Barang siapa menulis (sebuah kitab), maka dia telah meletakkan akalnya di atas nampan
untuk diperlihatkan kepada manusia. Al-Khathib Al-Baghdadiy1
A. Pendahuluan: Ilmu At-Tawarikh Ar-Rijaal
Sufyan Ats-Tsauriy mengatakan bahwa ketika para perawi pendusta menggunakan
kedustaan mereka, maka kita menggunakan tarikh kepada mereka.
Pada pembahasan yang ke-60 dalam kitab Tadribu ar-Rawi disebutkan bahwa atTawarikh dan al-Wafiyyat merupakan disiplin ilmu yang penting, karena dengan keduanya
dapat diketahui kebersambungan dan keterputusan suatu hadits.2
Atas landasan itulah, para ulama ahli hadits memberi perhatian terhadap pengetahuan
negeri asal para rawi, dan kota-kota yang mereka kunjungi untuk memperoleh bagian dari
berbagai macam ilmu hadits. Dan mayoritas dari mereka kemudian menaruh perhatian
tersendiri terhadap biografi dan berita-berita dari Ulama negerinya, maka munculah kitabkitab Tawarikh ar-Rijal yang cenderung berfokus pada satu daerah tertentu.
Di antara karya-karya dalam Tawarikh ar-Rijal yang terpenting ialah:
1. Tarikh Makkah, karya Abu al-Walid Muhammad bin Abdillah bin Ahmad bin
Muhammad bin al-Walid al-Azraqiy.
2. Tarikh Makkah, Muhammad bin Ishaq bin al-Abbas al-Fakihiy.
3. At-Tarikh fi rijal al-hadits fi Murawwi, Abu Ali Muhammad bin Ali bin Hamzah alFarahinaniy (w. 247 H).
4. Akhbaru Murawwi, Abu al-Hasan Ahmad bin Siyar bin Ayyub al-Marwaziy (w. 268 H).
5. Tarikh Qazwain, Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwainiy (w. 273
H).
6. Tarikh Wasith, Abu al-hasan Aslam bin Sahl al-Maruf..
7. Tarikh al-Himshiyiin, Ahmad bin Muhammad bin Isa al-Baghdadiy (abad ke-3)
8. Tarikh Harran, Abu Urubah al-Husain bin Muhammad bin Maudud (w. 318 H)
9. Thabaqat Ulama Balkh, Ali bin al-Fadl bin Thahir al-Balkhiy (w. 323 H)
10. Thabaqat Ulama Balkh, Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad al-Mustamliy (abad ke-4)
11. Thabaqat Ulama Afriqa wa Tunis, Abu al-Arab Muhammad bin Tamim al-Qairuniy
(w.333 H).
12. Tarikh ar-Riqqah, Muhammad bin Said al-Qusyairiy (w. 334 H)
13. Tarikh Harrah, Abu Ishaq Ahmad bin Muhammad bin Yasin al-Hidad al-Harawiy (w.
334 H).
14. Thabaqat al-Ulama wa al-Muhadditsin min ahli al-Maushil, dan Tarikh Maushil,
keduanya adalah tulisan Abu Zakariya Yazid bin Muhammad bin Iyas al-Azdiy (w. 334
H).
15. Tarikh Bashrah, Abu Said Ahmad bin Muhammad bin Ziyad, yang dikenal dengan
Ibnu al-Arabiy (w. 340 H)).
16. Tarikh Mishra, Abu Said Abd ar-Rahman bin Ahmad bin Yunus ash-Shadafiy alMishriy (w. 347 H).
17. Thabaqat al-Muhadditsin bi Ashbahan wa al-Waridin alaiha, Abu Syaikh Abdullah
bin Muhammad bin Jafar bin Hayyan al-Anshariy (w. 369 H).
18. Tarikh Dariya, Abu Abdillah Abd al-Jabbar bin Abdillah al-Khaulaniy (w. 370 H).
19. Thabaqat al-Hamadzanayain, Shalih bin Ahmad at-Tamimiy al-Hafidz (w. 374 H).
20. Tarikh Istirabaadz, dan Tarikh Samarqand, keduanya oleh Abu Said Abd ar-Rahman
bin Muhammad bin Muhammad bin Idris al-Istirabadziy al-Hafidz (w. 405 H).
21. Tarikh Naisabur, Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-Hakim (w. 405 H).
22. Tarikh Bukhara, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Sulaiman
al-Bukhariy, yang dikenal dengan Ghanjar (w. 412 H)
23. Tarikkh Jurjan, Abu Qasim Hamzah bin Yusuf as-Sahmiy (w. 427 H).
24. Akhbar Ashbahan, Abu Nuaim Ahmad bin Abdillah bin Ishaq al-Ashbahaniy (w. 430
H)
25. Tarikh Nasaf dan Tarikh Kasy, keduanya oleh Abu al-Abbas Jafar bin Muhammad bin
al-Mutaz al-Mustaghfiriy (w. 432 H).
