PENDAHULUAN
I.1 TOPIK
Pelipisan Logam dengan pelapis Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Krom (Cr).
I.2 TUJUAN
Tujuan dari proses pelapisan ini antara lain adalah:
a. Mahasiswa mampu melakukan proses pelapisan tembaga (Cr), Nikel (Ni), Krom
(Cr).
b. Mahasiswa dapat merangkai rangakaian listrik yang digunakan pada proses
pelapisan
c. Mahasiswa dapat menghitung prosentase kesalahan pada proses pelapisan
d. Mahasiswa dapat menghitung besarnya arus yang harus digunakan pada masing
masing proses pelapisan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui pertambahan berat pada benda kerja setelah proses
melalui pelapisan.
I.3 DASAR TEORI
Pelapisan logam (elektroplating) adalah proses elektrolisa yaitu melapisi suatu
logam dengan logam lain. Elektrolisa sendiri ialah peristiwa penguraian suatu
elektrolit oleh arus listrik. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam larutan atau
elektrolit, kita akan memperoleh reaksi redoks dalam sel elektrolisa. Logam yang akan
dilapisi harus mempunyai keaktifan lebih tinggi daripada logam yang digunakan untuk
melapisi.
Michael Faraday (1791-1867) dari Inggris adalah orang pertama yang
menerangkan hubungan kuantitatif antara banyaknya arus listrik yang digunakan pada
elektrolisa dan banyaknya hasil elektrolisa yang terbentuk pada katoda dan anoda.
Jumlah arus listrik yang dialirkan kedalam zat elektrolisa untuk mendapatkan 1
mol elektrolit yang terlibat dalam reaksi redoks, dikenal sebagai 1 Faraday yang setara
dengan 96487 Coulumb, dan sering dibulatkan menjadi 96500 Coulumb. Berat zat
hasil elektrolisa, baik yang terbentuk di katoda maupun anoda, dapat dirumuskan
dengan hukum Faraday :
G=exF
e.i.t
96500
Lapis listrik adalah suatu proses pelapisan logam (pada umumnya) diatas logam
besar. Tujuan dari pelapisan ini adalah untuk membuat benda lebih menarik
(dekoratif), melindungi logam yang dilapisi dari bahaya korosi, memperkeras
komponen komponen yang aus. Lapis listrik termasuk dalam proses yang secara
umum disebut proses elektrolisa. Biasanya elektrolisa dilakukan dalam suatu bejana
yang disebut sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit. Pada cairan ini tercelup paling
tidak 2 elektroda. Masing masing elektroda dihubungkan arus listrik yang terbagi
menjadi kutub positif dan negatif, disebut anoda (+) dan katoda (-). Ciri ciri
elektroda ini adalah :
Anoda :
Bentuk positif
Bentuk negatif
2.
Garam
Untuk asam (H+) = (asam) karena asam itu terurai menjadi ion.
Karena asam dan basa ini elektrolit kuat, maka pH dapat langsung dihitung
dengan konsentrasinya. Dengan pertimbangan tertentu, pH larutan sulit ditetapkan
sebagaimana mestinya, maka kation dan anion diikat dengan senyawa komplek.
Rapat arus dan kekuatan arus
Arus total yang melalui sel atau sistem menghasilkan perhitungan besar logam
yang diendapkan. Dalam proses lapis listrik yang lebih penting bukan berat total dari
logam yanga diendapkan namun ketebalan rata-rata dan destilasi endapan pada
permukaan katoda. Ketebalan rata-rata akan tergantung berat total yang diendapkan
dan luas permukaan.
Banyaknya arus listrik yang menuju luas permukaan dari elektroda disebut rapat
arus sedangkan banyaknya arus disebut dengan kuat arus. Yang terbaca dalam
amperemeter adalah kuat arus sedangkan rapat arus tidak dapat dilihat hanya dari
amperemeter namun harus diperhitungkan luas permukaan elektrodanya. Dalam teori
proses kelistrikan, distribusi arus ikut menentukan baik buruknya sel pelapisan namun
dalam kenyataannya distribusi arus cenderung terkonsetrasi pada ujung/tepi benda
kerja (anoda). Distribusi arus dapat diusahakan mendekati rata antara lain dengan
mengatur jarak/letak katoda dan anoda.
