Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA

Oleh
Raden Muhammad Hadi
1106608

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012

I.

Geopolitik Sebagai Suatu Ilmu

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa
Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan.
Ilmu Geopolitik adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang potensi-potensi yang
dimiliki oleh suatu bangsa atas dasar jati dirinya. Geopolitik adalah suatu ilmu yang berkaitan
dengan filosofi dasar hubungan antara manusia dan geografi. Ilmu Geografi Politik adalah studi
kebedaan dan kesamaan areal watak politik sebagai bagian yang paling berhubungan dari
kompleks total perbedaan dan kesamaan areal.
Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik
terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik merupakan metode analisis kebijakan luar
negeri yang berupaya memahami, menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik
internasional dalam variabel geografi. Variabel geografi tersebut umumnya mengarah pada:
lokasi geografis negara atau negara yang dipertanyakan, ukuran negara yang terlibat, iklim
wilayah tempat negara tersebut berada, topografi wilayah, demografi, sumber daya alam, dan
perkembangan teknologi.

II.

Perkembangan Teori Geopolitik

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud


kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas)
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system
politik suatu Negara.
Ada beberapa pandangan para pemikir geopolitik, diantaranya:

Friedrich Ratzel (1844-1904) : seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi politik
(Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa kekuatan suatu
negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang potensi geografi
yang ditempati sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik
itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang hidup, mengenal
proses lahir, hidup, dan mati. (Teori Ruang)

Rudolph Kjellen (1864-1922) : mengembangkan geopolitik sebagai Geographical Politic


yang menitik beratkan kepada analisis fenomena geografi dari aspek politik geografi
menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak
sekedar satuan biologis juga mempunyai inteketualitas.
Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi, kependudukan,
ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan berupa gagasan,
kegiatan ekonomi harus diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini dapat dilakukan
secara damai atau kekerasan. Berarti dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu
kekuasaan serta ekspansionisme. (Teori Organisme)

Sir Halford Mackinder (1861-1947) : teorinya menganut konsep kekuatan, yang


mencetuskan Wawasan Benua yaitu konsep kekuatan di darat. Teorinya berbunyi; barang
siapa dapat menguasai Daerah jantung (Eurasia = Eropa dan Asia) akan dapat
menguasai Pulau Dunia yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya barang siapa dapat
menguasai Pulau dunia akhirnya dapat menguasai dunia. (Teori Daerah Jantung)
Karl Haushofer (1869-1946) : ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang
di Jerman Adolf Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di
landasi oleh faham militerisme dan fasisme. Pokok pikiran ajarannya:
o Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam, artinya
yang kuat atau unggul akan tetap bertahan hidup.
o Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi
perbatasan.
o Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial
mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
o Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam mempertahankan
kelangsungan hidup untuk mendapat ruang hidup.
o Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang
akan dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang
di Asia. (Teori Pan Region)
Nicholas J. Spykman (1893-1943) : dengan Teori Daerah Batas (Rimland Theory).
Dalam teorinya tersirat:
o Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit dalam
(rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).
o Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.
o Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam
percaturan politik dunia daripada daerah jantung.
o Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.
Kenichi Ohmae : Dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara
dalam geografi dan politik relatif tetap, tetapi kehidupan dalam suatu negara tidak
mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan
konsumen yang makin individual.

III.

Wajah Wawasan Nusantara

Landasan Konsepsi Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara (Wasantara) menganut filosofi dasar Geopolitik Indonesia dan
wawasan kebangsaan, yaitu:
Rasa kebangsaan
Paham kebangsaan
Semangat kebangsaan
Konsepsi Wawasan Nusantara merupakan konsepsi nasional yang bersifat filosofis yang
memiliki visi jauh kedepan.
Pengertian dan Hakekat Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan
indrawi. Akar kata ini membentuk kata mawas yang berarti memandang, meninjau, atau
melihat, atau cara melihat. Kata wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap
inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah
perairan dan gugusan pulau-pulau indonesia yang terletak di antara samudera pasifik dan
samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan benua Australia.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan perwujudan ideologi pancasila. Wawasan nusantara mengarahkan visi
bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang kehidupan
nasional : bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Tujuan dan Asas Wawasan Nusantara
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang
mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi demi tercapainya tujuan nasional
merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam
jiwa kita sebagai hasil pemahaman dan penghayatan wawasan nusantara.
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah
menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat
manusia di seluruh dunia.
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen
pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama. Harus
disadari bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan, kom-ponen pembentuk kesepakatan
bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya
bangsa dan negara Indonesia. Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau
kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
Kedudukan dan Peranan Wawasan Nusantara

Kedudukan wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat
dalam mencapai dan mewujudkan tujuan nasional. Wawasan nusantara dalam paradigma
nasional memliki spesifikasi:

Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idiil.
Undang - Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan idiil.
Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

Wawasan nusantara berperan sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu


dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Wajah Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional


Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan,
dan kewilayahan.
Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara mencakup:
Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan
ekonomi.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
mempunyai arti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.
Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional.

Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut
dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau
countour pulau / darat.
Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:
Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight
base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung
yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12mil laut.
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di
mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah
laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

IV.

Daftar Pustaka

- Geopolitik. diakses pada 12 2012, dari Wikipedia: id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik

- Dr. Ganjar M. Ganeswara, M. (2008). Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
- Geopolitik di Indonesia. (n.d.). diakses pada 12 2012, dari Wikipedia:
id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai