FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN INDIVIDU
Penyiapan Sampel
Seledri (Apium graviolens L.)
Oleh
Nama
: Mirnawati Amin
NIM
: N11114071
Kelompok
: VII
Golongan
: Kamis Siang B
Asisten
: Nini
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak tumbuhan atau tanaman di
sekitar kita.Sebagian besar masyarakat sering menggunakan bagian
tanaman tersebut sebagai obat dalam kehidupannya.Pengetahuan tentang
penggunaan obat tradisional tersebut berdasarkan pemahaan empiris atau
diturunkan dari generasi ke generasi.
Dalam ilmu farmasi,suatu tanaman yang ada di alam dijadikan sebagai
obat berdasarkan pengetahuan dan diuji secara ilmiah.Uji yang dilakukan
dapat berupa pengujian senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam
suatu
bagian
tanaman
yang
dapat
memberikan
khasiat
terhadap
yang
terkandung
maka
ada
beberapa
tahapan
yang
perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Dalam laporan ini,akan dijelaskan mengenai cara penyiapan sampel
dari tanaman seledri (Apium graveolens L.) menjadi suatu simplisia.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara
penyiapan sampel dari herba seledri (Apium graveolens L.).
I.2.2. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat simplisia dari
sampel herba seledri (Apium graveolens L.)
I.3. Prinsip Percobaan
Melakukan penyiapan sampel seledri (Apium graveolens L.) dengan
tahapan yaitu pengambilan sampel,sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering dan pengepakan sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1
Simplisia
Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III, adalah
bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang telah
dikeringkan.(1)
II.1.2
Waktu Panen
sebagainya
serta
memiliki
senyawa
aktif
yang
relatif
stabil.
Bagian tanaman
Kulit Batang
Batang
Kayu
Daun
Bunga
Akar
Rimpang
Buah
Biji
Kult Buah
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Apiaceae
Genus
: Apium
Spesies
pendarahan
(hemostatika),
peluruh
kentut
(karminatifa),
pencernaan
dan
peluruh
kencing
(diuretika),
peluruh
kentut
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
Adapun
alat-alat
yang
digunakan
pada
praktikum
ini
adalah
sampel
kering
menggunakan oven.
dan
untuk
batang
dikeringkan
dengan
8. Dilakukan sortasi kering pada sampel herba seledri (Apium graveolens L.)
untuk menyortir jika terdapat kontaminan dari proses pengeringan(seperti
serangga,kotoran, dan lain sebagainya)
9. Ditimbang bobot kering dari sampel herba seledri (Apium graveolens L.)
10. Dikemas sampel herba seledri (Apium graveolens L.) dalam sak obat
11. Dihitung rendamen.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1. Data Pengamatan
Uji organoleptis
No
Nama sampel
Warna
Bau
Rasa
hijau
khas
mint
Bobot
Bobot
Rendamen
basah
kering
1280
40
herba seledri
1
(Apium
3,125%
gram
gram
graveolens L.)
IV.2. Gambar
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum penyiapan sampel ini digunakan herba seledri (Apium
graveolens L.) sebagai sampel. Penyiapan sampel ini bertujuan untuk
menghasilkan simplisia yang bermutu dan dilanjutkan untuk dilakukan
ekstraksi untuk menguji kandungan senyawa kimia yang terdapat pada
sampel herba seledri (Apium graveolens L.)
Tahap pertama yang dilakukan dalam penyaiapan sampel ini adalah
pengambilan sampel. Pada proses pengambilan sampel ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan,yakni waktu pengambilan sampel. Pada tanaman
yang berfotosintesis sebaiknya sampel diambil pada saat fotosintesis
berlangsung maksimal yaitu antara pukul 09.00-12.00. Sampel yang telah
diambil ditimbang beratnya.
Setelah pengambilan sampel, dilanjutkan dengan tahap sortasi
basah.Sortasi basah berfungsi untuk menyortir bagian yang tidak layak
digunakan. Misalnya herba yang ditumbuhi jamur dan memisahkan bagian
tanaman yang tidak dikehendaki. Selain itu, hal ini dilakukan untuk menyortir
adanya kotoran dari proses sebelumnya seperti tanah,serangga,dan lainnya.
Tahapan selanjutnya adalah pencucian. Pencucian ini dilakukan untuk
membersihkan herba dari kotoran yang menempel seperti debu dan lain
sebagainya. Setelah itu, sampel herba seledri ditimbang kembali dan
dinyatakan sebagai bobot basah. Adapun bobot basah dari sampel herba
seledri (Apium graveolens L.) yaitu 1,28 Kg.
Selanjutnya, sampel dirajang untuk memudahkan dalam proses
pengeringan. Dalam proses perajangan ini, sebaiknya dilakukan pemisahan
yang didapatkan dinyatakan sebagai bobot kering. Bobot kering herba seledri
(Apium graveolens L.) diperoleh sebanyak 40 gram.
Berdasarkan bobot kering tersebut,maka dapat dihitung rendamen dari
sampel herba seledri (Apium graveolens L.) sebesar 3,125% berdasarkan
perhitungan.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan penyiapan sampel herba seledri (Apium
graveolens L.) diperoleh data uji organoleptis dengan parameter bau khas,
warna hijau, dan rasa mint. Adapun rendamen yang diperoleh yaitu 3,125%.
VI.2. Saran
Sebaiknya pada proses pengerjaan praktikan lebih teliti dalam
melakukan sortasi agar diperoleh simplisia yang benar benar bermutu dan
pengambilan sampel sebaiknya dilebihkan bobotnya agar diperoleh simplisia
yang cukup untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI 1979.
2. Herawati, Dian. Cara Produksi Simplisia yang baik. Institut Pertanian
Bandung :Seafast Center. 2012.
3. Badan POM RI. Direktorat Obat Asli Indonesia. BPOM: Indonesia. 2008.
4. Achmad, dkk. Obat Asli Indonesia Khusus dari Tumbuhan yang Ada di
Indonesia. Bandung. 1995.
Pengambilan sampel
Penimbangan
Sortasi basah
Pencucian
Penimbangan
perajangan
Pengeringan
Sortasi kering
Peyimpanan
LAMPIRAN II
DAFTAR ISTILAH
Simplisia
Sortasi
LAMPIRAN III
PERHITUNGAN
% Rendamen