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rapat arus :
i
I
A
dimana :
A = luas permukaan
Pelapisan Tembaga (Cu)
Tujuan dari p[roses pelapisan tembaga adalah untuk memperoleh lapisan pelindung
pada pemukaan logam yang tahan terhadap lingkungan. Juga meningkatkan tampak
rupa, menambah kekerasan dan sebagainya.
53 gr/lt
103 gr/lt
Cooperit
2 cc/lt
Temperatur
Suhu kamar
Arus
1,5 2 A/dm2
Pelapisan Nikel ( Ni )
Nikel adalah logam yang berharga dalm bidang teknik. Logam ini dipakai untuk
pelapisan logam dan berwarna putih keperakan. Nikel juga salah satu dari elemen
dalam pembuatan baja yang ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan, kekuatan
dan keliatan. Baja dengan kekuatan tinggi mengandung Nikel 0,5 5 % dan biasa
dipakai untuk Auto mobil, pesawat terbang traktor dan peralatan kimia.
Oleh karena itu, untuk melapisi logam dengan nikel perlu diperhatikan beberapa teori
dasar sebagai berikut:
1.
2.
3.
Kebanyakan
dari
baja
kekuatan
tinggi
dengan
rumus
Berat
pelapisan
dihitung
e.i.t
96500
Keterangan :
MA : Massa Atom
Val
: Valensi
250
gr/lt
90
gr/lt
45
gr/lt
MA
Val
Brihgtener
- NLC
30
cc/lt
- ZD230
cc/lt
Temperatur
Arus 8 A/dm2
60-70 C
Pelapisan khrom
Khromium tidak dapat diendapkan langsung dari larutan yang hanya
mengandung CrO3 dan air saja. Dalam larutan itu harus ada sekurang kurangnya satu
atau lebih atom sebagai katalis untuk membuat lapisan khromium pada katoda.
Asam untuk lapisan ini adalah asam sulfat dan asam fliroida. Asam fluorida
biasanya berbentuk kompleks dengan silikat. Jika menggunakan asam fluorida kontrol
yang dilakukan sangat sukar, karena sangat efektif dalam jumlah sedikit. Sebab yang
paling penting pada operasi atau pelapisan khrom adalah pengendalian pebandingan
berat (ratio) asam khromat dan asam yang digunakan sebagai katalis harus berada pada
batas tertentu.
efisiensi arus dalam proses pelapisan khrom biasanya cukup rendah, sekitar 10
25 %, namun demikian, kecepatan antara lain oksida seng, grapit, molibeden sulfida
adalah bahan untuk menambah sifat lekat minyak pada permukaaan logam yang
diperlukan, antara lain pada proses drawing.
Komposisi larutan elektrolit untuk pelapisan khrom
CrO3
160 gr/lt
H2SO4
0,375 cc/lt
Katalis
1 3 g/lt
Temperatur
400 C
Arus
16 30 A/dm2
BAB II
PERCOBAAN DAN LANGKAH KERJA
II.1 Daftar Alat Yang Digunakan Untuk Praktek
II.1.1 Daftar Peralatan Untuk Analisa Larutan
1. Pipet 5 mm
5.
Botol 300 ml
2. Pipet 5 ml
6.
Buret 25 ml
5. Botol 100 ml
9.
2. Ampere meter
6. Kawat penggantung
3. Volt meter
7. Thermometer
4. Stop watch
II.1.3 Komponen Komponen Percobaan
1.
2.
Power supply DC
Ampere meter
Volt meter
Penggaris
Tembaga (Cu)
Ni (nikel)
Khrom (Cr)
Kawat penggantung
Stop watch
Pengaduk
Heater / pemanas
2.
Larutan NaOH
7. CCl4
3.
Larutan HCl
4.
Larutan Detergent
5.
Plat besi
+
-
Voltmeter
Amperemete
r
A
+++
Plat besi
-
Pb
+
Elektrolit
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Lapisi dengan Cu
13.
14.
Keringkan
15.
16.
Lapisi dengan Ni
17.
18.
Keringkan
19.
20.
Lapisi dengan Cr
21.
22.
keringkan
23.
