bimbingan
dan fasilitasi
yang
tujuan
untuk
merumuskan
masalah
dan
menetapkan
cara
menyelenggarakan
program
tambahan,
serta
telah
memperoleh
sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:
1) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan
pemahaman masyarakat tentang dana sehat.
2) Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para
tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk
kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima
orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan
program
tambahan,
serta
telah
memperoleh
sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang
dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak
macam program tambahan sesuai dengan masalah dan
kemampuan masing-
Indikator
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
1
2
3
4
5
Frekuensi
penimbangan
Rerata kader tugas
Rerata
cakupan
D/S
Cakupan
kumulatif KIA
Cakupan
kumulatif KB
Cakupan
kumulatif
Imunisasi
Program tambahan
Cakupan
dana
<8
>8
>8
>8
<5
<50%
<50%
50%
50%
<50%
<50%
50%
50%
<50%
<50%
50%
50%
<50%
<50%
50%
50%
<50%
<50%
<50%
50%
sehat
Tabel 2.2. Tingkat perkembangan Posyandu (Departemen Kesehatan RI,
2006)
Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat
Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan
kondisi, kemampuan, ditetapkan berdasar-kan musyawarah serta tidak mengikat.
Program dana sehat termasuk dalam kelompok program pembiayaan masyarakat
mandiri (community self financing) yang perun-ukannya terutama untuk
membiayai program-program kesehatan masyarakat (public goods) sesuai
kesepakatan masyarakat setempat. Dana sehat dapat juga dipakai untuk
membiayai pelayanan medik anggota masyarakat yang membutuhkan. Tetapi
sifatnya hanya bantuan bukan menanggung pembiayaan secara keseluruhan
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
Sedangkan pada asuransi kesehatan, untuk menjadi peserta harus mambayar
iuran secara berkala dalam jumlah tertentu sesuai dengan nilai premi yang
peruntukannya terutama untuk membiayai pelayanan medik (private goods) bagi
peserta sendiri (Departemen Kesehatan RI, 2006).
3. D atau jumlah balita yang dating ke posyandu dan ditimbang pada bulan
ini di masing-masing tingkatan.
4. N Atau
Data yang
Tingkat
diperluka
n
Posyand
u
D, S, K
Penyajian
Interpretas
data
Bandingka D = S
n D dengan
S
Bandingka K = S
n
K
dengan S
K<S
Tindak lanjut
Partisipasi
baik
masyarakat
Data yang
Tingkat
diperluka
n
Puskesmas D, S, K
atau
Kecamata
n
Penyajia
Interpretas
n data
Nilai
D/S
% Data
%
Tindak lanjut
(2) Keturunan
Keturunan adalah faktor yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk,
genetika dan sosial budaya.
(3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah merupakan program Departemen
Kesehatan yang memberikan kontribusi besar terhadap derajat kesehatan
meskipun masih di bawah faktor lingkungan dan perilaku.
(4) Perilaku
Faktor perilaku memberikan kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Namun justru faktor perilaku ini masih belum diupayakan
untuk digarap secara intensif. Perilaku yang bertentangan dengan norma
kesehatan seringkali merupakan akibat dari budaya masyarakat yang telah
berakar berabad-abad. Pendidikan formal tidak banyak bermanfaat untuk
perilaku masyarakat.
kesehatan,
makanan,
minuman,
dan
lingkungan
10
kegiatan
seseorang
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
kesehatannya.
2. Perilaku Sakit (Illnes Behavior)
Perilaku sakit yaitu respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
3. Perilaku Peran sakit (the sick Role Behavior)
Perilaku peran sakit yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan
individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan, mengenal fasilitas
atau sarana pelayanan / penyembuhan penyakit yang layak, mengetahui hak
dan kewajiban orang sakit.
2.2.3. Domain Perilaku Kesehatan
Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi
perilaku manusia itu ke dalam 3 domain yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yaitu (Soekidjo Notoatmodjo, 2003):
A. Pengetahuan ( Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
11
Penelitian
Rogers
(1950)
mengungkapkan
bahwa
sebelum
orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Di sini sikap
subyek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, di mana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas .
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung
lama.
B. Sikap (Attitude)
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons terhadap seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
12
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok,
yakni:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan,
sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:
1.
Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (obyek).
2.
Merespons (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3.
Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4.
13
2.
14
meskipun
masih
dibawah
faktor
perilaku
dan
lingkungan
yang
tidak
mendukung
upaya
kesehatan
penanggulangannya
masyarakat
dapat
dilibatkan
secara
aktif
15
Kelman
ada
tiga
cara
perubahan
perilaku
yaitu
16
atau
menolak
ide
tersebut
melalui
empat
tahap
yaitu
17