOPHRENIA
Waham
Halusinasi
Bicara terdisorganisasi (mis. Sering menyimpang
/ inkoheren)
Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang
jelas
Gejala negatif, yaitu pendataran afektif, alogia
(ketidakmampuan bicara), atau tidak ada
kemauan (avolition)
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
B.
SCHIZOPHRENIA
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
C.
SCHIZOPHRENIA
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
D.
SCHIZOPHRENIA
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
E.
SCHIZOPHRENIA
KRITERIA DIAGNOSTIK
(DSM-IV, 1994)
F.
SCHIZOPHRENIA
Tata Laksana
Terdiri dr:
TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi perilaku
Didorong dgn pemberian hadiah/ pujian
yg dpt ditebus u/ hal2 yg diharapkan,
mis: hak istimewa & pas jalan di RS.
Dgn demikian perilaku yg menyimpang
dpt diturunkan.
TERAPI PSIKOSOSIAL
TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi kelompok
Terapi kelompok efektif dlm menurunkan
isolasi sosial, meningkatkan rasa
persatuan, & meningkatkan tes realitas
bg pasien skizofrenia.
Psikoterapi individual
TERAPI PSIKIATRIK
Macam-Macam Terapi
Psikiatrik
Somatoterapi
Psikoterapi
Farmakoterapi
Elektrokonvulsi terapi (ECT)
Ada macam2 klasifikasi
Sosioterapi
apg iia
dosis
ther
awal
mg/hr
frek
dosis
keuntungan
kerugian
maks
clozapi 25-50
ne
300600
2x/hr
900
skisofrenia refrakter ,
eps rendah
agranulusito
sis, bb naik,
kejang
olan
zapine
5- 10
15-20
1 x/hr
20
ditoleransi dengan
baik, efektif untuk
mania akut
berat badan
naik
que
25 -50
400600
23
x/hr
800
ditoleransi dengan
baik
titrasi dosis
tiapi
dine
risperi 1-2
done
4-8
ziprasi
done
80160
40-80
2x/hr
16
2x/hr
160
ditoleransi dengan
baik
bb tidak naikada
inj
sedasi
dosis
tergantung
eps
qt
prolonge,
bersama
makanan
insomnia
apg 1
dosis/ hr
oral
waktu
paruh
jam
efek samping
halo
5-20 mg
(2x/hr)
2 mg
12-36
5-30 mg
(2x/hr)
5 mg
100
mg
8-35
promazine
200-600
mg
(2x/hr)
fluphenazin
e
2-20 mg
(2-3x/hr)
2 mg
14-24
thioridazine
200-600mg 100
2x/hr
9-30
sulpiride
400-2400
(2x)
peri
dol
tri
fluo
pera
zine
chlor
400
gamba
jenis obat
efek klinis
obat tersebut
memberi gambaran
gejala seperti
skizofrenia
amfetamin menyebabkan
pelepasan dan mencegah
reuptake (pengambilan
kembali dari dopamin
eksitasi, peningkatan
insomnia, halusinasi,
kewaspadaan,
hostilitas,
ketergantungan
gejala positif,
halusinasi,
terutama
penglihatan,
perabaan, waham
kejar
serotonin
eksitasi, insomnia,
euforia, halusinasi
visual, paranoia,
ketergantungan
gejala positif
disforik,
perubahan mood,
ideas of reference,
afek yang tidak
serasi, concrete
thingking
gluta
anestesi, distorsi
mat
antagonis reseptor
ran neuro
trans
miter
o/obat
dopa
min
nmda
PROGNOSIS SKIZOFRENIA
PROGNOSIS BURUK