Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RS Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan khususnya Ruang Nusa Indah sebagian besar pasien menderita
halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan sensori persepsi dapat tertolong dalam hal
sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti
therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.
2. Halusinasi
Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsisensorik tentang suatu
objek, gambaran dan pikiran yang sering terjaditanpa adanya rangsangan dari luar yang
dapat meliputi semua systempenginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman,
perabaan ataupengecapan)
Tanda dan gejala :
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), seseorang yang mengalami halusinasi biasanya
memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Jenis-jenis halusinasi
Jenis-jenis Halusinasi menurut Buku Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (W.F Maramis):
a. Halusinasi penglihatan (visual optic): tak berbentuk atau sinar, kilapan atau pola
cahaya atau berbentuk orang, binatang atau barang lain yang dikenalnya,
berwarna atau tidak.
b. Halusinasi pendengaran (auditif, acustic): suara manusia, hewan atau mesin,
barang, kejadian alamiah dan musik.
c. Halusinasi pencium (olfactoric): mencium sesuatu bau.
d. Halusinasi pengecap (gustactori): merasa/mengecap sesuatu.
e. Halusinasi peraba (tactil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada
ulat bergerak dibawah kulitnya.
f. Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau
anggota badannya bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau panthom
limb).
g. Halusinasi viseral: perasaan timbul didalam tubuhnya.
h. Halusinasi hipnagogic: terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tepat
i.
Faktor predisposisi
1.
Faktor perkembangan
Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak terima lingkungannya sejak bayi ( unwanted child) akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
3.
Faktor biokimia
Faktor psikologis
Pemnelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh ortu skizofreinia cenderung
mengalami skizofreinia. hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang saling berpengaruh pada penyakit ini.
b.
Faktor Presipitasi
1.
Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman,
gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut
Rawlinsh Heacock, 1993 mencoba mememcahkan masalah halusinasi berlandaskan atas
hakikat keberadaan seorang individu sebagai makhluk yang dibangun atas dasar unsur
bio, psiko, sosial, spiritual. Sehingga dapat dilihat dari 5 dimensi:
a.
Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alcohol, dan
kesulitan tidur dalam waktu lama.
b.
Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi isi halusinasi
dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan.
c.
Dimensi intelektual
Dalam dimensi ini individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan
ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri melawan impuks yang
menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaaan yang dapat
mengambil seluruh perhatian klien dan akan mengontrol semua perilaku klien.
d.
Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien
menganggap bahwa hidup di alam nyata sangat membahayakan. Klien asik dengan
halusinasinya, seolah-olah dia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan agar
interaksi sosial, control diri, dan haarga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi
halusinasi dijadikan system control oleh individu tersebut, sehingga jika perintah
halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain cenderung untuk itu. Aspek penting
dalam melakukan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses
interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
e.
Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan berupaya secara spiritual untuk menyucikan
diri.
Sesi IV
Sesi V
1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, ,inum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK kepada anggota.
2. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :
a. Klien tidak gelisah
b. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi
g. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Observer
: Klien
: Fasilitator
h. Langkah- Langkah
SESI 1 Mengenal halusinasi
a. Salam terapeutik
1. Salam terapeutik kepada klien
2. Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan
nama)
3. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri
papan nama)
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar
2. Leader menjelaskan aturan main
3. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
4. Lama kegiatan 20 menit
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suarasuara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul
2. Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya,
situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Hasilnya ditulis di whiteboard
3. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien
dari suara yang biasa didengar
e. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
halusinasi muncul
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b. Menyepakati waktu dan tempat
f. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
No
Nama
Menyebut Isi
Menyebutkan Waktu
Klien
Halusinasi
terjadi Halusinasi
Menyebut Situasi
Halusinasi
Muncul
Menyebut Perasaan
saat berhalusinasi
1.
Ny M
2.
Ny E
3.
Ny Y
4.
Ny R
5.
Ny C
b. Dokumentasi
Dalam proses terapi aktivitas kelompok peserta dapat kooperatif dengan
perawat, pasien tidak meninggalkan tempat terapi aktivitas kelompok,
peserta bekerja sama dalam menyesuaikan diri ditempat terapi aktivitas
Nama Klien
Ny
M
Ny
Y
Ny
C
Ny
R
Ny
E
Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi halusinasi
Menyebutkan
efektivitas cara yang
digunakan
Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
Memperagakan cara
menghardik
halusinasi
2. Dokumentasi
Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, dan menganjurkan klien
menggunakannnya jika halusinasi muncul.
F. PENUTUP
Demikian proposal TAK ini kami buat atas perhatiannya dan dukungannya serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terima kasih.
DISUSUN OLEH :
Nama
: Diah Larasati
NIM
: 0513072
Pembimbing Klinik