Resume Kompilasi Sken 4
Resume Kompilasi Sken 4
BLOK 4
BY:
SEKRETARIS CARDIO 2011
1. Sistem Imun
Jenis / macam
o Berdasarkan sumber
Bawaan
Fungsi
Contoh
Mekanisme
Ciri
Respon
Didapat
Jenis dan Fungsi
Jenis dan proses pematangan
Mekanisme
Ciri
Respon
o Berdasarkan sifat
Spesifik
Sifat
Fungsi
Non Spesifik
Sifat
Fungsi
Mekanisme Kerja
Fungsi
Faktor yang mempengaruhi
Komponen
o Antigen dan antibodi
o Sel
o Jaringan
o Organ
Respon imun
Korelasi / hubungan nutrisi dengan sistem imun
Faktor-faktor pembeda sistem imun
Kelainan/gangguan/imunopatologi
o Hipersensitivitas (alergi)
Tipe/macam
Definisi
Ciri
Tanda klinis
Penyebab
Pencegahan
Penanganan/terapi dan obat
Mekanisme
Pemeriksaan
Daerah alergi
Kulit
Kuku
Pernafasan
o Penyakit autoimun
Tipe
Tanda klinis
Penyebab
Penanganan
Mekanisme
Pemeriksaan
o Imunodefisiensi
Tipe
Tanda klinis
Penyebab
Penanganan
Mekanisme
Pemeriksaan
Peningkatan imun
o Macam
o Fungsi
o Cara Kerja
2. Sistem Integumen
Kulit dan mukosa
o Anatomi
o Struktur
Kelenjar
Lapisan struktur
o Fungsi/fisiologi
o Nutrisi
o Flora normal
Letak
Jenis
Faktor yang mempengaruhi
Fungsi
o Histologi
o Patofisiologi/kelainan
Sistem retikuloendotelial
o Anatomi
o Histologi
o Fisiologi
3. Imunisasi
Jenis
Vaksin berdasarkan ketahanannya
4. Parasitologi
Serangga
o Macam
o Cara menghindari
o Penyakit yang timbul
5. Pengantar Kesehatan Lingkungan
6. Organ Sistem Limfatik
7. Tanda-tanda Inflamasi
1. Sistem Imun
1.1 Fungsi Sistem Imun
Yang utama : untuk melindungi tubuh terhadap serangan dan perusakan oleh
mikroorganisme dan benda asing. Sel-sel dari system imun mempunyai kemampuan
untuk membedakan diri sendiri (self) dan yang bukan diri sendiri (nonself).
Fungsi Spesifik :
a
Pertahanan
menghasilkan
resistensi
terhadap
agen
penginvasi
seperti
mikroorganisme
Surveilans : mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh sendiri yang
Imunitas
aktif
dapat
terjadi
apabila
terjadi
stimulus
yang
secara alamiah.
Imunitas aktif dapatan secara alami
Terjadi jika seseorang terpapar satu penyakit dan sistem imun
memproduks antibodi serta limfosit khusus. Imunita dapat bersifat
2.2.1.2
Imunitas Pasif
Imunitas pasif adalah pemberian antibody yang berasal dari hewan
atau manusia kepada manusia lain dengan tujuan memberi
pelindungan terhadap penyakit infeksi yang bersifat sementara karena
jumlah
besar
yang
secara
khusus
dirancang
untuk
dan sel.
Limfosit B :
- di buat di sumsum tulang dan dimatangkan di sumsum tulang.
-
3.
Limfosit T
intraseluler
Fungsi umumnya :
a Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
b Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
c Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
d Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
- Dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi poliferasi dan diferensiasi
-
2.2.2.2.Non-spesififik alamiah
Sifat sistem imun non spesifik:
Tidak spesifik
Tidak diperbanyak
Suhu tubuh dapa tmembantu mengurangi infeksi dari mikroba, karena ada
beberapa mikroba yang tidak menginfeksi manusia karena tidak dapat hidup baik pada
suhu 37C.
e. Faktor nutrisi
Nutrisi sangat berpengaru dalam perbaikan sel-sel rusak dan pertumbuhan sel.
Selenium, zink dan vitamin B12 adalah contoh imunosupresan yang dapat kita konsumsi
untuk mengurangi resiko penyakit autoimun.
f. Flora normal
Flora normal di kulitdapat memproduksi berbagai bahan antimicrobial seperti
bakteriosin dan asam, sehingga dapat mencegah masuknya bakteri yang dapat menjadi
allergen bagi tubuh kita. Dan dalam waktu bersamaan, flora normal di kulit kita
berkompetisi dengan bakteri pathogen yang akan menyerang system imun.
ORGAN
2.2
Tymus
Organ limfoepitelial yang terletak di medostinium
Morfologi :
Letak : bagian posterior thorax terhadap sternum, melapisis bagian atas jantung
Sifat : ukurannya mengacil seiiring perkembangan usia
Fungsi :
1. Menhasilkan timosin
2. Tempat migrasi sel T setelah dibuat , lalu sel T tersebut mengalami diferensiasi dan
poliferasi
3.
migrasi
Sel T
Timus
2.3
Limpa
Limpa terdiri dari zona sel T (center germinal ) dan zona sel B ( zona folikel).
Arteriol berakhir pada sinusoid vaskular yang mengandung sejumlah eritrosit,
makrofag, sel dendritik, limfosit dan sel plasma. Antigen dibawa APC masuk ke
dalam limpa melalui sinusoid vaskular. Limpa merupakan tempat respon imun
utama yang merupakan saringan terhadap antigen asal darah.
Mikroba dalam darah dobersihkan makrofag dalam limpa. Indivisu tanpa limpa
akan rentan terhadap infeksi bakteri seperti pneumokok oleh karena mikroba
tersebut biasanya hanya akan disingkirkan melalui opsonisasi dan fungsi
fagositosis akan terganggu bila limpa tidak ada.
Makrofag
Makrofag adalah monosit yang keluar dari sirkulasi dan menuju
jaringan. Makrofag memiliki nama khusus sesuai dengan temoat
keberadaannya. Contoh :
- Makrofag pada usus : makrofag intestinal,
- Makrofag pada kulit : sel langerhans,
- Makrofag pada paru-paru : makrofag alveolar,
- Makrofag pada jaringan ikat : histiosit,
- Makrofag pada hati : sel kuppfer, dsb.
Makrofag diaktivasi dengan adanya kontak dengan reseptor, sel Th
yang melepas sitokin dan mediator respon inflamasi.
Tujuan makrofag : melepas lisozim, komplemen, interferon, dan sitokin.
