Karya Tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran PAI yang diamanah oleh
Bapak Hanif
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya
pemerintah dalam hal ini Departemen Agama pada tahun 2008 memberikan hak cipta buku
teks pelajaran ini dari penulis / penerbit untuk disebarkan kepada masyarakat melalui situs
internet (website) jaringan pendidikan agama.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
34 Tahun 2008.
Penulis
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Kata Pengantar
Pelajaran VI : Sejarah Ilmu Pengetahuan Islam
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.
BAB III
Kesimpulan
BAB IV
Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta
dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara itu, pengetahuan adalah
keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa pikiran sehat (common sense),
sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode
dan mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti
semua ilmu adalah pengetahuan.
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu dalam diri manusia.
hasrat ingin tahu timbul oleh banyaknya aspek kehidupan yang masih samar atau bahkan
gelap. Dalam usahanya untuk mencapai kebenaran tersebut selalu mengadakan penelitian
secara ilmiah. Penelitian secara ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin
tahu yang mencapai taraf keilmuan, disertai dengan keyakinan bahwa setiap gejala dapat
ditelaah dan dicari sebab akibatnya (causalitas). Namun, pengetahuan pada awalnya masih
dikaitkan dengan mitos-mitos atau berbau mistik.
Proses berpikir manusia menuntut mereka untuk menemukan sebuah metode belajar
dari pengalaman dan memunculkan keinginan untuk menyusun sesuatu hal secara empiris,
serta dapat diukur. Dalam sejarah tercatat bangsa Yunanilah yang pertama diakui oleh dunia
sebagai perintis terbentuknya ilmu karena telah berhasil menyusunnya secara sistematis.
Implikasi dari hal tersebut manusia akan mencoba merumuskan semua hal termasuk asalmuasal mitos-mitos karena mereka menyadari bahwa hal tersebut dapat dijelaskan asalusulnya dan kondisi sebenarnya. Sehingga sesuatu hal yang remang-remang -yang berupa
tahu
atau
pengetahuan-
dapat
dibuktikan
kebenaran
sementaranya
dan
dapat
dipertanggungjawabkan pada saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu pengetahuan atas
mitos-mitos, dan kepercayaan tradisional yang berlaku di masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan bermula dari tahu, berulang-ulang
menjadi sebuah pengetahuan, namun masih dipengaruhi oleh mitos dan mistis yang masih
sulit untuk dirasionalkan dan belum dapat dipertanggungjawabkan. Dari proses berpikir
bukan hanya sekedar tahu itulah lahirnya sebuah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah
salah satu jembatan untuk mencapai kebenaran yang hakiki setelah berkolaborasi dengan
yang lain
Islam adalah agama besar yang disepanjang perjalanan sejarah telah berkali-kali
menorehkan catatan dengan tinta emas bagi kemajuan peradaban dunia. Tercatat dalam
sejarah bahwa dinasti Bani Abbasiyah yang memerintah setelah Dinasti Bani Umayyah
adalah dinasti terlama dalam sejarah peradaban Islam sekitar lebih dari 5 (lima) abad- juga
dinasti ini pula yang mengantarkan peradaban Islam pada masa golden age nya. Dimana
pada masa itu ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Perkembangan ilmu pengetahuan Islam inilah yang kemudian diserap dan memicu
renaisans di Eropa, hal ini terjadi setelah sinar kejayaan Islam mulai meredup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Rasulullah SAW
Pada masa Rasulullah saw. Ilmu pengetahuan belum begitu pesat seperti pada masa
sekarang. Ketika itu, umat Islam masih terfokus pada penyebaran Islam. Al Quran dan Hadis
Nabi menjadi pedoman hidup umat Islam pada waktu itu. Ilmu pengetahuan langsung
bersumber dari Rasulullah melalui wahyu dari Malaikat Jibril. Setelah itu, para sahabat selalu
menghafal ayat-ayat yang telah mereka dengar dari Rasulullah saw.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama
islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al alaq ayat 1 5 bercerita tentang dasar dasar ilmu
pengetahuan, didalam wahyu tersebut terdapat perintah untuk membaca, Allah pun
menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak
mengetahui apa apa. Kata Iqra pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang
beragam, seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik
teks maupun bukan teks.
Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang ilmuilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu ilmu
lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai
terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar dasar ilmu tafsir
yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan
menjadi mulia, terhormat, dan mampu menghadapai segala permasalahan yang terjadi di
dalam kehidupan. Allah SWT. Mengangkat derajat seseorang, karena mereka beriman dan
diberi ilmu pengetahuan. Sebagaimana di dalam firmannya di dalam surat Al Mujadilah ayat
58 yang berarti Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat
Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar,
Utsman dan Ali), Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Kaab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa
Al-Asyari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak
dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia
dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Quran. Dia adalah sahabat yang paling
pandai/tahu tentang tafsir Al-Quran. Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan
ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang
rahasia-rahasia Al-Quran.
Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli tafsir ialah Ibnu Masud r.a.
Ia adalah salah seorang yang pertama masuk Islam pada usia 6 tahun. Dari segi hubungan
kenabian ia adalah seorang yang sangat baik dan terdidik. Karena pertimbangan itulah
sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak mengetahui bidang
Kitabullah Al-Quran, mengetahui tentang muhkam dan mutasyabih, halal dan haram.
Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu kaum yang menyebarkan
ajaran
islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman rasulullah, mereka mempelajari al-Quran
secara langsung dengan Rasulullah s.a.w. mereka adalah orang-orang yang menyediakan
dirinya semata-mata untuk Allah s.w.t dan Rasul-Nya.
Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW. Pengumpulan Al-Quran pada zaman Rasulullah
SAW ditempuh dengan dua cara:
Pertama : al Jamu fis Sudur yaitu Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala
Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan
sekarang, khususnya dalam bidang ekonomi. Banyak teori tentang ilmu pengetahuan yang
sudah ada sejak jaman Rasulullah dan digunakan didalam zaman yang modern seperti
sekarang
ini,
diantaranya
teori invisible hands yang berasal dari Nabi Saw dan sangat populer di kalangan
ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi Saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas
RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam
hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan
saran kepada Rasulullah dengan berkata: ya Rasulullah hendaklah engkau menetukan
harga.
Rasulullah SAW. berkata:Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang
menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku
menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman
dalam darah maupun harta. Ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga
pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah.
Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan Islam sudah mulai digalakkan, terbukti
seperti adanya ilmu memanah, ilmu naik kuda, dan ilmu berenang. Ilmu-ilmu tersebut
berkembang terus-menerus seiring dengan perkembangan waktu dan zaman dan puncak
perkembangannya pada masa Daulah Abbasiah.
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Penolakan terhadap kewajiban Zakat melahirkan problem theologis dan hukum baru,
yang intinya apakah mereka telah termasuk dalam spektrum Murtad dan wajib
umat, dengan latar belakang yang berbeda, melahirkan permasalahan hukum baru.
Peristiwa theologis dan hukum, terutama yang menyangkut penolakan kewajiban
Zakat dan permakluman sebagai Nabi Palsu menyebabkan ketegangan politik.
Ketegangan politik tersebut menyebabkan para Sahabat berketatapan untuk
memberantas orang-orang yang menolak Zakat dan mengaku sebagai Nabi palsu,
maka terjadilah pertempuran di Yamamah, yang menyebabkan umat Islam banyak
yang menjadi Syuhada terutama para Hafidz. Peristiwa pertempuran Yamamah
menyebabkan kekhawatiran umat terutama terhadap kelangsungan dan keberadaan al
Quran. Untuk mengatasi hal-hal yang mungkin lebih buruk, maka dilakukan proses
pengumpulan naskah al-Quran, atas usulan Umar bin Khattab. Perluasan daerah
yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah berusaha untuk menguasai Syiria dan Persia,
untuk itu diutus 4 panglima perang yaitu Yazid bin Abu Sofyan (Damaskus), Abu
Ubaidah bin Jarrah (di Hmos), Amru Bin Ash (Palestina) dan Surahbil bin Hasanah
(Yordania), namun di tengah berkecamuknya perang melawan Romawi tersebut,
Kholifah Abu Bakar meninggal dunia (Th 13 H.)