26. Tarikh Baghdad, Abu Bakr Ahmad bin Ali bin Tsabit, yang dikenal sebagai al-Khathib
al-Baghdadiy (w. 463 H).
27. Tarikh Ashbahan, Abu al-Qasim Abd ar-Rahman bin Muhammad bin Ishaq bin
Mandah (w. 470 H).3
B. Tarikh Baghdad dan Penyusunnya
1. Al-Khathib Al-Baghdadiy
Beliau adalah al-Imam al-Auhad (pemimpin tunggal), al-Allamah al-mufti, al-hafidz
an-Naqid (hafidz yang kritis), dan pembaharu zaman, Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad
bin Mahdiy Abu Bakar bin Abi al-Hasan al-Bahghdadiy.4
Beliau lahir pada hari Kamis, enam hari tersisa dari bulan Jumadil Akhir tahun 392
H/1002 M. Ibnu an-Najjar menyebutkan bahwa al-Khathib dilahirkan di Ghuzayyah bagian
dari daerah Hijaz. Namun menurut ash-Shafadiy, al-Khathib dilahirkan di sebuah desa bagian
daerah Nahr al-Mulk yang dikenal dengan Haniqiya.5
Abu al-Hasan ayah beliau adalah seorang khathib di daerah Darzijan. Dan termasuk
orang yang membaca al-Quran di hadapan Abu Hafs al-Kattaniy.
Muhammad bin Mathr az-Zahraniy, Ilm ar-Rijal: Nasyatuhu wa Tathawuruhu min al-Qarn al-Awwal ila Nihayah alQarn at-Tasi, (Madinah: Dar al-Khudlairiy). Hal. 170-175.
4
Syamsuddin adz-Dzahabiy, Siyar Alaam an-Nubala, ( Beirut: Muassasah Risalah, 2011). Hal. 270., Ibnu Asakir,
Tarikh Dimasyqa.
5
Ash-Shafadiy, al-Wafi bi al-Wafiyyat.
Yaqut al-Hamawiy menuturkan sebuah peristiwa tentang ketelitian dan kecermatan alKhathib, Beberapa orang Yahudi menunjukkan sebuah surat dan mereka mengklaim bahwa
itu adalah surat Rasulullah SAW yang berisikan pengguguran jizyah (pajak) dari penduduk
Khaibar dan di dalamnya terdapat kesaksian sahabat, serta surat ini adalah tulisan Ali bin Abi
Thalib. Kemudian pemimpin para pemimpin (rais ar-ruasa)6 memperlihatkannya kepada
Abu Bakar al-Khathib, lalu ia berkata: Ini adalah palsu. Maka al-Khathib ditanya, Dari
mana engkau mengetahui akan hal itu? al-Khathib pun menjawab, Dalam surat ini terdapat
kesaksian Muawiyah bin Abu Sufyan, sedangkan Muawiyah masuk Islam pada saat Fathul
Makkah (tahun 8 Hijriah), sementara penaklukkan Khaibar terjadi pada tahun 7 Hijriah. Di
dalamnya juga terdapat persaksian Saad bin Muadz, padahal dia meninggal pada saat
peritiwa Khandaq tahun 5 Hijriah. Argumentasi al-Khathib ini dinilai sangat baik.
Al-Hafidz Ibnu Asakir menyampaikan sebuah riwayat mengenai al-Khathib,
bahwasannya al-Khathib menceritakan ketika sedang beribadah Haji, dirinya meminum air
zam-zam sebanyak tiga kali tegukan, lalu meminta kepada Allah tiga hal. Pertama, supaya
bisa menceritakan sejarah Baghdad; kedua, mendiktekan hadits di Jami al-Manshur; ketiga,
disemayamkan di sisi (makam) Bisyr al-Hafi. Dan ketiga permohonannya tersebut pada
akhirnya terpenuhi.
Abu Ishaq Asy-Syiraziy al-faqih berkomentar mengenai sosok al-Khathib, Abu Bakar
al-Khathib menyerupai ad-Daraquthniy dan yang semisalnya dalam pengetahuan hadits dan
hafalannya.
Beliau wafat pada tahun 463 H.
Karya-Karya Tulis Al-Khathib Al-Baghdadiy
Abu Sad as-Samani mengatakan, Al-Khathib memiliki 56 karya. Pendapat tersebut
senada dengan yang disampaikan dalam Mawarid, bahwa al-Khathib telah menyusun
sebanyak 56 buah karya tulis diantaranya sebelum tahun 453 H ketika al-Malikiy
menghitungnya dalam fihrisat khusus.
