Anda di halaman 1dari 8

Kajian Ringan Tentang Ibnu Majah dan Kitab Sunannya (Sunan Ibni

Majah)
Muhammad Imam Asy-Syakir
A. Sekapur Sirih Mengenai Biografi Ibnu Majah
Identitas beliau adalah Muhammad bin Yazid, al-Hafidz, al-Kabir, alHujjah, al-Mufassir, Abu Abdillah bin Majah al-Qazwainiy, penyusun kitab
sunan, tarikh, dan tafsir, serta merupakan hafidz Qazwain1 pada masanya. Beliau
dilahirkan pada tahun 209 H/824 M.2 Meskipun beliau adalah orang yang tersohor
dalam bidang hadits, namun catatan mengenai nasab beliau masih kurang lengkap
bahkan terbilang cukup minim. Dari data yang sedikit tersebut diketahui
bahwasannya menurut penuturan al-Qadliy Abu Yalaa al-Khaliliy, ayah beliau
bernama Yazid yang juga dikenal dengan Majah, dan maula-nya ialah Rabiah3
(atau ada juga yang menyebutkan Ribiy). Ada sedikit perdebatan mengenai nama
Majah, ada yang berpendapat itu adalah laqab Ayahnya, ada juga yang
mengatakan, itu adalah nama kakeknya, yang lain mengatakan itu nama ibunya.
Dalam al-Hiththah fi Dzikri ash-Shihhah as-Sittah disebutkan oleh penulisnya
bahwa Majah adalah nama ibu beliau, hal ini berdasar penulisan huruf alif
dalam ( )bukan saja yang menunjukkan garis keturunan. Sebagaimana
pula dalam nama berikut: dan
.4
Abu Yala al-Khaliliy menuturkan tentang perjalanan intelektual Ibnu
Majah, Ia adalah seorang tokoh besar yang terpercaya, muttafaq alaih, dijadikan
pengambilan rujukan dalam argumentasi, ia memiliki pengetahuan mengenai
hadits dan menghafalnya, ia melakukan rihlah ke Iraq, Makkah, Syam, Mesir dan
Rayy demi menulis hadits.5
Setelah selesai belajar kepada ulama-ulama Qazwain, Ibnu Majah kemudian
banyak melakukan perjalanan ilmiah ke berbagai tempat seperti disebutkan alKhaliliy yaitu ke Irak, Makkah, Syam, Mesir dan Rayy. Selama petualangan
intelektualnya, Ibnu Majah telah banyak menimba ilmu dari banyak guru. Guruguru beliau tersebut antara lain:
1. Aliy bin Muhammad ath-Thanafisiy al-Hafidz (Ibnu Majah banyak
menimba ilmu dari ulama yang satu ini).

1
2

Kota Qazwain berada di Khurasan, berdekatan dengan ar-Rayy (Teheran).


Syamsuddin adz-Dzahabiy, Siyar Alam an-Nubalaa, (Beirut: Muasasah ar-Risalah, 2011). Jilid 13, hal.

277.
3

Ibid. Hal.278.
Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfuriy, Muqaddimah Tuhfatul Ahwadziy bis Syarhi Jamiit
Tirmidziy, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabiy, tanpa tahun), hal. 165.
5
Syamsuddin adz-Dzahabiy, Siyar Alam... Hal.279.
4

