Anda di halaman 1dari 5

Lembar Informasi

Virus Hepatitis B
Sekilas fakta:

Virus hepatitis B (VHB) adalah virus yang bandel, sangat mudah menular dan salah satu dari
sepuluh penyebab utama kematian di dunia.
Terdapat dua tipe pasien Hepatitis B kronik yaitu yaitu mereka yang memiliki envelop atau
antigen e dalam darah mereka, dan mereka yang tidak memilikinya (masing-masing disebut epositif dan e-negatif)
Uji coba-uji coba klinis telah menunjukkan bahwa dengan durasi terapi 48-minggu Pegasys
(peginterferon alfa-2a (40 KD)) dua tipe pasien Hepatitis B kronik dapat mencapai keberhasilan
terapi dan bahkan kesembuhan klinis.

Prevalensi

Hepatitis B adalah salah satu infeksi virus yang paling sering terjadi di dunia, dan merupakan
jenis virus hepatitis yang paling banyak tersebar.i
Sebanyak dua miliar orang di dunia terinfeksi virus hepatitis B.ii
Hampir 350 juta orang hidup dengan hepatitis B kronik, atau infeksi jangka panjang, mereka
berisiko tinggi untuk mengalami kerusakan hati.ii
40% orang yang mengidap hepatitis B kronik akan mengalami penyakit hati lanjut.iii
Hepatitis B merupakan endemi di China dan bagian negara Asia lainnya dimana 8-10% populasi
dewasa mengidap hepatitis B kronik.iv
Sekitar 500,000 sampai 1.2 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit hati serius yang
diakibatkan oleh infeksi hepatitis B kronik, yang membuatnya berada pada posisi kesepuluh
penyebab kematian utama di dunia.i

Penularan

Virus hepatitis B adalah virus yang bandel dan dapat bertahan selama paling tidak satu minggu di
permukaan dengan suhu kamar.v Virus ini juga sangat muda menular 100 kali lebih mudah
menular dibandingkan HIV.iv Virus hepatitis B hidup dalam darah orang yang telah terinfeksi,
tetapi jika jumlahnya dalm tubuh sudah sangat banyak, virus ini juga bisa ditemukan pada
sperma, cairan vagina dan air liur. Walaupun sangat jarang, virus ini juga bisa ditemukan di air
seni, kotoran manusia, keringat, air mata dan air susu ibu.i Virus hepatitis B dapat menular dari
satu orang ke orang lainnya melalui beberapa cara yang berbeda-beda:
Pada proses persalinan. Jika seorang ibu yang telah terinfeksi melahirkan, kemunggkinan
besar bayi yang dilahirkannya akan tertular pada saat atau sesaat setelah persalinan.
Hidup bersama orang yang telah terinfeksi. Ini adalah hal yang sering terjadi kepada
anak- anak yang berada dilingkungan dimana hepatitis B sering ditemukan.
Hubungan sex berisiko tinggi atau tidak aman (khususnya bagi mereka yang bergantiganti pasangan atau pria homosexual).
1

Terpapar darah atau produk darah yang sudah terinfeksi virus hepatitis B.
Penggunaan jarum atau suntik secara bergantian (contohnya pada pengguna narkoba
suntik).
Penggunaan berulang jarum akupuntur atau alat tato yang tidak disterilisasi atau
dibersihkan sebagaimana mestinya.

Tanda dan gejalanya


Gejala ini dialami oleh 70% orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B. Setelah beberapa bulan sejak
seseorang terinfeksi barulah gejala-gejala berikut ini muncul:vi
Kulit atau mata menguning (disebut penyakit kuning).
Merasa gampang capek dan lelah.
Hilang nafsu makan dan mual.
Air seni berwarna gelap.
Demam.
Nyeri sendi.

Diagnosa
Seseorang didiagnosa terkena virus hepatitis B ketika ditemukan antigen surface/ antigen-s (HBsAg)
di dalam darahnya. Selain HBsAg, penanda lainnya yang digunakan oleh dokter untuk melihat sejauh
mana progresi penyakit adalah:vi
DNA virus hepatitis B: jumlah DNA virus yang terkandung dalam sampel darah
digunakan untuk menghitung jumlah virus yang ada dalam tubuh (viral load).
SGPT/ Alanine aminotransferase (ALT): Suatu enzim yang dilepaskan oleh hati kedalam
darah ketika terjadi peradangan hati.

Infeksi akut
Seseorang yang telah terinfeksi selama kurang dari enam bulan disebut telah mengalami
hepatitis B akut.
Selama periode enam bulan tubuh sebagian besar orang akan secara alamiah berusaha
melawan virus ini tanpa bantuan pengobatan.i
Mereka yang memiliki sitem imunitas tubuh rendah, seperti anak-anak, tidak sanggup
secara alamiah untuk melawan infeksi virus ini. Sebanyak 90% bayi yang abru lahir dan
30% balita penyakitnya akan berkembang menjadi kronik.vii
Hanya 10% orang yang terinfeksi pada saat mereka sudah dewasa akan berlanjut menjadi
hepatitis B kronik.vii
Sekitar 1% pasien yang mengalami infeksi akut akan meninggal karena kerusakan hati
pada tahap awal.

Infeksi kronik
Jika virus bertahan di dalam tubuh selama lebih dari enam bulan seseorang telah
mengalami infeksi kronik.
Banyak orang dengan hepatitis B kronik, khususnya mereka yang telah terinfeksi sejak
kecil, memiliki kadar SGPT/ ALT normal dan jumlah virus yang banyak dalam darah
mereka tetapi tidak mengalami kerusakan hati. Hal ini bisa terjadi karena system imun/
kekebalan tubuh mereka belum mengenali virus ini.iii,vii
2

Namun setelah beberapa tahun berlalu, sitem imun/ kekebalan tubuh mulai mengenali
virus ini dan mulai melancarkan serangan terhadap sel-sel yang telah terinfeksi. Hal ini
dapat menyebabkan peradangan hati (kadar SGPT/ ALT meningkat) dan dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan hati.iii
40% pasien yang mengalami infeksi kronik akan berakhir dengan penyakit hati serius,
termasuk sirosis (terbentuknya jaringan parut pada hati), gagal hati dan/ atau kanker
hati.iii

Dua jenis hepatitis B kronik

Hepatitis B kronik dengan HBeAg-positif tipe yang paling sering terjadi


o Semua orang dengan hepatitis B kronik awalnya adalah HBeAg-positif . HBeAg-positif
berarti bahwa antigen-e/ HBeAg, yang adalah protein yang dihasilkan ketika virus itu
bereplikasi/ memperbanyak diri, bisa dideteksi di dalam darah.
Kebanyakan orang dengan hepatitis B adalah tipe HBeAg-positif, tetapi insiden ini tinggi
khususnya di Asia and Afrika.
Kelompok pasien ini dapat mengalami remisi jangka panjang ketika sistem imun/
kekebalan tubuh bereaksi untuk melawan antigen-e/ HBeAg ini, dengan mulai
memproduksi anti bodi yang melawannya dan antigen-e/ HBeAg hilang (keadaan ini
disebut serokonversi). Ketika hal ini terjadi, kadar virus menjadi sangat rendah,
peradangan hati berhenti, hati mulai memperbaiki sel-selnya yang rusak, dan risiko
terjadinya kanker hati berkurang.
HBeAg serokonversi sangat sulit tercapai tanpa pengobatan. Tercapainya HBeAg
serokonversi adalah salah satu tujuan utama pengobatan pada kelompok pasien ini.vii
Hepatitis B kronik dengan HBeAg-negatif tipe yang paling sulit diterapi
Pada beberapa pasien, setelah bertahun-tahun mengalami infeksi virus bermutasi dan
tidak lagi memproduksi antigen-e/ HBeAg. Sebagai akibatnya, virus menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga infeksi dan proses perusakan hati kembali terjadi.i
Tahap terakhir dari perjalanan penyakit yang disebut hepatitis B kronik dengan HBeAgnegatif, lebih sulit untuk diterapi karena pasien memiliki tingkat relaps/ kambuh yang
lebih tinggi.
Pada jenis ini, terapi dianggap berjalan dengan baik ketika dokter melihat bahwa kadar
SGPT/ ALT normal dan jumlah kandungan virus dalam darah rendah.
Penyakit HBeAg-negatif terjadi kepada sekitar 30% orang yang mengalami infeksi kronik
stadium lanjut. Di daerah Mediterania tingkat insiden penyakit hepatitis B dengan
HBeAg-negatif lebih tinggi yaitu terjadi kepada sebanyak 90% dari kasus yang ada.viii Bila
penyakit sudah berada pada keadaan ini, perusakan hari akan terjadi dengan lebih cepat;
60% pasien penyakitnya akan berkembang menjadi sirosis dalam jangka waktu enam
tahun sejak terinfeksi.ix