Proses fagositosis :
sel)
Perlindungan terhadap infeksi virus, sel tumor, alograf, sel terkena
cacing
, dan IL-
12)
Monosit yang berkembang dalam darah untuk memberantas agen
penyakit dalam jaringan
Neutrofil
Sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri
inflamasi
Sel efektor utama dari innate SI
Merupakan sel pertama yang menuju ke tempat inflamasi
Eosinofil
2% dari seluruh leukosit darah
Berperan dalam sel yang diinfeksi oleh parasit
Sel dendritik
Sel dendritik berasal dari prekursor monosit.Sel ini berperan sebagai
APC, yang mengenali protein asing, mengawali respon imunitas seluler
dan humoral yang mengaktifkan sel T naif, Th, CTL, dan sel B.
1.4 Korelasi Nutrisi dengan Sistem Imun
a. Protein
Dalam keadaan kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh
toksik bahan-bahan beracun ini berkurang.Seseorang yang menderita kekurangan
protein lebih rentan terhadap bahan-bahan beracun dan obat-obatan.
b. Vit A
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh. Retinol tampaknya
berpengaruh terhadap pertmbuhan dan diferensiasi limposit B. disamping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respon anti bodi yang bergantung pada sel T.
c. Vit C
Pemeliharaan terhadap membran mukosa Fungsi vitamin C adalah vitamin C
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan
terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan. Dosis vitamin
C yang tinggi dapat mencegah dan menyembuhkan pilek, namun belum dapat
dibuktikan.Selain itu vitamin C juga dapat mencegah dan menyembuhkan kangker.
Hal ini dikarenakan vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang
bersifat karsinogenik. Disamping itu peranan vitamin C sebagai antioksida dapat
mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor.
d. Vit E
Sebagai anti oksidan (radikal bebas) Fungsi vitamin E fungsi utama vitamin E
adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen
dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas
adalah moleku-molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak
berpasangan.Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif.
Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabilisme aerobik
normal pada waktu oksigen secara bertahap diredksi menjadi air. Radikal bebas yang
dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok. Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang
peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan komponen
membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
e. Selenium
Selenium tidak diproduksi oleh tubuh.Selenium berperan serta dalam sistem enzim
yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida
dalam sel, sedangkan vitamin E menghalagi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selesium dalam jumlah cukup menghemat
penggunaan vitamin E. selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari
kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai
metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan membantu sintesis
imunoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidase bereran di dalam sitosol dan
mitokondria sel, sedangkan vtamin E di dalam membran sel. Selenuim juga
mempunyai pottensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Selenium juga diketahui memerbaiki fungsi kelenjar tiroid.
f. Zat besi
Sel T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA.Berkurangnya sintesis
DNA disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan
besi untuk dapat berfungsi.Disamping itu sel darah putih yang menghancurkan
bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan besi.
Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan adalah mieloperoksidase yang
juga terganggu fungsinya pada difesiensi besi. Disamping itu dua protein pengikatbesi trsnsferin dan laktoferin mencegah terjadnya infeksi dengan cara memisahkan
besi dari mikroorgnisme yang membutuhkannya untuk perkembangbiakan.
g. Seng
Fungsi seng (Zn) dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B.
seng (Zn) juga berperan dalam metabolism tulang, transport oksigen, dan pemunahan
radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membrane serta proses
penggumpalan darah.
2. Alergi / Hipersensivitas
2.1 Reaksi Hipersensitivitas
Hypersesnsitivitas adalah respon imun yang berlebihan dan yang tidak diinginkan
karena dapat menimbulkan merusakan tubuh.
2.1.1 Macam-macam Tipe Reaksi
1 Reaksi tipe I
Reaksi tipe I disebut juga dengan reaksi cepat, reaksi anafilaksi atau reaksi
alergi dikenal sebagai reaksi yang segera timbul sesudah alergen masuk ke
dalam tubuh.Hipersensitivits ini muncul sebagai reaksi jaringan yang terjadi
dalam beberapa menit setelah antigen bergabung dengan antibody yang
sesuai.Reaksi ini terjadi secara khas pada orang tertentu setelah kontak kedua
dengan suatu antigen khusus (allergen).
Mekanisme Reaksi tipe I :
Antigen merangsang sel B untuk membnetuk antibodi IgE dengan bantuan
sel Th.
IgE diikat mastosit melalui reseptor Fc.
Bila terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan
mediator
(histamin,
prostaglandin,
leukotrin)
yang
juga dapat terjadi oleh sel Natural Killer sebagai efektor Antibody Dependent
Cell Citotoxicity (ADCC).
Contoh akibat reaksi tipe ini seperti sebagian kerusakan jaringan pada penyakit
autoimun seperti miastenia gravis dan tirotoksikosis. Anemia hemolotik dapat
terjadi karena obat seperti penisilin, kinin, sulfonamid
2.2 Alergi
2.2.1 Penyebab Alergi
Alergi disebabkan karena kekebalan tubuh seseorang yang hipersensitif dalam
bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik
(antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Tubuh
manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh
tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang
yang tidak bersifat atopik.Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas
tersebut disebut alergen.
Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput
tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin;
seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacangkacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu
binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif
pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.
A. Mekanisme alergi
MEKANISME ALERGI
1) Alergen terikat pada sel B spesifik
2) Sel B berubah menjadi sel plasma aktif, dimana jika berikatan dengan alergen, dia
akan mengeluarkan antibodi IgE
3) Sifat khusus antibodi IgE yang cenderung kuat melekat pada sel mast dan basofil
sehinggal IgE yang ada alergennya melekat pada sel mast dan basofil dan
menyebabkan membran sel mast atau basofil berubah strukturnya dan ruptur
4) Sehingga sel mast atau basofil mengelurakan mediator kimia misalnya histamin,
leukotrein, heparin dll.
5) Jika mediator kimia ini berlebihan maka menimbulkan reaksi pada jaringan yang
ditempati antigen tersebut yang biasa disebut alergi
Aktif saat malam, punya alat penyengat disebut telson. Bisa menyebabkan keracunan
sistemik yang menyebabkan kematian.
3. Gigitan
a. Kelabang (Chilopoda/centipedes)
Mengeluarkan toksin yg mengandung antikoagulan melalui kuku beracun. Tidak
menyebabkan kematian.
b. Laba-laba (Arachnea)
Misal: Tarantula, Black Widow Spider.
c. Cimex (Hemiptera)
Kutu busuk, bisa menyebabkan dermatitis.
d. Sengkenit ticks (Acarina)
Biasanya di daerah peternakan. Menyebabkan trauma mekanis.