2. Jubarah bin al-Mughallis (beliau termasuk ulama yang menjadi guru Ibnu
Majah yang mula-mula).
3. Mushab bin Abdillah az-Zubairiy.
4. Suwaid bin Said
5. Abdullah (bin) Muawiyah al-Jumahiy (beliau hidup selama kurang lebih
100 tahun).
6. Muhammad bin Rumhi
7. Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizamiy
8. Muhammad bin Abdillah bin Numair
9. Abu Bakr Ibni Abi Syaibah
10. Hisyam bin Ammar
11. Abu Muahab az-Zuhriy
12. Bisyr bin Muadz al-Aqadiy
13. Humaid bin Masadah
14. Abu Hudzafah as-Sahmiy
15. Daud bin Rasyid
16. Abu Khaitsamah
17. Abdullah bin Dzakwan al-Muqri
18. Abdullah bin Amir bin Barrad
19. Abu Said al-Asyaj
20. Abdurrahman bin Ibrahim Duhaim
21. Abdussalam bin Ashim al-Hisinjaniy
22. Utsman bin Abi Syaibah
23. Dan banyak yang lainnya, dalam sunan dan karyanya yang lain.6
Sedangkan di antara mereka yang menjadi murid Ibnu Majah ialah:
1. Ibrahim bin Dinar al-Hausyabiy al-Hamadzaniy
2. Ahmad bin Ibrahim al-Qazwiniy (kakek al-Hafidz Abu Yaal al-Khaliliy)
3. Abu ath-Thiib Ahmad bin Rauh al-Baghdadiy asy-Syaraniy
4. Abu Amr Ahmad bin Muhammad bin Hakim al-Madiniy al-Ashbahaniy
5. Ishaq bin Muhammad al-Qazwiniy
6. Jafar bin Idris
7. Al-Husain bin Aliy bin Yazdaniar
8. Sulaiman bin Yazid al-Qazwiniy
9. Abu al-Hasan Aliy bin Ibrahim bin Salamat al-Qazwiniy
10. Aliy bin Said bin Abdillah al-Askariy
11. Muhammad bin Isa ash-Shaffar7

Ibid. Hal.278.
Jamaludadin al-Mizziy, Tahdzibul Kamal fi Asmaair Rijaal, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiah, 2004). Juz 9, hal,
435.
7

Ibnu Majah menulis beberapa karya selain magnum opusnya (adikarya)


Sunan Ibni majah, antara lain ia menulis kitab Tafsir al-Quran, yaitu sebuah tafsir
yang menghimpun pendapat-pendapat yang disandarkan kepada sahabat dan
tabiin, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Bidayah wa an-Nihayah.
Namun sayang, karya ini tetap menjadi makhthuthah atau tidak dicetak, bahkan
ada yang mengatakan karya ini telah hilang. Juga ia menulis kitab Tarikh, yaitu
sebuah tarikh yang menghimpun keterangan para sahabat sampai peristiwa yang
terjadi di zamannya. Hal ini pun disebutkan dalam Bidayah wa an-Nihayah.
Ibnu Majah wafat pada hari Senin dan dimakamkan keesokan harinya, yang
bertepatan dengan delapan hari sebelum idul fitri pada tahun 273 H/887 M. Beliau
terhitung hidup selama 64 tahun.
Al-Imam Syamsuddin Adz-Dzahabiy dalam Siyar Alam an-Nubala
berkomentar tentang pribadi Ibnu Majah, Dia adalah seorang yang kuat hafalan,
Kritis, dan jujur, di samping luas ilmunya...8
Ibnu Katsir dalam Bidayah wa an-Nihayah menuturkan, Abu Abdillah
Muhammad bin Yazid bin Majah penulis kitab Sunan yang kesohor, ia adalah
seorang yang masyhur amalan dan ilmunya, juga mendalam dalam penelaahan
dan ittiba-nya terhadap sunnah, baik dalam perkara ushul maupun furu.
Ibnu Khalkan dalam Wafayatul Ayaan menuturkan, (Ibnu Majah
merupakan) seorang Hafidz yang terkenal, penyusun kitab Sunan dalam bidang
hadits, ia adalah Imam dalam bidang hadits, (yakni) seorang yang menguasai
berbagai disiplin dalam bidang hadits dan serangkaian yang terkait dengannya.
B. Selayang Pandang Kutub as-Sittah: Sunan Ibni Majah
Kalangan mutaqaddimin dari ulama ahli hadits serta mayoritas muhaqqiq
(komentator) dari kalangan mutaakhirin menentukan bahwa kitab-kitab hadits
yang primer (pokok/utama) ada lima, Shahihain (Shahih Bukhariy dan Shahih
Muslim), Sunan an-Nasaiy, Sunan Abi Daud, dan Sunan at-Tirmidziy. Dan di
antara sebagaian mutaakhirin yang lain (minoritas), menentukkan bahwasannya
jumlahnya ada enam, dengan menyertakan Sunan Ibni Majah ke dalam yang lima.
Argumentasi pandangan yang kedua ialah lantaran mereka melihat dalam kitab
tersebut terdapat menghasilkan manfaat yang besar dalam bidang fiqh. Ulama
yang termasuk kalangan awal menyertakan Sunan Ibni Majah ke dalam yang lima
ialah al-Hafidz Abu al-Fadl bin Thahir al-Maqdisiy (w. 507 H/1113 M) dalam dua
karyanya Athraf al-Kutub as-Sittah dan Syuruth al-Aimmah as-Sittah. Kemudian
ada juga al-Hafidz Abdul Ghaniy al-Maqdisiy (w. 600 H/1203 M) dalam
kitabnya al-Ikmal fi Asmaair Rijaal yaitu rijal (para perawi) kitab-kitab yang
enam. Dan ketika Ibnu Majah mengeluarkan hadits-hadits dari rawi yan dituduh
8

Syamsuddin adz-Dzahabiy, Siyar Alam... Hal.278.

berdusta (muttahim bil kidzb) dan plagiat dalam bidang hadits-hadits (sariqatul
ahadits), maka sebagian dari ulama hadits berkomentar, bahwa yang pantas untuk
menjadi yang keenam ialah kitab ad-Darimiy karena sedikit rawi-rawinya yang
dlaif, dan jarang hadits-hadits munkar dan syaadz di sana, meskipun di dalamnya
terdapat hadits-hadits yang mursal dan mauquf, namun kitab ini lebih utama dari
kitab Ibnu Majah. Sedangkan ulama yang lainnya, menjadikan al-Muwaththa
yang keenam karena level keshahihan dan kebesarannya. Yang berpendapat
seperti ini di antaranya, as-Sarqusthiy (w. 535 H) dalam Tajriidus Shihah, Ibnul
Atsir dalam Jamiul Ushul dan yang lainnya.9
Jumlah kitab (topik bahasan) dalam Sunan ialah 32 kitab. Abul Hasan alQaththan menyebutkan, dalam as-Sunan terdapat 1.500 bab, dan jumlah
haditsnya ialah 4.000 hadits.10
Dalam kitab Sunan Ibni Majah cetakan Dar as-Salam di Riyadl, jumlah
haditsnya ialah 4341 hadits. Demikian juga Sunan yang dicetak Dar al-Marifah di
Beirut, yang di-tahqiq Syaikh Khalil Mamun Syiha.
Ibnul Atsir menuturkan, bahwa kitabnya ( Sunan Ibni Majah) merupakan
kitab yang penuh dengan faidah, besar manfaatnya dalam fiqh. Akan tetapi di
dalamnya banyak terdapat hadits-hadits yang dlaif sekali bahkan munkar, dan
sehingga dikutip dari al-Hafidz al-Mizziy bahwasannya rata-tara hadits yang ia
(Ibnu Majah) menyendiri dalam periwayatannya adalah dlaif...11
Naskah Sunan Ibni Majah yang dinilai paling baik dan akurat (autsaq) ialah
naskah al-Hindiyah (India) yang sudah dicetak bersama catatan pinggir Syaikh
Abdul Ghaniy al-Mujaddidiy ad-Dahlawiy. Sedang naskah lain yang menjadi
perbandingan (muqaranah) ialah yang dicetak di Dar Suhnun, serta naskah yang
dicetak dengan tahqiq (komentar) Syaikh Khalil Mamun Syiha oleh Dar alMarifah, Beirut.
Beberapa cetakan kitab Sunan Ibnu Majah yang terbit terkemudian antara
lain, ialah:
a. Sunan Ibni Majah cetakan Delhi, beberapa kali cetak yakni tahun 1233 H,
1273 H, 1889 M, 1905 M.
b. Sunan Ibni Majah cetakan Lahore, tahun 1331 H
c. Sunan Ibni Majah cetakan Kairo, tahun 1313 H
d. Sunan Ibni Majah yang di-tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqiy, oleh Isa
al-Halabiy tahun 1952.
e. Sunan Ibni Majah yang di-tahqiq Muhammad Mushthada al-Adzhamiy,
oleh wizarah al-Maarif as-Suudiyah tahun 1403 H.
9
Muhammad Muhammad Abu Zahw, Al-Hadits wa al-Muhadditsun, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabiy,
1984). Hal. 418-419.
10
Syamsuddin adz-Dzahabiy, Siyar Alam... Hal.280.
11
Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfuriy, Muqaddimah Tuhfatul Ahwadziy ...hal. 165.