Pencegahan dan penatalaksanaan

Vaksin hepatitis B yang efektif sudah tersedia untuk mencegah penyakit untuk menyebar
lebih luas. Bagi mereka yang sudah terinfeksi harus segera diobati untuk mengontrol
penyakit.
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menghentikan proses replikasi virus dan perusakan
hati supaya tidak berlanjut.vii,x Hal ini dapat dicapai melalui pengobatan untuk mencapai
remisi menetap atau membuat penyakit ini terkontrol melalui pengobatan berkelanjutan
(disebut terapi rumatan).

Mempertahankan respon (disebut respon berkelanjutan) dalam jangka panjang setelah terapi
adalah tujuan utama dalam penatalaksanaan hepatitits B.xi
Dalam suatu uji coba internasional tahap III, yang melibatkan lebih dari 800 pasien hepatitis
B kronik dengan HBeAg-positif, 32% dari pasien tersebut telah berhasil mencapai HBeAg
serokonversi (remisi menetap) enam bulan setelah menjalani satu kali terapi dengan Pegasys
selama 48 minggu, ini adalah terapi lini pertama untuk hepatitis B kronik.xi
o Suatu penelitian lanjutan dilakukan satu tahun setelah terapi pada kelompok pasien yang
sama dan hasilnya kelompok pasien yang diterapi dengan Pegasys dan mencapai remisi
menetap ini jumlahnya semakin meningkat. Setelah satu tahun terapi jumlahnya
menjadi 42%, meningkat dibandingkan enam bulan sebelumnya yang adalah 32%.xii
Pada penelitian serupa yang melibatkan lebih dari 500 pasien kronik hepatitis B dengan
HBeAg-negatif yang diterapi dengan Pegasys, 43% dari mereka jumlah kadar virus dalam
tubuhnya menjadi rendah dan 59% pasien kadar SGPT/ALT nya menjadi normal(ini berarti
tidak terjadi aktivitas peradangan hati) enam bulan setelah terapi selesai.xiii
Data baru yang muncul menunjukan bahwa dengan memonitor penanda kunci hepatitis B
yang disebut antigen-s (HBsAg) menyanggupkan dokter untuk dapat memprediksi dari awal
terapi, apakah pasien yang diterapi dengan Pegasys akan mungkin mencapai keberhasilan
terapi.xiv,xv
HBsAg clearance yaitu ketika tingkat protein yang berlaku sebagai penanda jumlah infeksi
(yang disebut surface antigen atau s-antigen), sangat rendah dan tidak terdeteksi lagi adalah
tujuan akhir terapi hepatitis B virus yang sangat penting, yang dipercaya dapat menurunkan
tingkat kerusakan hati yang parah, kanker hati dan dapat meningkatkan harapan
hidup.xvi,xvii,xviii
Pegasys adalah pegylated interferon yang dapat memperkuat sitem kekebalan tubuh pasien
dan juga dapat menyerang virus secara langsung. Karena efeknya yang bisa merangsang
sistem kekebalan tubuh inilah maka Pegasys dapat membantu pasien untuk mencapai HBsAg
clearance jangka panjang, yaitu kondisi yang dianggap paling mendekati kesembuhan klinis.
Suatu penelitian baru menunjukkan jumlah pasien kronik hepatitis B dengan HBeAg-negatif
yang diterapi dengan Pegasys yang mencapai kesembuhan klinis terus meningkat
bahkan jauh setelah pengobatan selesai. xix
o Pada tahun kelima, sebesar 12.2% pasien yang diterapi dengan Pegasys berhasil
mencapai HBsAg clearance, sedangkan pasien yang diterapi dengan lamivudine
hanya 3.5% yang berhasil.
Pegasys terdaftar untuk terapi hepatitis B kronik di lebih dari 60 negara, termasuk, Amerika
Serikat, Negara-negara Uni Eropa dan Republik Rakyat Cina.