Aqdi (DPR).
Terjadinya pelembagaam organisasi kenegaraan (birokrasi) yang dapat mendukung
antaranya adalah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Jatuhlah pilihan tersebut pada
Utsman bin Affan, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Umat Islam menganggap Utsman lebih Tua dan lunak dalam mengelola pemerintahan
Umat Islam trauma dengan cara Umar memerintah yang keras dan disiplin, dan
nampak-nya sifat-sifat tersebut ada pada Ali bin Abi Thalib.
Secara umum, sedikit prestasi yang dapat kita temukan pada masa pemerintahan
Utsman bin Affan, apabila dibandingkan dengan masa pemerintahan Umar bin Khattab. Hal
tersebut boleh jadi disebabkan oleh kondisi politik dan masa kekhalifaan Utsman bin Affan
yang hanya sekitar 6 tahun. Walaupun demikian terdapat hal-hal yang menarik untuk
dikemukakan sebagai hasil karya gemilang kekhalifaan Utsman bin Affan, yaitu :
1. Di lanjutkkannya proses pembukuan al Quran, setelah dilakukan gerakan pengumpulan
naskahnya pada masa Abu Bakar Ash Shidiq, dalam satu musyhaf induk yang disebut
dengan Musyhaf Utsmani. Musyhaf tersebut dicetak sebanyak 8 Examplar dan
kemudian disebar ke kota-kota besar Islam. Program ini dilakukan dalam rangka :
Menyelematkan naskah dan sumber ajaran Islam dari kerusakan, pemalsuan dan
bacaan), yang selama ini menjadi salah satu sumber konflik keagamaan umat Islam.
Menghapus seluruh naskah yang dimiliki oleh umat Islam dan hanya mengakui
catatan sejarah keluarga Umaiyah, Ali bin Abi Thalib adalah sebuah kotoran yang harus
dibersihkan dari baju dan kemeja kesombongan Bani Umaiyah.
Ali bin Abi Thalib menggantikan kedudukan Utsman bin Affan dalam situasi politik
yang sangat tegang, menyusul kematian Utsman bin Affan dalam sebuah tragedi politik yang
memilukan. Tragedi politik tersebut memperkuat kelompok politik dengan kepentingan
politik yang berbeda, misalnya :
1. Kelompok pro Utsman, yang menyatakan bahwa pelaku pembunuhan Utsman adalah
kelompok Ali bin Abi Tholib. Kelompok ini dipelopori oleh Muawiyah.
2. Kelompok Ali yang merasa tidak mempunyai kaitan dengan persekongkolan
pembunuhan Utsman bin Affan.
3. Kelompok pro Aisyah dan Zubair, yang keduanya tidak suka dengan naiknya Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah.
Perseteruan politik tersebut melahirkan ketegangan politik, yang berujung dengan
peperangan, misalnya peperangan Berunta (Ali dengan Aisyah). Peperangan Hijaz antara
Ali dengan Zubair, dan yang paling menggemparkan adalah peperangan antara Ali bin Abi
Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan (Perang Siffin). Peperangan antara Zubair bin
Awwam dengan Ali, dalam perspektif sejarah sangat sulit ditentukan oleh sebab-sebabnya,
apakah Zubair melakukannya karena membela Utsman atau karena kepentingan politik
pribadi, termasuk di dalamnya dengan Aisyah (mertua Ali). Aisyah sendiri merasa tida puas
atas kematian Utsman dan ingin menuntut balas pada Ali bin Abi Thalib.
Peperangan terakhir (Ali dengan Muawiyah), hampir-hampir dimenangkan oleh Ali
bin Abi Thalib, jika bukan karena kelihaian Amr bin Ash yang mengangkat al-Quran. Aksi
Amru tersebut telah memaksa Ali untuk menyelesaikan konflik di meja perundingan (Majlis
Tahkim) yang hasilnya justru membawa Ali pada posisi yang sangat lemah, kalau tidak boleh
dikatakan sebagai satu kekalahan Ali dari Muawiyah.