Histamin
- Histamin terdapat dalam keadaan terbentuk dalam trombosit dan dalam
glanula sel mast jaringannya dan basofil. Pembebasan zat ini dapat
menyebabkan kontraksi otot polos (bronkospasme). Obat antihistamin
dapat menghambat tempat reseptor histamin san relatif cukup efektif
-
Antagonis reseptor H1
Antagonis reseptor H2
lewat
jalur
siklooksigenase.
Prostagladin
menyebabkan
Reaksi tipe I
disebut juga dengan reaksi cepat, reaksi anafilaksi atau reaksi alergi
segera timbul sesudah alergen masuk ke dalam tubuh.
muncul sebagai reaksi jaringan yang terjadi dalam beberapa menit
sel Th.
IgE diikat mastosit melalui reseptor Fc.
Bila terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan
mediator
(histamin,
prostaglandin,
leukotrin)
yang
(ADCC).
Contoh akibat reaksi tipe ini seperti sebagian kerusakan jaringan pada
penyakit autoimun seperti miastenia gravis dan tirotoksikosis. Anemia
hemolotik dapat terjadi karena obat seperti penisilin, kinin, sulfonamid
TERAPI ALERGI
Obat yang digunakan untuk menghilangkan alergi yaitu antihistamin.
Antihistamin bekerja dengan cara memblokir reseptor histamine sehingga histamine
tidak bisa bekerja lagi menyebabkan nyeri.
Obat antihistamin yang banyak digunakan yaitu CTM (Chlor Tri Methan) dan
yang lainnya ada Prometazin, Difenhidramin, Lataridin, dll.
Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan
pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari
serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak
memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian.
Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain :
Pemberian
Antihistamin
biasanya
bisa
meringankan
gatal-gatal
(contohnya
Antagonis H1.
Antagonis H2
Digunakan pada tukak peptic, refluks esophagus, dan keadaan lain yang
memerlukan penekanan sekresi lambung. Yang mula-mula dikenal adalah
metiamid dan burimamid (terlalu toksik utuk digunakan).
Rasa gatal juga bisa diatasi dengan kompres dingin atau salep/bedak yang
mengandung mentol, kamper, minyak ekaliptus , lidah buaya, antihistamin maupun
kortison.
tidak benar dan mengalirkan gelombang yang benar sehingga sensitivitas yang
berlebihan di dalam tubuh terhadap faktor allergen dapat berkurang .
Akupuntur
PENCEGAHAN ALERGI
PENYAKIT AUTOIMUN
Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri imunologis yang menyebabkan
respon system imun melawan sel tubuh sendiri. Toleransi imunologi adalah suatu
keadaaan saat seseorang tidak mampu mengembangkan suatu respon imun melawan
suatu antigen yang spesifik. Toleransi diri secara khusus menunjukkan kurangnya
responsivitas imun terhadap antigen jaringannya sendiri.
Dua kelompok besar mekanisme untuk menjelaskan keadaan toleran:
1 Toleransi sentral
Mekanisme ini menunjukkan pemusnahan limfosit T dan b yang self reactive selama
proses pematangannya dalam organ limfoid sentral yaitu timus untuk sel T dan sum
2
protein homolog yang secara structural homolog dengan TNF sitokin dan
terutama dikeluarkan pada limfosit T aktif.
Penekanan perifer oleh sel T
Penyakit autoimun
pernisiosa,
ensefalomielitis reiter.
pasture,
trombositopenia
autoimun.
Polimiositis / dermatomiositis
-
Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki dan mengitari
serabut otot.
II
2.3 Imunodefisiensi
Penyakit imunodefisiensi adalah penyakit yang disebabkan kondisi yang menurunkan
keefektifan system imun atau suatu keadaaan yang tidak mampu merespon antigen.
Penyakit imunodefisiensi ini dibedakan menjadi dua.
1. Imunodefisiensi primer
Penyakit ini jarang terjadi dan lebih banyak disebabkan oleh kelainan genetik yang
mempengaruhi mekanisme imun spesifik, yaitu menurunnya atau tidak memiliki sel
B atau sel T.
Contohnya antara lain :
a. Hipogamaglobulinemia sementara pada bayi.
Penyakit ini disebabkan karena penurunan kadar Ig G yang diperoleh dari
ibunya.
b. Penyakit bruton (Agamaglobulinemia terkait X).
Pada penyakit ini terjadi kegagalan sel pra B menjadi sel B sehingga penderita
tidak mempunyai antibody.
c. Hipogamaglobulinema kongenital terikat pada kromosom X atau resesif
d.
e.
f.
g.
autosomal.
Defisiensi Ig A selektif.
Defisiensi Ig M selektif.
Kelainan respon fagosit terhadap rangsangan kemotaktik.
Defisiensi komplemen.
Defisiensi komplemen yang paling sering terjadi dan paling berat adalah
defisiensi C3.Terkadang berhubungan dengan penyakit autoimun.
2. Imunodefisisensi sekunder
Ditemukan pada pasien malnutrisi, infeksi, kanker, penyakit ginjal atau
sarkaoidosis.Penyakit ini juga terjadi pada pasien kemoterapi.Beberapa keadaan
imunodefisiensi disebabkan oleh hilangnya immunoglobulin, sintesis
immunoglobulin yang tidak memadai dan deplesi limfosit.
Contoh : Sindrom imunodefisiensi di dapat, AIDS (acquired imunodefisiensi
syndrome). AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan
ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik,
neoplasma skunder dan manifestasi neurologis.Imunosupresi berat disebabakan
oleh nfeksi dan hiulangnya sel T-helper serta gangguan kelangsungan hidup sel T.
i. Vit A
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh. Retinol tampaknya
berpengaruh terhadap pertmbuhan dan diferensiasi limposit B. disamping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respon anti bodi yang bergantung pada sel T.
sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A. dalam kaitan vitamin
A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa : (1) ada hubungan kuat antara status
vitamin A dan resiko terhadap penyakit infeksi pernafasan; (2) hubungan antara
vitamin A dan diare belum begitu jelas; (3) kekuranga vitamin A pada campak
cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.
j. Vit C
Pemeliharaan terhadap membran mukosa Fungsi vitamin C adalah vitamin C
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan
terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan. Dosis vitamin
C yang tinggi dapat mencegah dan menyembuhkan pilek, namun belum dapat
dibuktikan.Selain itu vitamin C juga dapat mencegah dan menyembuhkan kangker.
Hal ini dikarenakan vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang
bersifat karsinogenik. Disamping itu peranan vitamin C sebagai antioksida dapat
mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor.
k. Vit E
Sebagai anti oksidan (radikal bebas) Fungsi vitamin E fungsi utama vitamin E
adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen
dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas
adalah moleku-molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak
berpasangan.Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif.
Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabilisme aerobik
normal pada waktu oksigen secara bertahap diredksi menjadi air. Radikal bebas yang
dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok. Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang
peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan komponen
membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
l. Selenium
Selenium tidak diproduksi oleh tubuh.Selenium berperan serta dalam sistem enzim
yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida
dalam sel, sedangkan vitamin E menghalagi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selesium dalam jumlah cukup menghemat
penggunaan vitamin E. selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari
kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai
metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan membantu sintesis
imunoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidase bereran di dalam sitosol dan
mitokondria sel, sedangkan vtamin E di dalam membran sel. Selenuim juga
mempunyai pottensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Selenium juga diketahui memerbaiki fungsi kelenjar tiroid.
m. Zat besi
Sel T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA.Berkurangnya sintesis
DNA disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan
besi untuk dapat berfungsi.Disamping itu sel darah putih yang menghancurkan
bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan besi.
Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan adalah mieloperoksidase yang
juga terganggu fungsinya pada difesiensi besi. Disamping itu dua protein pengikatbesi trsnsferin dan laktoferin mencegah terjadnya infeksi dengan cara memisahkan
besi dari mikroorgnisme yang membutuhkannya untuk perkembangbiakan.
n. Seng
Fungsi seng (Zn) dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B.
seng (Zn) juga berperan dalam metabolism tulang, transport oksigen, dan pemunahan
radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membrane serta proses
penggumpalan darah
MEKANISME ALERGI
Ketika suatu allergen pertama kali masuk ke tubuh kita, ia akan memicu
tubuh untuk membuat antibodi yang disebut IgE. IgE akan terikat pada sel
mast yang banyak tersebar di bagian tubuh kita. Contohnya : hidung. Sel mast
adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepas
suatu senyawa yaitu histamine.Pada kondisi ini tubuh kita dikatakan
tersensitisasi. Pada allergen berikutnya, allergen akan mengikat antibody
IgE yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan allergen dengan IgE yang
menempel di sel mast, memicu pelepasan histamine dan histamine ini yang
menyebabkan gatal, bentol, brngkak, sesak napas.Bahkan jika reaksi berat
bisa syok anafilaksis yang terjadi karene histamine yang dilepaskan sangat
Antagonis reseptor H1
Antagonis reseptor H2
lewat
jalur
siklooksigenase.
Prostagladin
menyebabkan
untuk mengatasi kaligata akibat dingin dan hidroksizin untuk kaligata akibat stress.
Rasa gatal juga bisa diatasi dengan kompres dingin atau salep/bedak yang
mengandung mentol, kamper, minyak ekaliptus , lidah buaya, antihistamin maupun
kortison.
Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan
cara menghindari allergen.
2.5 Pemeriksaan Fisik
Untuk mengetahui kemungkinan adanya reaksi alergi di dalam tubuh seseorang dapat dilakukan
dengan pemeriksaan kadar IgE di dalam darah. Seseorang dengan kadar IgE yang berada pada
ambang batas tinggi akan memiliki kecenderungan mudah mengalami reaksi alergi. Selanjutnya
perlu dilakukan pemeriksaan alergi untuk menentukan alergen penyebab, dan berikut ini
beberapa jenis pemeriksaan yang umumnya dilakukan :
keluhan itu bisa timbul (misalnya gatal-gatal muncul setelah makan udang), riwayat
keluarga yang menderita alergi, dan pertanyaan lainnya yang mendukung untuk
menegakkan diagnosa. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan
melihat gejala-gejala yang secara nyata terlihat.
Uji ini bekerja dengan mendeteksi IgE spesifik pada sel kulit.Uji ini biasa dilakukan jika
alergen yang dicurigai berasal dari inhalan (alergen yang dihirup) atau alergi
makanan.Sebelum melaksanakan uji ini, obat antihistamin harus dihentikan.
Uji ini dilakukan di bagian dalam lengan bawah.Jika area tersebut terkena eksim, maka uji
dapat pula dilakukan di punggung.Dalam uji ini, terdapat beberapa alergen yang diteteskan
pada kulit.Kemudian, kulit ditusuk sedikit dengan ujung jarum yang sangat kecil dengan
tujuan memasukkan sedikit alergen ke bagian bawah kulit.
Jika uji ini positif, maka kulit menjadi gatal dan timbul bentol kemerahan. Diameter
terbesar akan tercapai sekitar 15 menit dan akan menghilang dalam waktu 1 jam.
Diameternya bervariasi antara 3-5 mm. Namun ukuran bentol tersebut tidak mencerminkan
berat ringannya alergi yang ditimbulkan oleh alergen tersebut.Hasil uji positif
menunjukkan bahwa terdapat antibodi terhadap alergen tersebut yang dapat menyebabkan
gejala alergi.
Uji ini relatif aman karena alergen yang digunakan sangat sedikit.Efek samping yang
paling sering terjadi adalah gatal pada lokasi penusukan.Namun jika Anda pernah
mengalami alergi berat, maka uji kulit ini tidak dianjurkan karena ditakutkan terjadi reaksi
alergi berat berulang.
3
Uji ini dilakukan untuk kasus dermatitis kontak (eksim). Alergen yang akan diujikan
diletakkan dalam suatu patch dan ditempelkan di kulit, biasanya di punggung. Patch akan
dibiarkan menempel selama 48 jam dan selama itu kulit harus dalam keadaan kering.
Setelah 48 jam, kulit kemudian diperiksa apakah terdapat kemerahan, pembengkakan, dan
rasa gatal. Sebelum melaksanakan uji ini, krim steroid harus dihentikan.
4
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang mungkin dianjurkan adalah pemeriksaan IgE (antibodi
imunoglobulin E) dalam darah. Pemeriksaan ini berguna jika Anda memilikir risiko reaksi
alergi berat, jika skin prick test tidak dapat dilakukan akibat eksim yang luas, jika obat
antihistamin tidak dapat dihentikan akibat gejala yang berat dan berulang, dan jika alergen
yang menjadi sangkaan merupakan alergen yang tidak biasa dan jarang. Pemeriksaan IgE
total tidak memiliki nilai diagnostik dalam mendiagnosis atopi (kecenderungan mengalami
alergi). Pemeriksaan IgE spesifik biasanya tidak lebih informatif dari uji kulit dan lebih
mahal. Oleh karena itu, pemeriksaan ini disarankan jika uji lain tidak dapat dilakukan.