Tembaga
Nikel
Khrom
L = 3 cm ; P = 6 cm
L = 3 cm ; P = 5 cm
L = 3 cm ; P = 4 cm
Luas = P x L x 2
Luas = P x L x 2
Luas
= 6x3x2
= 5x3x2
= 4x3x2
= 36 cm2
= 30 cm2
= 24 cm2
= 0,36 dm2
= 0,3 dm2
= 0,24 dm2
= PxLx2
Tembaga (Cu)
Nikel (Ni)
8
Khrom (Cr)
= 1,5 x 0,36
= 0,54 A
= 8 x 0,3
= 2,4 A
= 30 x 0,24
= 7,2 A
Benda Kerja
I
II
III
No
1
2
3
Benda Kerja
I
II
III
Waktu
20 Detik
40 Detik
60 Detik
No
1
2
3
Benda Kerja
I
II
III
Waktu
3 Menit
4 Menit
5 Menit
No
1
2
3
Benda Kerja
I
II
III
Waktu
60 Detik
120 Detik
180 Detik
a)
Benda Kerja 1
G teori
e.i.t
96500
31,75 x 0,72 x 20
96500
Dimana
e =
Ar
Elektronva lensi
e =
= 0,00473 gram
63,5
2
e = 31,75 A
i = 2 A/dm2 x 0,36 dm2 = 0,72 A
G praktek
% Kesalahan =
x 100 % = 111,4 %
b)
Benda Kerja 2
G teori
e.i.t
=
96500
31,75 x 0,72 x 40
96500
G praktek
G2 G1 =
23,50 23,48
% Kesalahan =
= 0,00947 gram
= 0,02 gram
c)
x 100 % = 111,13 %
Benda Kerja 3
G teori
e.i.t
=
96500
31,75 x 0,72 x 60
96500
G praktek
G2 G1 =
23,53 23,50
10
= 0,00142 gram
= 0,03 gram
% Kesalahan =
x 100 % = 111,26 %
a)
Benda Kerja 1
G teori
e.i.t
96500
Dimana
e =
Ar
Elektronva lensi
e =
= 0,13 gram
58,7
2
e = 29,35 A
i = 8 A/dm2 x 0,3 dm2 = 2,4 A
G praktek
% Kesalahan =
b)
Benda Kerja 2
G teori
e.i.t
=
96500
G praktek
G3 G2 =
23,64 23,50
% Kesalahan =
= 0,175 gram
= 0,14 gram
c)
Benda Kerja 3
11
G teori
e.i.t
=
96500
G praktek
G3 G2 =
23,70 23,53
% Kesalahan =
= 0,218 gram
= 0,17 gram
a)
Benda Kerja 1
G teori
e.i.t
96500
8,67 x 6 x60
96500
Dimana
= 0,032 gram
e =
Ar
Elektronva lensi
e =
52
6
e = 8,67 A
i = 25 A/dm2 x 0,24 dm2 = 6 A
G praktek
% Kesalahan =
b)
Benda Kerja 2
G teori
e.i.t
=
96500
8,67 x 6 x120
= 0,064 gram
96500
G praktek
G4 G3 =
23,65 23,64
% Kesalahan =
12
= 0,01 gram
0,064 0,01
x 100 % = 84,37 %
0,064
c)
Benda Kerja 3
G teori
e.i.t
=
96500
8,67 x6 x180
= 0,097 gram
96500
G praktek
G4 G3 =
23,72 23,70
% Kesalahan =
= 0,02 gram
G Praktek
G Teori
13
G Teori
G Praktek
G Teori
G Praktek
BAB III
PENUTUP
14
III.1 Kesimpulan
Berdasrkan hasil praktikum yang telah dilakukan, penarikan kesimpulan dari
hasil praktikum pelapisan adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah melakukan percobaan pelapisan Tembaga (cu), Nikel (Ni), dan
Khrom (Cr)
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkain listrik yang digunakan pada masing
masing prose pelapisan dengan benar.
Gambar rangkaian
Proses
Power Suply
Voltmeter
Amperemete
r
+
-
++
Plat besi
-
Pb
Elektrolit
b. Konsentrasi larutan
c. Suhu larutan
f. Pengadukan
Pelapisan (Cr)
68,75 %
84,37 %
79,38 %
Tembaga (Cu)
0,54 A
15
Nikel (Ni)
2,4 A
Khrom (Cr)
7,2 A
III.2 Saran
1.
2.
Panasi kembali larutan sebelum digunakan untuk pelapisan agar suhu sesuai
dengan ketentuan.
3.
4.
5.
Setelah benda diamplas, jagalah agar pada bagian yang telah diamplas tersebut
tetap bersih dan jangan dipegang. Karena apabila benda tersebut tidak bersih
maka setelah dilakukan proses pelapisan akan terdapat bercak bercak pada
bagian yang dilapisi tersebut.
6.
16