Masih dalam Mawarid al-Khathib al-Baghdadiy fi Tarikh Baghdad, Dr. Akram Dliya
al-Umariy, menyebutkan bahwa jumlah semua karya al-Khathib mencapai 86 karya. Yaitu,
377 tulisan dalam bidang hadits dan ilmu hadits tanpa ilmu rijal, 25 tulisan dalam Tarikh
termasuk ilmu rijal, 14 tulisan dalam fiqih dan ushul fiqh, 3 tulisan dalam raqaiq, 2 tulisan
dalam bidang aqidah, 3 tulisan dalam adab/sastra, dan dua karya yang salah satunya tidak
diketahui bidangnya, sedang yang satunya lagi tidak sah penisbatannya yaitu pada bidang
raqaiq.
Bahkan as-Samaniy memberi komentar berbeda mengenai jumlah karya tulis alKhathib, menurutnya al-Khathib menyusun hampir seratus buah karya tulis.8
Berikut adalah rincian karya-karya al-Khathib al-Baghdadiy yang dihimpun oleh Dr.
Akram Dliya al-Umariy dalam Mawarid:
Di bidang Hadits
1. Al-Amaliy
6
Abu al-Qasim Ali bin al-Hasan bin Abi al-Faraj Ahmad Ibnu al-Maslamah, yang terkenal dengan panggilan rais arruasa (pemimpin para pemimpin).
7
Di sini tertulis jumlah karya al-Khathib sebanyak 37 buah karya dalam bidang hadits dan ilmu hadits, tapi setelah
dirinci satu persatu judul karya tersebut, ternyata jumlahnya adalah 38 buah karya. Sehingga total keseluruhan karyanya
setelah dirinci satu-persatu mencapai 87 karya (-pen).
8
Akram Dliya al-Umariy, Mawarid al-Khathib al-Baghdadiy fi Tarikh Baghdad, Riyadh: Dar Thayyibah, 1985. Hal. 84.
1. Nahju (au Manhaj) ash-Shawwab fi anna at-Tasmiyyata Aayatu min Fatihati alKitab -2 juz2. Ibthalu an-Nikah bi Ghairi Waliy - 1 juz3. Idza Uqiimati ash-Shalatu falaa Shalah illa al-Maktubah
4. Al-Jahru bi Bismillah ar-Rahman ar-Rahim fi ash-Shalah -2 juz5. Al-Hiyalu -4 juz6. Dzikru Shalati at-Tasbih wa al-Ahaadits allati ruwiyat an an-Nabiyyi
Shallallahu alaihi wa Sallam fiiha wa Ikhtilaafu Alfaaadz an-Naqilain
7. Al-Ghuslu li al-Jumah -2 juz8. Al-Qadlau bi al-Yamiin maa asy-Syahid -2 juz9. Al-Qunut wa al-Aatsaaru al-Marwiyah fiihi ala Ikhtilaafiha wa Tartibiha ala
Madzhabi asy-Syafii -3 juz10. An-Nahyu an Shaumi Yaumu asy-Syakki -1 juz11. Al-Wudlu min Massi adz-Dzakar
12. Masalatu al-Ihtijaaji li asy-Syafii fiima Asnada ilaihi wa ar-Radd ala athThainiin bi Idzhami Jahlihim alaihi -1 juzMengenai Zuhud dan ar-Raqaaiq
1. Bayanu Ahli ad-Darajaati al-Ulaa
2. Kitab fihi Khithbati Aisyata fi ats-Tsanai ala Abiiha. min Takhriji al-Khathib
min Riwayatihi an Syuyukhihi, wa dzakara Ibnu Khair annahu, fi dzikri abiiha
wa Umar bin al-Khaththab wa Ahaadits Gharibah wa Manaamat wa Raqiq wa
Insyaat fi az-Zuhdi wa ar-Raqaaiq.
3. Al-Muntakhab min az-Zuhdi wa ar-Raqaaiq
Mengenai Adab/Sastra
1. At-Tanbih wa at-Tauqif ala Fadlaili al-Khariif
2. Al-Bukhalau
3. Ath-Tathfil wa Hikaayatu ath-Thafiiliyin wa Akhbarihim wa Nawaadiru
Kalaamihim wa Asyaarihim
4. Kasyfu al-Asraar
5. Riyaadlu al-Anas ila Hadlayiri al-Qudsi.9
Akram Dliya al-Umariy, Mawarid al-Khathib al-Baghdadiy fi Tarikh Baghdad. (Riyadl: Dar Thayyibah, 1985. Hal.
55-84.
10
Muhammad bin Mathr az-Zahraniy, Ilm ar-Rijal: Nasyatuhu wa Tathawuruhu min al-Qarn al-Awwal ila Nihayah alQarn at-Tasi, (Madinah: Dar al-Khudlairiy). Hal. 176.
11
Op. Cit., Mawarid al-Khathib....hal. 87.
12