Pemeriksaan RAST spesifik untuk menentukan alergen penyebab reaksi alergi, dan lebih
reproducible serta lebih aman dari pemeriksaan alergi lainnya.Meski demikian, hasil RAST
perlu diinterpretasikan bersama dengan hasil pemeriksaan alergi lainnya seperti anamnese,
IgE serum dan test tusuk kulit untuk memperoleh diagnosa yang lebih baik.
Dengan mengetahui alergen penyebab reaksi alergi, maka upaya pencegahan dan
pengobatan yang tepat akan lebih mudah dilakukan. Sekali diketahui seseorang menderita
alergi terhadap suatu alergen, maka sebaiknya dihindari dengan sedapat mungkin
mengontrol lingkungannya agar tidak membahayakan, misalnya mengupayakan ruangan
yang bersih dan bebas debu bila penyebab alerginya tungau debu rumah, tidak
mengkonsumsi makanan yang diketahui sering menimbulkan reaksi alergi seperti putih
telur, hazelnut, tepung gandum, dan sebagainya.
Pemeriksaan alergi terutama alergi atopi sangat dianjurkan bagi seseorang dengan
kecenderungan alergi dan atau memiliki riwayat keluarga menderita alergi, serta wanita
hamil dengan riwayat alergi tertentu agar pencegahan terhadap paparan alergen pada bayi
yang baru dilahirkan dapat dilakukan sedini mungkin.
Tes Provokasi
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat
juga untuk alergen hirup, contohnya debu.Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan tes
provokasi bronkial.Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi.Tes provokasi
bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko
tinggi terjadinya serangan asma dan syok.Tes provokasi bronkial dan tes provokasi
makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST. Untuk tes
provokasi obat, menggunakan metode DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji
samar ganda. caranya pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu
ditunggu reaksinya dengan interval 15 30 menit. Dalam satu hari hanya boleh satu macam
obat yang dites, untuk tes terhadap bahan/zat lainnya harus menunggu 48 jam kemudian.
Tujuannya untuk mengetahui reaksi alergi tipe lambat.
Semua tes alergi memiliki keakuratan 100 %, dengan syarat persiapan tes harus benar, dan
cara melakukan tes harus tepat dan benar.
mewarisi predisposisi ini dari ibu, ayah, atau keduanya.Jadi, atopi berhubungan dengan
riwayat sensitasi.
2.7 Autoimun
Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri imunologis yang menyebabkan
respon system imun melawan sel tubuh sendiri. Toleransi imunologi adalah suatu
keadaaan saat seseorang tidak mampu mengembangkan suatu respon imun melawan
suatu antigen yang spesifik. Toleransi diri secara khusus menunjukkan kurangnya
responsivitas imun terhadap antigen jaringannya sendiri.
Dua kelompok besar mekanisme untuk menjelaskan keadaan toleran:
3 Toleransi sentral
Mekanisme ini menunjukkan pemusnahan limfosit T dan b yang self reactive selama
proses pematangannya dalam organ limfoid sentral yaitu timus untuk sel T dan sum
4
keadaaan tertentu.
Kematian sel yang diinduksi oleh aktivasi.
Melibatkan apoptosis oleh system ligan Fas Fas. Ligan fas adalah suatu
protein homolog yang secara structural homolog dengan TNF sitokin dan
pernisiosa,
ensefalomielitis reiter.
pasture,
trombositopenia
III
Polimiositis / dermatomiositis
-
Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki dan mengitari
serabut otot.
IV
2.8 Imunodefisiensi
Penyakit imunodefisiensi adalah penyakit yang disebabkan kondisi yang menurunkan
keefektifan system imun atau suatu keadaaan yang tidak mampu merespon antigen.
Penyakit imunodefisiensi ini dibedakan menjadi dua.
3. Imunodefisiensi primer
Penyakit ini jarang terjadi dan lebih banyak disebabkan oleh kelainan genetik yang
mempengaruhi mekanisme imun spesifik, yaitu menurunnya atau tidak memiliki sel
B atau sel T.
Contohnya antara lain :
h. Hipogamaglobulinemia sementara pada bayi.
Penyakit ini disebabkan karena penurunan kadar Ig G yang diperoleh dari
ibunya.
i. Penyakit bruton (Agamaglobulinemia terkait X).
Pada penyakit ini terjadi kegagalan sel pra B menjadi sel B sehingga penderita
tidak mempunyai antibody.
j. Hipogamaglobulinema kongenital terikat pada kromosom X atau resesif
k.
l.
m.
n.
autosomal.
Defisiensi Ig A selektif.
Defisiensi Ig M selektif.
Kelainan respon fagosit terhadap rangsangan kemotaktik.
Defisiensi komplemen.
Defisiensi komplemen yang paling sering terjadi dan paling berat adalah
defisiensi C3.Terkadang berhubungan dengan penyakit autoimun.
4. Imunodefisisensi sekunder
Ditemukan pada pasien malnutrisi, infeksi, kanker, penyakit ginjal atau
sarkaoidosis.Penyakit ini juga terjadi pada pasien kemoterapi.Beberapa keadaan
3. Parasitologi
3.1 Definisi
ilmu yang mempelajari organisme yang hidup/ tinggal pada atau di dalam organisme
lain secara permanen atau sementara dengan tujuan untuk mengambil makanan melalui
hubungan diantara keduanya (Brown, 1994).
Dari definisi tersebut menunjukkan adanya dua macam organisme yang penting yaitu
yang berperan sebagai parasit dan ada yang berperan sebagai hospes/inang. Hubungan
yang terjadi diantaranya keduanya disebut sebagai host-parasite relationship yang
meliputi ;
1 Simbiosis : hubungan diantara dua organisme yang tidak saling merugikan.
a
2 Parasitisme : hubungan timbal balik diantara dua organisme yang merugikan salah satu pihak.
Hospes
- Hospes definitif
yaitu hospes yang ditumpangi parasit dalam bentuk dewasa dan menjadi tempat
berlangsungnya reproduksi seksual.
Contoh
- Hospes paratenik : hospes yang menjadi tempat istirahat bagi stadium larva parasit
tertentu.
Contoh
- Hospes reservoir
Vektor
Organisme yang dapat membawa atau memindahkan penyebab suatu penyakit parasit
dari satu hospes ke hospes lainnya.