Peristiwa Majlis Tahkim tersebut mampu membawa pada situasi Colling Down
(penurunan suhu) politik dikalangan umat Islam, yang kemudian dikenal dengan Amul
Jamaah. Namun peristiwa-peristiwa politik yang lain telah membuyarkan Amul Jamaah
menjadi api konflik yang membuat umat memendam dendam yang tiada henti-hentinya, ter-
utama ketika mereka mengingat peristiwa Majlis Tahkim. Ada tiga kelompok politik pasca
Majlis Tahkim, yaitu :
1. Kelompok Muawiyah bin Abu Sofyan, yang diuntungkan dalam majlis Tahkim dan
merasa menjadi penguasa politik yang baru, dengan pusat pemerintahan di Damskus.
2. Kelompok Ali bin Abi Thalib yang telah diperdaya oleh petualang politik dalam majlis
tahkim. Kelompok ini disebut dengan Syiah
3. Kelompok orang yang tidak puas dengan Ali dan Muawiyah, kelompok ini disebut
dengan Khawarij. Kelompok ini beranggapan bahwa orang yang terlibat dalam Majlis
Tahkim telah keluar dari Islam dan harus dihukum bunuh. Maka disusunlah konspirasi
politik untuk membunuh mereka, diantara orang yang masuk dalam target operasi (TO)
pembunuhan oleh kelompok Khawarij adalah Ali bin Abi Thalib, Muawiya bin Abu
Sofyan dan Amru bin Ash. Ketiga orang tersebut menurut mereka adalah tokoh-tokoh
Majlis Tahkim, dan yang berhasil mereka bunuh adalah Ali bin Abi Thalib, maka dengan
meninggalnya Ali bin Abi Thalib, penguasaan politik umat Islam beralih ke Muawiyah
bin Abi Sofyan, yang memindahkan pusat kekuasaannya dari Madinah ke Damaskus
Syiria
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Bani Umayyah
1. Sejarah Berdirinya Daulah Amawiyah
Namadaulah Amawiyah itu berasal dari namaUmaiyah ibnuAbdi Syam
ibnuAbdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy dizaman
jahiliyah. Umaiyah ini senantiasa bersaingan dengan pamannya, Hasyim ibnu Abdi
Manaf, untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyrakat bangsanya. Umayyah
dinilai memiliki cukup persyaratan untuk menjadi pemimpin dan dihormati oleh
masyarakat. Ia berasal dari keluarga bangsawan kaya dan mempunyai sepuluh putra. Pada
zaman pra-Islam, orang yang memiliki ketiga kelebihan itu berhak memperoleh
kehormatan dan kekuasaan.
Sesudah datang agama islam berubahlah hubungan antara Bani Umayyah dengan
saudara-saudara sepupu mereka bani Hasyim, oleh karena persaingan-persaingan untuk
merebut kehormatan dan kekuasaan tadi berubah sifatnya menjadi permusuhan yang
lebih nyata, bani umayyah dengan tegas menentang Rasulullah, baik mereka yang telah
masuk islam ataupun yang belum. Dan dalam peperangan badr, kekuasaan Quraisy
hampir semuanya berpusat pada Bani ABdi Syam. Dan setelah ia mengetahui bahwa
kaum muslimin dimadinah mencegat iring-iringan untanya itu dalam perjalannya ke
Mekkah , maka ia meminta kepada orang-orang Quraisy untuk beramai-ramai
menolongnya.
Bani Umayyah barulah masuk agama islam setelah mereka tidak menemukan jalan
lain, selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad bersama beribu-ribu
pengikutnya yang benar-benar percaya kepada kerasulan dan pimpinannya, menyerbu
masuk kekota Mekah.
Bani Umayyah tergolong yang belakang masuk Islam. Setelah masuk Islam,
mereka memperlihatkan loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap agama tersebut. Dalam
setiap peperangan yang dilakukan oleh kaum Muslimin misalnya, mereka tampil dengan
semangat kepahlawanan, seolah-olah ingin mengimbangi keterlambatan mereka masuk
Islam dengan berbuat jasa besar kepada Islam.
