Anda di halaman 1dari 5

A.

Kelahiran dan Kewafatan Imam At-Turmudzy


Imam At-Turmudzy nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Tsurah
ibn Musa ibn Dhahak Al-Sulami Al-Bughi Al-Tirmidzi1 adalah seorang Muhaddits
yang lahir di kota Turmudz, sebuah kota kecil dipinggir utara sungai Amuderia,
sebelah utara Iran. Ia dilahirkan pada bulan Dzulhijjah tahun 200 H. (824 M)2 adapula
yang mengatakan ia lahir pada tahun 209 H3. Imam Bukhary dan Imam Turmudzy
kedanya sedarah, sebab Bukhara dan Turmudz itu adalah satu daerah dari daerah Ma
Wara’un Nahr .
Beliau wafat pada malam Senin tanggal 13 Rajab 279 H (892 M) di Kota Turmudz.
B. Sifat-Sifat dan Keahlian Imam At-Turmudzy
Sejak kecil Turmudzy dikenal sebagai anak yang senang menimba ilmu termasuk
Hadits. Kegemarannya itu berlanjut sampai dewasa dengan merantau ke beberapa
negri seperti Irak, Hijaz, Khurazan, dan lain-lain. di kota-kota tersebut, beliau
bertemu dan berguru kepada ulama hadis yang sangat terkenal seperti Ali ibn Al-
Madini (w. 234 H), Muhammad ibn Abdullah ibn Numair Al-Kufi (w. 234 H),
Muhammad ibn Amar Al-Sawaq Al-Balkhi (w. 236 H), Muhammad ibn Basyasya’ar
(w. 252 H), Muhammad ibn Mutsanna Abu Musa (w. 252 H), Ziyad ibn Yahya Al-
Hassana (w. 254 H), Al-Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H), Abu Dawud (w.
275 H), dan lain-lain. Guru yang paling ia kagumi adalah Al-Bukhari. Sebaliknya At-
Turmudzy sangat dikagumi oleh Al-Bukhari.
Menurut Al-Bukhari ia lebih banyak menimba manfaat dari At-Turmudzy daripada
At-Turmudzy menimba ilmu darinya.4 Ungkapan tersebut menandakan bahwa
mereka tawadu, tidak sombong dan saling menghormati. Selain itu, pujian Al-
Bukhari cukup beralasan, karena At-Turmudzy memang mempunyai ciri khas dalam
menetapkan kualitas hadits yaitu mengklasifikasikan kualitas hadits lebih terperinci

1
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Rajawali Press) hal. 246
2
Ibid.
3
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal. 66
4
Ibid.
daripada pembagian kualitas hadits menurut Al-Bukhari. Pada masa Al-Bukhari
pembagian kualitas hadits hanya terdiri dari maqbul dan mardud (sahih dan dhaif),
hal tersebut dikembangkan At-Turmudzy menjadi sahih, dhaif, dan gharib.
Beliau juga mengambil hadits dari ulama hadits yang ternama, seperti Qutaibah bin
sa’id, Ishaq bin Musa, Al-Bukhari, dan lainnya. Orang-orang banyak yang belajar
hadits pada beliau dan diantara sekian banyak muridnya dapat dikemukakan antara
lain Muhammad bin Ahmad bin Mahbub,5 Abu Bakr Ahmad ibn Ismail Amir Al-
Samarqandi, Abu Hamid Ahmad ibn Abdullah ibn Dawud Al-Marwazi Al-Tajir,
Hammad ibn Syakur Al-Wariq, Dawud ibn Nashr ibn Suhail Al-Bazdawi, dan lain-
lain.6
C. Kitab Hadits yang Ditulis oleh Imam At-Turmudzy
Karya tulis At-Turmudzy dalam bidang hadits yang paling terkenal adalah Jami’ At-
Turmudzy atau Sunan At-Tutmudzy dan banyak lagi yang lainnya seperti : Asy-
syamail Al-Muahammadiyyah wa Al-Khasail Al-Mustawafiyyah, Al-‘illal Al-Mufrad,
Al-‘ilal Al-Kabir, Al-Zuhd, Al-Tarikh, Al-Asma Al-Sahabah, Al- Asma wa Al-Kuna,
dan Asar Al-Mauqufah.7
D. Keistimewaan Kitab Karya Imam At-Turmudzy
Keistimewaan dari kitab karya At-Turmudzy yang paling terkenal yaitu Jami’ At-
Turmudzy atau Sunan At-Tutmudzy . Kitab ini banyak sekali faedahnya dan juga
hukum-hukumnya lebih tertib.
Setelah selesai kitab ini ditulis, menurut pengakuan beliau sendiri, dikemukakan
kepada ulaa-ulama Hijaz, Irak, dan Kurasan, dan ulam tersebut menilainya dan
menerimanya dengan baik. “Barang siapa yang menyimpan kitab saya ini
dirumahnya” kata beliau, “seolah-olah dirumahnya ada seorang Nabi yang selalu