f. Sunan Ibni Majah cetakan Dar al-Jiil, Beirut tahun 1418 H. di-tahqiq oleh
Basyar Awwad Maruf.
g. Sunan Ibni Majah cetakan Dar al-Maarif, Beirut tahun 2000 M. di-tahqiq
oleh Syaikh Khalil Mamun Syiha.
h. Sunan Ibni Majah cetakan Dar as-Salam, Riyadl tahun 2009 M.
i. Sunan Ibni Majah yang di-tahqiq, oleh Syuaib al-Arnauth, Adil Mursyid,
Muhammad Kamil Qarh Bilaliy, Abdullathif Hirzullah, cetakan Dar arRisalah al-Alamiyah, 2009.
j. Sunan Ibni Majah yang dicetak oleh Bait al-Afkaar ad-Dauliyah, Amman.
k. Sunan Ibni Majah yang diberi hukum oleh Albaniy, dicetak oleh
Maktabah al-Maarif, Riyadl.
l. Sunan Ibni Majah yang dicetak oleh Dar at-Tashil, tahun 1435 H/2014 M.
Telah banyak ulama yang mencurahkan dedikasi dan konsentrasinya bagi
Sunan Ibni Majah. Sehingga syarah-syarah, zawaid, dan karya lain yang berkaitan
dengan Sunan cukup banyak. Karya-karya tersebut antara lain:
1. Abul Hasan Aliy bin Abdillah al-Anshariy al-Andalusiy al-Malikiy, yang
lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Nimah (w. 567 H). Ia menulis syarah
Sunan sebagaimana yang disebutkan Ismail Basya, dalam Idlahul
Maknun.
2. Al-Ilaam bis Sunnah alaihis shalatu wa salam Syarh Sunan ibni Majah,
Alaaud Din Mughlathay al-Hanafiy (689-762 H/1290-1361 M).
3. Ma Tamasa ilaihil Haajah ala Sunan ibni Majah, Ibnu al-Mulaqqin asySyafiiy (723-804 H/ 1323-1401 M). 3 jilid, naskahnya terdapat di Libia.
4. Ad-Dibaajah ala Sunan ibni Majah, Muhammad bin Musa ad-Damiriy
(734-805 H/1334-1402 M). Kitabnya Sebanyak Lima jilid.
5. Ibrahim bin Muhammad bin Khalil al-Halabiy (753-841 H), ia menulis
taliq atas Sunan Ibni Majah, sebagaimana disebutkan dalam adl-Dlau alLami.
6. Ad-Dibaajah li Taudlihi Muntakhab ibni Majah, Muhammad bin Ammar,
atau lebih dikenal dengan Ibnu Ammar (w. 844 H). Kitab ini merupakan
syarah bagi mukhtashar-nya (ringkasan) atas Sunan Ibni Majah, yang
berjudul al-Ghuyuts ast-Tsujaajah.
7. Mishbahuz Zujajah ala Sunan ibni Majah, Jalaluddin as-Suyuthiy (849911 H/1445-1505 M).
8. Ma Taduu ilaihil Haajah ala Sunan ibni Majah, Muhammad bin Rajab
bin Abdil Aal az-Zubairiy al-Qahiriy asy-Syafiiy (w. 913 H).
Naskahnya disalin di Dar al-Kutub al-Mishriyah, dari tulisan asli
penulisnya dan yang lain yang berada di Berlin.