Karena sikap baik, ada diantara mereka yang dipercayakan untuk menduduki
jabatan penting. Muawiyyah bin Abu Sufyan (21 SH / 602 M 60 H / 600 M) misalnya
pada masa Nabi SAW diangkat menjadi penulis wahyu dan pada masa khalifah Umar bin
Khattab (42 SH / 581 M 23 H / 644 M) diangkat pada tahun 641 sebagai Gubernur di
Suriah. Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan (47 SH / 576 M 35 H / 656 M).
Bani Umayyah juga mendapat banyak keuntungan, pemberian hadiah dan jabatan,
kekuasaan yang membentang dari Suriah sampai Pantai Laut Tengah. Ia memanfaatkan
masa tersebut untuk mempersiapkan diri dan meletakkan dasar pendirian sebuah dinasti.
Harapan itu lebih besar terbuka setelah Utsman bin Affan di bunuh pada tahun 656 oleh
para pemberontak yang menentang kebijakan nepotisme dan penyalahgunaan harta baitul
mal untuk keperluan pribadi dan keluarga.
Ketika Ali bin Abi Thalib (603 M 40 H / 661 M), yang diangkat oleh sahabat
Nabi SAW di Madinah sebagai khalifah pengganti Utsman, memerintahkan Umayyah
untuk menyerahkan jabatan, ia menolak. Sebaliknya, ia malah menuduh Ali terlibat
dalam pembunuhan Utsman atau paling tidak melindungi pemberotak yang
Di samping itu juga di bentuk dewan sekretaris Negara ( diwanul kitabah ) yang
bertugas mengurusi berbagai macam urusan pemerintahan dewan ini terdiri dari lima
orang sekretaris, yaitu:
sekretaris persuratan
sekretaris keuangan
sekretaris tentara
sekretaris kepolisian
sekretaris kehakiman
( katib Ar Rasal )
( katib Al Kharraj )
( katib Al Jund )
(katib Al Jund )
(katib Al Qadi )
Tokoh-Tokoh yang berperan dalam pengembangan politik dan militer antara lain :
Khalifah muawiyah
Khalifah abdul malik bin marwan
Khalifah wahid bin abdul malik
Khalifah sulaiman bin abdul malik[2]
2. Tokoh Ilmuwan Muslim Dan Perannya Dalam Kemajuan Kebudayaan/Peradaban
Islam Pada Masa Bani Umaiyah
Sejak masa Rasulullah dan dilanjutkan masa khulafaurrasyidin ilmu pengetahuan
islam yang bersumber dari Al.Quran dan Hadist Nabi menjadi sumber pertumbuhan dan
perkembangan ilmu-ilmu agama islam. Semangat mencintai agama islam yang sempurna
inilah yang menyebabkan perkembangan ilmu-ilmu islam cepat menyebar dikalangan
umat islam baik yang berbangsa arab sebagai penerus pembawa cahaya islam maupun
non-arab sebagai penerima atas kehadiran islam.
Salah satu pembawa misi cahaya islam tersebut adalah Dinasti Umaiyah, karena
keturunan Umaiyah yang kemudian mendirikan pemerintahan Umaiyah memiliki
prestasi disegala bidang baik social, politik, militer, kebudayaan/kesenian dan utamanya
kemajuan dibidang keilmuan islam. Seperti ilmu hadist, tafsir, fikih, tauhid dan tasawuf.
a. Bidang Ilmu Hadits
1) Umar bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam utama
pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk dibukukan Abu
Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-zuhri seorang yang
tepat dan siap melaksanakan perintah kholifah, maka ia bekerja sama dengan
perowi-perowi yang dianggap ahli untuk dimintai informasi tentang hadist-hadist
nabi yang berceceran ditengah masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan
dibukukan. Abu Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama
pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar Muhammad,
diikuti oleh generasi dibawahnya, seperti Imam Malik menulis kumpulan buku
hadist terkenal Muwatha, imam Syafii menulis Al-Musnad. Pada tahap
selanjutnya, program pengumpulan hadist mendapat sambutan serius dari tokohtokoh islam, seperti:
Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
An Nasai, terkenal dengan Sunan An-Nasai
At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus Shittah.