- Vektor Biologis : di dalam vektor tersebut parasit dapat mengalami perkembangan :
-
Helminthology
Nemathelminthes : Nematoda
Platyhelminthes : Cestoda dan Trematoda
Protozoology
Arthropoda
Chilopoda, Diplopoda
3.3 Epidemiologi Parasit:
menunjukkan manifestasi penyakit parasit pada suatu komunitas atau populasi.
Dikenal istilah :
-
Epidemi : apabila terjadi peningkatan yang tajam dari insiden atau terjadi wabah.
Sporadis : apabila hanya muncul kadang-kadang pada satu atu beberapa komunitas.
- Ankylostomiasis
- Enterobiasis
- Filariasis
- Schistosomiasis japonica
- Taeniasis dan sistiserkosis
- Trikuriasis
2. Protozology :
- Amoebiasis
- Giardiasis
- Malaria
- Toxoplasmosis
- Trikomoniasis vaginalis
3. Entomology:
- Skabies
- Dengue fever/DHF: Aedes aegypti
- Chikunguya : Aedes albopictus
- Malaria: Anopheles
- Insect bite : Scorpion, Black Widow Spider, Centipedes,
Millipedes
Pada beberapa dekade terakhir terdapat kecenderungan meningkatnya prevalensi
beberapa penyakit parasit di Indonesia, sehingga disebut re-emerging diseases :
arthropoda.
2. Kontrol Kimia
Cara ini menggunakan golongan insektisida seperti :
golongan organochlorin
golongan organoposgat
golongan carbomate,
tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.
3. Kontrol Biologi
Ditujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang
berasal dari bahan-bahan beracun.Misalnya, memelihara ikan.
4. Kontrol Genetik
Ada beberapa teknik :
Steril Technique
Citoplasmic Incompatibility
Choromosomal Translokasi
Mineral Oils
Paris Green
Synthetic Insectisida : - Fenthion
Chlorpyrofos\
Abate
Malathion
C Biological Control
B Space Sprays
Pyrethrum Extract
Residual Insektisida
C Genetic Control
Steril Male Technique
Cytoplasmic Incompatibility
Chromosom Translocations
Sex Distortion
3
- Malathion
- Dichlorvos
Cords and Ribbons :
- Diazinon
- Fenthion
- Dimethoate
Space Sprays :
- Pyrethrine
- DDT
- BHC
Larvacid :
- Diazinon 0,5%
- Dichlorvos 2%
- Dimethoate
Fly Papers
Proteksi Terhadap Lalat
Pendidikan Kesehatan
Kontrol sandflies
1. Insektisida :
DDT 1-2 g/my
1. Insektisida
DDT
Diazinon 2%
Malathion 5%
2. Repellent
Diethyl Toluamide
Benzyl Benzoate
3. Kontrol Rodent
Kontrol tick and mites
1.Insektisida
DDT
Chlordane
Dieldrin
Lindane
Malathion
2. Kontrol Lingkungan
3. Proteksi Terhadap Pekerja
Kontrol cyclops
1. Fisik:
Penyaringan
Pemasakan (suhu 60oC)
2. Kimia :
Chlorine 5 ppm
Lime
Abate 1 mg/liter
3. Biologi :
Memelihara ikan
Jenis Bahan
Fluor (F)
1-1,5
Chlor (Cl)
250
Arsen (As)
0,05
Tembaga (Cu)
1,0
Besi (Fe)
0,3
Zat organik
10
pH (Keasaman)
6,5-9,0
CO2
ORGAN LIMFATIK
T
S
O
L
K
E
U
R
I
G
M
L
U
S
A
P
E
S
U
A
N
M
J
L
P
S
A
I
T
E
R
M
I
U
K
G
F
M
L
U
A
N
E
T
R
N
D
I
G
E
A
K
R
H
B
E
N
I
N
G
A. ORGAN PRIMER
Organ primer diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan proliferasi sel T dan sel
B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen.Karena itu organ tersebut
berisikan limfosit dalam berbagai fase diferensiasi sel.
Kelenjar Thymus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira
setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar
timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun.
Timus berkembang sampai masa pubertas, dan setelah itu ia akan menyusut atau
digantikan oleh jaringan lemak
Di dalam timus terjadi pengolahan terhadap limfosit T.
Sumsum Tulang
jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat
produksi sebagian besar sel darah baru
sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah
Pada sumsum tulang terjadi pengolahan sel B selama masa akhir kehidupan janin dan
setelah lahir dan juga sebagai tempat pembentukan sel T
dua jenis sumsum tulang :
a. sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid)
Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih
tulang dada, tengkorak, tulang rusuk, tulang punggung, tulang belikat, dan pada
bagian lunak di ujung tulang panjang femur dan humerus
b. sumsum kuning
menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh selsel lemak yang banyak dikandungnya
kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi
sel darah
A. ORGAN SEKUNDER
Organ limfosit sekunder merupakan tempat sel dendritik mempresentasikan antigen yang
ditangkapnya dibagian lain dari tubuh ke sel T yang memacunya untuk proliferasi dan
diferensisasi limfosit.
Limpa dan KGB merupakan organ limfoid sekunder yang terorganisasi tinggi.
Sedangkan jaringan limfoid yang kurang terorganisasi secara kolektif disebut MALT
(Mukosal Associated Lymphoid Tissue ) yang ditemukan di berbagai tempat di tubuh.
MALT merupan Sistem Imun sekretori, berada di mukosa saluran nafas bagian atas dan
saluran cerna. MALT meliputi jaringan limfoid ekstranodul yang berhubungan dengan
mukosa di berbagai lokasi seperti SALT di kulit, BALT di bronkus, GALT di saluran cerna,
mukosa hidung, tonsil, mamae, serviks, uterus dan saluran kemih.
Limpa
Terdiri dari zona sel T (senter germinal) dan zona sel B (zona folikel).
Merupakan tempat respon imun utama yang merupakan saringan antigen asal
darah.
Mikroba dalam darah dibersihkan makrofag dalam limpa. Limpa merupakan
tempat utama fagosit memakan mikroba yang diikat antibodi (opsonisasi)
seluruh tubuh.
Sel dendritik membawa antigen mikroba dari epitel dan mengantarkannya ke
KGB.
Dalam KGB ditemukan peningkatan limfosit berupa nodus tempat proliferasi
limfosit sebagai respon terhadap antigen.