9. Injaahul Haajah Syarhu Sunan ibni Majah, Muhammad Abdul Ghaniy alMujaddidiy ad-Dahlawiy al-Hanafiy (1235-1296 H/1820-1879 M).
Dicetak di Delhi.
10. Syarah Sunan ibni Majah, Abdul Aziz bin Abdillah bin Abdirrahman
ar-Rajihiy (1360- H/1941- M).
11. Sunan Ibni Majah hasyiyah as-Sindiy wa Syarh as-Suyuthiy (Kifayatul
Haajah fi Syarhi Sunan ibni Majah dan Mishbahuz Zujajah ala Sunan
ibni Majah), Abul Hasan Muhammad bin Abdil Hadiy as-Sindiy (w. 1138
H) dan Jalaluddin as-Suyuthiy (w. 911 H).
12. Muhammad bin Aliy al-Imraniy (w. 1264 H), ia menulis catatan pinggir
(haasyiyah) atas Sunan, sebagaimana disebutkan adl-Dlamdiy dalam
Hadaaiqul Azhar.
13. Nur Mishbah az-Zujaajah ala Sunan ibni Majah, Aliy Sulaiman alBajmaawiy, ad-Dimniy al-Maghribiy (w. 1306 M). Dicetak dipercetakan
al-Wahabiy, Kairo. Kitab ini merupakan ringkasan kitab as-Suyuthiy.
14. Fakhrul Hasan bin Abdirrahman al-Hanafiy al-Kankuhiy (w. 1315 H), ia
menulis hasyiyah (catatan pinggir) yang ringkas terhadap Sunan, dicetak
bersama dengan kitab Sunan di India.
15. Raful Ajaajah an Sunan ibni Majah, Wahiduz Zaman al-Laknawiy (w.
1338 H). Dicetak di India.
16. Muhammad Anwar al-Kasymiriy bin Madzham Syaah al-Hanafiy (w.
1352 H). Ia menulis hasyiyah atas Sunan. (sebagaimana dalam) Nuzhatul
Khawaathir dan Juhuudul Mukhlishah.
17. Muhammad bin Yusuf as-Sauratiy al-Hindiy (w. 1361). ). Ia menulis
syarah atas Sunan. (sebagaimana dalam) Nuzhatul Khawaathir dan
Juhuudul Mukhlishah.
18. Miftaahul Haajah bis Syarhi Sunan ibni Majah, Muhammad al-Alawiy
(w. sekitar 1366 H). Dicetak pada pingiran kitab Sunan (catatan pinggir)
di Lucknow, India.
19. Syarafuddin ibni Imamiddin ad-Dahlawiy al-Finjaniy (w. 1381). Ia
mensyarah sebagian kitab Sunan Ibni Majah. (Hayaatul Muhaddits
Syamsul Haqq dan Juhuudul Mukhlishah).
20. Abdussalam Bakhsy al-Bustiy (w. 1974 M). Ia menulis syarah atas
Sunan. (sebagaimana dalam) Juhuudul Mukhlishah.
21. Mitahul Haajah, Muhammad bin Abdillah Binjaniy Hazarawiy. Tulisan
tersebut merupakan catatan pinggir atas Sunan. dicetak Lucknow, India
tahun 1315 H.
22. Isyfaaqur Rahman al-Hanafiy al-Kandahlawiy, Ia menulis syarah atas
Sunan. (sebagaimana dalam) Juhuudul Mukhlishah.