a) Hasan Al-Basri
Hasan al-Basri mengenalkan kepada umat tentang pentingnya tasawuf, karena
tasawufdapat melatih jiwa/hati memiliki sifat zuhud(hatinya tidak terpengaruh dengan
harta benda, walau lahiriyah kaya), sifat roja(harta benda, anak-anak, jabatan tidak
bisa menolong hidupnya tanpa adanya harapan ridho dari Allah swt) dan sifat
khouf(sifat takut kepada Allah swt yang dalam dan melekat dalam jiwanya).
b) Sufyan Ats-Tsauri
Beliau lahir dikufah tahun 97 H, mempunyai nama lengkap: Abu Abdullah
Sufyan bin SAid Ats-Tsauri. Pemikiran bidang taswuf merangkum sebagai berikut:
Manusia dapat memiliki sifat zuhud, bila saat ajalnya menghampirinya, karena
kelezatan dunia telah diambil Allah swt, maka manusia baru ingat makna
kehidupannya.
Manusia dalam menjalani hidup didunia harus bekerja keras agar hidupnya
tercukupi, dengan kerja manusia dapat terhindar dari kegelapan dan kehinaan.
c) Rabiah AlAdawiyah
Beliau seorang wanita muliakarena kesadaran dan kecintaannya kepada Allah.
Dalam kemiskinan dan kehinaan, Rabiah menjalani hidup kesufian, setiap hari air
mata mengalir, karena getaran taubat, ingatan dzikir dan laparnya nestapa setiap
harinya.
d) Ibrahim bin Adham
Tokoh tasawuf yang satu ini, berasal dari Persia. Seorang pangeran dari
kerajaan Persia yang meninggalkan kehidupan mewah di sekitarnya. Untuk
menjalani hidup sederhana dengan mendalami ilmu tasawuf. Peringatan Ibrahim
kepada manusia tertulis dalam sindirannya yang indah:doa-doa kalian tidak
didengar oleh Nya disebabkan hatimu telah mati.
D. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Abbasiyah
Penerjemahan buku berbahasa asing seperti halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan
sehingga
didirikanlah
lembaga
ilmu
pengetahuan
yang
diberi
nama
dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama) dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya
intelektualnya dan bebas dari belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum
atau agama berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain :
1. Didirikanlah Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan pengkajian
ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
2. Didirikan Majelis Munazarot yaitu suatu tempat berkumpulnya para sarjana muslim,
untuk membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim untuk membahas ilmu
pengetahuan, para sajarna muslim diberi kebebasan berfikir dari ilmu pengetahuan
tersebut.
3. Dibentuk Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan berbagai agama
yang bertugas menterjemahkan, membahas dan menyusun sisa-sisa kebudayaan kuno,
sehingga pada masa itu muncullah tokoh-tokoh muslim yang menyebarluaskan agama
Islam dan menghasilkan karya-karya yang besar antara lain
a. Imam Abu Hanifah ( 700 767 M ). Imam Malik ( 713 765 M ) Imam Syafii ( 767
820 M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 857 M ). Para mujtahiq yang
mencurahkan segala kemampauannya untuk mendapatkan ilmu praktis dan syareat
Islam yang digali dari Quran dan hadist yang terkenal dengan ilmu fikih. Sehingga
ajaran islam mudah untuk diamalkan.
b. Imam Sibawaih, is bin Umar as Saqofi sebagai tokoh bahasa Arab, Nahwu shorof
Balaghoh dan lain-lain. Imam bukhori dengan hasil karyanya shoheh Bukhari.
Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh muslimnya
Imam Abu dawud dengan hasil karyanya Sunan Abu Dawudnya.
Imam bin Majah dengan hasil karyanya Sunan ibnu majahnya
Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya sunan Tirmidhinya
Rabiah al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya ihya
ulumudin
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Di Masa Bani Abbasiyyah.