TANDA-TANDA INFLAMASI
Rubor ( kemerahan )
Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari inflamasi, akibat vasodilatasi local
yang disebabkan oleh histamine yang dikeluarkan oleh sel mast. Vasodilatasi ini
menyebabkan aliran darah disekitar jaringan yang rusak meningkat.
Kalor
Terjadi bersamaan dengan proses memerah pada peradangan akut
Sebenarnya hanya reaksi peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh
Daerah peradangan menjadi lebih hangat dari daerah sekelilingnya karena lebih
banyak darah (pada suhu 37C) dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah
yang terkena dibandingkan dengan daerah normal.
Hal ini tidak terlihat pada daerah-daerah meradang yang terletak jauh di dalam
tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah memiliki suhu inti 37C dan
hyperemia local tidak menimbulkan perbedaan.
Dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan
interstisial
Campuran cairan dan sel-sel ini yang tertimbun di daerah peradangan disebut
eksudat.
Pada awal peradangan, sebagian besar eksudat adalah cairan seperti yang terlihat
cepat di dalam lepuhan setelah luka bakar ringan pada kulit.
Tumor/Edema ( Pembengkakan )
Dengan adanya peningkatkan aliran darah yang disebabkan oleh vasodilatasi
local, membuat permeabilitas kapiler menjadi tinggi. Hal ini menyebabkan protein
plasma dan cairan-cairan yang ada di jaringan menembus melalui kapiler menuju ke
jaringan yang mengalami cedera. Penumpukan protein plasma dan cairan-cairan ke
jaringan yang rusak mengakibatkan pembengkakan lokal.
Nyeri ( Dolor )
Dolor bisa disebabkan karena:
Pelepasan zat kimia seperti histamine yang dapat merangsang syaraf
Fungsio laesa
berkurangnya fungsi organ yang mengalami peradangan, akibat terbentuknya
metabolit merugikan oleh sel yang mengalami trauma dan
temperature di daerah peradangan.
Disebabkan karena :
Bagian yang bengkak
Nyeri disertai sirkulasi abnormal
Lingkungan kimiawi yang abnormal
SISTEM INTEGUMEN
A KULIT DAN MUKOSA
1 ANATOMI
Epidermis
peningkatan
Merupakan bagian terluar kulit, terdiri dari epitel berlapis pipih bertanduk dan selsel lain seperti melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.Lapisan tanduknya
disebut keratinosit.
Kulit
Asal Kulit
: Ektoderm
Epidermis
Mesoderm Dermis
Pigmen penting: melanin butir halus, warna coklat hitam , terdapat dlm
Sel keratinosit
Sel ini paling banyak jumlahnya, akan berkembang untuk membentuk keratin, lalu
menyulih sitoplasma, sel akan mati dan terkelupas. Tingkat perkembangan
Melanosit
Terletak distratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung
jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
Melindungi kulit dari sinar UV
Perbedaan genetik hanya dalam besarnya jumlah produksi melanin dan
pemecahan pigmen
Puting susu, areola, dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora
Lapisan kulit :
Epidermis : terdiri dari epitel berlapis pipih bertanduk
a stratum basale,
merupakan selapis sel silindris terletak di atas lapisan membrane basalis,
disebut juga stratum silindrikum
sering mengalami mitosis sehingga disebut stratum germinativum
disebut juga stratum Malpighi
b stratum spinosum
terdiri dari beberapa lapis sel polihedris yang mempunyai jembatan antar sel
sehingga tapak berduri
sering mengalami mitosis, disebut juga stratum germinativum
c stratum granulosum
terdiri dari 2-4 lapis sel polihedris rendah (diamond shape)
sitoplasma mengandung butir-butir keratohyalin
sel akan mati sehingga inti melarut (lisis)
d stratum lucidum
kasar,
kapiler jaringan,
sabut tampak lebih padat sehingga disebut stratum compactum
Jenis Kulit
1 Kulit Tebal
Epidermis tebal (400-600 mikrometer), terutama pada stratum korneum
Dermis relatif tipis
Tidak berambut
Terdapat pada kulit telapak tangan dan telapak kaki
Terdapat finger mark (sidik jari) yaitu lekukan-lekukan pada epidermis yang
khas pada tiap individu dan bersifat herediter, serta polanya tidak akan berubah
2
Kuku, kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang
berasal dari perpanjangan epidermis ke dalam lapisan dermis.
1 Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar
2
kuku. Hiponokium adalah stratum korneum tebal dibawah ujung lepas kuku.
Lunula adalah area kaputihan berbentuk melengkung dekat kutikel.
B Rambut
Rambut atau pili ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar
berupa rabut vellus yang kecil dan tidak berwarna. Rambut terminal biasanya
kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam di dalam kulit kepala, alis, dan bulu
mata. Ketika masa pubertas rabut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di
area ketiak dan pubis sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
1 Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir melalui
pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
a Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudian
membentuk bulbus rambut. Bulbus ini kemudian diinvaginasi suatu massa
yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah, dan saraf yang
b
Otot erektor pili adalah pita tipis otot yang berhubungan dengan folikel
rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri
STRUKTUR
- KELENJAR
Sel gelap : sel pyramid yang melapisi sebagian besar permukaan luminal
bagian kelenjar.
tidak
berhubungan
dengan
folikel
rambut.
Kelenjar
ini
telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini mengandung air dan
membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu
tubuh.
b Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang
besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini
ditemukan pada aksila, areola payudara, dan regia anogenital.
1 Kelenjar apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area anogenital
memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar
ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stres atau
kegembiraan dengan mengeluakan semacam sekresi tidak berbau yang
2
LAPISAN STRUKTUR
Stratum spinosum
- Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai
0.2 mmterdri dari 5-8 lapisan
- Terdiri atas sel kuboid atau agak gepeng
- Inti bulat di tengah disebut juga stratum malpigi
- Sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filament.
Stratum granulosum
- Sitoplasmanya berisi granul basofilik kasar yang disebut granul
-
keratohialin
Mengandung protein yang kaya akan histidin berfosfor selain protein
Stratum lusidum
- Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki
- Sitoplasma terutama terdiri dari filament keratin padat yang
berhimpitan dalam matriks padat-elektron.
Stratum korneum
- Lapisan paling atas terdiri atas 15-20 lapisan sel gepeng berkeratin
-
tanpa inti
Sitoplasma yang dipenuhi oleh skleroprotein filamentosa birefringen,
yakni keratin.
Stratum disjunctum yang terletak di atas stratum korneum (korneum yg
terlepas)
dari ektodermal.
Melanosit: membentuk pigmen melanin dan berasal dari neural crest.