5
Fatchur Rahman, Iktishar Musthalahul Hadits. (Bandung: PT. Al-Ma’arif). Hal 382
6
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal 67
7
Ibid. Hal 68
bicara.” Pada akhir kitabnya beliau menerangkan bahwa semua hadits yang terdapat
dalam kitab ini adalah Ma’mul (dapat diamalkan).8
Dalam Sunan At-Turmudzy juga setiap hadisnya yang terdapat pada kitab tersebut
dijelaskan kualitasnya, dan kualitas tersebut dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
sahih, hasan, dhaif sedangkan sebelumnya kualitas hadis hanya dua tingkatan yaitu
sahih dan hasan.9
A. Kelahiran dan Kewafatan Imam An-Nasa’i
Imam An-Nasa’i nama lenglapnya adalah Abu Abd Al-Rahman Ahmad ibn Syu’aib
ibn Ali ibn Sinan ibn Bahr Al-Khurasai Al-Nasa’i. Nama beliau dinisbatkan kepada
kota tempat beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H di kota Nasa’ yang
masih termasuk wilayah Khurasan. Dan beliau wafat pada hari senin, tanggal 13
bulan shafar tahun 303 H (915 M) di Ar-Ramlah.10 Menurut suatu pendapat bahwa
beliau meninggal di Mekkah ketika beliau mendapat percobaan di Damsyik, meminta
supaya dibawa ke Mekkah, sampai beliau meninggal dan kemudian dikebumikan
disuatu tempat antara Shafa dan Marwa.11
B. Sifat-Sifat dan Keahlian Imam An-Nasa’i
Imam An-Nasa’i adalah seorang Muhaddits putra Nasa yang pintar, wira’iy, hafidz
lagi takwa ini, memilih negara Mesir sebagai tempat untuk bermukim dalam
mensyi’arkan hadits-hadits kepada masyarakat. Menurut sebagian para Muhaddits,
beliau lebih Hafidz dari pada Imam Muslim.12
Ilmu yang pertama dipelajari An-Nasa’i adalah Al-Qur’an sampai dia menghafalnya
dalam usia yang masih sangat muda. Sebelum An-Nasa’i dewasa ilmu-ilmu dasar
sudah dipelajari di Madrasah yang ada di Nasa’. Sedangkan hadits dipelajari pada
masa dia memasuki remaja. Ia mengembara ke beberapa negara untuk mendapatkan