Kemajuan yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa
pemerintahan Daulah bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan ilmu pengetahuan begitu pesatnya,
baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
jilid.
b. Ilmu Hadist
Ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sanat, perawinya,
isi dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar dan terkenal beserta
hasil karyanya, antara lain :
Imam Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafii ( 150
204H / 767 820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al-Quran dan
dinamakan Mahabbah .
Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 111 M) hasil
sebagainya.
Al Farabi ( 180 260H / 780 863M ) beliau menerjemahkan buku-buku asing
kedalam bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika,
matematika, fisika, metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya
mengenai logika antara lain dalam bukunya Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo,
menjelaskan logika adalah ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan
pikiran dan dapat menunjukkannya kepada kebenaran. Dia digelari sebagai guru
besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar pertama, buah
Menurut
penyebutan
orangorang barat, buku ini pernah diterjemahkan kedalam bahasa latin dan
pernah menjadi buku standar untuk Universitas-universitas Eropa sampai
filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme, dia juga hali ilmu
hayat, ilmu fisika, ilmu falak, ilmu akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih.
Karyanya antara lain :
o
o
o
o
Ibnu Qutaibah (828 M 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar yang
Seni ukir, kaligrafi, hasil karyanya bisa diliha di Masjid-masjid, istana kholifah
dan gedunggedung yang megah. Seni sulam menghiasi permadani, pakaian, hiasan
dinding dan sebagainya.
Demikian juga dengan seni lainnya diantaranya :
Seni Lukis mengalami kemajuan dan lahirlan pelukis terkenal yang bernama Abdul
Karim mansur yang nama aslinya Firdaussi. Beliau yang pertama kali membuat buku
bergambar di dunia ini dengan judulnya Syah Nama. Buku ini telah disalin kedalam
bahasa Perancis, Inggris dan Jerman.
Seni Bangunan, berdiri gedung-gedung yang kokoh dengan arsiteknya yang indah
dan megah, antara lain : istana Raja, Masjid, dan lain-lain.
Seni Suara, Seni Musik dan Seni Tari juga mengalamii kemajuan sebagai bukti
muncullah penyanyi-penyanyi terkenal, sekolah, sekolah musik dan pabrik-pabrik alat
musik. Demikian juga dengan seni bahasa bermunculan sastrawan-sastrawan terkenal.
BAB III
KESIMPULAN
1. Masa Nabi Muhammad SAW
Beberapa hal yang melandasi pengembangan ilmu pengetahuan pada zaman
Rasulullah adalah;
a. Wahyu pertama yang diawali dengan perintah membaca, membaca adalah
kemampuan awal dalam menggali ilmu pengetahuan.
b. Bangsa Arab pada umumnya mempunyai daya hafal yang tinggi.
c. Rasulullah membangun tradisi menulis dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai
penulis wahyu Al-Quran yang merupakan sumber ilmu pengetahuan.
d. Disamping itu, didalam Al-Quran pun terdapat dorongan untuk menuntut ilmu
(QS. Al-Mujadalah : 11)
2. Masa Khulafaurrasyidin
Dengan bimbingan Rasulullah munculah para sahabat yang memiliki kempampuan
dalam bidangnya. Seperti :
a. Umar bin Khattab ahli dalam bidang hukum dan management lembaga
pemerintah.
b. Abdullah bin Umar merupakan salah satu pengumpul hadits.
c. Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Masud dan Ubay bin Kaab menguasai bidang
tafsir.
d. Abdullah bin Abbas mahir dalam asbabun nuzul, faroid, dan sejarah peperangan
Rasulullah.
e. Pada masa Khulafaurrasyidin ilmu pengetahuan berkembang pesat terutama masa
Umar bin khattab, saat itu wilayah Islam sampai ke Syiria, Mesir, dan Palestina.
BAB IV
PENUTUP
Demikian hasil diskusi kelompok kami yang dapat kami paparkan mengenai
pandangan islam terhadap daging hewan yang di jual di swalayan atau di mall , tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan kami.
Kami harap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap
makalah ini demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalan di kesempatan
berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua .
Amiin.