Sel langerhans: berbentuk bintang dan merupakan suatu makrofag
Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar atau
lamina. Membran ini tersusun dari 2 lapisan jaringan ikat :
1 Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast, sel
mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah
2
kutaneus, dermis, dan subkutis. Ujung saraf ini sensitive terhadap rabaan,
tekanan, sensasi taktil, suhu, nyeri, gatal, dan lain sebagainya.
Ujung saraf melebar
: ujung Ruffini
Ujung saraf bersimpai
: badan vater-Paccini, badan meissner, dan badan
Krause.
Reseptor nyeri:
-
jaringan.
Reseptor nyeri termosensitif, sensitive dengan panas atau dingin yang
ekstrim.
Reseptor nyeri kemosensitif, sensitive terhadap berbagai zat kimia.
dibuktikan
bahwa
beberapa
diskus
merkel
merespon
Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi.Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung
FUNGSI / FISIOLOGI
Fungsi Kulit
1
Perlindungan,
mekanik
dan
membentuk
sawar
fisik
terhadap
patogen
atau
mikroorganisme asing.
-
Regulasi suhu,
Resepsi sensorik,
Merupakan organ sensorik bagi lingkungan luar. Banyak ujung saraf sensorik
terbungkus dan bebas di dalam kulit yang berespon terhadap suhu, sentuhan,
nyeri, dan tekanan.
Ekskresi,
Melalui keringat oleh kelenjar keringat, maka air, larutan garam, urea, dan
produk sisa bernitrogen dapat diekskresikan melalui permukaan kulit.
Pembentukan vitamin D
Jika terpapar sina ultraviolet matahari, akan terbentuk vitamin D dari molekul
prekursor yang disintesis di dalam epidermis untuk absorpsi dari mukosa usus
dan metabolisme mineral yang memadai.
Komunikasi
Terdapat beberapa reseptor dan merupakan media ekspresi wajah dan refleks
vascular.
NUTRISI
Vitamin C
Membantu dalam sintesis kolagen yang merupakan protein utama dalam tubuh
kita.
Meningkatkan aktivitas sel-sel darah putih dan tanggapan antibodi dan
menyediakan lingkungan yang sangat anti oksidan.
Vitamin A
Nutrisi Mukus
Protein
Untuk pembentukan antibody IgA di lapisan mukosa
Vitamin A
Menjaga selaput lender mulut dan mukosa mulut untuk pertahanan dalam infeksi
Fe
Pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serta jaringan mukosa mulut
Flour
Mengatur pH asam dan basa pada rongga mulut
Zn
FLORA NORMAL
- LETAK
Perbedaan sekresi
Contoh :
-Stafilokokkus
-Enterobacter
-Streptokokkus Sp
-Corynebacterium
Flora normal pada mata
Mikroorganisme pada konjungtiva :
- Corynebacterium Xerosis
- Stafilokokkus hemolitikus
- Streptokokkus non hemolitikus
- Hemophilus Sp
Flora konjungtiva pada keadaan normal dikendalikan oleh kelanjar airmata yang
keluar dan mengandung lizosim.
Flora normal pada Sal Pernapasan
Kuman yang masuk hidung telah disaring oleh bulu-bulu hidung namun masih
Streptokokkus hemolitikus
Stafilokkus Sp
Korinebacteria
Beberapa kuman asal mukosa hidung dapat masuk ke trakhea dan bronkhi tapi
segera dikeluarkan melalui mekanisme batuk.
Flora normal pada saluran pencernaan
Pada mulut sewaktu lahir steril dan terkontaminasi melalui jalan lahir,minum
susu.Dalam 4-12 Jam setelah lahir sudah ditemukan streptokkus viridans
kemudian stafilokkus,diplokokkus,mycoplasma ditambah flora-flora normal
lain.Pada lambung kosong bebas dari mikroba umumnya mikroba masuk bersama
dengan makanan namun mati karena PH dan asam lambung dan enzim-enzim
pencernaan lain.Namun ada beberapa mikroba yang tahan terhadap PH dan asam
lambung
seperti : Helicobacter pylori,Salmonella,Shigella,V Colera.
Flora normal pada urogenital
Pada Uretra :
Kuman pada uretra dapat mengakibatkan masalah seperti kontaminasi saat
pengambilanspesimen dan beberapa dapat menyebabkan ISK (infeksi sal kemih)
Pada vagina
Pada bayi lahir mulai muncul Lactobacilllus Bordelein yang berguna untuk
mempertahankan PH asam
Pada masa muda campuran kokus dan basil menyebabkan PH menjadi netral
kemudian setelah menjadi pubertas PH menjadi asam kembali akibat penguraian
JENIS
FUNGSI
Manfaat untuk bakteri adalah bahwa mereka memiliki tempat untuk bertahan
hidup dan berkembang biak.
Manfaat utama efek dari flora normal yang diperoleh dari studi-studi ini.
1. Flora normal mensintesis dan mengeluarkan kelebihan vitamin dalam kebutuhan
mereka sendiri, yang dapat diserap sebagai nutrisi oleh tuan rumah. Sebagai
contoh, bakteri enterik mengeluarkan Vitamin K dan Vitamin B12, dan bakteri asam
laktat memproduksi B-vitamin tertentu. Hewan bebas kuman mungkin kekurangan
Vitamin K sejauh itu perlu untuk melengkapi diet mereka.
2. Flora normal mencegah kolonisasi oleh patogen oleh lampiran bersaing untuk
situs atau untuk nutrisi penting. Hal ini dianggap menguntungkan mereka yang
paling penting efek, yang telah ditunjukkan dalam rongga mulut, usus, kulit, dan epitel
vagina. Dalam beberapa percobaan, hewan bebas kuman dapat terinfeksi oleh bakteri
Salmonella 10, sedangkan yang menular dosis untuk hewan konvensional sudah dekat
10 6 sel.
3. Flora normal dapat menimbulkan kebencian bakteri lain melalui produksi zat
yang menghambat atau membunuh nonindigenous spesies. Bakteri usus
menghasilkan berbagai zat mulai dari yang relatif nonspesifik asam lemak dan
pada
tubuh
tertentu
untuk
Pindah habitatnya
Dari beberapa bagian tubuh manusia melalui paralatan yang tidak steril.Tangan
manusia yang tidak cuci tangan
Trauma/luka
6 PATOFISIOLOGI
B SISTEM RETIKULOENDOTELIAL
IMUNISASI
A JENIS
B
C VAKSIN BERDASARKAN KETAHANANNYA