Anda di halaman 1dari 2

Gejala negatif dari skizofrenia, yaitu psikomotor lambat, aktivitas menurun,

afek yang menumpul, sikap pasif dan tidak ada inisiatif, kuantitas atau isi
pembicaraan miskin, komunikasi nonverbal yang buruk, seperti dalam ekspresi
muka, modulasi suara, dan posisi tubuh, serta perawatan diri dan kinerja sosial
yang buruk.
Skizofrenia residual. Orang-orang yang mengalami gangguan skizofrenia esidual
adalah orang-orang yang sekurang-kurangnya memiliki riwayat satu episode
psikotik yang jelas pada masa lampau dan sekarang memperihatkan beberapa
tanda skizofrenia.
Neurotransmiter yang berperan pada skizofrenia. Aktivitas dopamin.
Dopamin adalah neurotransmiter dalam otak dan telah dikemukakan bahwa
aktivitas yang tinggi dari dopamin ada hubungannya dengan skizofrenia. Teori
dopamin tentang skizofrenia mengemukakan bajwa aktivitas dopamin yang
tinggi menyebabkan aktivitas neurologis yang tinggi dalam daerah-daerah otak,
dan aktivitas neurologis yang tinggi itu menyebabkan simtom-simtom
skizofrenia.
Dopamin adalah neurotransmiter utama dari tida daerah pada batang otak:
1.
2.
3.
4.

Ganglia dasar (basal ganglia), yang mengontrol tingkah laku.


Hipotalamus, yang mengatur rangsangan fisiologis
Sistem limbik, yang mengatur rangsangan emosional
Korteks (selaput otak), konsentrasi dopamin yang sangat tinggi ditemukan
pada lobus frontalis yang sangat berperan dalam mengintegrasikan fungsi
manusia.

Penatalaksanaan Skizofrenia
Fenotiazin efektif dalam mengatasi waham, halusinasi serta gangguan pemikiran
dan perilaku, tetapi kurang efektif dalam mengatasi gejala negatif seperti
penumpulan emosi dan kehilangan kemauan. Harus diberikan
terapipemeliharaan selama beberapa tahun karena angka kekambuhan akan
meninggu sewaktu obat dicoba untuk dihentikan. Karena anyak pasien gagal
minum obat secara teratur, maka banyak dipakai preparat bermasa kerja lama,
misalnya flufenazin dekanoat yang diberikan setiap dua sampai empat minggu.
1. Klorpromazin. Sangat sedatif dan khususnya berguna dalam mengobati
pasien yang memberontak. ES: reksi sensitivitas, seperti agranulositosis,
anemia hemolitik, ruam, ikterus kolestatik, dan fotosensitisasi. Rantai
samping propilamin.
2. Rantai samping piperidin. Obat utama dalam kelompok ini adalah
tioridazin. Kelebihan obat ini adalah relatif jarang menyebabkan gangguan
pergerakkan dan tiak menyebabkan rasa kantuk yang berarti. ES: aktivitas
kolinergiknya jelas dan bisa menyebabkan disfungsi seksual, termasuk
ejakulasi retrograd. Dosis tinggi dapat menyebabkan degenerasi retina
walaupun jarang terjadi. Tioridzin dapat menyebabkan aritmia ventrikel
dan kini merupakan obat lini kedua.
3. Rantai samping piperazin. Obat dalam kelompok ini termasuk flufenazin,
perfenazin, trilfluoperzin. Aktivitas sedatif dan antikolinergiknya kurang
dibandingkan klorpromazin. Tetapi obat ini mungkin menyebabkan
gangguan pergerakan khususnya pada orang lanjut usia.

4. Butirofenon. Hloperidol mempunyai efek antikolinergik ringan dan bersifat


kurang sedatif serta kurang hipotensif daripada klorpromzin. Akan tetapi
terdapat insidensi gangguan pergerakan yang tinggi.
5. Obat atipikal disebut demikian karena obat ini berhubungan dengan
insidensi gangguan pergerakkan yang lebih rendah dan ditoleransi lebih
baik daripada antipsikosis lainnya. Obat dalam hal ini yaitu klozapin. ES:
neutropenia pada 3% kasus dan agranulositosis yang berperan menjadi
fatal sekitar 1% kasus (sampe; darah diambil secara teratur untuk
memonitor sel darah putih).

Anda mungkin juga menyukai