8
Fatchur Rahman, Iktishar Musthalahul Hadits. (Bandung: PT. Al-Ma’arif). Hal 383
9
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal 68
10
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Rajawali Press) hal 248
11
Fatchur Rahman, Iktishar Musthalahul Hadits. (Bandung: PT. Al-Ma’arif). Hal 384
12
Ibid.
hadits. Sebelum An-Nasa’i berumur lima belas tahun, dia pergi ke Hijaz, Mesir, Irak
dan Jazirah untuk belajar hadits kepada Ulama-ulama negeri itu.13
Beliau menerima hadits dari kalangan ulama yang terkemuka diantaranya Qutabaibah
selama empat belas bulan, Ishaq ibn Rawaih, Al-Haris ibn Miskin, Ali ibn Kharsan,
Abu dawud, dan At-Turmudzy. Sedangkan murid-muridnya diantaranya Abu Al-
Qasim, At-Tabrani, dan Al-Hasan ibn Al-Khidir As-Suyuti.
C. Kitab Hadits yang Ditulis oleh Imam An-Nasa’i
Karya Tulis Imam An-Nasa’i diantaranya Al-Sunan Al-Kubra, Al-Sunan Al-Sugra,
Al-Khasais, Fadhail As-Shahabah, Al-Manasik.14 Dan juga Kitab Tamyiz, Kitab Al-
Dhuafa, Musnad Ali, Musnad Malik, Tafsir.15
D. Keistimewaan Kitab Karya Imam An-Nasa’i
Keistimewaan dari Karya Imam An-Nasa’i yang paling terkenal yaitu Al-Sunan Al-
Kubra (Sunan An-Nasa’i) adalah Kitab yang paling sedikit hadits Dhaifnya tetapi
paling banyak pengulangannya. Misalkan hadits tentang niat, diulangnya sampai 16
kali.16 Kitab ini selain memuat hadits sahih juga memuat hadits hasan dan yang
mendekati kualitas keduaanya.
A. Kelahiran dan Kewafatan Imam Ibnu Majah
Imam Ibnu majah nama lengkapnya adalah Abu Abd. Allah Muhammad ibn Yazid
ibn Majah Al-Rabi’i Al-Qazwini. Dilahirkan di Qazwin tahun 209 H.17 Ada yang
berpendapat beliau lahir pada 207 H bertepatan pada 824 M.18 Beliau wafat pada
tanggal 22 Ramadhan tahun 273 H (887 M).

13
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal. 73
14
Ibid.
15
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Rajawali Press) hal 248
16
Fatchur Rahman, Iktishar Musthalahul Hadits. (Bandung: PT. Al-Ma’arif). Hal 384
17
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal. 75
18
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Rajawali Press) hal. 249
B. Sifat-Sifat dan Keahlian Imam Ibnu Majah
Ibnu Majah pada masa kecilnya sudah terlihat benih-benih kecintaannya terhadap
berbagai macam ilmu termasuk Hadits. Bahkan perhatiannya terhadap hadits
melebihi dari ilmu yang lain.19 beliaupun berkeliling di beberapa negeri, untuk
menemui dan berguru hadits. Diantara guru dalam bidang hadits antara lain guru
paling pertama yaitu Ali ibn Muhammad Al-Tanafasi (w. 233 H),20 Abu Bakr ibn
syaibah, Muhammad ibn Abdullah ibn Numair, Hisyam ibn Ammar, Muhhammad
ibn Rahmah, Ahmad ibn Al-Azhar, dan Basyr ibn Adam. Sementara Muridna,
diantaranya Muhammad ibn Isa Al-Abhari, Abu al-Hasan Al-Qattan, Sulaiman ibn
Yazid Al-Qazwaini, dan Ishaq ibn muhammad.
C. Kitab Hadits yang Ditulis oleh Imam Ibnu Majah
Karya Tulis Imam Ibnu Majah diantaranya Tafsir Al-Qur’an Al-Kariem, Kitab At-
Tarikh, dan yang paling adalah Sunan Ibnu Majah.21
D. Keistimewaan Kitab Karya Imam Ibnu Majah
Kitab Sunan Ibnu Majah sudah termmuat dalam Kutub Al-Khamsah, kitab ini
menghimpun hadis sahih, hasan, dhaif, dan maudu’. Dalam kitab ini banyak terdapat
hadis dhaif, bahkan tidak sedikit hadis munkar.22
Sunan ibn majah mempunyai kelebihan yaitu tidak banyak mengalami pengulangan
dan ia adalah terbaik dari sisi penyusunan judul per-judul dan sub-judul. Hal ini
banyak diakui oleh ulama.

19
Bustamin dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadits (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah) hal 75
20
Munzier Suparta, Ilmu Hadits (Jakarta: Rajawali Press) hal. 249
21
Ibid.
22
Fatchur Rahman, Iktishar Musthalahul Hadits. (Bandung: PT. Al-Ma’arif). Hal 385

Anda mungkin juga menyukai