23. Al-Kawaakibul Wihaajah bis Syarhi Sunan ibni Majah, Muhammad alMuntaqaa al-Kasynawiy al-Kumasiy, dicetak oleh Dar al-Kutub alArabiyah, Beirut tahun 1409 H.
24. Ittihaafu dzawiy at-Tasywiiq wal Haajah, Muhammad al-Hafiid bin
Abdishshamad al-Husainiy.
25. Injaazul Haajah Syarhu Sunan ibni Majah, Muhammad Aliy Janbaaz.
26. Ihdaau ad-Dibaajah bisyarhi Sunan ibni Majah, Shafaul Adawiy.
27. Syuruh Sunan ibni Majah, pen-tahqiq: Raid bin Shabriy Ibni Abi Alafah.
28. Al-Mujarrad fi Asmaair Rijal Sunan ibni Majah, Syamsuddin adzDzahabiy (673-748 H/1274-1348 M). Dicetak di Dar ar-Rayah, Riyadl.
29. Tsulatsiyaat ibni Majah, Syamsuddin adz-Dzahabiy (673-748 H/12741348 M). Naskahnya ada di adz-Dzhahiriyah.
30. Mishbahuz Zujajah fi Zawaid ibni Majah, Syihabuddin Abul Abbas alBushiriy (762-840 H/1360- 1436 M). Sudah dicetak oleh beberapa
penerbit dan ditahqiq, Dar al-Arabiyah, Beirut, tahqiq: Muhammad alMuntaqaa al-Kasynawiy; Dar al-Kutub al-Haditsiyah, Mesir, tahqiq: Musa
Muhammad dan Ezat Aliy; al-Jamiah al-Islamiyyah al-Madinah alMunawwarah, 1424 H, tahqiq: Iwadl bin Ahmad asy-Syahriy.
31. Zawaid Ibni Majah ala al-Kutub al-Khamsah, Syihabuddin Abul Abbas
al-Bushiriy (762-840 H/1360- 1436 M).
32. Al-Ghuyuts ast-Tsujaajah fi Muntakhab ibni Majah, Muhammad bin
Ammar, atau lebih dikenal dengan Ibnu Ammar (w. 844 H). ringkasan
Sunan, (sebagaimana dalam) Tausyih ad-Dibaaj.
33. Ma Tamasa ilaihil Haajah liman Yuthaaliu Sunan ibni Majah,
Muhammad Abdurrasyid an-Naamaniy. Dicetak di India dan Damaskus.
34. Ibnu Majah wa Sunanuhu, Muhammad Fuad Abdul Baqiy. Dicetak dalam
dua versi, disertakan dalam kitab Sunan dan dicetak tersendiri.
35. Shahih ibni Majah, Muhammad Nashiruddin Albaniy. Dicetak oleh
Maktabah al-Maarif, Riyadl.
36. Dlaif ibni Majah, Muhammad Nashiruddin Albaniy. Dicetak oleh
Maktabah al-Maarif, Riyadl.
37. Al-Matrukuun alladzina Infarada bihim Ibnu Majah, Abdullah Murad
Aliy. Thesis Magister di Jamiah Ummul Qara, Makkah tahun 1393 H.
38. Dirasah Rijaal Ibni Majah alladzina Tafarrada bihim an Baqiyyatis
Sittah, Muhammad Nashirul Qarniy. Thesis Magister di Jamiah al-Imam,
Riyadl tahun 1407 H.
39. Al-Muntaqqa min Gharaaibis Sunan li ibni Majah, tidak diketahui
penulisnya. (bisa dilihat di kitab al-Fahras asy-Syamil).12
12

http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=117116 dan sumber lainnya.

40. Khatamus Sunan al-Hafidz Ibni Majah, Abdullah bin Salim bin
Muhammad al-Bishriy (1049-1134 H).
Daftar Pustaka
Ibnu Majah al-Qazwainiy. 2009. Sunan Ibni Majah. Riyadl. Dar as-Salam.
. 2000. Sunan Ibni Majah. Beirut. Dar al-Marifah.
Jamaludadin al-Mizziy. 2004. Tahdzibul Kamal fi Asmaair Rijaal. Beirut. Dar alKutub Ilmiah.
Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfuriy. tanpa tahun. Muqaddimah Tuhfatul
Ahwadziy bis Syarhi Jamiit Tirmidziy. Beirut. Dar Ihya at-Turats alArabiy.
Muhammad Muhammad Abu Zahw. 1984. Al-Hadits wa al-Muhadditsun. Beirut.
Dar al-Kitab al-Arabiy.
Syamsuddin adz-Dzahabiy. 2011. Siyar Alam an-Nubalaa. Beirut. Muasasah arRisalah.
Referensi Lain
Website:
http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=117116

Anda mungkin juga menyukai