Seorang pasien hepatitis B kronik yang berhasil mencapai antigen-s clearance dianggap telah
mencapai kesembuhan klinis.
###

References
i

Lavanchy D. Hepatitis B virus epidemiology, disease burden, treatment, and current and emerging prevention and control measures. J
Viral Hepat, 2004. 11(2): p. 97-107.

ii

iii

World Health Organization. WHO Position Paper on Hepatitis B. 2004.


Lok AS. Chronic hepatitis B. N Engl J Med, 2002. 346(22):1682-3.

iv
v

World Health Organization. Fact Sheet No. 204: Hepatitis B. 2000.

Health Canada Office of Laboratory Security PPHB. Material Data Safety Sheet - Hepatitis B. 2001.

vi

Centers for Disease Control. National Center for HIV/AIDS, STD and TB Prevention. Hepatitis B Frequently Asked Questions. 2006.

vii

Lok AS and BJ McMahon. Chronic hepatitis B. Hepatology, 2001. 34(6):1225-41.

viii

Rizzetto M, Volpes R and Smedile A. Response of pre-core mutant chronic hepatitis B infection to lamivudine. J Med Virol, 2000.
61(3):398-402.

ix

Brunetto MR. et al. Outcome of anti-HBe positive chronic hepatitis B in alpha-interferon treated and untreated patients: a long term
cohort study. J Hepatol, 2002. 36(2):263-70.

Liaw YF et al. Asian-Pacific consensus statement on the management of chronic hepatitis B: a 2005 update. Liver Int, 2005. 25(3):472-89.

xi

Lau GK et al. Peginterferon Alfa-2a, lamivudine, and the combination for HBeAg-positive chronic hepatitis B. N Engl J Med, 2005.
352(26):2682-95.
xii

Marcellin P et al. Peginterferon alfa-2a alone, lamivudine alone, and the two in combination in patients with HBeAg-negative chronic
hepatitis B. N Engl J Med, 2004. 351(12):1206-17.
xiii

Lau GKK, Marcellin P, Bonino F, et al. The majority of patients with HBeAg-negative chronic hepatitis V treated with peginterferon alfa2a (40KD) [Pegasys] 2 years post-treatment. Presented at 41st Annual Meeting of the European Association for the Study of the Liver,
Vienna, Austria, April 27, 2006.

xiv

Marcellin P et al. HBsAg clearance continues to increase after the end of treatment with PEGASYS lamivudine: 5-year follow-up study
in patients with HBeAg-negative disease. Presented at: Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL); February 13-16, 2009;
Hong Kong, China.
xv

Lau GKK et al. HBsAg decline in patients treated with PEGASYS and its association with post-treatment response in HBeAg positive
chronic hepatitis B. Presented at: Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL); February 13-16, 2009; Hong Kong, China.
xvi
Marcellin P et al. Virological and biochemical response in patients with HBeAg-negative chronic hepatitis B treated with PEGASYS with
or without lamivudine: results of 4-year follow-up: 11% HBsAg clearance. Presented at: 43rd Annual Meeting of the European Association for
the Study of the Liver (EASL); April 23-27, 2008; Milan, Italy.
xvii

Fattovich G et al. Delayed clearance of serum HBsAg in compensated cirrhosis B: relation to interferon alpha therapy and disease
prognosis. Am J Gastroenterol. 1998;93(6):896-900.
xviii

Perrillo RP. Therapy of hepatitis Bviral suppression or eradication? Hepatology. 2006;43(2 suppl 1):S182-S193.
Marcellin P et al. HBsAg clearance continues to increase after the end of treatment with PEGASYS lamivudine: 5-year follow-up study
in patients with HBeAg-negative disease. Presented at: Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL); February 13-16, 2009;
Hong Kong, China.
xix

Anda mungkin juga menyukai